Meningkatkan motivasi dan hasil belajar tentang sistem pencernaan dengan menggunakan media animasi pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR TENTANG SISTEM PENCERNAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 SENDAWAR KUTAI BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh : PANGERAN NIM : 091434037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
(2)
i
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR TENTANG SISTEM PENCERNAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 SENDAWAR KUTAI BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi
Oleh : PANGERAN NIM : 091434037
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2013
(3)
(4)
iii
(5)
iv Skripsi ini kupersembahkan kepada:
(6)
v
MOTTO
“Kerja keras, pantang menyerah dan bekerja sebaik mungkin menjadi bekal untuk mewujudkan mimpi”
(7)
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 11 Juli 2013
Penulis,
(8)
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Pangeran
Nomor Mahasiswa : 091434037
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR TENTANG SISTEM PENCERNAAN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA ANIMASI
PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI 9 SENDAWAR KUTAI BARAT.
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Dibuat di : Yogyakarta Pada tanggal : 11 Juli 2013 Yang menyatakan,
Pangeran
(9)
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih-Nya yang besar, serta melalui kehendak dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar tentang Sistem Pencernaan dengan Menggunakan Media Animasi pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat.
Penyusunan skipsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada program studi Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Selama masa studi dan penyusunan skripsi ini, penulis mendapat dukungan baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Drs. A. Atmadi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
3. Ibu Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan senantiasa meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan.
4. Segenap dosen Pendidikan Biologi Universitas Sanata Dharma yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan dan wawasan.
5. Staf Sekre/laboran JPMIPA (Mba Eni, Mas Arif, Mas Agus dan Pak Sugeng yang telah memfasilitasi selama proses masa studi di Universitas Sanata Dharma.
6. Pemerintah Daerah Kabupaten Kutai Barat yang telah memberikan beasiswa kepada penulis.
7. Bapak Drs. Budiono. Selaku Kepala SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian.
(10)
ix
8. Ibu Eni Widiyanti, S.Pd.Si (guru mata pelajaran biologi), staf guru, karyawan, siswa-siswi kelas XI IPA, serta seluruh siswa SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat yang telah bersedia membantu selama proses penelitian.
9. Bapak dan ibu serta keluarga yang memberi dukungan doa serta pengorbanan selama penulis menempuh pendidikan.
10. Sahabat-sahabatku; Siska, Wisnu, Ana Rambu, Aga, Apri, Oa Ety, Mba Triel, Jeni, Ovi, Warjuni, Riris, Yulius, Widi, Lazar, Deni, Gery, Yohan, dan seluruh teman-teman prodi Pendidikan Biologi 2009 atas kebersamaannya selama masa studi banyak suka duka yang kita alami bersama, (Alm Pimcan, selamat jalan teman).
11. Yoren, Marpilus, Eri, Robert, Imran, Yonatan, Nerman, Gentili, Yeri, Edo, dan Seluruh teman-teman IPMDKB.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik, namun skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan semua pihak yang berkepentingan.
Penulis
(11)
x
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah penggunaan media animasi pada sistem pencernaan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat. Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI IPA semester genap tahun pelajaran 2012/2013, sebanyak 33 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari instrumen pembelajaran (Silabus dan RPP), dan instrumen pengumpulan data (kuesioner, lembar observasi, dan tes). Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan model Gabungan Sanford dan Kemmis. Model ini diawali dengan perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, mengobservasi dan mengevaluasi proses hasil tindakan, dan refleksi.
Pada masa sebelum tindakan skor rata-rata motivasi awal adalah 78,23%, motivasi akhir sebesar 81,17%. Berdasarkan hasil observasi pada aspek afektif diperoleh skor rata-rata siklus I sebesar 75,28% pada siklus II meningkat menjadi 77,71%. Skor rata-rata aspek psikomotor siswa pada siklus I sebesar 77,43% pada siklus II meningkat menjadi 85,42%. Pada aspek kognitif berdasarkan hasil tes akhir siklus I persentase pencapaian KKM sebesar 75% pada akhir siklus II meningkat menjadi 100%.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penggunakan media animasi pada sistem pencernaan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat.
(12)
xi
ABSTRACT
This research aims to find out if the use of the media the animation on the digestive system can increase motivation and learning outcome of grade XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar West Kutai. The subject of this research is the students of Class XI IPA at year semester lesson 2012/2013, a total of 33 students. The instruments used in the study, consisting of a learning instrument (Syllabus and RPP), and data collection instruments (questionnaires, observation sheets, and test). This research is a class action research (CAR) with the combination of Sanford and Kemmis model. This model begins with the planning, implementation of the action, observing and evaluating the results of the action, and reflection.
At the beginning of this research, average of motivation score is 78,23% and at the end of this researchis 81,17%. Based on the results of observation on the affective achieved an average score of first cycle is 75,28% on second cycle increased to 77,71%. An average score of psychomotor aspect students in first cycle is 77,43% on second cycle increased to 85,42%. On the cognitive aspect based on the test results at the end of the first cycle, the percentage of attainment of the KKM 75% at the end of the second cycle increased to 100%.
Thus, it can be concluded that the use of the animation the animation on the subject digestive system can increase motivation and learning outcomes at grade XI IPA SMA Negeri 2 Sendawar West Kutai.
Key words: motivation, learning outcome, animated media.
(13)
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii
KATA PENGANTAR ... viii
ABSTRAK ... x
ABSTRACT ... xi
DAFTAR ISI ... xii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Hipotesis ... 4
D. Batasan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Motivasi ... 7
1. Pengertian Motivasi ... 7
2. Fungsi Motivasi ... 7
3. Jenis-jenis Motivasi ... 8
(14)
xiii
1. Faktor Internal ... 11
2. Faktor Eksternal ... 11
C. Media Pembelajaran ... 14
1. Manfaat Media ... 15
2. Landasan Penggunaan Media Pembelajaran ... 17
3. Jenis-jenis media pembelajaran ... 20
4. Media Animasi ... 22
D. Sistem Pencernaan ... 25
1. Sistem pencernaan makanan pada manusia ... 25
2. Kelainan atau penyakit sistem pencernaan ... 26
3. Sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia ... 26
E. Hasil penelitian yang relevan ... 26
F. Kerangka Berpikir ... 27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 29
A. Jenis Penelitian ... 29
B. Desain Penelitian ... 29
C. Setting Penelitian ... 31
1. Lokasi Penelitian ... 31
2. Obyek Penelitian ... 31
3. Subyek Penelitian ... 31
4. Waktu Penelitian ... 31
D. Rancangan Tindakan ... 31
1. Pra Tindakan ... 32
2. Siklus I ... 33
3. Siklus II ... 36
E. Instrumen Penelitian ... 38
1. Instrumen Pembelajaran ... 38
2. Instrumen Pengumpulan Data ... 39
F. Analisis Data ... 40
1. Hasil Belajar ... 40
(15)
xiv
2. Kuesioner/Angket Motivasi Belajar ... 45
G. Indikator Keberhasilan ... 48
BAB IV DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 49
A. Deskripsi Penelitian ... 49
1. Motivasi Awal... 49
2. Siklus I ... 50
3. Siklus II ... 56
4. Motivasi Akhir ... 60
B. Analisis Data ... 61
1. Motivasi Belajar Siswa ... 61
2. Hasil Belajar Siswa ... 62
C. Pembahasan ... 63
1. Motivasi Belajar ... 64
2. Aspek Afektif ... 66
3. Aspek Psikomotor ... 67
4. Aspek Kognitif ... 69
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Keterbatasan Penelitian ... 73
C. Saran... 73
(16)
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Kelemahan dan Kelebihan Media Animasi ... 24
Tabel 3.1 Kriteria Skor Ketuntasan Individu ... 41
Tabel 3.2 Skor Hasil Belajar Siklus I/Siklus II ... 42
Tabel 3.3 Persentase Ketuntasan Klasikal Siklus I/Siklus II ... 43
Tabel 3.4 Observasi Aspek Afektif Dan Psikomotor Terhadap Kelompok Siswa Siklus I/Siklus II ... 44
Tabel 3.5 Kriteria Presentase Skor Kelompok Siswa Aspek Afektif dan Psikomotor Terhadap Pembelajaran ... 44
Tabel 3.6 Penetapan skor kuesioner motivasi ... 46
Tabel 3.7 Penggolongan Kelas Interval Motivasi Belajar Siswa ... 47
Tabel 3.8 Skor motivasi belajar awal/skor motivasi belajar akhir ... 47
Tabel 3.9 Indikator Keberhasilan Penelitian ... 48
Tabel 4.1 Nilai Motivasi Awal Siswa ... 49
Tabel 4.2 Data Hasil Observasi Siklus I ... 54
Tabel 4.3 Data Tes Akhir Siklus I ... 55
Tabel 4.4 Data Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 58
Tabel 4.5 Data Tes Akhir Siklus II ... 59
Tabel 4.6 Nilai Motivasi Akhir Siswa ... 61
Tabel 4.7 Analisis Motivasi Belajar Siswa ... 62
Tabel 4.8 Analisis Aspek Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II ... 62
Tabel 4.9 Analisis Aspek Psikomotor Siswa Siklus I dan Siklus II ... 63
Tabel 4.10 Analisis Hasil Tes Siswa ... 63
Tabel 11 Senyawa Kimia yang Dihasilkan Lambung ... 85
Tabel 12 Enzim-enzim yang Dihasilkan Usus Halus ... 87
Tabel 13 Enzim dan Senyawa Kimia yang Dihasilkan Pankreas ... 87
(17)
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bagan Model Gabungan Sanford dan Kemmis ... 30
Gambar 4.1 Siswa Mengamati Animasi dalam Mengerjakan LKS ... 52
Gambar 4.2 Presentasi Kelompok ... 52
Gambar 4.3 Guru Menambahkan Konsep ... 53
Gambar 4.4 Siswa Menjawab LKS dari Berbagai Literatur ... 57
Gambar 4.5 Siswa Presentasi didepan Kelas ... 57
Gambar 4.6 Grafik Rata-rata Skor Motivasi Siswa ... 64
Gambar 4.7 Grafik Kategori Motivasi Siswa ... 65
Gambar 4.8 Grafik Rata-rata Skor Aspek Afektif Siswa ... 66
Gambar 4.9 Grafik Kategori Aspek Afektif Siswa ... 67
Gambar 4.10 Grafik Rata-rata Skor Aspek Psikomotor Siswa ... 68
Gambar 4.11 Grafik Kategori Aspek Psikomotor Siswa ... 68
(18)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian dari Universitas ... 77
Lampiran 2 Materi Sistem Pencernaan Siklus I ... 78
Lampiran 3 Materi Sistem Pencernaan Siklus II ... 91
Lampiran 4 Silabus ... 100
Lampiran 5 Rencana Program Pembelajaran (RPP) Siklus I ... 104
Lampiran 6 Rencana Program Pembelajaran (RPP) Siklus II ... 117
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 130
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 135
Lampiran 9 Kisi-kisi Soal Tes Siklus I dan Siklus II ... 139
Lampiran 10 Soal Tes Siklus I ... 141
Lampiran 11 Soal Tes Siklus II ... 145
Lampiran 12 Panduan Skoring ... 149
Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus I ... 153
Lampiran 14 Lembar Observasi Siswa Siklus II ... 155
Lampiran 15 Kisi-kisi Kuesioner ... 157
Lampiran 16 Kuesioner Motivasi I (Awal) ... 158
Lampiran 17 Kuesioner Motivasi II (Akhir) ... 161
Lampiran 18 Daftar Skor Motivasi Awal Siswa ... 164
Lampiran 19 Daftar Anggota Kelompok Siklus I ... 165
Lampiran 20 Daftar Skor Observasi Siklus I ... 166
Lampiran 21 Daftar Nilai Tes Siklus I ... 167
Lampiran 22 Daftar Anggota Kelompok Siklus II ... 168
Lampiran 23 Daftar Skor Observasi Siklus II ... 169
Lampiran 24 Daftar Nilai Tes Siklus II ... 170
Lampiran 25 Daftar Skor Motivasi Akhir Siswa ... 171
Lampiran 26 Surat Keterangan dari Sekolah ... 172
Lampiran 27 Hasil Pengisian Kuesioner Motivasi I (Awal) ... 173
Lampiran 28 Hasil Pengisian Kuesioner Motivasi II (Akhir) ... 177
Lampiran 29 Hasil Pengerjaan LKS Siklus I ... 181
(19)
xviii
Lampiran 30 Hasil Pengerjaan LKS Siklus II ... 187
Lampiran 31 Hasil Observasi Siswa Siklus I ... 191
Lampiran 32 Hasil Observasi Siswa Siklus II ... 193
Lampiran 33 Hasil Tes Siklus I ... 195
Lampiran 34 Hasil Tes Siklus II ... 197
(20)
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Proses belajar mengajar di dalam kelas merupakan suatu dunia
komunikasi tersendiri di mana guru dan siswa bertukar pikiran untuk
mengembangkan ide. Dalam komunikasi sering timbul salah persepsi dan
terjadi penyimpangan-penyimpangan sehingga komunikasi tersebut tidak
efektif dan efisien, antara lain disebabkan oleh adanya pengetahuan yang
bersifat hafalan sehingga siswa tidak tahu artinya, ketidaksiapan siswa,
kurangnya minat, dan sebagainya. Salah satu cara untuk mengatasinya adalah
dengan menggunakan media pembelajaran sesuai dengan materi yang
disampaikan.
Penggunaan media pembelajaran Biologi saat ini sudah
beranekaragam, mulai dari media dua dimensi (gambar) sampai dengan
media tiga dimensi (bentuk torso). Namun, media-media ini hanya terbatas
pada media pandang saja bagi siswa, sehingga siswa hanya dapat
mengembangkan indera penglihatan untuk memahami materi yang
disampaikan. Padahal tidak semua materi Biologi dapat dipahami hanya
dengan melihat gambar dan mengamati torso. Dengan demikian, perlu adanya
penggunaan media yang menerangkan proses. Contohnya adalah film, kaset
video, sajian slide, atau animasi dengan berbagai jenis model/format yang ada
saat ini.
(21)
Penggunaan media di SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat saat ini
masih kurang mengoptimalkan media pembelajaran di antaranya adalah
media animasi. Ada beberapa faktor yang menjadi penghambat dalam
kegiatan belajar mengajar khususnya pada penggunaan media. Hal ini
dikarenakan SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat, merupakan sekolah dalam
tahap pembangunan, sehingga masih dalam tahap pengembangan, baik dari
segi infra struktur maupun sarana penunjang. Oleh karena itu, banyak guru
khususnya guru mata pelajaran Biologi yang masih kesulitan
mengoptimalkan media dalam proses belajar mengajar. Lokasi sekolah yang
jauh dari kota dan kekurangan fasilitas pendukung di sekolah, menjadi
kendala bagi guru maupun siswa.
Begitu juga untuk pembelajaran Biologi khususnya materi sistem
pencernaan, guru biasanya dalam proses pembelajaran sebagian besar
menggunakan media konvensional dengan metode ceramah yang diselingi
tanya jawab. Guru belum bisa menggunakan media yang bervariasi sebagai
alat bantu dalam proses pembelajaran dikarenakan fasilitas sekolah yang
masih kurang mendukung. Dampaknya siswa menjadi jenuh dan pasif serta
bersifat individual karena guru lebih banyak mendominasi proses belajar
mengajar. Motivasi belajar siswa rendah, hal ini terlihat dari adanya
kegiatan-kegiatan yang dilakukan siswa yang tidak ada hubungannya dengan proses
pembelajaran seperti melamun, ngantuk, ngobrol bahkan ada yang
(22)
3
Materi sistem pencernaan merupakan salah satu materi yang masih
dianggap sulit bagi siswa. Hal ini dibuktikan berdasarkan rata-rata nilai hasil
belajar siswa kelas XI IPA tahun sebelumnya pada materi sistem pencernaan
hanya 55 atau masih dibawah kriteria ketuntasan minimal nilai Biologi di
SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat yaitu 60. Terdapat 57% siswa yang
memperoleh nilai di atas KKM yang telah ditentukan. Sementara 43% siswa
yang memperoleh nilai di bawah KKM yang ditentukan. Secara nasional
pembelajaran dianggap tuntas apabila ketercapaian KKM minimal 75%. Dari
data tersebut jelas bahwa hasil belajar siswa kelas XI IPA pada materi sistem
pencernaan masih perlu ditingkatkan.
Indikator keberhasilan belajar adalah tercapainya tujuan pembelajaran
oleh siswa. Sedangkan tujuan pembelajaran akan tercapai apabila kegiatan
belajar siswa dapat dioptimalkan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki
oleh masing-masing siswa. Artinya jika motivasi belajar siswa dapat
ditingkatkan, maka hasil belajar sebagai tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan baik, sesuai dengan apa yang diharapkan.
Melalui penggunaan media animasi, diharapkan siswa dapat lebih
mudah menerima pelajaran yang akan disampaikan oleh guru. Animasi pada
dasarnya adalah rangkaian gambar yang membentuk sebuah gerakan,
memiliki keunggulan dibanding media lain seperti gambar statis atau teks.
Animasi sangat membantu dalam menjelaskan prosedur dan urutan kejadian
yang bersifat abstrak. Materi sistem pencernaan, merupakan salah satu materi
(23)
yang memerlukan tingkat pemahaman tinggi agar siswa dapat mengerti. Oleh
karena itu, media animasi dirasa tepat untuk membantu proses pembelajaran.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti akan melakukan
penelitian menggunakan media animasi untuk meningkat motivasi dan hasil
belajar siswa. Selanjutnya penelitian ini diberi judul: ”Meningkatkan
Motivasi dan Hasil Belajar Tentang Sistem Pencernaan dengan Menggunakan
Media Animasi pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai
Barat”.
B. Rumusan Masalah
Apakah penggunaan media animasi pada sistem pencernaan dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9
Sendawar Kutai Barat?
C. Hipotesa
Penggunakan media animasi pada sistem pencernaan dapat meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai
Barat.
D. Batasan Masalah
Supaya masalah yang diteliti tidak meluas maka perlu diadakan
pembatasan masalah. Batasan masalah sangat penting karena merupakan
fokus penelitian. Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Motivasi yang dimaksud adalah dorongan bagi siswa dalam belajar yang
dijaring melalui kuesioner motivasi, kuesioner motivasi yang digunakan
(24)
5
2. Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah aspek kognitif
yang dijaring melalui tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda dan uraian
sedangkan aspek afektif, dan psikomotor dijaring menggunakan lembar
observasi, sesuai dengan standar kompetensi dan indikator yang
digunakan.
3. Materi sistem pencernaan yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi
pada Kompetensi Dasar 3.3 yaitu; Menjelaskan keterkaitan antara
struktur, fungsi, dan proses serta kelainan penyakit yang dapat terjadi
pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan (misalnya
ruminansia).
4. Media animasi yang dimaksud merupakan media pembelajaran yang
terdiri dari media audio-visual yang dapat bergerak dan menggambarkan
suatu proses pencernaan manusia, gangguan dengan kelainan pada
sistem pencernaan manusia dan sistem pencernaan makanan hewan
ruminansia. Animasi tersebut merupakan penggabungan dari beberapa
sumber animasi yang disusun ulang oleh peneliti yang dibuat dalam
bentuk format swf (Sock wave flash).
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan yang telah ditentukan, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah penggunaan media animasi pada sistem
pencernaan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI
IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat.
(25)
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti sendiri, hasil penelitian ini bermanfaat untuk menambah
pengetahuan mengenai media pembelajaran yang tepat dalam proses
belajar mengajar dengan tujuan meningkatkan motivasi dan hasil belajar
agar pembelajaran lebih berkualitas.
2. Bagi guru dapat dijadikan sebagai media alternatif dalam meningkatkan
motivasi dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran yang dilaksanakan
di kelas, sehingga tercipta ketertarikan siswa dalam pembelajaran
Biologi.
3. Bagi siswa dapat digunakan untuk melatih diri agar lebih aktif dalam
kegiatan belajar mengajar sehingga diharapkan motivasi dan hasil belajar
Biologi dapat meningkat.
4. Bagi institusi pendidikan, penelitian ini berfungsi sebagai referensi bagi
peningkatan dan perbaikan kualitas pendidikan yang dilaksanakan.
5. Bagi peneliti lain agar menjadi motivasi untuk mengadakan penelitian
yang lebih mendalam tentang penggunaan media yang tepat dan sesuai
dengan materi yang disampaikan sehingga motivasi dan hasil belajar
(26)
7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Menurut Sardiman (2007:75) motivasi dalam belajar dapat
diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang
menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari
kegiatan belajar dan memberikan arahan pada kegiatan belajar sehingga
tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai. Dikatakan
keseluruhan karena pada umumnya ada beberapa motif yang
bersama-sama menggerakkan siswa untuk belajar.
Motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat non
intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah,
sehingga siswa merasa senang dan semangat dalam belajar. Siswa yang
memiliki motivasi kuat akan mempunyai banyak energi untuk melakukan
kegiatan belajar.
2. Fungsi Motivasi
Menurut (Angkowo dan Kosasih, 2007:35) motivasi akan
menentukan intensitas usaha siswa untuk melakukan sesuatu termasuk
melakukan belajar.
(27)
Dalam kehidupan ini motivasi yang ada pada manusia
mempunyai tiga fungsi dasar yaitu:
a. Mendorong manusia untuk berbuat sehingga motivasi berfungsi
sebagai penggerak atau motivasi sebagai pendorong dari setiap
kegiatan belajar.
b. Menentukan arah perbuatan, kegiatan pembelajaran yakni kearah
tujuan belajar yang hendak dicapai.
c. Menyeleksi kegiatan pembelajaran, yakni menentukan
kegiatan-kegiatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai guna mencapai
tujuan pembelajaran dengan menyeleksi kegiatan-kegiatan yang
tidak menunjang bagi pencapaian tujuan tersebut.
3. Jenis-jenis Motivasi
Menurut Uno (2007:4) dari sudut sumber yang menimbulkannya,
motif dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a. Motif intrinsik
Motif intrinsik timbulnya tidak memerlukan ransangan dari luar
karena memang telah ada dalam diri individu sendiri, atau sesuai
atau sejalan dengan kebutuhannya. Motif intrinsik dapat ditimbulkan
dengan menumbuhkan dan mengembangkan minat terhadap bidang
studi yang relevan. Sebagai contoh, memberitahukan sasaran yang
hendak dicapai dalam bentuk tujuan instruksional pada saat
pembelajaran akan dimulai yang menimbulkan motif keberhasilan
(28)
9
b. Motif ekstrinsik
Motif ekstrinsik timbul karena adanya rangsangan dari luar individu,
misalnya dalam bidang pendidikan terdapat minat yang positif
terhadap kegiatan pendidikan yang timbul karena melihat
manfaatnya.
Berikut beberapa hal yang dapat menimbulkan motif ekstrinsik,
antara lain (Uno, 2007:4) :
1) Pendidik memerlukan anak didiknya, sebagai manusia yang
berpribadi, menghargai pendapatnya, pikirannya, perasaannya,
maupun keyakinannya.
2) Pendidik menggunakan berbagai metode dalam melaksanakan
kegiatan dalam pendidikannya.
3) Pendidik senantiasa memberikan bimbingan dan juga
pengarahan kepada anak didiknya dan membantu apabila
mengalami kesulitan, baik yang bersifat pribadi maupun yang
akademis.
4) Pendidik harus mempunyai pengetahuan yang luas dan
penguasaan bidang studi atau materi yang diajarkan kepada
peserta didiknya.
5) Pendidik harus mempunyai rasa cinta dan sifat pengabdian
kepada profesinya sebagai pendidik.
(29)
Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa
hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan
akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya
penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar
yang menarik. Hakekat motivasi belajar adalah dorongan internal dan
ekternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan
tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang
mendukung. Indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai
berikut (Uno, 2007:10): (a) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (b)
adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (c) adanya harapan dan
cita-cita masa depan; (d) adanya penghargaan dalam belajar; (e) adanya
kegiatan menarik dalam belajar; dan (f) adanya lingkungan belajar yang
kondusif, sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan
baik.
B. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah tingkat kemampuan atau prestasi siswa mengolah
materi pelajaran. Menurut Sudjana (2009:22), hasil belajar adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Horward Kingsley (Sudjana 2009:22) membagi tiga
macam hasil belajar, yakni keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan
(30)
11
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu :
1. Faktor Internal (dari dalam individu yang belajar).
Faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar ini lebih ditekankan
pada faktor dari dalam individu yang belajar. Adapun faktor yang
mempengaruhi kegiatan tersebut adalah faktor psikologis, antara lain
yaitu: motivasi, perhatian, pengamatan, tanggapan dan lain sebagainya.
2. Faktor Eksternal (dari luar individu yang belajar).
Pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem
lingkungan belajar yang kondusif. Hal ini akan berkaitan dengan faktor
dari luar siswa. Adapun faktor yang mempengaruhi adalah mendapatkan
pengetahuan, penanaman konsep, keterampilan dan pembentukan sikap.
Berdasarkan teori Taksonomi Bloom hasil belajar dalam rangka studi
dicapai melalui tiga kategori aspek antara lain kognitif, afektif,
psikomotor Winkel, (1996), dalam Angkowo dan Kosasih (2007:53).
Dengan perinciannya adalah sebagai berikut:
a. Aspek Kognitif
Berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek kemampuan yaitu ;
1) Ingatan atau pengetahuan
Yang dimaksud dengan ingatan atau hafalan ialah tingkat
kemampuan yang hanya meminta responden untuk mengetahui
atau mengenal konsep, fakta dan istilah. Dalam hal ini
(31)
responden hanya dituntut untuk mnyebutkan kembali (ingatan)
atau menghafal.
2) Pemahaman
Yang dimaksud dengan pemahaman ialah kemampuan yang
mengharapkan responden mampu memahami arti atau konsep,
situasi dan fakta yang diketahuinya.
3) Penerapan
Yang dimaksud dengan penerapan ialah kemampuan yang
mengharapkan responden dituntut untuk menerapkan atau
menggunakan apa yang telah diketahuinya dalam situasi yang
baru baginya; dapat berupa ide, teori atau petunjuk teknis.
4) Analisis
Yang dimaksud dengan analisis ialah kemampuan yang mampu
menguraikan suatu situasi tertentu ke dalam komponen atau
unsur pembentukannya.
5) Sintesis
Yang dimaksud dengan sintesis ialah penyatuan unsur-unsur
atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh dan dituntut
responden kreatif.
6) Evaluasi
Yang dimaksud dengan evaluasi adalah responden diminta untuk
(32)
13
situasi berdasarkan suatu kriteria tertentu kegiatan penilaian
dapat dilihat dari segi tujuannya, dan gagasannya.
b. Aspek Afektif
Berkenaan dengan sikap dan nilai. Aspek afektif meliputi lima
aspek kemampuan yaitu :
1) Stimulasi
Stimulasi yaitu semacam kepekaan dalam menerima rangsang
dari luar yang datang dalam bentuk masalah, situasi dan gejala,
dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima
stimulasi kontrol dan seleksi gejala rangsangan dari luar.
2) Jawaban
Jawaban yaitu reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap
stimulasi yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan
reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab rangsang dari luar
kepada dirinya.
3) Penilaian
Penilaian yakni penilaian ini termasuk di dalamnya kesediaan
menerima nilai, latar belakang atau pengalaman untuk menerima
nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
4) Organisasi
Organisasi yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem
organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,
pemantapan dan prioritas nilai.
(33)
5) Karakteristik
Karakteristik yakni keterpaduan semua sistem nilai yang
dimiliki seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan
tingkah lakunya.
c. Aspek Psikomotor
Meliputi keterampilan motorik, tampak dalam bentuk keterampilan
(skill) dan kemampuan bertindak individu ada enam aspek yaitu:
1) Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
2) Keterampilan pada gerakan dasar
3) Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan audity dan motoris
4) Kemampuan dibidang fisik misalnya kekuatan, keharmonisan,
dan ketepatan
5) Gerakan skill mulai dari keterampilan sederhana sampai yang
komplek
6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non discursive
seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
C. Media pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara kharifah
berarti tengah, perantara, atau pengantar. Tetapi secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses pembelajaran cenderung diartikan sebagai
alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses dan
(34)
15
sebagai segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk menyalurkan pesan,
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa, sehingga dapat
terdorong terlibat dalam proses pembelajaran (Angkowo dan Kosasih,
2007:10).
Media menurut AECT (Assosiation of Education and Communication
Tecnology) adalah segala sesuatu yang dipergunakan orang untuk
menyalurkan pesan (Uno, 2007:113). Kemudian Asosiasi Pendidikan
Nasional (National Education Assosiation/NEA) memberikan batasan media
sebagai bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak, audio visual, serta
peralatannya (Angkowo dan Kosasih, 2007:10).
Sedangkan menurut Gagne mengartikan media sebagai berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk
belajar. Menurut Marshall Mcluhan (dalam Harjanto, 2005:246), media
adalah suatu ekstensi manusia yang memungkinkannya mempengaruhi orang
lain yang tidak mengadakan kontak langsung dengan dia. Menurut Olson
(dalam Miarso, 2005:457) media sebagai teknologi untuk menyajikan,
merekam, membagi, dan mendistribusikan simbol dengan melalui rangsangan
indera tertentu, disertai penstrukturan informasi.
1. Manfaat Media
Secara umum manfaat media pembelajaran, menurut
Sestyaningrum (2009:20) adalah memperlancar interaksi antara guru
dengan siswa sehingga kegiatan pembelajaran lebih menyenangkan.
(35)
Sedangkan secara lebih khusus manfaat media pembelajaran
adalah:
a. Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan.
Dengan bantuan media pembelajaran, penafsiran yang berbeda antar
guru dapat dihindari dan dapat mengurangi terjadinya kesenjangan
informasi diantara siswa dimanapun berada.
b. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik.
Media dapat menampilkan informasi melalui suara, gambar, gerakan
dan warna, baik secara alami maupun manipulasi, sehingga
membantu guru untuk menciptakan suasana belajar menjadi lebih
hidup, tidak monoton dan tidak membosankan.
c. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif.
Dengan media akan terjadinya komukasi dua arah secara aktif,
sedangkan tanpa media guru cenderung bicara satu arah.
d. Efisiensi dalam waktu dan tenaga.
Dengan media tujuan belajar akan lebih mudah tercapai secara
maksimal dengan waktu dan tenaga seminimal mungkin. Guru tidak
harus menjelaskan materi ajaran secara berulang-ulang, sebab
dengan menggunakan media, siswa akan lebih mudah memahami
pelajaran.
e. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa.
Media pembelajaran dapat membantu siswa menyerap materi belajar
(36)
17
dari guru saja, siswa kurang memahami pelajaran, tetapi jika
diperkaya dengan kegiatan melihat, menyentuh, merasakan dan
mengalami sendiri melalui media pemahaman siswa akan lebih baik.
f. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja
dan kapan saja.
Media pembelajaran dapat dirangsang sedemikian rupa sehingga
siswa dapat melakukan kegiatan belajar dengan lebih leluasa
dimanapun dan kapanpun tanpa tergantung seorang guru. Perlu kita
sadari waktu belajar di sekolah sangat terbatas dan waktu terbanyak
justru di luar lingkungan sekolah.
g. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan
proses belajar.
Proses pembelajaran menjadi lebih menarik sehingga mendorong
siswa untuk mencintai ilmu pengetahuan dan gemar mencari sendiri
sumber-sumber ilmu pengetahuan.
h. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.
Guru dapat berbagi peran dengan media sehingga banyak memiliki
waktu untuk memberi perhatian pada aspek-aspek edukatif lainnya,
seperti membantu kesulitan belajar siswa, pembentukan kepribadian,
memotivasi belajar, dan lain-lain.
2. Landasan penggunaan media pembelajaran
Ada beberapa tinjauan tentang landasan penggunaan media
pembelajaran, menurut Wayan (2007: 6) landasan penggunaan media
(37)
pembelajaran antara lain landasan filosofis, psikologis, teknologis, dan
empiris.
a. Landasan filosofis
Landasan Filosofis adalah guru menganggap siswa sebagai anak
manusia yang memiliki kerpribadian, harga diri, motivasi, dan
memiliki kemampuan pribadi yang berbeda dengan yang lain, maka
baik menggunakan media hasil teknologi baru atau tidak, proses
pembelajaran yang dilakukan akan tetap menggunakan pendekatan
humanis.
b. Landasan psikologis
Dengan memperhatikan kompleks dan uniknya proses belajar, maka
ketepatan pemilihan media dan metode pembelajaran akan sangat
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Di samping itu, persepsi
siswa juga sangat mempengaruhi hasil belajar.
Oleh sebab itu, dalam pemilihan media, di samping
memperhatikan kompleksitas dan keunikan proses belajar,
memahami makna persepsi serta faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap penjelasan persepsi hendaknya diupayakan secara optimal
agar proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.
Untuk maksud tersebut, perlu: (1) diadakan pemilihan media
yang tepat sehingga dapat menarik perhatian siswa serta memberikan
kejelasan obyek yang diamatinya, (2) bahan pembelajaran yang akan
(38)
19
c. Landasan teknologis
Teknologi pembelajaran adalah teori dan praktek perancangan,
pengembangan, penerapan, pengelolaan, dan penilaian proses dan
sumber belajar.
Jadi, teknologi pembelajaran merupakan proses kompleks
dan terpadu yang melibatkan orang, prosedur, ide, peralatan, dan
organisasi untuk menganalisis masalah, mencari cara pemecahan,
melaksanakan, mengevaluasi, dan mengelola pemecahan
masalah-masalah dalam situasi di mana kegiatan belajar itu mempunya tujuan
dan terkontrol.
Dalam teknologi pembelajaran, pemecahan masalah
dilakukan dalam bentuk: kesatuan komponen-komponen sistem
pembelajaran yang telah disusun dalam fungsi disain atau seleksi,
dan dalam pemanfaatan serta dikombinasikan sehingga menjadi
sistem pembelajaran yang lengkap. Komponen-komponen ini
termasuk pesan, orang, bahan, media, peralatan, teknik, dan latar.
d. Landasan empiris
Temuan-temuan penelitan menunjukan bahwa terdapat interaksi
antara media pembelajaran dan karakteristik belajar siswa dalam
menentukan hasil belajar siswa. Artinya, siswa akan mendapatkan
keuntungan yang signifikan bila ia belajar dengan menggunakan
media yang sesuai dengan karakteristik tipe atau gaya belajarnya.
(39)
Siswa yang memiliki tipe belajar visual akan lebih
memperoleh keuntungan bila belajar menggunakan media visual,
seperti gambar, diagram, video, atau film. Sementara siswa yang tipe
belajar auditif, akan lebih suka belajar dengan media audio, seperti
radio, rekaman suara, atau ceramah guru. Akan lebih tepat dan
menguntungkan siswa dari kedua tipe belajar tersebut jika
menggunakan media audio-visual.
Berdasarkan landasan rasional empiris tersebut, maka
pemilihan media pembelajaran hendaknya jangan atas dasar
kesukaan guru tetapi harus mempertimbangkan kesesuaian antara
karakteristik pembelajaran, karakteristik materi pelajaran, dan
karakteristik media itu sendiri.
3. Jenis – Jenis Media Pembelajaran
Media pembelajaran sangat beraneka ragam, “menurut Heinich,
Molenda, Russel (dalam Angkowo dan Kosasih, 2007:12) jenis media
yang lazim dipergunakan dalam pembelajaran antara lain: media
nonproyeksi, media proyeksi, media audio, media gerak, media
komputer, komputer multimedia, hipermedia, dan media jarak jauh.
(40)
21
a. Media grafis
Termasuk didalamnya media visual, yakni pesan yang akan
disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi visual
(menyangkut indera penglihatan). Media grafis ini meliputi:
gambar/foto, sketsa, diagram, bagan, grafik, kartun, poster,
peta/globe, papan panel, dan papan buletin.
b. Media audio
Media jenis ini berkaitan dengan indera pendengaran. Pesan yang
akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang auditif,
baik verbal maupun non verbal. Contoh : Radio, tape recorder,
piringan hitam, dan laboratorium bahasa.
c. Media proyeksi diam
Media audiovisual diam adalah media yang penyampaian pesannya
dapat diterima oleh indera pendengaran dan indera penglihatan, akan
tetapi gambar yang dihasilkannya adalah gambar diam atau sedikit
memiliki unsur gerak. Contoh: film bingkai, film rangkai, overhead
proyektor (transparansi), transvisi, dan Opaque Projector (proyektor
tak tembus cahaya).
d. Media Audio Visual Bergerak
Serangkaian gambar diam (still pictures) yang meluncur secara cepat
dan diproyeksikan sehingga menimbulkan kesan hidup dan bergerak.
Contohnya : Film, televisi, animasi
(41)
e. Multimedia Interaktif
Multi media merupakan suatu sistem penyampaian dengan
menggunakan berbagai jenis bahan belajar yang membentuk suatu
unit atau paket. Karakteristik terpenting kelompok media ini adalah
bahwa siswa tidak hanya memperhatikan media atau objek saja,
melainkan juga dituntut untuk berinteraksi selama mengikuti
pembelajaran.
Sedikitnya ada tiga macam interaksi. Interaksi yang pertama
ialah yang menunjukkan siswa berinteraksi dengan sebuah program,
misalnya siswa diminta mengisi blanko pada bahan belajar
terprogram. Bentuk interaksi yang kedua ialah siswa berinteraksi
dengan mesin, misalnya mesin pembelajaran, simulator,
laboratorium bahasa, komputer, atau kombinasi diantaranya yang
berbentuk video interaktif.
4. Media animasi
Media animasi merupakan kumpulan gambar yang diolah
sedemikian rupa sehingga menghasilkan gerakan. Penggunaan animasi
tidak terlepas pada peran alat bantu komputer. Animasi dapat dihasilkan
melalui grafik komputer tiga dimensi ataupun dua dimensi. Penggunaan
animasi dengan bantuan komputer sebagai media pembelajaran memiliki
banyak kelebihan. Salah satunya adalah dapat menambah kesan realisme
dan merangsang siswa untuk merespon dengan adanya warna, musik dan
(42)
23
gerak atau efek perubahan bentuk yang terjadi selama beberapa waktu.
Animasi bisa berupa gerak sebuah objek dari satu tempat ke tempat yang
lain, perubahan warna, atau perubahan bentuk (Sinau, 2009: 1).
Pengertian animasi juga dipaparkan oleh Reiber dalam
(Nurtjahjawilasa, 2004: 15) bahwa animasi merupakan salah satu bagian
penting pada multimedia. Animasi dapat digunakan untuk menarik
perhatian siswa jika digunakan secara tepat. Adanya animasi dalam
proses penyampaian materi, membuat proses pembelajaran menjadi lebih
menyenangkan dan lebih mudah dimengerti. Hal ini dikarenakan animasi
memiliki beberapa kelebihan diantaranya penyederhanaan gambar
sehingga akan lebih mudah dipahami.
Media animasi pembelajaran merupakan salah satu sumber belajar
yang dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran di sekolah
khususnya mata pelajaran IPA (Biologi). Tujuan dari pengembangan
media animasi pembelajaran adalah untuk mengembangkan suatu media
animasi pembelajaran yang efektif dan efisien untuk digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
(43)
Adapun kelemahan dan kelebihan dalam menggunakan media
animasi dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut:
Tabel. 2.1
Kelemahan dan Kelebihan Media Animasi
No Kelebihan dan kelemahan media animasi Kelebihan kelemahan 1 Membawa bersama butiran
informasi ke dalam satu bentuk dasar yang dipertontonkan.
Pengembangannya
memerlukan adanya ahli yang profesional, tidak sembarang orang dapat membuatnya 2 Memberikan penekanan,
karena butiran yang berubah dan bergerak dapat menarik perhatian penonton melihat topik dan merangsang pengguna untuk melaksanakan suatu tindakan
Pengembangan memerlukan waktu yang cukup lama.
3 Menyediakan jembatan visual dan penarik perhatian pengguna secara tidak disadari dari topik-topik yang disediakan.
Memerlukan memori dan ruang penyimpanan yang lebih.
4 Peningkatan keterampilan dan kemampuan dalam mengamati dan menjelaskan konsep.
Memerlukan peralatan yang khusus untuk presentasi kualitas
5 Peserta didik akan lebih cepat belajar, dan memiliki sikap terhadap pembelajaran yang lebih baik.
(44)
25
No Kelebihan dan kelemahan media animasi Kelebihan kelemahan 6 Pembelajaran interaktif
dengan live-action animasi, simulasi, video, audio, grafik, umpan balik, saran ahli, menyenangkan
7 Peserta didik akan lebih termotivasi untuk belajar lebih banyak
8 Fleksibilitas dan keselamatan 9 Menghilangkan frustasi 10 Praktis
11 Konsisten
12 Menarik dan menahan perhatian
(Agina, 2003: 1-4).
D. Sistem pencernaan
Sistem Pencernaan merupakan salah satu materi belajar pada kelas XI
IPA yang terdapat dalam Kompetensi Dasar 3.3 yaitu; Menjelaskan
keterkaitan antara struktur, fungsi, dan proses serta kelainan penyakit yang
dapat terjadi pada sistem pencernaan makanan pada manusia dan hewan
(misalnya ruminansia).
1. Sistem pencernaan makanan pada manusia.
Sistem pencernaan mencakup struktur, fungsi dan proses pencernaan
makanan. Alat pencernaan seperti mulut, kerongkongan, lambung, usus,
(45)
dan kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati, kelenjar lambung,
pankreas, kelenjar usus yang memiliki fungsi khusus.
2. Kelainan atau penyakit sistem pencernaan.
Gangguan pencernaan seperti diare, apendisitis, sembelit, maag, wasir
dll.
3. Sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia.
Pencernaan makanan hewan ruminansia memiliki kekhususan karena
adanya perbedaan struktur.
Terkait materi tersebut diatas secara rinci terdapat pada lampiran 2 dan
lampiran 3.
E. Hasi Penelitian yang Relevan
Hatminingsih, (2008: 61-62) dalam penelitiannya yang berjudul
“Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual untuk Meningkatkan
Motivasi dan Prestasi Belajar Siswa dalam Pembelajaran Ekonomi di kelas X
SMK Sanjaya Pakem, Sleman” dengan hasil dari penelitian adalah : 1)
penggunaan media audio visual dalam pembelajaran ekonomi dapat
meningkatkan motivasi siswa; sebelum implementasi tindakan terdapat 48%
siswa (15 siswa) memiliki tingkat motivasi cukup sedangkan sesudah
implementasi tindakan menjadi 80% siswa (20 siswa) memiliki tingkat
motivasi tinggi; (2) penggunaan media audio visual dalam pembelajaran
ekonomi dapat meningkatkan prestasi belajar siswa; sebelum implementasi
(46)
27
sesudah implementasi tindakan siswa yang mengalami ketuntasan belajar
sebanyak 88% (22 siswa) siswa.
F. Kerangka Berpikir
Berhasilnya pencapaian indikator dan tujuan pembelajaran Biologi
tidak lepas dari usaha guru dalam meningkatkan motivasi, aktivitas, minat
dan perhatian siswa dalam belajar. Oleh karena itu selain metode mengajar
juga diperlukan adanya media pembelajaran yang tepat agar materi yang
disampaikan mudah dipahami dan tidak membosankan.
Penggunaan Animasi dalam pembelajaran memiliki keunggulan dapat
menjelaskan alur atau proses yang abstrak, rumit untuk dijelaskan. Dengan
kemampuan ini maka animasi dapat digunakan untuk menjelaskan suatu
materi yang secara nyata tidak dapat terlihat oleh mata, dengan cara
melakukan visualisasi maka materi yang dijelaskan dapat tergambarkan.
Persembahan secara visual dan dinamik yang disediakan oleh teknologi
animasi mampu memudahkan dalam proses penerapan konsep atau pun
demonstrasi.
Animasi mampu menyampaikan suatu pesan dengan lebih baik serta menarik perhatian pelajar dengan mudah dibanding penggunaan media yang lain. Animasi dalam pembelajaran mampu menawarkan satu media yang lebih menyenangkan. Animasi mampu menarik perhatian, meningkatkan motivasi serta merangsang pemikiran pelajar yang lebih berkesan. Animasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah animasi yang dikumpulkan dari
(47)
internet yang ada hubungannya dengan materi dan disusun ulang oleh
peneliti.
Berdasarkan penelitian yang relevan dan kerangka berpikir di atas,
maka peneliti ingin melakukan penelitian apakah penggunakan media animasi
pada sistem pencernaan dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa
(48)
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan jenis Penelitian Tindakan Kelas
(Clasroom Action Research) karakteristik yang khas dari penelitian ini yakni
tindakan (aksi) yang berulang-ulang untuk memperbaiki proses pembelajaran,
terutama pada aspek pengajaran guru.
Istilah penelitian tindakan kelas (PTK) yaitu sebuah kegiatan
penelitian yang dilakukan di kelas. Ciri-ciri penelitian tindakan kelas adalah
adanya tindakan yang nyata, tindakan dilakukan pada situasi yang alami yang
ditujukan untuk memecahkan masalah praktis. Tindakan tersebut merupakan
suatu kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu dan
dilaksanakan dalam rangkaian siklus kegiatan (Hopkins. 2008: 44).
B. Desain Penelitian
Pelaksanaan yang dilakukan dalam penelitian tindakan kelas ini
dengan model gabungan Sanford dan Kemmis, yang dikembangkan oleh
Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti Depdiknas. Sehingga diperoleh batasan
penelitian tindakan adalah sebuah proses investigasi terkendali yang siklis
dan bersifat reflektif mandiri, yang memiliki tujuan untuk melakukan
perbaikan terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi atau situasi
Depdiknas dalam (Taniredja, dkk., 2011: 28).
(49)
Proses siklus dalam penelitian tindakan ini dapat digambarkan sebagai
berikut:
Adaptasi Depdiknas, 1999
Gambar 3.1 Bagan Model Gabungan Sanford dan Kemmis.
Bagan di atas menggambarkan aktivitas dalam PTK yang diawali
dengan (1) perencanaan tindakan (Planning), (2) pelaksanaan tindakan
(Acting), (3) mengobservasi dan mengevaluasi proses hasil tindakan
(Observation and evaluation), (4) Refleksi (Reflection), dan seterusnya
(50)
31
C. Setting Penelitian :
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 9
Sendawar Kutai Barat, yang beralamat di Kampung Lambing Kec, Muara
Lawa Kabupaten Kutai Barat, Kalimantan Timur.
2. Obyek Penelitian
Obyek dari penelitian ini adalah Motivasi dan hasil belajar, pada materi
Sistem Pencernaan.
3. Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian ini adalah siswa-siswi kelas XI-IPA semester
genap tahun pelajaran 2012/2013, sebanyak 33 siswa, dengan jumlah
siswa laki-laki 9 orang dan siswa perempuan 24 orang.
4. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret sampai April tahun
2013.
D. Rancangan Tindakan
Rancangan tindakan ini direncanakan dengan dua siklus yang tiap-tiap
siklus terdiri atas 3 kali pertemuan dengan beberapa tahap yaitu: tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap observasi dan evaluasi, dan tahap
refleksi.
(51)
1. Pra Tindakan
a. Identifikasi masalah, langkah ini diawali dengan menganalisis hasil
belajar siswa berdasarkan hasil ulangan harian pada materi sistem
pencernaan dari tahun sebelumnya.
b. Menjaring motivasi awal siswa menggunakan kuesioner sebelum
tindakan penelitian dan menjaring motivasi akhir siswa sesudah
tindakan.
c. Observasi, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran
awal tentang kegiatan belajar mengajar Biologi dikelas XI IPA SMA
Negeri 9 Sendawar Kutai Barat.
d. Analisis studi pustaka sesuai dengan permasalahan dan judul
penelitian.
e. Menyelesaikan rancangan penelitian dengan bimbingan dosen,
hingga memperoleh persetujuan untuk melakukan penelitian. Dari
dosen yang bersangkutan.
f. Permintaan izin untuk melakukan penelitian kepada Sekretariat
Jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sanata
Dharma (USD) Yogyakarta, Surat Ijin dapat dilihat pada lampiran 1.
g. Menghubungi pihak SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat, dengan
menemui kepala sekolah, bagian kurikulum dan guru mata pelajaran
Biologi dengan menyerahkan surat izin penelitian dari Universitas
(52)
33
2. Siklus I
a. Perencanaan (Planning)
Pada tahap ini, dilakukan penyusunan rencana tindakan
berupa penyiapan pembelajaran menggunakan media animasi, yaitu:
1) Peneliti dan guru menggali data awal karakteristik siswa untuk
memetakan para siswa berdasarkan jenis kelamin, kemampuan
dan membagi siswa secara heterogen menjadi
kelompok-kelompok yang beranggotakan 6-7 siswa.
2) Pada siklus I akan dibahas tentang Sistem Pencernaan pada
Manusia.
3) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), tentang
sistem pencernaan makanan pada manusia dengan menggunakan
media animasi yang akan digunakan dalam Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM).
4) Menyusun Lembar Kerja Siswa (LKS) sebagai instrumen
pembelajaran.
5) Peneliti menyusun instrumen pengumpulan data, meliputi :
a) Lembar evaluasi hasil belajar siswa.
b) Lembar kuesioner motivasi belajar siswa.
c) Lembar observasi aspek afektif dan aspek psikomotor.
(53)
b. Pelaksanaan (Acting)
Pada tahap ini, pembelajaran dilaksanakan menggunakan
media animasi sesuai dengan rencana tindakan, kegiatan yang
dilakukan adalah sebagai berikut :
1) Guru Biologi SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat bertindak
sebagai guru yang membimbing dan mengarahkan siswa.
2) Siswa dimotivasi untuk merangsang minat dan sikapnya dalam
pembelajaran
3) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
4) Mengorganisasikan siswa supaya masuk dalam kelompok
dimana masing-masing kelompok terdiri dari 6-7 anggota/siswa.
Setelah itu diberi LKS untuk berdiskusi sambil mengamati
animasi yang ditayangkan dan selajutnya perwakilan anggota
kelompok mempresentasikan hasil diskusi diselingi tanya jawab
untuk mengukur pemahaman.
5) Melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dirancang
dengan menggunakan media animasi pada materi sistem
(54)
35
c. Observasi dan evaluasi (Observation and evaluation)
Tahap observasi, dilaksanakan bersamaan dengan tahap
tindakan. Di dalam tahap ini peneliti/observer mengadakan
pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan, yaitu
hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Hasil belajar aspek
kognitif menggunakan lembar tes tertulis sedangkan aspek afektif
dan psikomotor menggunakan lembar observasi. Pengamatan juga
menggunakan kamera foto dan direkam dengan menggunakan video
camcorder.
Observasi dimaksudkan untuk mengetahui pelaksanaan
pembelajaran Biologi materi sistem pencernaan yang dilaksanakan
guru dan siswa. Peneliti dan observer mengamati, mengenali dan
mendokumentasikan proses, hasil pengaruh dan masalah baru yang
mungkin saja muncul selama tindakan kelas dilakukan. Data hasil
kuesioner motivasi sebelum dan sesudah tindakan, hasil tes kognitif,
lembar observasi aspek afektif dan aspek psikomotor ini akan
dijadikan bahan analisis dan dasar refleksi terhadap tindakan yang
telah dilakukan dan bagi penyusunan rencana tindakan berikutnya.
d. Refleksi (Reflection)
Tahap ini hasil yang diperoleh dari observasi selama proses
belajar mengajar, kuesioner, hasil tes, dan hasil lembar observasi
dibahas dan didiskusikan setelah dibahas dan didiskusikan,
kemudian diidentifikasi kelemahan dan kelebihan selama proses
(55)
pembelajaran berlangsung dan apa saja yang belum dapat dicapai
pada siklus I. Refleksi dilakukan secara kolaboratif antara peneliti
dengan observer dan hasil refleksi, dirumuskan kembali antara guru
dengan peneliti guna memperoleh perbaikan rencana pembelajaran
untuk tindaklanjut pada siklus berikutnya yaitu pada siklus II.
3. Siklus II
a. Perencanaan (Planning)
1) Identifikasi masalah dan perumusan masalah berdasarkan siklus
hasil dan refleksi pada siklus I.
2) Peneliti dan guru menggali data hasil dari refleksi siklus I
mengenai karakteristik siswa untuk memetakan kembali
kelompok baru siswa, kelompok baru beranggotakan 4-5 orang,
kelompok ini dibentuk secara acak, berdasarkan kemampuan
masing-masing siswa yang memiliki kompetensi tinggi, rendah
dan sedang dijadikan dalam satu kelompok.
3) Menyiapkan seluruh instrumen pembelajaran dan instrumen
pengumpulan data.
b. Pelaksanaan (Acting)
1) Guru Biologi SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat bertindak
sebagai guru yang membimbing dan mengarahkan siswa.
2) Melakukan apersepsi dengan menyajikan materi Biologi yang
(56)
37
3) Siswa dimotivasi untuk merangsang minat dan sikapnya dalam
pembelajaran
4) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan
5) Mengorganisasikan siswa supaya masuk dalam kelompok
dimana masing-masing kelompok terdiri dari 4-5 anggota/siswa.
Setelah itu diberi LKS untuk berdiskusi sambil mengamati
animasi yang ditayangkan dan selajutnya perwakilan anggota
kelompok mempresentasikan hasil diskusi diselingi tanya jawab
untuk mengukur pemahaman.
6) Melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah dirancang
dengan menggunakan media animasi pada materi gangguan dan
kelainan pada sistem pencernaan manusia, dan sistem
pencernaan hewan ruminansia.
c. Observasi dan evaluasi (Observation and evaluation)
Tahap observasi siklus II, secara operasional masih sama
seperti pada siklus I. Pada tahap ini peneliti/observer mengadakan
pengamatan atas dampak dan hasil dari pelaksanaan tindakan pada
aspek afektif dan psikomotor menggunakan lembar observasi.
Pengamatan juga menggunakan kamera foto dan direkam dengan
menggunakan video camcorder. Sedangkan pengisian kuesioner
motivasi dilakukan sesudah tindakan pembelajaran akhir siklus II
dan tes hasil belajar secara teknis sama seperti siklus I.
(57)
d. Refleksi (Reflection)
Tahap ini hasil yang diperoleh dari observasi selama proses
belajar mengajar, kuesioner, hasil tes, dan hasil lembar observasi
dibahas setelah itu ditarik kesimpulan apakah tindakan berhasil atau
tidak. Diharapkan pada akhir siklus ini motivasi dan hasil belajar
siswa kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat meningkat.
E. Instrumen Penelitian
Suparno (2007:55) menyatakan bahwa instrumentasi adalah seluruh
proses untuk mengumpulkan data. Sedangkan, instrumen adalah alat yang
digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Bentuknya dapat
berupa tes tertulis, angket, wawancara, dokumentasi, observasi.
Pada penelitian ini ada dua macam instrumen yang digunakan, yaitu
instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpulan data.
1. Instrumen Pembelajaran
Instrumen pembelajaran dalam penelitian ini berupa Silabus
dapat dilihat pada lampiran 4, dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 5 dan 6, juga
dilengkapi Lembar Kerja Siswa (LKS) siklus I dan siklus II dilihat pada
(58)
39
2. Instrumen Pengumpulan Data
a. Tes
Tes digunakan untuk mengukur aspek kognitif peserta didik, tes
tersebut berhubungan dengan fungsinya mengukur tingkat kemajuan
atau perkembangan yang dicapai oleh peserta didik setelah
menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Pada
setiap akhir siklus guru memberikan tes untuk mengukur
kemampuan siswa terhadap penguasaan materi sistem pencernaan.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes akhir siklus I dan
tes akhir siklus II.
Tes akhir siklus pada setiap siklus, bertujuan untuk
mengetahui tingkat pengetahuan siswa setelah diajarkan materi
pelajaran. Tes akhir siklus I dan siklus II terdiri dari 20 soal obyektif
(A) dengan bobot tiap soal jika jawaban benar adalah 1 dan jika
salah 0, 5 soal uraian (B) dengan rentang skor 1 – 6. Kisi-kisi soal
siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 9. Soal tes akhir
siklus I dan siklus II dapat dilihat pada lampiran 10 dan 11 serta
dilengkapi panduan skoring pada lampiran 12. Dengan cara
demikian maka akan diketahui perkembangan hasil belajar siswa
pada aspek kognitif.
b. Non-tes
Teknik non-tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
pengamatan langsung (observation) dan kuesioner. Pengamatan
(59)
langsung berdasarkan lembar observasi untuk menilai aspek afektif
dan psikomotor siswa selama proses pembelajaran menggunakan
media animasi pada materi sistem pencernaan. Lembar observasi
aspek afektif dan psikomotor siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat
pada lampiran 13 dan 14.
Sedangkan kuesioner motivasi yang digunakan ada dua
macam. Kuisoner yang pertama adalah kuesioner yang digunakan
untuk mengukur motivasi belajar awal siswa sebelum diberikan
tindakan dan kuesioner yang kedua adalah kuesioner yang digunakan
untuk mengukur motivasi belajar akhir siswa setelah diberi tindakan.
Kisi-kisi dan lembar kuesioner dapat dilihat pada lampiran
15, 16 dan 17. F. Analisis Data
Data yang diperoleh dikumpulkan dan diolah sedemikian rupa, hingga
hasilnya dapat disajikan sebagai bahan untuk analisis dan dalam penelitian ini
diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai peningkatan motivasi dan
hasil belajar setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan media
animasi. Adapun teknik analisis data yang digunakan dapat dijabarkan
sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Data hasil belajar dalam penelitian ini mencakup 3 aspek , yaitu aspek
kognitif, psikomotor, dan afektif. Setiap aspek memiliki penilaian yang
(60)
41
kognitif berpedoman pada hasil tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda
dan uraian, sedangkan untuk mengetahui tingkat hasil belajar aspek
psikomotorik dan afektif berpedoman pada lembar observasi.
Perhitungan hasil belajar pada setiap aspek adalah sebagai berikut:
a. Aspek Kognitif
Pengukuran hasil belajar siswa pada aspek kognitif
menggunakan tes tertulis. Adapun teknik penskoran adalah sebagai
berikut:
1) Ketuntasan individu
Setiap siswa dalam proses belajar mengajar dikatakan
tuntas apabila memperoleh nilai ≥ 60 (KKM). Tes kognitif dilaksanakan setiap akhir siklus yang ditujukan untuk
mengetahui hasil belajar siswa.
Adapun untuk mengetahui ketuntasan individual maka
dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
= ∑
∑ 100%
Tabel 3.1
Kriteria Skor Ketuntasan Individu
Nilai Individu Keterangan
≤ 59 dari KKM Tidak Tuntas
≥ 60 dari KKM Tuntas
(61)
Tabel 3.2
Skor hasil belajar siklus I/ Skor hasil belajar siklus II
Kode Siswa Nilai Tes Keterangan 01 ... Tuntas 02 ... Tidak Tuntas dst ... ...
2) Nilai Rata-rata kelas
Untuk mengetahui nilai rata-rata kelas menggunakan
rumus sebagai berikut:
− = ∑ ℎ ℎ
∑
3) Ketuntasan klasikal
Ketuntasan klasikal dikatakan telah berhasil apabila
siswa mencapai KKM dengan target pencapaian ideal ≥ 75 % dari jumlah siswa dalam kelas.
Untuk mengetahui ketuntasan secara klasikal
menggunakan rumus sebagai berikut:
% = ∑ ℎ
∑ 100
Kemudian untuk mengetahui apakah ada peningkatan
hasil belajar siswa dalam belajar Biologi pada materi sistem
(62)
43
membandingkan ketuntasan secara klasikal pada siklus I dan
siklus II, kemudian sudah memenuhi target penelitian yang telah
ditentukan sebelumnya.
Peneliti membuat daftar nilai rata-rata persentase nilai tes
pada siklus I dan siklus II menggunakan tabel di bawah ini.
Tabel 3.3
Persentase Ketuntasan Klasikal Siklus I/Siklus II
Komponen Siklus I Siklus II Nilai Rata-rata
% KKM
b. Aspek Afektif dan Psikomotor
Pengukuran hasil belajar siswa pada aspek afektif dan psikomotor
menggunakan lembar observasi. Penilaian hasil belajar aspek afektif
dan psikomotor dapat dilihat dari skor pada lembar observasi aspek
afektif yang diperoleh.
Data rata-rata persentase aspek afektif dan psikomotor siswa
diperoleh dari tiap pertemuan pembelajaran setiap siklus, aspek
afektif dan psikomotor siswa dianalisis dengan menggunakan
deskriptif kuantitatif, yaitu dengan mencari persentasi pada tiap
kategori kemudian diambil rata-rata keseluruhan kategori seluruh
siswa berdasarkan pengamatan dari beberapa observer/pengamat
dengan kriteria sebagai berikut:
(63)
= 100%
Keterangan :
p = presentase skor hasil observasi kelompok siswa
q = jumlah keseluruhan skor yang diperoleh kelompok
r = skor maksimal (total skor)
Hasil observasi setiap kelompok dicatat menggunakan tabel di
bawah ini.
Tabel 3.4
Observasi Aspek Afektif dan Psikomotor Terhadap Kelompok Siswa Siklus I/Siklus II
Kelompok
AFEKTIF PSIKOMOTOR
SKOR % Ket SKOR % Ket 01
02 03
Kemudian peneliti menganalisis skor nilai rata-rata persentase
masing-masing kelompok siswa menggunakan tabel di bawah ini.
Tabel 3.5
Kriteria Presentase Skor Kelompok Siswa Aspek Afektif dan Psikomotor Terhadap Pembelajaran
Presentase yang diperoleh (%)
Keterangan
66,68 ≤ p≤ 100 Tinggi 33,34 ≤ p≤ 66,67 Sedang
(64)
45
Persentase perolehan skor pada lembar observasi aspek
afektif dan psikomotor dikualifikasi untuk menentukan seberapa
besar partisipasi dan tangapan siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran menggunakan media animasi.
2. Kuesioner/Angket Motivasi Belajar
Pada rancangan ini digunakan 2 jenis kuesioner yaitu kuesioner untuk
mengukur motivasi belajar awal siswa sebelum diberi tindakan dan
kuesioner motivasi belajar akhir siswa setelah diberi tindakan. Kuesioner
tersebut digunakan untuk mengetahui skor motivasi belajar siswa dan
untuk mengetahui apakah motivasi belajar siswa meningkat atau tidak
setelah diberi tindakan.
a. Pada penelitian ini menggunakan 20 butir pertanyaan tentang
motivasi terhadap pembelajaran Biologi materi sistem pencernaan
dengan menggunakan media animasi diperoleh melalui kuesioner.
Data yang diperoleh dari kuesioner dianalisis dengan tahap-tahap
sebagai berikut, (1) kuesioner yang telah diisi oleh siswa
dikategorikan dalam pernyataan positif dan pernyataan negatif, (2)
kemudian masing-masing kategori jawaban tersebut diberi skor.
(65)
Penetapan skor untuk pernyataan positif dan pernyataan
negatif seperti pada tabel berikut:
Tabel 3.6
Penetapan skor kuesioner motivasi
Pilihan Jawaban Skor
Pernyataan Positif Pernyataan Negatif Sangat Setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4
b. Skor yang diperoleh siswa, jumlah item 20 dengan demikian skor
tertinggi yang dicapai siswa adalah 20x4=80 dalam kuesioner
dijumlahkan dan skor ini digunakan sebagai skor motivasi belajar
siswa. Adapun untuk mengetahui skor motivasi belajar siswa
terhadap pelajaran Biologi materi sistem pencernaan menggunakan
media animasi maka dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
= ∑
(66)
47
Kemudian skor masing-masing siswa dikategorikan menggunakan
tabel interval berikut:
Tabel 3.7
Penggolongan Kelas Interval Motivasi Belajar Siswa
Kelas Interval % Golongan Motivasi Belajar 81 – 100 Sangat Tinggi
66 – 80 Tinggi 56 – 65 Cukup 46 – 55 Rendah
0 – 45 Sangat Rendah
Seluruh skor untuk masing-masing siswa dicatat dalam tabel
seperti di bawah ini:
Tabel 3.8
Skor motivasi belajar awal/skor motivasi belajar akhir
Kode Siswa Skor Nilai Skor Kategori
Siswa 1 Siswa 2 Siswa 3
dst.
c. Untuk mengetahui peningkatan motivasi belajar siswa dalam
pembelajaran Biologi pada materi sistem pencernaan dengan
menggunakan media animasi diukur melalui kuesioner motivasi
belajar secara kuantitatif. Peneliti membuat daftar skor untuk
motivasi belajar awal (sebelum diberi tindakan) dan daftar skor
untuk motivasi belajar akhir (setelah diberi tindakan).
(67)
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini meliputi peningkatan motivasi dan
hasil belajar aspek kognitif, psikomotor, dan afektif.
Tabel 3.9
Indikator Keberhasilan Penelitian
Variabel Data Indikator ketercapaian Motivasi belajar
siswa
Kuesioner motivasi sebelum tindakan dan sesudah tindakan
Peningkatan motivasi belajar siswa selama mengikuti pembelajaran 80 % termasuk dalam kategori tinggi
Hasil belajar siswa aspek kognitif
Evaluasi akhir siklus I dan akhir siklus II
Siswa mencapai nilai kriteria ketuntasan minimal
≥ 60 dengan sebanyak 75%
siswa mencapai ketuntasan minimal.
Hasil belajar siswa aspek afektif
Lembar observasi aspek afektif
Sikap siswa selama mengikuti proses pembelajaran 75% masuk dalam kategori tinggi. Hasil belajar siswa
aspek psikomotor
Lembar observasi aspek psikomotor
Aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran 75% masuk dalam kategori tinggi.
(68)
49
BAB IV
DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian tindakan kelas dengan menggunakan media animasi ini
dilaksanakan di kelas XI IPA SMA Negeri 9 Sendawar Kutai Barat.
Penelitian ini mulai dilaksanakan pada tanggal 2 Maret 2013. Subyek dari
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA berjumlah 33 siswa, tetapi ada 9
siswa yang datanya tidak lengkap karena pada waktu pengambilan data tidak
hadir, sehingga subyek datanya lengkap sebanyak 24 siswa.
1. Motivasi Awal
Sebelum tindakan penelitian, peneliti dibantu oleh guru meminta para
siswa untuk mengisi kuesioner motivasi awal siswa. Dengan perolehan
skor rata-rata sebesar 78,23% kategori tinggi. Nilai motivasi awal siswa
sebelum tindakan penelitian, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 4.1
Nilai Motivasi Awal Siswa
Interval Kategori ∑ Siswa Motivasi Awal % 81 – 100 Sangat Tinggi 9 37,5%
66 – 80 Tinggi 15 62,5% 56 – 65 Cukup - 0% 46 – 55 Rendah - 0% 0 - 45 Sangat Rendah - 0%
(69)
Tabel di atas menunjukkan tingkat motivasi awal siswa sebelum
tindakan penelitian. Dari data tersebut tampak bahwa persentase siswa
yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat tinggi adalah
37,5%, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria
tinggi adalah 62,5%, persentase siswa yang memiliki motivasi belajar
dengan kriteria cukup adalah 0%, persentase siswa yang memiliki
motivasi belajar dengan kriteria rendah adalah 0%, dan persentase siswa
yang memiliki motivasi belajar dengan kriteria sangat rendah adalah 0%.
Daftar skor motivasi belajar awal siswa dapat dilihat pada lampiran 18.
2. Siklus I
a. Perencanaan
Sebelum melakukan tindakan, peneliti mempersiapkan semua hal
yang dibutuhkan selama penelitian berlangsung. Hal yang
dipersiapkan seperti; Animasi Sistem Pencernaan, Silabus, Rencana
Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), Lembar Observasi
Siswa untuk penilaian aspek afektif dan psikomotorik. tanda
pengenal siswa, dan mempersiapkan kamera.
Kemudian peneliti bersama guru melakukan pemetaan
berdasarkan jenis kelamin dan hasil belajar siswa sebelum
implementasi tindakan. Pemetaan bertujuan untuk membagi siswa
dalam kelompok yang heterogen berdasarkan jenis kelamin dan hasil
belajar sehingga setiap anggota kelompok saling membantu dan
(70)
51
kelompok yang masing-masing anggota kelompok terdiri dari 6-7
siswa. Daftar anggota kelompok siklus I dapat dilihat pada lampiran
19.
b. Pelaksanaan
Setelah semua perencanaan telah selesai dipersiapkan, dilanjutkan
dengan pelaksanaan tindakan. Pelaksanaan tindakan merupakan
implementasi rancangan yang dilaksanakan oleh guru pelajaran
Biologi. Selama tindakan berlangsung peneliti bertindak sebagai
observer yang akan mengamati selama proses tindakan berlangsung.
Pelaksanaan siklus I dimulai pada tanggal 5 Maret 2013.
Guru menyiapkan media, alat, bahan pembelajaran dan
menyapa siswa. Mengecek kehadiran dan kesiapan siswa mengikuti
pembelajaran. Guru melakukan apersepsi, memotivasi siswa, dan
melaksanakan tindakan sesuai dengan RPP yang telah ada. Dalam
siklus I pertemuan pertama LKS menggunakan LKS 01, dan
pertemuan kedua menggunakan LKS 02.
Guru mengorganisasikan siswa supaya masuk kedalam
kelompok yang telah ditentukan sebelumnya. Setelah itu siswa diberi
LKS sambil mengamati animasi menggunakan laptop/netbook pada
masing-masing kelompok.
(71)
Gambar 4.1. Siswa Mengamati Animasi dalam Mengerjakan LKS
Setelah selesai siswa mengerjakan LKS, guru menunjuk
kelompok 4 untuk presentasi hasil diskusi.
Gambar 4.2. Presentasi Kelompok
Pada saat presentasi, sesi tanya-jawab kelompok lain juga
terlibat aktif baik dalam hal bertanya ketika ada beberapa hal yang
belum dimengerti atau menyanggah pendapat dari kelompok yang
presentasi. Kelompok lain juga aktif dalam memberikan
informasi-informasi yang bermanfaat pada materi pembelajaran sistem
(72)
53
Setelah selesai presentasi, guru meluruskan dan
menambahkan konsep yang belum dimengerti oleh siswa.
Gambar 4.3. Guru Menambahkan Konsep
Diakhir pembelajaran guru mengajak siswa merangkum
materi yang telah dipelajari pada pertemuan tersebut, dan melakukan
tanya jawab berdasarkan hasil pengisian LKS. Guru juga
menginformasikan adanya evaluasi hasil belajar tentang materi yang
telah dipelajari pada pertemuan berikutnya.
c. Observasi dan Tes
1) Data Hasil Observasi
Peneliti bertindak sebagai observer melakukan observasi
terhadap kegiatan siswa menggunakan lembar Observasi.
Diperoleh skor rata-rata aspek afektif sebesar 75,28% dan skor
rata-rata aspek psikomotor sebesar 77,43%. Berikut data hasil
observasi yang telah dilakukan oleh peneliti selama proses
pembelajaran siklus I :
(73)
Tabel 4.2
Data Hasil Observasi Siswa Siklus I
Kategori AFEKTIF PSIKOMOTOR
∑ Siswa Skor% ∑ Siswa Skor%
Tinggi (T) 18 75 19 79,17 Sedang (S) 6 25 5 20,83 Rendah (R) - 0 - 0
Tabel diatas menunjukkan bahwa, pada aspek afektif
terdapat 18 (sebesar 75%) siswa masuk dalam kategori tinggi
dan 6 (sebesar 25%) siswa masuk dalam kategori sedang. Pada
aspek psikomotor terdapat 19 (sebesar 79,17%) siswa masuk
dalam kategori tinggi dan 5 (sebesar 20,83%) siswa masuk
dalam kategori sedang dengan skor. Daftar hasil observasi siswa
pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 20.
2) Tes Hasil Belajar Siklus I
Pada akhir pertemuan siklus I (Jumat, 26 Maret 2013) peneliti
mengadakan tes akhir siklus I untuk mengetahui nilai kognitif
siswa. Data tes hasil belajar siswa dalam siklus I pada tabel
(74)
55
Tabel 4.3
Data Tes Akhir Siklus I
Aspek Pencapaian Hasil Belajar Nilai Tertinggi 88
Nilai Terendah 53
∑ Siswa Tuntas ≥ 60 18
∑ Siswa Tidak Tuntas < 60 6
Skor Rata-rata 67,21
% KKM 75%
Tabel diatas menunjukkan bahwa, terdapat 18 siswa
telah tuntas dan 6 siswa yang tidak tuntas. Rata-rata hasil belajar
siswa adalah 67,21 dengan persentase pencapaian KKM sebesar
75%. Daftar nilai tes siswa pada siklus I dapat dilihat pada
lampiran 21.
d. Refleksi
Berdasarkan analisis nilai tes dan observasi diperoleh nilai
minimal siswa dari hasil tes siklus I dengan persentase ketuntasan
klasikal siswa sebesar 75%. Meskipun persentase tersebut sudah
mencapai indikator keberhasilan, masih ada 6 dan 5 siswa, yang
memperoleh nilai sedang pada penilaian aspek afektif dan
psikomotor, oleh karena itu diadakan siklus II.
(75)
3. Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus II, secara umum kegiatan yang
dilakukan peneliti sama dengan kegiatan perencanaan pada siklus I.
Kemudian peneliti bersama guru melakukan pemetaan berdasarkan
refleksi siklus I. Dari evaluasi hasil belajar siswa pada siklus I
diperoleh data siswa yang memiliki kognitif dalam kategori tinggi,
sedang, dan rendah.
Berdasarkan data tersebut siswa yang memiliki nilai kognitif
berbeda digabung dalam satu kelompok tanpa memperhatikan jenis
kelamin, suku, ras, dan agama. Tujuan dari pembentukan kelompok
tersebut adalah supaya setiap anggota kelompok siswa yang
memiliki nilai kognitif tinggi bisa membantu siswa yang memiliki
nilai kognitif sedang dan rendah. Pada siklus II guru dan peneliti
membentuk membagi siswa menjadi 7 kelompok, masing-masing
kelompok beranggotakan antara 4-5 siswa, daftar anggota kelompok
siklus II dapat dilihat pada lampiran 22.
b. Pelaksanaan
Pada pertemuan siklus II, peneliti bertindak sebagai guru dan dan
teman peneliti sebagai observer hal ini disebabkan guru mata
pelajaran Biologi berhalangan hadir dalam pertemuan siklus II.
Berikut adalah deskripsi pembelajaran Biologi materi sistem
(76)
57
Guru mengorganisasikan siswa supaya masuk kedalam
kelompok yang telah ditentukan. Setelah itu siswa diberi LKS sambil
mengamati animasi menggunakan laptop/netbook pada
masing-masing kelompok.
Gambar 4.4. Siswa menjawab LKS dari berbagai literatur
Setelah selesai siswa mengerjakan LKS, peneliti menunjuk
salah satu siswa, untuk presentasi didepan kelas menyampaikan
hasil diskusi kelompok.
Gambar 4.5. Siswa presentasi didepan kelas
Siswa lain juga terlibat aktif baik dalam hal bertanya ketika
ada beberapa hal yang belum dimengerti atau menyanggah pendapat
dari siswa yang presentasi. Setelah selesai presentasi, guru
(1)
LAMPIRAN 32
193
HASIL OBSERVASI SISWA SIKLUS II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(2)
(3)
LAMPIRAN 33
195
HASIL TES SIKLUS I
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(4)
(5)
LAMPIRAN 34
197
HASIL TES SIKLUS II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(6)
198 DOKUMENTASI