DOKUMEN PERUBAHAN KEDUA RKPD KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2017
PERATURAN BUPATI BULUKUMBA
PERUBAHAN KEDUA PERATURAN BUPATI BULUKUMBA
NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
PERATURAN BUPATI BULUKUMBA
NOMOR 68 TAHUN 2017
Tentang
KEDUA PERATURAN BUPATI BULUKUMBA
NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA KERJA
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA
TAHUN 2017
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN BULUKUMBA
2017
“Penguatan Ekonomi Masyarakat
Melalui Optimalisasi Sektor Pertanian,
Perdagangan dan Infrastruktur”
PERATURAN BUPATI BULUKUMBA
TAHUN 2017
KEDUA PERATURAN BUPATI BULUKUMBA
RENCANA KERJA
PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
KABUPATEN BULUKUMBA
“Penguatan Ekonomi Masyarakat
Melalui Optimalisasi Sektor Pertanian,
Perdagangan dan Infrastruktur”
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
i
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
DAFTAR ISI
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ...
1
1.2 Landasan Hukum ...
2
1.3 Hubungan Antar Dokumen ...
4
1.4 Sistematika Perubahan RKPD ...
4
1.5 Maksud dan Tujuan ...
5
1.6 Gambaran Perubahan Kerangka Ekonomi Makro ...
6
BAB II Evaluasi Hasil Pelaksanaan RKPD Tahun lalu
2.1 Capaian Target Kinerja dan Penyerapan Anggaran
Program/Kegiatan ...
15
2.2 Kendala yang Dihadapi dalam Pelaksanaan Program dan
Kegiatan ...
24
BAB III Rancana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah dalam
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
...
93
3.1 Matriks Perubahan Rencana Kerja dan Kegiatan Prioritas
Kabupaten Bulukumba Tahun 2017 ...
94
(7)
ii
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
DAFTAR LAMPIRAN
1.
Dinas Pendidikan ...
99
2.
UPT Diknas Kecamatan Ujung Bulu ...
111
3.
UPT Diknas Kecamatan Ujung Loe ...
113
4.
UPT Diknas Kecamatan Bulukumpa ...
115
5.
UPT Diknas Kecamatan Rilau Ale ...
117
6.
UPT Diknas Kecamatan Gantarang ...
119
7.
UPT Diknas Kecamatan Kindang ...
121
8.
UPT Diknas Kecamatan Herlang ...
123
9.
UPT Diknas Kecamatan Bontotiro ...
125
10.
UPT Diknas Kecamatan Bontobahari ...
127
11.
UPT Diknas Kecamatan Kajang ...
129
12.
SMP Negeri 1 Bulukumba ...
131
13.
SMP Negeri 2 Bulukumba ...
133
14.
SMP Negeri 3 Bulukumba ...
135
15.
SMP Negeri 4 Bulukumba ...
137
16.
SMP Negeri 5 Bulukumba ...
139
17.
SMP Negeri 6 Bulukumba ...
141
18.
SMP Negeri 7 Bulukumba ...
142
19.
SMP Negeri 8 Bulukumba ...
143
20.
SMP Negeri 9 Bulukumba ...
145
21.
SMP Negeri 10 Bulukumba ...
147
22.
SMP Negeri 11 Bulukumba ...
149
23.
SMP Negeri 12 Bulukumba ...
151
24.
SMP Negeri 13 Bulukumba ...
153
25.
SMP Negeri 14 Bulukumba ...
154
26.
SMP Negeri 15 Bulukumba ...
156
27.
SMP Negeri 16 Bulukumba ...
157
28.
SMP Negeri 17 Bulukumba ...
159
29.
SMP Negeri 18 Bulukumba ...
160
30.
SMP Negeri 19 Bulukumba ...
162
31.
SMP Negeri 20 Bulukumba ...
163
32.
SMP Negeri 21 Bulukumba ...
164
33.
SMP Negeri 22 Bulukumba ...
165
34.
SMP Negeri 23 Bulukumba ...
166
35.
SMP Negeri 24 Bulukumba ...
167
36.
SMP Negeri 25 Bulukumba ...
168
37.
SMP Negeri 26 Bulukumba ...
169
38.
SMP Negeri 27 Bulukumba ...
170
39.
SMP Negeri 28 Bulukumba ...
171
40.
SMP Negeri 29 Bulukumba ...
172
41.
SMP Negeri 30 Bulukumba ...
173
42.
SMP Negeri 31 Bulukumba ...
174
43.
SMP Negeri 32 Bulukumba ...
175
44.
SMP Negeri 33 Bulukumba ...
176
45.
SMP Negeri 34 Bulukumba ...
177
46.
SMP Negeri 35 Bulukumba ...
178
47.
SMP Negeri 36 Bulukumba ...
179
48.
SMP Negeri 37 Bulukumba ...
180
49.
SMP Negeri 38 Bulukumba ...
182
50.
SMP Negeri 39 Bulukumba ...
183
51.
SMP Negeri 40 Bulukumba ...
185
52.
SMP Negeri 41 Bulukumba ...
187
53.
SMP Negeri 42 Bulukumba ...
188
54.
SMP Negeri 43 Bulukumba ...
189
55.
SMP Negeri 44 Bulukumba ...
190
56.
SMP Negeri 46 Bulukumba ...
191
(8)
iii
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
58.
SMP Negeri 48 Bulukumba ...
193
59.
SMP Negeri Satap 1 Bulukumba ...
194
60.
SMP Negeri Satap 2 Bulukumba ...
195
61.
SMP Negeri Satap 3 Bulukumba ...
196
62.
SMP Negeri Satap 4 Bulukumba ...
197
63.
SMP Negeri Satap 5 Bulukumba ...
198
64.
SMP Negeri Satap 6 Bulukumba ...
199
65.
SMP Negeri Satap 7 Bulukumba ...
200
66.
SMP Negeri Satap 8 Bulukumba ...
201
67.
SMP Negeri Satap 9 Bulukumba ...
202
68.
SMP Negeri Satap 10 Bulukumba ...
203
69.
SMP Negeri Satap 11 Bulukumba ...
204
70.
SMP Negeri Satap 12 Bulukumba ...
205
71.
SMP Negeri Satap 13 Bulukumba ...
206
72.
SMP Negeri Satap 14 Bulukumba ...
207
73.
SMP Negeri Satap 15 Bulukumba ...
209
74.
SMP Negeri Satap 18 Bulukumba ...
210
75.
SMP Negeri Terbuka Bulukumba ...
211
76.
SMP Negeri Terbuka Gangking ...
212
77.
SMP Negeri Terbuka Bulukumpa ...
213
78.
SMP Luar Biasa Ujung Bulu ...
214
79.
SKB Bulukumba ...
215
80.
TK Pembina ...
217
81.
TK Pembina Gantarang ...
219
82.
Akademi Keperawatan ...
221
83.
Dinas Kesehatan ...
222
84.
RSUD H.A.Sultan Dg Raja ...
240
85.
Puskesmas Caile ...
243
86.
Puskesmas Ponre ...
246
87.
Puskesmas Gattareng ...
249
88.
Puskesmas Borong Rappoa ...
252
89.
Puskesmas Balibo ...
255
90.
Puskesmas Manyampa ...
258
91.
Puskesmas Ujung Loe ...
261
92.
Puskesmas Tanete ...
264
93.
Puskesmas Bontobangun ...
267
94.
Puskesmas Karassing ...
270
95.
Puskesmas Herlang ...
273
96.
Puskesmas Bontobahari ...
276
97.
Puskesmas Lembanna ...
279
98.
Puskesmas Kassi ...
282
99.
Puskesmas Batang ...
285
100.
Puskesmas Bontotiro ...
288
101.
Puskesmas Tanah Towa ...
291
102.
Puskesmas Salassae ...
294
103.
Puskesmas Palangisang ...
297
104.
Puskesmas Bontonyeleng ...
300
105.
UPTD Instalasi Farmasi ...
303
106.
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang ...
306
107.
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air ...
330
108.
Dinas Perumahan, Permukiman dan Pertanahan ...
339
109.
Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik ...
353
110.
Satuan Polisi Pamong Praja dan Pemadam Kebakaran ...
359
111.
Dinas Sosial ...
365
112.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah ...
372
113.
Dinas Tenaga Kerja ...
377
114.
Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak ...
382
115.
Dinas Ketahanan Pangan ...
391
(9)
iv
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
117.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil ...
413
118.
Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa ...
419
119.
Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ...
428
120.
Dinas Perhubungan ...
437
121.
Dinas Komunikasi dan Informatika ...
448
122.
Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah ...
454
123.
Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu ...
461
124.
Dinas Pemuda dan Olahraga ...
467
125.
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah ...
474
126.
Dinas Perikanan ...
481
127.
Dinas Pariwisata ...
491
128.
Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan ...
498
129.
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan ...
514
130.
Dinas Perdagangan dan Perindustrian ...
522
131.
Sekretariat Daerah ...
529
132.
Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah ...
546
133.
Kecamatan Ujung Bulu ...
553
134.
Kelurahan Bentenge ...
557
135.
Kelurahan Kasimpureng ...
560
136.
Kelurahan Loka ...
564
137.
Kelurahan Tanah Kongkong ...
567
138.
Kelurahan Bintarore ...
570
139.
Kelurahan Caile ...
573
140.
Kelurahan Ela-ela ...
576
141.
Kelurahan Kalumeme ...
579
142.
Kelurahan Terang-terang ...
582
143.
Kecamatan Ujung Loe ...
585
144.
Kelurahan Dannuang ...
588
145.
Kecamatan Bulukumpa ...
591
146.
Kelurahan Jawi-jawi ...
594
147.
Kelurahan Tanete ...
597
148.
Kelurahan Ballasaraja ...
600
149.
Kecamatan Rilau Ale ...
603
150.
Kelurahan Palampang ...
606
151.
Kecamatan Gantarang ...
609
152.
Kelurahan Matekko ...
613
153.
Kelurahan Jalanjang ...
616
154.
Kelurahan Mariorennu ...
619
155.
Kecamatan Kindang ...
623
156.
Kelurahan Borong Rappoa ...
626
157.
Kecamatan Herlang ...
630
158.
Kelurahan Tanuntung ...
634
159.
Kelurahan Bontokamase ...
637
160.
Kecamatan Bontotiro ...
640
161.
Kelurahan Eka Tiro ...
643
162.
Kecamatan Bontobahari ...
646
163.
Kelurahan Benjala ...
649
164.
Kelurahan Sapolohe ...
652
165.
Kelurahan Tanah Lemo ...
655
166.
Kelurahan Tanah Beru ...
658
167.
Kecamatan Kajang ...
661
168.
Kelurahan Tanah Jaya ...
664
169.
Kelurahan Laikang ...
667
170.
Inspektorat Daerah ...
671
171.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) ...
676
172.
Badan Pengelolaan Keuangan Daerah (BPKD) ...
687
173.
Badan Pendapatan Daerah (BAPENDA) ...
698
174.
Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM ...
703
(10)
1
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
Lampiran:
Peraturan Bupati Bulukumba
Tentang Perubahan Kedua RKPD
Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
Nomor
: 68 Tahun 2017
Tanggal : 27 Juli 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015, mewajibkan pemerintah daerah untuk
menyusun RKPD yang merupakan penjabaran dari RPJMD untuk jangka
waktu 1 (satu) tahun, yang memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,
prioritas pembangunan daerah, serta rencana kerja dan pendanaan untuk
jangka waktu 1 (satu) tahun yang disusun dengan berpedoman kepada
Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan program strategis nasional yang
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.
Dengan demikian RKPD mempunyai kedudukan, peran dan fungsi yang
sangat strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, mengingat:
1. Secara substansial, memuat arah kebijakan ekonomi dan keuangan
daerah, rencana program, kegiatan, indikator kinerja, pagu indikatif,
kelompok sasaran, lokasi kegiatan, prakiraan maju, dan Perangkat Daerah
penanggung jawab yang wajib dilaksanakan pemerintahan daerah dalam 1
(satu) tahun;
2. Secara normatif, menjadi dasar penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA)
dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS) yang akan diusulkan
oleh kepala daerah untuk disepakati bersama dengan DPRD sebagai
landasan penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (R-APBD);
3. Secara
operasional,
memuat
arahan
untuk
peningkatan
kinerja
pemerintahan dibidang pelayanan dan pemberdayaan masyarakat serta
Pemerintah daerah yang menjadi tanggung jawab masing-masing Kepala
Perangkat Daerah dalam melaksanakan tugas dan fungsinya yang
ditetapkan dalam Renja PD; dan
4. Secara faktual, menjadi tolok ukur untuk menilai capaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan daerah merealisasikan program dan
kegiatan dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Penyusunan RKPD berpedoman pada arah kebijakan pembangunan
nasional, arah kebijakan pembangunan daerah, tahapan dan tatacara
penyusunan, tahapan dan tata cara penyusunan perubahan, pengendalian
dan evaluasi, serta konsistensi perencanaan dan penganggaran sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
RKPD Tahun 2017 dapat diubah dalam hal terjadi:
1.
Perubahan kebijakan dan strategi baik di tingkat nasional maupun di
tingkat pemerintah daerah yang tidak perlu merubah RPJMD;
2.
Penambahan kegiatan baru yang tidak perlu merubah RPJMD; dan
3.
Terdapat perubahan dan/atau penambahan program baru pada RPJMD.
(11)
2
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017 dilakukan karena
berdasarkan
hasil
evaluasi
pelaksanaannya
dalam
tahun
berjalan
menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan perkembangan keadaan,
meliputi:
1. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka ekonomi daerah
dan kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan, rencana
program dan kegiatan prioritas daerah.
2. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran
sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan;
3. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan; dan/atau
4. Pergeseran pagu kegiatan antar perangkat daerah, penghapusan kegiatan,
penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif, penambahan atau
pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan
kelompok sasaran kegiatan.
Dalam hal keadaan darurat sebagaimana ditetapkan dalam peraturan
perundang-undangan, pemerintah daerah dapat melaksanakan kegiatan
terlebih dahulu untuk mengatasi keadaan darurat dimaksud dan selanjutnya
ditampung dalam Perubahan RKPD Tahun 2017.
Memperhatikan ketentuan Pasal 17 ayat (2) Undang-Undang Nomor 17
Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mengamanatkan bahwa
penyusunan RAPBD berpedoman kepada RKPD dalam rangka mewujudkan
tercapainya tujuan bernegara, Pasal 25 ayat (2) Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional yang
menyatakan bahwa RKPD menjadi pedoman penyusunan RAPBD, maka
untuk menjaga konsistensi antara perencanaan dan penganggaran,
Perubahan RKPD Tahun 2017 yang ditetapkan dengan Peraturan Kepala
Daerah menjadi landasan penyusunan Perubahan KUA dan Perubahan PPAS
untuk menyusun Perubahan APBD Tahun 2017.
Perubahan RKPD memuat rancangan kerangka ekonomi daerah,
program prioritas pembangunan daerah, rencana kerja, kerangka pendanaan
dan pagu indikatif, yang bersumber dari APBD maupun sumber-sumber
pendanaan lain yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat.
Pemerintah Kabupaten Bulukumba dalam mengakomodasi berbagai
kepentingan rakyat, terus berupaya melakukan perbaikan dan pembenahan
dengan tujuan agar masyarakat merasa aman, nyaman, dan tentram menuju
masyarakat yang sejahtera dan terdepan. Perubahan regulasi yang ditetapkan
di tahun 2017 dan melihat perkembangan pembangunan Kabupaten
Bulukumba pelaksanaan sampai dengan tahun berjalan, maka berbagai
keadaan tersebut layak dijadikan dasar petimbangan untuk melakukan
perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017.
Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (Perubahan RKPD)
Kabupaten Bulukumba Tahun 2017, dirasakan sangat penting untuk
konsistensi dan keselarasan serta kesinambungan upaya pencapaian visi dan
misi Kabupaten Bulukumba dengan lebih efektif dan efisien.
1.2. Landasan Hukum
Landasan Hukum dalam Penyusunan Perubahan RKPD Kabupaten
Bulukumba Tahun 2017 adalah sebagai berikut :
1.
Undang-Undang Nomor 29 tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah
Tingkat II di Sulawesi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959
Nomor 74 Tambahan Lembaran Negara Nomor 1822);
(12)
3
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
2.
Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara
yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3851);
3.
Undang-Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4287);
4.
Undang-Undang Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan
dan Tangung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4400);
5.
Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4421);
6.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Tahun
2007 Nomor 43 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4708);
7.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
8.
Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja
Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4405);
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005
Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4578);
10.
Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2008 Nomor 19 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4815);
11.
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan,
Pengendalian,
dan
Evaluasi
Pelaksanaan
Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008
Nomor 21 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4817);
12.
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan
Administratif Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 106, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6057);
13.
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional tahun 2015-2019 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 3);
14.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tata
Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2010 Nomor 517);
(13)
4
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
15.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pemerintah
Daerah Tahun 2017 (Berita Negara Tahun 2016 Nomor 518);
16.
Peraturan Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 114 Tahun 2017
tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan
Tahun 2018;
17.
Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 10 Tahun 2007 tentang
Mekanisme Perencanaan dan Penganggaran Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Bulukumba Tahun 2007 Nomor 10);
18.
Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 7 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bulukumba
Tahun 2005-2025;
19.
Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 7 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Bulukumba
Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2010
Nomor 7);
20.
Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 8 Tahun 2010 tentang
Prosedur Perencanaan dan Penganggaran Daerah;
21.
Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 21 Tahun 2012 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten BulukumbaTahun 2012-2032
(Lembaran Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2012 Nomor 21);
22.
Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021
(Lembaran Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2016 Nomor 7);
23.
Peraturan Daerah Kabupaten Bulukumba Nomor 14 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Bulukumba Tahun 2016 Nomor 14);
24.
Peraturan Bupati Bulukumba Nomor 69 Tahun 2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Bupati Bulukumba Nomor 35 Tahun 2016 tentang
Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Bulukumba Tahun 2017.
1.3 Hubungan Antar Dokumen
Dengan mengacu pada ketentuan pasal 17 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara yang mengamanatkan
bahwa Penyusunan APBD berpedoman kepada RKPD dalam rangka
mewujudkan tercapainya tujuan bernegara dan ketentuan pasal 25 ayat (2)
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional yang menyatakan bahwa RKPD menjadi pedoman
penyusunan APBD, maka untuk menjaga konsistensi antara perencanaan
dan penganggaran, dilakukan perubahan RKPD Tahun 2017 yang ditetapkan
dengan Peraturan Bupati Bulukumba dan menjadi landasan penyusunan
Kebijakan Umum Perubahan APBD dan Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara Perubahan APBD Tahun 2017, yang digunakan dalam
penyusunan perubahan RAPBD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017.
1.4 Sistematika Perubahan RKPD
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba tahun 2017 disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
1.
Bab I
: Pendahuluan.
Pada Bab ini memuat atau menjelaskan maksud, tujuan, dan
dasar
pertimbangan perubahan
yang
disertai
dengan
gambaran tentang perubahan kerangka ekonomi daerah.
(14)
5
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
2.
Bab II
: Evaluasi Hasil RKPD Tahun Sebelumnya.
Pada Bab ini memuat kompilasi hasil evaluasi pelaksanaan
RKPD tahun sebelumnya.
3.
Bab III
: Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Dalam
Perubahan RKPD.
Pada Bab ini memuat kegiatan lanjutan tahun 2016,
pergeseran kegiatan antar perangkat daerah, penghapusan
kegiatan, penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif,
penambahan atau pengurangan target kinerja, pagu indikatif,
lokasi, kelompok sasaran yang mengalami perubahan dan
yang tidak mengalami perubahan. Rencana program dan
kegiatan prioritas daerah tersebut mencakup semua rencana
program dan kegiatan prioritas yang akan dianggarkan
melalui belanja tidak langsung, belanja langsung dan
pengeluaran pembiayaan.
4.
Bab IV
: Penutup.
memuat hal-hal yang dianggap perlu sesuai dengan
kebutuhan.
1.5 Maksud dan Tujuan
1.5.1 Maksud
Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang selanjutnya
disingkat Perubahan RKPD adalah dokumen perubahan perencanaan daerah
untuk periode 1 (satu) tahun atau disebut dengan Perubahan Rencana
Pembangunan Tahunan Daerah yang disusun dengan maksud untuk
menyesuaikan dokumen perencanaan tahunan dengan perkembangan
keadaan dalam tahun berjalan.
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017, yang mencakup
perubahan kebijakan dan strategi baik di tingkat nasional maupun di tingkat
pemerintah daerah maupun penambahan atau perubahan kegiatan baru
harus tetap menjadi bagian utuh dari upaya pelaksanaan RPJMD Kabupaten
Bulukumba Tahun 2016-2021.
1.5.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan Perubahan RKPD Kabupaten
Bulukumba Tahun 2017 yaitu:
1.
Sebagai acuan bagi seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di
Kabupaten Bulukumba dalam merumuskan dan menjalankan perubahan
kebijakan pemerintah dan pemerintah daerah tahun 2017.
2.
Sebagai Pedoman dalam penyusunan Perubahan Kebijakan Umum
Anggaran (Perubahan KUA) dan Penyusunan Perubahan Prioritas dan
Plafon Anggaran Sementara (Perubahan PPAS) dan sebagai tahapan dalam
penyusunan
Perubahan
Rencana
Anggaran
dan
Belanja
Daerah
(Perubahan RAPBD) Tahun 2017.
3.
Sebagai pedoman bagi Organisasi Perangkat Daerah untuk menyusun
Perubahan Renja PD dan Perubahan RKA PD.
4.
Alat untuk menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasannya.
1.5.3 Dasar Pertimbangan Perubahan
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017 perlu dilakukan
didasarkan adanya hasil evaluasi pelaksanaannya dalam tahun berjalan yang
menunjukkan ketidaksesuaian dengan perkembangan keadaan, meliputi:
(15)
6
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
1.
Perubahan kebijakan dan strategi baik di tingkat nasional maupun di
tingkat pemerintah daerah yang tidak perlu merubah RPJMD;
2.
Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka ekonomi daerah
dan kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan, rencana
program dan kegiatan prioritas daerah.
3.
Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran
sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan;
4.
Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana ditetapkan dalam
peraturan perundang-undangan; dan/atau
5.
Pergeseran pagu kegiatan antar perangkat daerah, penghapusan kegiatan,
penambahan kegiatan baru/kegiatan alternatif, penambahan atau
pengurangan target kinerja dan pagu kegiatan, serta perubahan lokasi dan
kelompok sasaran kegiatan.
1.6 Gambaran Perubahan Kerangka Ekonomi Makro
1.6.1 Kondisi Perekonomian Nasional
Perekonomian Indonesia pada triwulan I 2017 tumbuh membaik sebesar
5,01% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 4,94 %
(yoy). Pertumbuhan yang tinggi tercatat pada ekspor dan belanja pemerintah.
Perbaikan kinerja ekspor terutama dipengaruhi oleh membaiknya harga
komoditas global, seperti batubara dan karet, serta meningkatnya
pertumbuhan ekonomi dunia. Sementara itu, meningkatnya konsumsi
pemerintah didorong oleh belanja barang dan modal sehingga dapat
memperbaiki kinerja investasi terutama investasi bangunan. Sementara itu,
pertumbuhan konsumsi rumah tangga tetap kuat. Secara spasial, perbaikan
PDB triwulan I 2017 ditopang oleh pertumbuhan ekonomi di Jawa terkait
investasi dan di Kalimantan karena ekspor. Di sisi lain, perlambatan ekonomi
terjadi di Sumatera karena penurunan investasi dan perdagangan antar
daerah, serta di Sulampua dan Balinusra karena menurunnya ekspor bahan
tambang.
Inflasi pada triwulan I 2017 tetap terkendali dalam kisaran sasaran
inflasi 2017 yaitu 4±1%, meski sedikit lebih tinggi dibanding periode triwulan
sebelumnya. Pada akhir triwulan I 2017, realisasi inflasi IHK tercatat sebesar
3,61% (yoy) atau lebih tinggi dibanding periode akhir triwulan IV 2016 yang
sebesar 3,02% (yoy). Tekanan kenaikan inflasi di periode triwulan ini
bersumber dari kelompok
administered prices
, terutama terkait penerapan
sejumlah kebijakan tarif di awal tahun 2017. Sementara itu, inflasi inti relatif
stabil dan inflasi pangan bergejolak (
volatile foods
) tercatat lebih rendah.
Secara bulanan, sepanjang periode triwulan I 2017 tekanan inflasi yang
cukup tinggi hanya terjadi pada bulan Januari yakni sebesar 0,97% (mtm)
karena didorong oleh penerapan kenaikan tarif perpanjangan STNK dan tarif
listrik. Tekanan inflasi kembali menurun pada Februari 2017 menjadi sebesar
0,23% (mtm) dan pada Maret 2017 bahkan mengalami deflasi 0,02% (mtm)
seiring dengan melimpahnya pasokan pangan. Memasuki awal triwulan II
2017, IHK kembali mengalami inflasi namun masih berada pada level yang
cukup rendah yakni sebesar 0,09% (mtm) pada April 2017. Realisasi inflasi
IHK pada awal triwulan II 2017 dipengaruhi oleh kenaikan inflasi pada
kelompok
administered price
(AP), sementara inflasi inti tercatat cukup
rendah, sedangkan
volatile foods
bahkan masih tercatat mengalami deflasi.
Secara tahunan, inflasi IHK pada April 2017 tercatat sebesar 4,17% (yoy),
masih sejalan dengan kisaran sasaran inflasi 2017.
Nilai tukar rupiah bergerak menguat sepanjang triwulan I 2017 disertai
volatilitas yang lebih rendah dibanding negara
peers
. Pada triwulan I 2017,
secara point to point rupiah menguat sebesar 1,10% menjadi Rp13.326 per
(16)
7
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
dolar AS. Penguatan rupiah pada triwulan I 2017 didukung oleh kondisi
domestik yang cukup solid ditengah sentimen negatif terhadap US dolar dan
membaiknya risiko pasar keuangan global. Volatilitas Rupiah pada triwulan I
2017 tercatat paling rendah dibandingkan negara
peers
yaitu Lira (Turki),
Rand (Afrika Selatan), Real (Brazil), Won (Korea Selatan), Bath (Thailand),
Rupee (India), Singapore Dollar (Singapura), Peso (Filipina), dan Ringgit
(Malaysia). Pada April 2017 nilai tukar rupiah bergerak relatif stabil. Hingga
akhir April 2017, rupiah menguat sebesar 1,07% (ytd) menjadi Rp13.329 per
dolar AS. Di sisi eksternal, berlanjutnya penguatan rupiah dipengaruhi oleh
meningkatnya sentimen negatif terhadap arah kebijakan perekonomian AS
dan kenaikan pertumbuhan Tiongkok yang mendorong berlanjutnya aliran
modal asing masuk ke negara EM termasuk Indonesia. Sementara di sisi
domestik, penguatan rupiah didukung oleh meningkatnya cadangan devisa
pada akhir Maret 2017 sejalan dengan perbaikan
outlook sovereign rating
dan
sentimen positif terhadap kondisi dan prospek perekonomian Indonesia.
Berlanjutnya penguatan rupiah pada April 2017 juga disertai volatilitas yang
tetap rendah dibanding negara
peers.
Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat surplus pada April
2017, didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas. Surplus neraca
perdagangan April 2017 tercatat 1,24 miliar dolar AS, lebih rendah
dibandingkan dengan surplus Maret 2017 yang sebesar 1,40 miliar dolar AS.
Surplus neraca perdagangan pada April 2017 yang lebih rendah dipengaruhi
oleh turunnya surplus neraca perdagangan nonmigas yang lebih besar dari
penurunan defisit neraca perdagangan migas. Meski demikian, surplus
neraca perdagangan pada April 2017 menunjukkan kinerja yang jauh lebih
baik jika dibandingkan surplus pada April 2016 yang hanya sebesar 0,88
miliar dolar AS.
Surplus neraca perdagangan nonmigas pada April 2017 tercatat 1,87
miliar dolar AS, lebih rendah dibandingkan dengan surplus bulan sebelumnya
yang sebesar 2,2 miliar dolar AS. Menurunnya surplus neraca perdagangan
nonmigas tersebut dipengaruhi oleh penurunan ekspor nonmigas sebesar
0,98 miliar dolar AS (mtm), lebih besar dari penurunan impor nonmigas yang
sebesar 0,69 miliar dolar AS (mtm). Penurunan ekspor nonmigas terutama
dipengaruhi oleh turunnya ekspor lemak dan minyak hewan, bahan bakar
mineral, karet dan barang dari karet, mesin/peralatan listrik, dan pakaian
jadi bukan rajutan. Sementara itu, penurunan impor nonmigas terutama
disebabkan oleh turunnya impor mesin dan peralatan mekanik, plastik dan
barang dari plastik, bahan kimia organik, kapal laut dan bangunan terapung,
serta bahan bakar mineral. Di sisi migas, defisit neraca perdagangan migas
turun dari 0,77 miliar dolar AS pada Maret 2017 menjadi 0,63 miliar dolar AS
pada April 2017. Penurunan defisit neraca perdagangan migas tersebut
dipengaruhi oleh penurunan impor migas sebesar 0,67 miliar dolar AS (mtm)
yang melebihi penurunan ekspor migas yang sebesar 0,53 miliar dolar AS
(mtm).
Melihat perkembangan ekonomi nasional tersebut, maka direncanakan
prospek perekonomian nasional mengalami perubahan pada beberapa
indikator ekonomi nasional yang akan berdampak pada perubahan anggaran
tahun 2017.
Outlook
pertumbuhan ekonomi tahun 2017 diperkirakan sebesar 5,2
persen, atau lebih tinggi dari asumsinya dalam APBN tahun 2017 sebesar 5,1
persen. Sumber pertumbuhan ekonomi pada tahun 2017 juga akan didukung
oleh keberlanjutan proyek infrastruktur serta potensi masuknya aliran modal
ke dalam negeri pasca peningkatan
rating
menjadi
investment grade
oleh
lembaga
rating
Standard & Poor’s (S&P) yang diharapkan akan mendorong
kinerja dari sisi investasi.
(17)
8
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
Sementara itu, laju inflasi pada tahun 2017 diperkirakan sebesar 4,3
persen atau lebih tinggi jika dibandingkan dengan asumsi inflasi APBN tahun
2017 sebesar 4,0 persen. Tekanan inflasi sampai dengan akhir tahun 2017
diperkirakan akan sejalan dengan tren peningkatan harga minyak dunia.
Pemerintah tetap berupaya mengendalikan pergerakan harga dengan menjaga
ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat serta memperkuat koordinasi
antara Pemerintah dan Bank Indonesia baik di tingkat pusat maupun daerah
dalam menjaga tingkat inflasi agar tetap berada pada kisaran sasaran inflasi
nasional yaitu 4±1 persen.
Nilai tukar rupiah dalam RAPBNP tahun 2017 diusulkan sebesar
Rp13.400 per dolar Amerika Serikat atau melemah dibandingkan dengan
asumsinya dalam APBN tahun 2017 sebesar Rp13.300 per dolar Amerika
Serikat.
Outlook
nilai tukar rupiah tersebut mempertimbangkan potensi risiko
terutama terkait rencana kebijakan moneter Amerika Serikat yang akan
menaikkan kembali tingkat suku bunga acuan dan kebijakan proteksi
perdagangannya. Di sisi lain, status
investment grade
dari beberapa lembaga
rating
internasional dan stabilitas ekonomi makro yang terjaga dengan baik
diperkirakan akan berdampak positif terhadap aliran modal masuk ke dalam
negeri dan dapat menahan risiko pelemahan nilai tukar rupiah serta
sekaligus menurunkan
yield
surat berharga negara. Oleh karena itu, tingkat
suku bunga SPN 3 bulan diperkirakan sebesar 5,2 persen atau lebih rendah
dari asumsi APBN tahun 2017 sebesar 5,3 persen.
Berdasarkan tren peningkatan harga minyak, rata-rata ICP sampai
dengan akhir tahun 2017 diperkirakan sebesar 50 dolar Amerika Serikat per
barel, lebih tinggi dari asumsinya dalam APBN tahun 2017 sebesar 45 dolar
Amerika Serikat per barel. Sementara
lifting
minyak dan gas bumi sampai
dengan akhir tahun diperkirakan tidak berbeda dengan asumsi
lifting
migas
APBN tahun 2017 yaitu rata-rata mencapai 815 ribu barel per hari untuk
minyak dan 1.150 ribu barel per hari setara minyak untuk gas bumi.
Perubahan asumsi dasar ekonomi makro tersebut tetap mengacu pada
pencapaian sasaran pembangunan jangka menengah yang terdapat pada
RPJMN 2015-2019 serta sasaran tahunan sebagaimana tercantum dalam RKP
tahun 2017. Rincian asumsi dasar ekonomi makro sebagai berikut:
Indikator Ekonomi
2016
2017
Realisasi
APBN
RAPBNP
a. Pertumbuhan Ekonomi (%yoy)
5,0
5,1
5,2
b. Inflasi (%yoy)
3,0
4,0
4,3
c. Nilai Tukar (Rp/USD)
13.307
13.300
13.400
d. Tingkat Bunga SPN 3 Bulan Rata-rata (%)
5,7
5,3
5,2
e. Harga Minyak Mentah Indonesia (USD/barel)
40
45
50
f.
Lifting
Minyak Bumi (ribu barel per hari)
829
815
815
g.
Lifting
Gas Bumi (ribu barel setara minyak per
hari)
1.180
1.150
1.150
Sumber: Kementerian Keuangan, 2017.
1.6.2 Kondisi Perekonomian Provinsi Sulawesi Selatan
A. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) sedikit lambat di
triwulan I 2017. Pada triwulan laporan, ekonomi Sulsel tumbuh 7,52% (yoy)
sedikit lebih rendah dibandingkan pertumbuhan 7,60% (yoy) pada triwulan IV
2016. Perlambatan pertumbuhan terutama disebabkan oleh menurunnya
kinerja di beberapa lapangan usaha antara lain lapangan usaha Pertanian,
Kehutanan Dan Perikanan; Pengadaan Air; Perdagangan Besar Dan Eceran;
Penyediaan Akomodasi Dan Makan Minum; Jasa Keuangan Dan Asuransi;
Real Estate; Jasa Perusahaan; Jasa Kesehatan Dan Kegiatan Sosial; Dan Jasa
Lainnya. Dari sisi pengeluaran, menurunnya Net Ekspor Antar Daerah dan
(18)
9
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
Net Ekspor Luar Negeri menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
melambatnya pertumbuhan pada triwulan I 2017.
Pertumbuhan ekonomi Sulsel di triwulan II 2017 di perkirakan
meningkat. Peningkatan tersebut terjadi di sejumlah lapangan usaha, yaitu
Industri
Pengolahan;
Konstruksi;
Perdagangan
Besar
Dan
Eceran;
Transportasi Dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi Dan Makan Minum;
Real Estate; Administrasi Pemerintahan; Jasa Pendidikan; Dan Jasa
Kesehatan. Lapangan Usaha Perdagangan Besar Dan Eceran; Transportasi
Dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi Dan Makan Minum diperkirakan
meningkat sebagai dampak dari meningkatnya aktivitas masyarakat pada
Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Sementara itu, kinerja jasa
pendidikan diperkirakan meningkat sebagai dampak dari pelaksanaan Ujian
Nasional di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah
Atas (SMA). Pada usaha konstruksi diperkirakan terjadi peningkatan akibat
beberapa proyek akan mulai direalisasikan pada triwulan II 2017. Sesuai
dengan informasi anekdotal, beberapa instansi telah melakukan lelang pada
triwulan I 2017.
Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi di triwulan I 2017 yang
melambat terutama disebabkan oleh net ekspor antar daerah dan luar negeri.
Pada triwulan I 2017, net ekspor antar daerah dan net ekspor luar negeri
tercatat tumbuh terkontraksi masing-masing -80,85% (yoy) dan -68,03% (yoy).
Meski pertumbuhan ekonomi di triwulan I 2017 mengalami perlambatan,
namun tetap tumbuh kuat. Pertumbuhan ekonomi Sulsel yang terjaga
didukung oleh menguatnya konsumsi rumah tangga yang tercatat tumbuh
5,54% (yoy) di triwulan I 2017, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya
yang tercatat 5,29% (yoy). Selain itu, pertumbuhan konsumsi pemerintah dan
investasi (PMTB) yang tercatat tumbuh positif masing-masing mencapai
3,75% (yoy) dan 7,36% (yoy) dapat menopang pertumbuhan Sulsel di periode
laporan.
Selanjutnya, pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2017 diperkirakan
meningkat. Peningkatan tersebut didorong oleh tetap kuatnya konsumsi
rumah tangga akibat meningkatnya aktivitas masyarakat dalam menghadapi
Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN). Risiko yang perlu diwaspadai pada
triwulan laporan adalah kinerja ekspor yang diperkirakan menurun akibat
harga komoditas utama Sulsel yang turun di awal triwulan II 2017, seperti
nikel dan kopi. Selain itu, pasokan nikel yang meningkat dari Negara pesaing
utama yaitu Filipina, disertai dengan perlambatan konsumen utama logam
(Tiongkok) mendorong
oversupply
dari nikel sehingga harga komoditas
tertekan pada triwulan II 2017. Komoditas kopi juga mengalami penurunan
harga akibat pasokan yang meningkat dari Brazil dan Vietnam. Pertumbuhan
ekonomi Sulsel pada triwulan II 2017 diperkirakan berada pada kisaran
7,5%-7,9% (yoy).
B. Inflasi
Laju inflasi Sulsel pada triwulan I 2017 mengalami peningkatan. Inflasi
Sulsel di akhir triwulan I 2017 tercatat 3,42% (yoy), lebih tinggi dibandingkan
inflasi di akhir triwulan IV 2016 yang tercatat 2,94% (yoy). Peningkatan
tersebut sejalan dengan inflasi Nasional yang juga meningkat, bahkan inflasi
Sulsel pada triwulan I tersebut tercatat lebih rendah dari inflasi Nasional
sebesar 3,61% (yoy). Secara umum, peningkatan tekanan inflasi disebabkan
oleh meningkatnya harga pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan
tembakau; perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar; Kesehatan; serta
transpor, komunikasi dan jasa keuangan. Peningkatan inflasi pada kelompok
perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar disebabkan oleh penyesuaian
tarif listrik 900 VA untuk rumah tangga pada bulan Januari 2017.
(19)
10
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
Pada triwulan II 2017 tekanan inflasi diperkirakan berlanjut. Pada
kelompok
administered price
, kenaikan inflasi diperkirakan akibat kebijakan
pemerintah pusat terkait dengan pengalihan subsidi listrik pada daya 900 VA
di bulan Maret, dan Mei dan Juli. Setiap tahap, tarif listrik akan mengalami
kenaikan mencapai 30%, hingga pada tahap akhir yang jatuh pada bulan
Juli, tarif daya listrik 900 VA akan sama dengan tarif 1.300 VA yaitu sebesar
Rp1.647/kWh. Selain itu, pada kelompok
volatile food
, permintaan
masyarakat diperkirakan meningkat karena memasuki bulan Ramadhan dan
hari raya lebaran.
Peningkatan tekanan inflasi pada triwulan I 2017 terjadi pada Kelompok
Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau; Perumahan, Air, Listrik,
Gas dan Bahan Bakar; Kesehatan; serta Transpor, Komunikasi dan Jasa
Keuangan. Inflasi kelompok Makanan Jadi tercatat 4,28% (yoy) lebih tinggi
dibandingkan triwulan sebelumnya 3,63% (yoy). Selain itu, kelompok lain
yang mengalami peningkatan yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan
bahan bakar; kesehatan; dan transpor, komunikasi dan jasa keuangan
menjadi masing-masing 3,52% (yoy); 2,74% (yoy); dan 3,61% (yoy) pada
periode laporan, dari sebelumnya 2,76% (yoy); 2,65% (yoy); dan -0,87% (yoy).
Di sisi lain, kelompok bahan makanan mengalami penurunan tekanan inflasi
dari 6,36% (yoy) menjadi 3,94% (yoy). Kelompok lain yang mengalami
penurunan yaitu kelompok sandang dan kelompok pendidikan, rekreasi dan
olahraga masing-masing dari 2,97% (yoy) dan 0,83% (yoy) pada triwulan IV
2016 menjadi 1,89% (yoy) dan 0,81% (yoy) pada triwulan I 2017.
Pada awal triwulan II 2017, tekanan inflasi diperkirakan dalam tren
meningkat. Berdasarkan hasil Survei Konsumen yang diselenggarakan oleh
Bank Indonesia bahwa indeks harga 3 bulan yang akan datang mengalami
peningkatan dari 173,7 di triwulan I 2017 menjadi 186,8 di triwulan II 2017.
Peningkatan tersebut diperkirakan berasal dari inflasi administered price
seiring dengan kebijakan dari pemerintah pusat terkait pengalihan subsidi
listrik pada daya 900 VA di tanggal 1 Mei dan 1 Juli 201715. Selain itu, Hari
Besar Keagamaan Nasional (HBKN) yang jatuh pada bulan Mei dan Juni,
diperkirakan turut mendorong konsumsi masyarakat terutama pada
kelompok volatile food. Memperhatikan perkembangan harga hingga bulan
Mei 2017, laju inflasi Sulsel pada triwulan II 2017 diperkirakan akan
meningkat, dan berada pada rentang sasaran inflasi tahun 2017 sebesar
4%±1%.
Faktor penahan inflasi di triwulan II 2017 diperkirakan berasal dari
volatile food. Meski mengalami peningkatan tekanan inflasi, namun panen
raya yang terjadi pada bulan Maret-April 2017 diperkirakan dapat menahan
tekanan inflasi yang lebih tinggi. Hingga awal triwulan II 2017, inflasi volatile
food meningkat dari 3,72% (yoy) pada triwulan I 2017 menjadi 4,18% (yoy) di
triwulan II 2017. Sementara itu, inflasi kelompok inti diperkirakan relatif
terjaga pada tingkat yang aman.
C. Investasi
Investasi tumbuh meningkat di triwulan I 2017. Pembentukan Modal
Tetap Bruto (PMTB) yang merupakan indikasi dari kegiatan investasi tumbuh
7,36% (yoy), meningkat bila dibandingkan dengan triwulan IV 2016 (2,96%;
yoy). Sementara itu, realisasi belanja modal APBN tercatat lebih tinggi 8,86%
atau Rp396,90 miliar pada triwulan I 2017 dibandingkan dengan triwulan I
2016 yang mencapai 7,94%. Peningkatan realisasi belanja modal tersebut
sejalan dengan realisasi beberapa proyek baru seperti pembangunan
power
plant solar
dengan kapasitas 302 KWP di Kab. Wajo dan Takalar,
pembangunan batas Kota Parepare- Kabupaten Enrekang,
fish processing
factory
di Pelabuhan Untia, dan berlanjutnya pembangunan pembangunan
Bendungan dan Jaringan Irigasi Pompengan Janeberang, Pembangunan
Jalan Nasional, Pembangunan Rumah Sakit, sekolah, dan lain-lain.
(20)
11
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
Sementara itu, pada triwulan I 2017 realisasi belanja modal mencapai Rp1,02
miliar atau 0,10% dari target, lebih rendah dibandingkan triwulan I 2016
yang mencapai 0,12%.
Investasi yang tumbuh positif di triwulan I 2017 terkonfirmasi dari
penyaluran kredit dan kinerja impor barang modal. Penyaluran kredit
investasi di periode laporan tumbuh 4,84% (yoy) atau sebesar Rp23,60 triliun
dari triwulan sebelumnya sebesar Rp23,08 triliun. Di sisi lain meski impor
barang modal melambat, namun tetap tumbuh positif 63,23% (yoy) atau
mencapai USD54,69 juta di periode laporan.
Selain dari sisi pemerintah, investasi yang dilakukan oleh pihak swasta
juga tumbuh meningkat. Investasi swasta yang meningkat di triwulan I 2017
(yoy) terlihat dari rencana proyek baru yang mengalami peningkatan.
Berdasarkan data BCI Asia, jumlah proyek infrastruktur yang dimulai di
triwulan I 2017 didorong pembangunan gedung baru, perumahan, apartemen
dan supermarket. Proyek infrastruktur swasta yang dimulai pada triwulan
laporan yaitu pembangunan energi listrik di Kabupaten Sidrap dan
Kabupaten Maros dengan kapasitas 150 KV, PLTU Barru 2 dengan kapasitas
100 MW, perumahan, sekolah, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan.
Sementara itu, komponen perubahan inventori hasil olahan industri
nikel tumbuh meningkat. Komponen perubahan inventori di periode
pelaporan tercatat 158,99% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan posisi
inventori nikel sebesar -116,70% (yoy) di triwulan IV 2016, yang disebabkan
oleh durasi
shutdown
yang lebih singkat akibat pemeliharaan yang lebih cepat
dibandingkan prediksi awal sehingga mendorong peningkatan produksi di
triwulan I 2017.
Proyek-proyek
multiyears
masih akan menjadi motor investasi di Sulsel.
Banyaknya proyek infrastruktur berskala besar di Sulsel diperkirakan masih
akan menjadi motor pertumbuhan investasi di Sulsel, yang salah satunya
adalah pembangunan
Makassar New Port
(MNP). Menurut informasi anekdotal
dan FGD yang dilakukan, perkembangan MNP Tahap 1 A sudah mencapai
30% yaitu pembangunan dermaga, dengan dana mencapai Rp1,8 triliun
hingga tahun 2018.
Sampai dengan saat ini, realisasi proyek Kereta Api Makassar – Parepare
mencapai 20 Km dan masih terkendala pembebasan lahan dan pembiayaan.
Menurut informasi anekdotal, pemerintah pusat telah menganggarkan proyek
Kereta Api Makassar – Parepare sebesar Rp500 miliar di tahun 2017, atau
mencapai Rp5 triliun di tahun 2017-2019. Sementara itu, pembangunan
smelter oleh beberapa perusahaan diperkirakan mulai produksi pada akhir
tahun 2016, sedangkan Pembangkit Listrik Tenaga Angin dan Pembangkit
Listrik Tenaga Uap dalam tahap pengembangan.
Selain berbagai proyek tersebut di atas, juga terdapat proyek yang
terkait dengan ketahanan pangan. Pada dasarnya proyek ini merupakan
proyek multiyear yang diperkirakan akan turut mendorong ekonomi Sulsel ke
depan, antara lain Bendung Baliase, Bendungan Karalloe, Bendungan
Paselloreng, dan Waduk Tunggu Nipa Nipa. Total anggaran proyek multiyear
yang bersumber dari APBN diperkirakan sebesar Rp1,9 triliun.
D. Ekspor dan Impor
Ekspor Sulsel di triwulan I 2017 mengalami pertumbuhan yang
meningkat. Nilai ekspor dengan tujuan luar negeri (LN) tumbuh 14,08% (yoy),
meningkat dibandingkan dengan triwulan IV 2016 yang tercatat tumbuh
terkontraksi -4,20% (yoy). Sedangkan ekspor dengan tujuan Dalam Negeri
(DN) tumbuh 32,80% (yoy) di periode laporan, setelah sebelumnya tumbuh
terkontraksi -43,37% (yoy). Membaiknya ekspor LN diperkirakan karena
menguatnya negara mitra dagang Sulsel seperti Jepang dan Tiongkok.
Sementara itu, ekspor DN yang meningkat diperkirakan akibat tingginya
(21)
12
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
volume muat barang dalam negeri yang tercatat di pelabuhan Makassar pada
periode laporan mencapai 1,05 juta ton lebih tinggi dibandingkan volume
muat triwulan sebelumnya yang mencapai 997 ribu ton. Meski demikian,
volume muat lebih kecil dibandingkan dengan volume bongkar yang mencapai
1,3 juta ton.
Membaiknya kinerja ekspor (LN) tidak lepas dari meningkatnya kinerja
ekspor Nikel. Hal ini dikarenakan pangsa ekspor Nikel menyumbang 55,12%
dari total ekspor LN Sulsel di triwulan I 2017. Nilai ekspor nikel tercatat
mengalami pertumbuhan 28,01% (yoy) membaik dibandingkan dengan
pertumbuhan di periode sebelumnya yang mencapai 2,81% (yoy). Peningkatan
nilai ekspor ini tidak terlepas dari tetap kuatnya harga komoditas nikel di
pasar internasional. Sepanjang triwulan I 2017, harga nikel mencapai
USD10.274,34/mt atau tumbuh 20,78% (yoy), dibandingkan triwulan
sebelumnya yang tumbuh 14,44% (yoy).
Selain nikel, nilai ekspor beberapa komoditas unggulan Sulsel juga
mengalami perbaikan. Pertumbuhan nilai ekspor komoditas olahan kakao dan
udang meningkat masing-masing 17,74% (yoy) dan 33,65% (yoy) dari triwulan
sebelumnya yang tumbuh -11,49% (yoy) dan 9,07% (yoy). Membaiknya
permintaan dari Negara mitra dagang menjadi salah satu pendorong kinerja
ekspor komoditas ini. Sementara itu, pertumbuhan nilai rumput laut dan biji
kakao mengalami kontraksi yang disebabkan oleh menurunnya produksi
rumput laut dan harga komoditas kakao yang menurun. Pertumbuhan ekspor
rumput laut dan biji kakao masingmasing menurun dari 3,05% (yoy) dan
-2,37% (yoy) di triwulan IV 2016 menjadi -24,98% (yoy) dan -43,64% (yoy) di
triwulan I 2017. Penurunan ekspor rumput laut disebabkan oleh produksi
menurun, sementara untuk biji kakao lebih disebabkan oleh harga komoditas
yang menurun.
Jika dilihat secara lebih rinci, nikel matte masih merupakan komoditas
dengan pangsa terbesar dalam struktur ekspor, sedangkan
mesin-mesin/pesawat mekanik menjadi penyumbang terbesar dalam impor di
triwulan I 2017. Pangsa nilai ekspor komoditas nikel matte mencapai 55,12%
dalam struktur ekspor luar negeri Sulsel, yang kemudian diikuti oleh ikan
dan udang, biji coklat dan coklat olahan dengan pangsa masing-masing
11,01% dan 9,51%. Untuk impor luar negeri, pangsa nilai impor
mesin-mesin/pesawat mekanik mencapai 30,30% dari total impor Sulsel di triwulan
I 2017. Disusul kemudian gandum-ganduman (19,04%) dan mesin dan
peralatan listrik (18,84%).
Berdasarkan negara tujuan, Jepang merupakan negara tujuan utama
ekspor Sulsel, sedangkan Tiongkok merupakan negara yang paling besar
penyedia barang-barang yang diimpor Sulsel. Di triwulan I 2017, nilai ekspor
Sulsel ke Jepang mencapai 59,08% dari total ekspor Sulsel, yang kemudian
diikuti oleh Amerika Serikat (12,01%), dan Tiongkok (6,29%). Sementara dari
sisi impor, sebagian besar barang yang masuk ke Sulsel berasal dari Tiongkok
yang mencapai 63,15% dari total impor Sulsel, yang kemudian diikuti oleh
Australia (6,21%) dan Argentina (5,41%).
1.6.3 Kondisi Perekonomian Kabupaten Bulukumba
Perekonomian Bulukumba pada tahun 2016 mengalami peningkatan
dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB
Bulukumba tahun 2016 mencapai 6,90 persen, sedangkan tahun 2015
sebesar 5,61 persen. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh lapangan
usaha Pertambangan dan Penggalian sebesar 14,89 persen. Adapun lapangan
usaha lainnya berturut-turut mencatat pertumbuhan yang positif, di
antaranya lapangan usaha Real Estate mencatat sebesar 13,66 persen,
Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 13,08 persen, Jasa Keuangan dan
Asuransi sebesar 12,95, Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
(22)
13
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
Sepeda Motor 10,79 persen, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 10,49
persen, Informasi dan Komunikasi sebesar 9,88 persen, Jasa Pendidikan
sebesar 8,36 persen, Jasa Lainnya 8,01 persen, dan Konstruksi 7,99 persen.
Struktur lapangan usaha sebagian masyarakat Bulukumba tidak
mengalami pergeseran dari lapangan usaha Pertanian, Kehutanan, dan
Perikanan ke lapangan usaha ekonomi lainnya yang terlihat dari besarnya
peranan masing-masing lapangan usaha ini terhadap pembentukan PDRB
Bulukumba. Sumbangan terbesar pada tahun 2016, dihasilkan oleh lapangan
usaha Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan sebesar 41,14 persen, kemudian
sektor Perdagangan Besar dan Ecerean; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
sebesar 15,82 persen, dan sektor Konstruksi sebesar 9,46 persen.
PDRB Kabupaten Bulukumba tahun 2016 Atas Dasar Harga Berlaku
(ADHB/Juta) sebesar Rp10.855.707,00**, sedangkan PDRB Atasa Dasar
Harga Konstan (ADHK/Juta) sebesar Rp7.241.156,20**. Sedangkan PDRB
Perkapita Kabupaten Bulukumba tahun 2016 sebesar Rp26.270.438,54**
tumbuh 12,70 persen dibandingkan PDRB perkapita Kabupaten Bulukumba
tahun 2015 sebesar Rp23.309.161,40**.
Secara spasial, peningkatan inflasi Sulsel di triwulan I 2017 disebabkan
oleh peningkatan tekanan inflasi di seluruh kabupaten/kota IHK di Sulsel.
Kabupaten Bulukumba, Kabupaten Bone, dan Kota Makassar mengalami
inflasi tertinggi pada triwulan I 2017 masing-masing menjadi 4,06% (yoy),
3,84% (yoy) dan 3,45% (yoy) lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2016
masing-masing 1,48% (yoy), 1,50% (yoy) dan 3,18% (yoy). Meskipun inflasi di
Kota Parepare meningkat, namun berada di peringkat terendah yaitu
mencapai 2,56% (yoy) di triwulan laporan. Tekanan inflasi di Kota Makassar
diperkirakan
karena karakteristik daerah
perkotaan
yang
memiliki
permintaan tinggi, namun produksi relatif rendah (
excess demand
),
khususnya untuk komoditas pangan. Kekurangan bahan pangan tersebut
harus dipasok dari daerah lain yang surplus bahan pangan dengan jalur
distribusi yang relatif panjang, sehingga ongkos untuk pendistribusian barang
menjadi relatif mahal.
Bulukumba berhasil mempertahankan inflasi di level rendah. Semenjak
dimasukkan sebagai salah satu kota inflasi di awal tahun 2014, Bulukumba
secara konsisten berhasil menurunkan tingkat inflasinya. Setelah berhasil
menurunkan inflasi dari 13,94% (yoy) di awal 2014 menjadi 2,16% (yoy) di
triwulan I 2016, Bulukumba kembali berhasil mempertahankan inflasi di level
yang relatif rendah, yaitu 1,48% (yoy) pada akhir triwulan IV 2016. Meskipun
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya, angka inflasi
Bulukumba tersebut berada di peringkat pertama inflasi terendah di Sulawesi
Selatan.
Pada triwulan I 2017, Bulukumba menjadi daerah dengan inflasi
tertinggi di Sulawesi Selatan. Peningkatan inflasi yang terjadi di Bulukumba
pada triwulan laporan cukup signifikan. Inflasi Bulukumba pada triwulan I
2017 mencapai 4,06% (yoy) meningkat cukup signifikan dari sebelumnya
1,48% (yoy). Komoditas yang meningkat signifikan yaitu biaya perpanjangan
STNK, cabe rawit, kepala, ikan kembung dan kangkung dengan inflasi
masing-masing 104,27% (yoy), 57,86% (yoy), 45,00% (yoy), 44,25% (yoy) dan
36,57% (yoy) di triwulan laporan.
Secara umum di hampir seluruh kabupaten/kota pemantauan harga,
peningkatan tekanan harga disebabkan oleh komoditas cabe rawit dan tarif
listrik. Di seluruh kabupaten/kota, komoditas cabe rawit dan tarif listrik
termasuk ke dalam komoditas utama inflasi13, yang dalam hal ini juga
menjadi pendorong inflasi di Sulsel. Peningkatan harga cabe rawit disebabkan
oleh curah hujan yang tinggi merusak tanaman cabe yang cenderung tidak
tahan air, sehingga pasokan cenderung menurun disaat permintaan
tetap/meningkat. Sementara itu, peningkatan tarif listrik terjadi karena
(23)
14
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
penyesuaian subsidi listrik pada daya 900 VA di bulan Januari dan Maret
oleh pemerintah.
No
Indikator Makro
Realisasi
Proyeksi Tahun 2017
2015
2016
Pokok
Perubahan***
1
2
3
4
5
6
1
PDRB ADHB (Juta
Rupiah)
9.568.061,10 10.855.707,00 10.897.610,41* 11.610.677,33
2
PDRB ADHK (Juta
Rupiah)
6.773.592,30
7.241.156,20
-*
7.648.581,04
3
PDRB perkapita
(Rupiah)
23.309.161,40 26.270.438,54 24.350.975,04* 27.790.041,42
4
Laju Pertumbuhan
Ekonomi (%)
5,61
6,90
5,97**
7,11 – 7,21
5
Inflasi (%)
2,17
1,48
1±4
Sumber: - PDRB Kabupaten Bulukumba Tahun 2011-2016;
-
* RPJMD Kabupaten Bulukumba Tahun 2016-2021;
-
** RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017;
(24)
15
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
BAB II
EVALUASI HASIL RKPD
KABUPATEN BULUKUMBA TAHUN 2016
2.1 Capaian Target Kinerja dan Penyerapan Anggaran Program/Kegiatan
Pengukuran capaian target kinerja dan penyerapan dana Program/
kegiatan
RKPD
Kabupaten
Bulukumba
Tahun
2016
dilaksanakan
berdasarkan Permendagri Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan
Daerah Tahun 2015. Untuk mengukur tingkat capaian kinerja dan realisasi
anggaran tersebut maka digunakan beberapa kriteria penilaian seperti yang
terlihat pada tabel berikut:
NO
INTERVAL NILAI
REALISASI KINERJA
KRITERIA PENILAIAN
REALISASI KINERJA
SIMBOL
1
91%
≤
100%
SANGAT TINGGI
ST
2
76%
≤ 90%
TINGGI
T
3
66%
≤ 75%
SEDANG
S
4
51%
≤ 65%
RENDAH
R
5
≤ 50%
SANGAT RENDAH
SR
Secara umum, rata-rata capaian kinerja dan keuangan RKPD
Kabupaten Bulukumba Triwulan IV Tahun 2016 adalah rata-rata capaian
kinerja mencapai
93,31%,
dan rata-rata capaian keuangan mencapai
87,91%.
Apabila menggunakan kategori interval 1 tahun sesuai Permendagri
Nomor 27 tahun 2014, maka capaian kinerja RKPD termasuk dalam kategori
Sangat Tinggi (ST),
dan capaian keuangan termasuk dalam kategori
Tinggi
(T)
.
Capaian kinerja dan keuangan dalam Evaluasi Hasil RKPD Kabupaten
Bulukumba tahun 2016 berdasarkan urusan wajib dan urusan pilihan,
diuraikan sebagai berikut.
1.
Urusan Wajib
Dalam RKPD Kabupaten Bulukumba terdapat 26 urusan wajib, dan dari
26 urusan wajib tersebut terdapat 19 urusan yang tingkat capaian
kinerjanya telah mencapai/melampaui target triwulan IV (100%) yaitu:
Urusan Perumahan, Urusan Penataan Ruang, Urusan Perhubungan,
Urusan Lingkungan Hidup, Urusan Kependudukan dan Catatan Sipil,
Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Urusan
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, Urusan Sosial, Urusan
Koperasi dan UKM, Urusan Penanaman Modal, Urusan Pemuda dan
Olahraga, Urusan Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri, Urusan
Pemerintahan Umum, Urusan Ketahanan Pangan, Urusan Pemberdayaan
Gambar 4.1
Perbandingan rata - rata
tingkat capaian kinerja dan
keuangan
Evaluasi
Hasil
RKPD
Kab.
Bulukumba
Triwulan III Tahun 2016 dan
rata - rata tingkat capaian
kinerja
dan
keuangan
evaluasi
hasil
RKPD
berdasarkan urusan wajib
dan urusan pilihan
(25)
16
Perubahan RKPD Kabupaten Bulukumba Tahun 2017
Masyarakat
Desa,
Urusan
Statistik,
Urusan
Kearsipan,
Urusan
Komunikasi dan Informatika, dan Urusan Perpustakaan. Sedangkan 7
urusan lainnya tidak mencapai target maksimal (100%) yaitu: Urusan
Pendidikan, Urusan Kesehatan, Urusan Pekerjaan Umum, Urusan
Perencanaan Pembangunan, Urusan Pertanahan, Urusan Kebudayaan dan
Urusan Ketenagakerjaan.
Sedangkan untuk tingkat capaian keuangannya, maka terdapat 1 urusan
yang tingkat capaian keuangannya telah mencapai/melampaui target
triwulan IV (100 persen) yaitu: Urusan Statistik (100%). Sedangkan urusan
lainnya belum mencapai target maksimal (100%).
Tidak tercapainya target kinerja dan keuangan maksimal akan dijelaskan
secara umum di bawah.
2.
Urusan Pilihan
Dalam RKPD Kabupaten Bulukumba terdapat 8 urusan pilihan, dan dari 8
urusan pilihan tersebut terdapat 5 urusan yang tingkat capaian kinerjanya
telah mencapai/melampaui target triwulan IV (100%) yaitu: Urusan
Kehutanan, Urusan Pariwisata, Urusan Kelautan dan Perikanan, Urusan
Perdagangan, dan Urusan Perindustrian. Sedangkan 1 urusan lainnya
belum mencapai target maksimal yaitu Urusan Pertanian (99,82%), selain
itu terdapat 2 urusan pilihan yang tidak dapat diukur kinerja dan
keuangannya karena tidak terdapat program dan kegiatan didalamnya
disebabkan urusan tersebut ditarik kewenangannya ke pusat dan provinsi.
Gambar 4.2
Tingkat capaian kinerja dan realisasi keuangan berdasarkan urusan wajib
dibandingkan dengan target tahunan.
Gambar 4.3
Tingkat capaian kinerja
dan realisasi keuangan
berdasarkan urusan
pilihan dibandingkan
dengan target tahunan.
(1)
INDIKATOR PROGRAM
Hasil Kinerja Sebelum Perubahan
Sesudah Perubahan
Sebelum Perubahan
Sesudah Perubahan
Renja Sebelum
Perubahan (Rp) APBD Tahun 2017 (Rp)
Renja Setelah Perubahan
Bertambah / Kurang (Rp)
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
4.07 4.07 06 01 Program
Pelayanan Administrasi Perkantoran
Meningkatnya Pelayanan Administrasi Perkantoran
1,823,500,000.00
566,264,000.00 588,441,500.00 22,177,500.00
4.07 4.07 06 01 02 Penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik.
Tersedianya jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik.
Tersedianya jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik.
12 Bulan 12 Bulan 300,000,000.00 24,000,000.00 18,000,000.00 (6,000,000.00)
4.07 4.07 06 01 06 Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/operasional .
Tersedianya Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional .
Tersedianya Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kendaraan Dinas/Operasional.
1 Paket 1 Paket 30,000,000.00 2,900,000.00 4,600,000.00 1,700,000.00
4.07 4.07 06 01 07 Penyediaan jasa administrasi keuangan.
Tersedianya jasa administrasi keuangan.
Tersedianya jasa administrasi keuangan.
12 Bulan 12 Bulan 350,000,000.00 167,500,000.00 174,710,000.00 7,210,000.00
4.07 4.07 06 01 08 Penyediaan Jasa Kebersihan Kantor.
Tersedianya jasa kebersihan kantor.
Tersedianya jasa kebersihan kantor.
12 Bulan 12 Bulan 191,000,000.00 24,000,000.00 24,000,000.00
-4.07 4.07 06 01 12 Penyediaan komponen instalasi listrik/peneranga n bangunan kantor.
Tersedianya komponen instalasi
listrik/penerangan bangunan kantor.
Tersedianya komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor.
1 Paket 1 Paket 35,000,000.00 5,135,000.00 5,135,000.00
-4.07 4.07 06 01 14 Penyediaan peralatan rumah tangga
Terlaksananya penyediaan peralatan rumah tangga
Terlaksananya penyediaan peralatan rumah tangga
1 Paket 1 Paket 40,000,000.00 - - -1
KODE REKENING PROGRAM DAN
KEGIATAN
INDIKATOR KEGIATAN Target Program /
Kegiatan Anggaran
Keterangan bertambah/Berkurang
(2)
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
4.07 4.07 06 01 15 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan.
Tersedianya bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan.
Tersedianya bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan.
12 Bulan 12 Bulan 2,500,000.00 - -
-4.07 4.07 06 01 18 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
Terlaksananya rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
Terlaksananya rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar daerah
12 Bulan 12 Bulan 275,000,000.00 262,386,500.00 285,290,000.00 22,903,500.00
4.07 4.07 06 01 19 Penatausahaan kesekretariatan SKPD
Terlaksananya penyediaan makan minum, ATK dan penggandaan.
Terlaksananya penyediaan makan minum, ATK dan penggandaan.
12 Bulan 12 Bulan 600,000,000.00 80,342,500.00 76,706,500.00 (3,636,000.00)
4.07 4.07 06 02 Program
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur.
Meningkatnya Sarana dan Prasarana Aparatur
914,500,000.00
252,559,200.00 225,888,700.00 (26,670,500.00)
4.07 4.07 06 02 05 Pengadaan kendaraan dinas/operasional
Terlaksananya pengadaan kendaraan dinas/operasional
Terlaksananya pengadaan kendaraan dinas/operasional
1 unit 1 unit 70,000,000.00 - -
-4.07 4.07 06 02 07 Pengadaan perlengkapan gedung kantor
Terlaksananya pengadaan perlengkapan gedung kantor
Terlaksananya pengadaan perlengkapan gedung kantor
1 Paket 1 Paket 100,000,000.00 - -
-4.07 4.07 06 02 09 Pengadaan peralatan gedung kantor
Terlaksananya pengadaan peralatan gedung kantor
Terlaksananya pengadaan peralatan gedung kantor
1 Paket 1 Paket 100,000,000.00 79,728,450.00 90,421,700.00 10,693,250.00
4.07 4.07 06 02 10 Pengadaan mebeleur
Terlaksananya pengadaan mebeleur
Terlaksananya pengadaan mebeleur
1 Paket 1 Paket 115,000,000.00 78,451,250.00 78,300,000.00 (151,250.00)
4.07 4.07 06 02 22 Pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor.
Terlaksananya pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor.
Terlaksananya pemeliharaan rutin/berkala gedung kantor.
(3)
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
4.07 4.07 06 02 23 Pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan.
Terlaksananya pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan.
Terlaksananya pemeliharaan rutin/berkala mobil jabatan.
1 unit 1 unit 30,000,000.00 - -
-4.07 4.07 06 02 24 Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional .
Terlaksananya pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional.
Terlaksananya pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasional.
1 Paket 1 Paket 71,500,000.00 28,592,000.00 28,592,000.00
-4.07 4.07 06 02 26 Pemeliharaan rutin/berkala perlengkapan gedung kantor.
Terlaksananya pemeliharaan perlengkapan gedung kantor.
Terlaksananya pemeliharaan perlengkapan gedung kantor.
1 Paket 1 Paket 50,000,000.00 - -
-4.07 4.07 06 02 28 Pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor.
Terlaksananya pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor.
Terlaksananya pemeliharaan rutin/berkala peralatan gedung kantor.
1 Paket 1 Paket 50,000,000.00 8,010,000.00 8,010,000.00
-4.07 4.07 06 02 29 Pemeliharaan rutin/berkala mebeleur
Terlaksananya pemeliharaan mebeleur kantor.
Terlaksananya pemeliharaan mebeleur kantor.
1 Paket 1 Paket 3,000,000.00 - -
-4.07 4.07 06 02 42 Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor
Terlaksananya Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor
Terlaksananya Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor
1 Paket 1 Paket 250,000,000.00 - -
-4.07 4.07 06 05 Program
Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur.
Meningkatnya kapasitas sumber daya aparatur.
150,000,000.00
108,026,000.00 113,959,000.00 5,933,000.00
4.07 4.07 06 05 01 Pendidikan dan pelatihan formal
Terlaksananya pendidikan dan pelatihan formal
Terlaksananya pendidikan dan pelatihan formal
1 Paket 1 Paket 50,000,000.00 25,106,000.00 21,479,000.00 (3,627,000.00)
4.07 4.07 06 05 02 Sosialisasi peraturan perundang-undangan
Terlaksananya sosialisasi peraturan perundang-undangan
Terlaksananya sosialisasi peraturan perundang-undangan
(4)
-2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
4.07 4.07 06 05 03 Bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan
Terlaksananya bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan
Terlaksananya bimbingan teknis implementasi peraturan perundang-undangan
1 Paket 1 Paket 50,000,000.00 82,920,000.00 92,480,000.00 9,560,000.00
4.07 4.07 06 06 Program
Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
Meningkatan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan
25,000,000.00
11,201,800.00 11,201,800.00
-4.07 4.07 06 06 01 Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD.
Meningkatnya sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
Meningkatnya sistem pelaporan capaian kinerja dan keuangan
1 Paket 1 Paket 5,000,000.00 6,202,000.00 6,202,000.00
-4.07 4.07 06 06 04 Penyusunan pelaporan akhir tahun.
Terlaksananya penyusunan laporan keuangan akhir tahun.
Terlaksananya penyusunan laporan keuangan akhir tahun.
1 Paket 1 Paket 5,000,000.00 4,999,800.00 4,999,800.00
-4.07 4.07 06 06 05 Penyusunan program kerja SKPD
Terlaksananya penyusunan program kerja SKPD
Terlaksananya penyusunan program kerja SKPD
1 Paket 1 Paket 15,000,000.00 - -
-4 07 Penelitian dan
pengembangan 4.07 4.07 06 33 Pengkajian,
Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Alam
Terwujudnya Kajian, Penelitian dan Pengembangan SDA
520,000,000.00
283,519,000.00 282,199,000.00 (1,320,000.00)
4.07 4.07 06 33 01 Study Kelayakan keadaan umum dan prospek pengembangan pembangunan SDA
Terlaksananya kajian penelitian pengembangan SDA
Terlaksananya kajian penelitian pengembangan SDA
(5)
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1
4.07 4.07 06 33 02 Sosialisasi hasil-hasil penelitian
Terlaksananya sosialisasi hasil-hasil penelitian
Terlaksananya sosialisasi hasil-hasil penelitian
1 Paket 1 Paket 70,000,000.00 60,491,000.00 60,491,000.00
-4.07 4.07 06 34 Program
Pengkajian, Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Terwujudnya Kajian, Penelitian dan Pengembangan SDM
400,000,000.00
226,077,000.00 224,757,000.00 (1,320,000.00)
4.07 4.07 06 34 01 Kajian penelitian prospek pengembangan sumberdaya manusia
Terlaksananya kajian penelitian pengembangan SDM
Terlaksananya kajian penelitian pengembangan SDM
1 Paket 1 Paket 400,000,000.00 226,077,000.00 224,757,000.00 (1,320,000.00)
4 03 Perencanaan
4.03 4.07 06 21 Program
Perencanaan Pembangunan Daerah
Meningkatnya Perencanaan Pembangunan Daerah
80,000,000.00
52,353,000.00 53,553,000.00 1,200,000.00
4.03 4.07 06 21 01 Pengembangan partisipasi masyarakat dalam perumusan program dan kebijakan layanan publik
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam perumusan program dan kebijakan layanan publik
Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam perumusan program dan kebijakan layanan publik
1 Paket 1 Paket 80,000,000.00 52,353,000.00 53,553,000.00 1,200,000.00
3,913,000,000.00 1,500,000,000.00 1,500,000,000.00 - - - TOTAL BERTAMBAH/(BERKURANG)
TOTAL PERTAMBAHAN YANG DISETUJUI SAAT VERIFIKASI TOTAL PERTAMBAHAN YANG DIPENDING
(6)