PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR DENGAN AUTOCAD

(1)

commit to user i

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR

DENGAN AUTOCAD

(Experimen pada Klas X Program Studi Teknik Gambar Bangunan SMK Se Kabupaten Pati Jawa Tengah)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magister Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh:

MARIA IMMACULATA RETNO S.A NIM S 811002006

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA


(2)

commit to user ii

PENGESAHAN PEMBIMBING TESIS

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR

DENGAN AUTOCAD

(Experimen pada Klas X Program Studi Teknik Gambar Bangunan SMK se Kabupaten Pati Jawa Tengah)

TESIS Oleh:

MARIA IMMACULATA RETNO S.A NIM S 811002006

Telah Disetujui oleh Tim pembimbing:

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Pembimbing I Prof. Dr. Mulyoto, MPd ……… 18 Mei 2011

NIP. 19430712 197301 1 001

Pembimbing II Prof. Dr. Samsi Haryanto , MPd ……… 18 Mei 2011 NIP. 19440404 197603 1 001

Mengetahui :

Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof. Dr.Mulyoto, MPd NIP. 19430712 197301 1 001


(3)

commit to user iii

PENGESAHAN PENGUJI TESIS

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR

DENGAN AUTOCAD

(Experimen pada Klas X Program Studi Teknik Gambar Bangunan SMK se Kabupaten Pati Jawa Tengah)

Oleh:

MARIA IMMACULATA RETNO S.A NIM S 811002006

Telah Disetujui oleh Tim penguji:

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Ketua Prof. Dr. Sri Anitah Wiryawan, M.Pd ……….. ……….

Sekretaris Dr. Nunuk Suryani, M.Pd ……… ………. Anggota Penguji: 1. Prof. Dr.Mulyoto, MPd ... ...

2. Prof. Dr. Samsi Haryanto , MPd …………. ……….

Mengetahui

Direktur Program Pascasarjana Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan

Prof.Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D Prof. Dr.Mulyoto, MPd NIP. 19570820 198503 1 004 NIP. 19430712 197301 1 001


(4)

commit to user iv PERNYATAAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Maria Immaculata Retno Setyaningtyas Agustiani

NIM : S 811002006

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tesis berjudul : PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN DAN GAYA KOGNITIF TERHADAP HASIL BELAJAR MENGGAMBAR TEKNIK DASAR DENGAN AUTOCAD (Experimen pada Klas X Program Studi Teknik Gambar Bangunan SMK se Kabupaten Pati Jawa Tengah) adalah betul – betul karya saya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya, dalam Tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik yang berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut

Surakarta, 18 Mei 2011

Yang membuat pernyataan


(5)

commit to user v MOTTO

Smile is the shortest distance between two people.

 The best and most beautiful things in this world cannot be seen or even heard, but must be felt with the heart.( Helen Keller)

Friends is someone you can be alone with and have nothing to do and not be able to think of anythink to say and be comfortable in the silence ( Sheryl Condie)


(6)

commit to user vi PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan kepada :

1. Ibunda tersayang

2. Suami dan anak- anakku yang kukasihi 3. Rekan dan Sahabatku seperjuangan 4. Keluarga Besar Teknologi Pendidikan


(7)

commit to user vii KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Bapa Yang Maha Kasih atas karuniaNya, sehingga tesis

yang berjudul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Menggambar Teknik Dasar Dengan Autocad” yang merupakan salah satu persyaratan untuk memperoleh derajad Magister Pendidikan ini dapat terselesaikan.

Dalam proses penyusunan tesis ini tidak lepas dari campur tangan beberapa pihak, untuk itu disampaikan rasa terima kasih yang mendalam antara lain kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin penelitian.

3. Prof. Dr. Mulyoto, M.Pd selaku Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan sekaligus selaku Pembimbing Pertama yang telah memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan tesis.

4. Prof. Dr. Samsi Haryanto, M.Pd selaku Pembimbing Ke dua yang telah memberikan bimbingan selama dalam penyusunan tesis.

5. Drs. Edy Sudaryanto, M.Pd selaku Kepala SMK N 2 Pati yang telah memberikan ijin untuk penelitian di sekolah tersebut

6. Suharto, ST selaku Kepala SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana yang telah memberikan ijin untuk penelitian di sekolah tersebut


(8)

commit to user viii

7. Bapak / Ibu guru Gambar/Autocad SMK N 2 Pati dan SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana atas kerjasamanya dalam proses penelitian.

8. Sahabat dan Rekan – Rekanku yang senantiasa memberikan motivasi selama pendidikan sampai penyusunan tesis ini.

9. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu sehingga terselesaikannya tesis ini

Semoga atas segala kebaikan ini akan mendapatkan karunia berlebih dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Tidak lupa mohon saran yang konstruktif demi tindak lanjut tesis ini, dengan penuh harapan semoga tesis ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa yang akan datang.

Surakarta, Mei 2011


(9)

commit to user ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………...i

PENGESAHAN PEMBIMBING TESIS ...………...ii

PENGESAHAN PENGUJI TESIS ...iii

PERNYATAAN ...iv

MOTTO ...v

PERSEMBAHAN ...vi

KATA PENGANTAR ...vii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR GAMBAR ...xi

DAFTAR TABEL ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ...xviii

ABSTRAK ... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ...1

B. Identifikasi Masalah ...5

C. Pembatasan Masalah ...6

D. Perumusan Masalah ...7

E. Tujuan Penelitian ...8

F. Manfaat Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS A. Kajian Pustaka ……….10


(10)

commit to user x

B. Penelitian Yang Relevan ...24

C. Kerangka Berfikir ...27

D. Hipotesis Penelitian ...30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode ...32

B. Populasi Dan Sampel ...35

C. Tempat dan Waktu Penelitian ...39

D. Definisi Operasional ... 41

E. Teknik Pengumpulan Data ...43

F. Teknik Analisis Data ...53

BAB IV HASIL PENELITIAN A.Deskripsi Data ……….59

B.Pengujian persyaratan Analisis Data ……….76

C.Uji Hipotesis ……….83

D. Pembahasan Hasil penelitian ……….92

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ……….. ..98

B. Implikasi ………..101

C. Saran ………..102

DAFTAR PUSTAKA ...104


(11)

commit to user xi

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR : HALAMAN

1. Kerangka Berpikir ……….30

2. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan

Autocad dengan strategi pembelajaran backward chaining ……….66 3. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan

Autocad dengan strategi pembelajaran forward chaining ………68 4. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan

Autocad pada dengan gaya kognitif field independent ……….71 5. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan

Autocad pada dengan gaya kognitif field dependent ……….73 6. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan

Autocad pada dengan strategi pembelajaran backward chaining

gaya kognitif field independent ………...75 7. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan

Autocad pada dengan strategi pembelajaran backward chaining

gaya kognitif field dependent ………..78 8. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan

Autocad pada dengan strategi pembelajaran forward chaining


(12)

commit to user xii

9. Histogram skor hasil belajar gambar teknik dasar dengan Autocad pada dengan strategi pembelajaran forward chaining


(13)

commit to user xiii

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1. Perbedaan gaya kognitif field independent dan field dependent...21

2. Rancangan analisis desain faktorial 2 x 2 ...33

3. Deskripsi jumlah populasi dan sampel penelitian ...38

4. Data Statistik Uji T ...38

5. Jadwal Penelitian ...41

6. Kisi – kisi soal Pre test ...44

7. Kisi – kisi soal praktek menggambar teknik dasar ...46

8. Rumus ringkasan uji ANAVA ...57

9. Rekapitulasi Hasil Belajar Gambar Teknik Dasar Dengan Autocad ...61

10.Distribusi frekuensi Hasil Belajar Dengan Strategi Backward Chaining ……… 63

11.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Dengan Strategi Forward Chaining ……….……64

12.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Dengan Gaya Kognirif Field Independent. ……….66

13.Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Dengan Gaya Kognirif Field Dependent ……….68 14.Hasil belajar gambar teknik Dasar Dengan Autocad


(14)

commit to user xiv

siswa yang mendapat strategi pembelajaran Backward Chaining pada kelompok yang memiliki gaya kognitif

Field Independent………70

15.Distribusi Frekuensi Hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad siswa yang mendapat strategi pembelajaran backward chaining pada

kelompok yang memiliki gaya kognitif field dependent ………..72 16.Distribusi Frekuensi Hasil belajar gambar teknik

mendapat strategi pembelajaran forward chaining

pada kelompok yang memiliki gaya kognitif field independent ………74 17.Distribusi Frekuensi Hasil belajar gambar teknik dasar

dengan autocad siswa yang mendapat strategi pembelajaran Forward chaining pada kelompok yang memiliki

gaya kognitif field dependent ………75 18.Uji Normalitas Hasil Belajar Dengan Strategi Backward Chaining...78 19.Uji Kolmogorof – Smirnov ………79 20.Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Gambar

Teknik Dasar Dengan Autocad Kelompok Siswa

Dengan Gaya Kognitif Field Independent ...80 21.Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Gambar

Teknik Dasar Dengan Autocad Kelompok Siswa


(15)

commit to user xv

22.Hasil Uji Homogenitas ………82 23.Rangkuman Uji Anava 2 x 2 ………84 24.Hasil Uji Scheffe dan Tukey ………88 25.Rangkuman Hasil Uji Scheffe ………92


(16)

commit to user xvi

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Soal Pretest ...109

2. Soal Test GEFT ...112

3. Hasil Pretest ...132

4. Hasil Test GEFT ...133

5. Silabus Gambar Teknik ...136

6. RPP Kelompok Eksperimen ...138

7. RPP Kelompok Kontrol ...169

8. Jobsheet ...194

9. Hasil Pengolahan Data SPSS 16,0 ...202


(17)

commit to user xvii ABSTRAK

Maria Immaculata Retno Setyaningtyas Agustiani, S 811002006, 2011. Pengaruh Strategi Pembelajaran Dan Gaya Kognitif Terhadap Hasil Belajar Menggambar Teknik Dasar Dengan Autocad(Eksperimen pada Klas X Program Studi Teknik Gambar Bangunan SMK se Kabupaten Pati Jawa Tengah). Tesis. Program Studi Teknologi Pendidikan, Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Tahun 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis : (1). Perbedaan pengaruh Strategi pembelajaran backward chaining dan forward chaining terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad; (2). Perbedaan pengaruh gaya kognitif field independent dan field dependent terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad; (3). Interaksi pengaruh strategi pembelajaran dan gaya kognitif siswa terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan eksperimen rancangan factorial 2 x 2 dengan penyajian data secara deskriptif analisis. Populasi penelitian adalah siswa kelas X di SMK N 2 Pati dan SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana, Pati Jawa Tengah. Teknik pengambilan sampling menggunakan teknik Cluster random sampling sejumlah 90 siswa terdiri dari 40 siswa kelompok eksperimen dan 50 siswa kelompok control. Teknik pengumpulan data menggunakan tes GEFT dan hasil praktek menggambar Teknik, analisis data menggunakan analisis varians dua jalan, dengan prasarat uji analisis menggunakan uji normalitas, dan uji homogenitas, dengan taraf signifikansi 5 %. Hasil uji hipotesis penelitian menunjukkan : (1). Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara strategi backward chaining dan forward chaining terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad. Hal ini dibuktikan dari harga F hitung = 133,203 > F tabel (α = 0,05) = 3,97 ; sehingga

hipotesis yang dikemukakan teruji kebenarannya.(2) Terdapat perbedaan pengaruh gaya kognitif field independent dan field dependent terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad. Hal ini dibuktikan dari harga F hitung = 200,630 > F tabel (α = 0,05) = 3,97 ; sehingga hipotesis yang dikemukakan teruji

kebenarannya. (3) Terdapat interaksi pengaruh strategi pembelajaran dan gaya kognitif siswa terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad. Hal ini dibuktikan dari harga F hitung = 32,480 > F tabel (α = 0,05) = 3,97 ; sehingga


(18)

commit to user xviii ABSTRACT

Maria Immaculata Retno Setyaningtyas Agustiani, S 811002006, 2011. ”The Effect Of Instructional Strategy and Cognitive Style Towards The Student’s Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad”( An Experiment In X Grade Students Of Architecture Program Of Vocational Hight School in Pati, Jawa Tengah) Thesis. The Graduade Prrogram in Education Technology, Post Graduade Program, Sebelas Maret University, Surakarta 2011.

This research purposes to analyze : (1) The effect difference of instructional strategy backward chaining and forward chaining towards the Student’s Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad. (2) The effect difference of cognitive style field independent and field dependent towards the

Student’s Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad. (3) The

effect interaction of instructional strategy and student’s cognitive style towareds the

Student’s Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad. This research uses quantitative method and experimental approach with 2 x 2 factorial design and descriptive analysis data. The population is student in X Grade in State Vocational Hight School 2 Pati and Bhina Tunas Bhakti Vocational Hight School Juwana Pati Jawa Tengah. The reseach uses cluster random sampling of 90 students that are 40 students in experiment group and 50 students in control group. The research uses GEFT Test and practical drawing test to collect data. The data were analyzed by using two way analysis of variance (ANAVA), with prerequisite test of normally test and variance homogenity test at 5% significance level. The result of hypothesis test show : (1) There is a significant different of effects of instructional strategy backward chaining and forward chaining towards the Student’s Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad. It’s shown by Fcount =

133,203 > F table(α = 0,05) = 3,97, indicated that proposed hypothesis is verified. (2)

There is a significant different of effect between cognitive style field independent and field dependent towarsd the Student’s Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad. It’s shown by F count = 200,630 > F table (α = 0,05) = 3,97, indicated

that proposed hypothesis is verified. (3) there is a significant interaction of

instructional strategy and student’s cognitive style towards the Student’s

Achievement On Basic Technical Drawing By Using AutoCad. It’s shown by F count =


(19)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertumbuhan dan perkembangan manusia pada prinsipnya atas dasar dorongan dalam dirinya sendiri maupun dorongan dari luar. Dorongan dari dalam diri manusia merupakan factor internal yang dapat tumbuh atau berkembang secara dialektikal (saling mempengaruhi) dengan factor pengaruh dari luar (eksternal), terutama pengaruh yang disengaja seperti pendidikan.

Menurut UNESCO (1996) terdapat empat pilar pendidikan yang harus dicapai oleh setiap pengelola pendidikan, yaitu : (1) Belajar untuk menguasai ilmu pengetahuan (learning to know), (2) Belajar untuk menguasai ketrampilan (learning to do), (3) Belajar untuk hidup bermasyarakat (learning to life together), (4) Belajar untuk mengembangkan diri secara maksimal (learnig to be). Seiring dengan hal tersebut, maka system pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.


(20)

commit to user

Tindakan nyata yang dilakukan pemerintah dalam rangka mewujudkan fungsi dan tujuan pendidikan antara lain terangkum dalam berbagai kebijakan strategis pemerintas mengenai pendidikan, yaitu : (1) pemerataan dan perluasan akses pendidikan, (2) peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing pendidikan, dan (3) penguatan tata kelola, akuntabilitas, dan pencitraan public. Kebijakan –kebijakan tersebut salah satunya diimplementasikan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sekarang sedang dilaksanakan dalam rincian 8 (delapan) standar pendidikan yang diamanatkan pemerintah dalam menyelenggarakan pendidikan bagi setiap penyelenggara pendidikan yaitu : (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (4) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5) standar sarana dan prasarana, (6) standar pengelolaan, (7) standar pembiayaan, dan (8) standar penilaian pendidikan.

Di samping itu, adanya aturan mengenai Standar Pelayanan Minimal (SPM) bagi setiap penyelenggara pendidikan, sertifikasi guru dalam jabatan, dan proses evaluasi, serta pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini merupakan salah satu bentuk keseriusan pemerintah dalam peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan di Indonesia. Proses evaluasi dan pengembangan KTSP dilaksanakan secara : (1) komprehensif dan fleksibel dalam mengadaptasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang mutakhir, (2) berkala untuk merespon perubahan kebutuhan peserta didik dan masyarakat, serta perubahan system pendidikan, maupun perubahan social, (3) integrative dan monolitik sejalan dengan perubahan tingkat mata pelajaran, (4)


(21)

commit to user

menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak, meliputi : dewan pendidik, komite sekolah/madrasah, pemakai lulusan, dan alumni (lampiran Permendiknas No. 19 tahun 2007)

Guru sebagai insane pendidik yang terlibat langsung dalam perencanaan dan proses pendidikan harus mampu merespon upaya pemerintah tersebut, dengan cara selalu berusaha mengembangkan diri, menciptakan dan mengimplementasikan pembelajaran yang inovatif, menjaga kondisi pembelajaran yang kondusif dalam rangka menuju pencapaian kompetensi siswa yang sempurna.

Dalam KTSP Program Studi Teknik Gambar Bangunan SMK di Pati terdapat kelompok Dasar Kompetensi Kejuruan yang terdiri dari beberapa kompetensi antara lain Menggambar Teknik Dasar. SMK di Kabupaten Pati yang mempunyai Program Studi Teknik Gambar Bangunan adalah SMK N 2 Pati dan SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana.

Pembelajaran Menggambar Teknik Dasar diberikan dengan waktu 4 jam TM/minggu yang terdiri dari teori dan praktek. Termasuk di dalamnya juga terdapat sub kompetensi pengenalan penggambaran dengan perangkat lunak ( software / AutoCad ). Dalam proses pembelajaran gambar dengan AutoCad ini mengalami beberapa kendala.

Menurut Ardjo (2003:51) dengan membuat program otomasi gambar teknik menggunakan Visual LISP, dapat direduksi waktu penggambaran komponen konstruksi bangunan 190-207 kali lebih cepat. Oleh karenanya


(22)

commit to user

gambar suatu komponen yang bentuknya standard dapat digambar oleh program, cukup dengan memasukkan variable / ukuran yang diinginkan. Kendala yang dihadapi dalam mengajarkan AutoCad mendorong suatu upaya agar dilakukan pendekatan terhadap proses pembelajaran yang mampu mempermudah penguasaan keterampilan gambar AutoCad.

Van Lengen dan Maddux (2004) menyarankan agar dilakukan pemilihan strategi pembelajaran program komputer untuk meningkatkan efektivitas pembelajarannya, sehingga dengan demikian siswa akan meningkat kemampuannya dalam memecahkan masalah.

Pendekatan terhadap proses pembelajaran dapat dilakukan melalui kajian terhadap strategi pembelajaran agar siswa program studi Teknik Gambar Bangunan SMK dapat memiliki kemampuan menggambar AutoCad dengan baik dalam waktu yang relatif singkat. Salah satu strategi pembelajaran yang ingin dikaji adalah strategi pembelajaran heuristik dan algoritmik. Terdapat beberapa pendekatan strategi pembelajaran heuristik yang dapat dipilih, antara lain pendekatan analogi, pendekatan bekerja mundur, dan pendekatan memperkecil perbedaan. Pada penelitian ini dikaji implementasi strategi pembelajaran heuristik pendekatan mundur (backward chaining, working backward), yaitu penyajian materi yang diawali dari tujuan / sasaran, dari keseluruhan menuju bagian-bagian, dari hasil akhir menuju awal.

Sebagai kebalikannya digunakan strategi pembelajaran algoritmik dengan pendekatan maju (forward chaining, front chaining), yaitu penyajian materi yang diawali dari sekumpulan fakta atau data dan penyajian yang


(23)

commit to user

berurutan dari mudah menuju sukar, dari bagian yang sederhana menuju bagian yang rumit, dari bagian menuju keseluruhan, dari awal menuju akhir.

Gaya kognitif siswa dalam proses pembelajaran terkait dengan hal-hal seperti: kemampuan menganalisis dan mengorganisasikan informasi yang dirumuskan dalam dikotomi gaya kognitif field independent / field dependent; divergensi dan konvergensi arah berpikkir yang dirumuskan dalam klasifikasi gaya kognitif divergen dan konvergen; dan spontanitas pemberian respon yang dirumuskan dalam klasifikasi gaya kognitif reflektif dan impulsif.

Strategi Pembelajaran heuristik dan algoritmik merupakan kegiatan yang tidak lepas dari kegiatan mengorganisasikan informasi, oleh karena itu dikotomi gaya kognitif field independent dan field dependent juga perlu mendapatkan perhatian dalam proses pembelajaran menggambar dengan AutoCad.

B. Identifikasi Masalah

Didasarkan pada uraian latar belakang, maka terkait dengan kemampuan penggambaran dengan AutoCad dapat diidentifikasi masalah-masalah seperti berikut :

1. Bagaimana kemampuan menggambar AutoCad dari siswa kelas x program Studi Teknik Gambar Bangunan ?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi kemampuan menggambar dengan AutoCad ?


(24)

commit to user

3. Strategi pembelajaran yang mana yang dapat meningkatkan kemampuan menggambar AutoCad ?

4. Apakah strategi pembelajaran backward chaining dapat meningkatkan kemampuan menggambar AutoCad ?

Apakah strategi pembelajaran forward chaining dapat meningkatkan kemampuan menggambar Autocad ?

5. Manakah yang lebih baik dalam pembelajaran AutoCad, strategi pembelajaran bacward chaining atau strategi pembelajaran forward chaining

6. Bagaimanakah gaya kognitif siswa program studi Teknik Gambar Bangunan

7. Bagaimanakah kemampuan menggambar Autocad siswa yang memiliki gaya kognitif fieldindependent ?;

8. Bagaimanakah kemampuan menggambar Autocad yang memiliki gaya kognitif fielddependent ?

9. Apakah strategi pembelajaran menggambar Autocad sebaiknya mempertimbangkan gaya kognitif siswa ?

C. Pembatasan Masalah

Penelitian ini menitikberatkan pada permasalahan bagaimana hasil belajar menggambar teknik dasar dengan AutoCad siswa memberikan hasil yang optimal dengan menentukan strategi pembelajaran yang digunakan serta dengan memperhatikan latar belakang gaya kognitif yang dimiliki siswa. Oleh


(25)

commit to user

karena itu masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini dibatasi pada kajian di bawah ini:

1. Strategi Pembelajaran

. Strategi pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah backward chaining dan forward chaining dalam pembelajaran menggambar teknik dasar dengan autocad.

2. Gaya Kognitif

Gaya kognitif yang dimiliki siswa meliputi gaya kognitif field dependent / field independent terhadap pembelajaran menggambar teknik dasar dengan autocad.

3. Hasil Belajar

Hasil Belajar dibatasi pada kompetensi menggambar teknik dasar dengan autocad siswa kelas X SMK Se Kabupaten Pati Jawa Tengah.

D. Perumusan Masalah :

Berdasarkan identifikasi permasalahan dan dengan memperhatikan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah-masalah yang akan diteliti seperti berikut :

1. Apakah terdapat perbedaan pengaruh kemampuan menggambar teknik dengan AutoCad antara siswa yang mengikuti pelajaran dengan strategi


(26)

commit to user

pembelajaran backward chaining dan siswa yang mengikuti pelajaran dengan strategi pembelajaran forward chaining ?

2. Apakah terdapat perbedaan pengaruh kemampuan menggambar teknik dengan AutoCad antara siswa yang memiliki gaya kognitif field independent dengan siswa yang memiliki gaya kognifif fielddependent? 3. Apakah terdapat interaksi pengaruh antara strategi pembelajaran dan gaya

kognitif terhadap kemampuan menggambar teknik dengan AutoCad ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atasmaka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh kemampuan menggambar teknik dengan AutoCad antara siswa yang mengikuti pelajaran dengan strategi pembelajaran backward chaining dan siswa yang mengikuti pelajaran dengan strategi pembelajaran forward chaining ? 2. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan pengaruh kemampuan

menggambar teknik dengan AutoCad antara siswa yang memiliki gaya kognitif field independent dengan siswa yang memiliki gaya kognifif field dependent?

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya kognitif terhadap kemampuan menggambar teknik dengan AutoCad ?


(27)

commit to user F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoroitis

Karena penelitian ini mengkaji teori-teori tentang strategi pembelajaran dan gaya kognitif, di mana keduanya memerlukan pembuktian dalam kaitannya terhadap proses pembelajaran menggambar otomasi gambar teknik, maka dari penelitian ini diharapkan memperkaya khasanah penelitian yang mengungkap hubungan antara strategi pembelajaran dan gaya kognitif pada subyek keteknikan yang memanfaatkan dukungan logika menggambar dan teknologi komputer. Oleh karena itu dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pertimbangan dalam menyusun kurikulum/silabus/SAP bagi program studi yang akan mengarahkan siswa memiliki kompetensi dalam menggambar dengan AutoCad.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis yang diharapkan dapat disumbangkan dari penelitian ini khususnya ditujukan kepada instruktur/Guru menggambar dengan AutoCad, perencana pendidikan, dan peneliti karena dari hasil penelitian ini diharapkan instruktur/Guru dapat menerapkan berdasarkan karakteristik siswa dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat. Demikian pula bagi suatu lembaga pelatihan/perusahaan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu pertimbangan dalam melaksanakan pelatihan


(28)

commit to user BAB II.

KAJIAN PUSTAKA, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS

A.KAJIAN PUSTAKA 1. Strategi Pembelajaran

Dikaji dari sudut pandang teknologi pendidikan / pembelajaran dengan mengacu pada kerangka teori pembelajaran yang dikemukakan oleh Yusufhadi Miarso (2004:244) masalah rendahnya kualitas pembelajaran dapat diklasifikasikan sebagai masalah yang bersumber dari kondisi pembelajaran (karakteristik siswa dan karakteristik materi) dan masalah yang bersumber dari metode pembelajaran.

Masalah yang bersumber dari karakteristik siswa misalnya kesulitan memahami konsep, sedang kesulitan yang bersumber dari karakteristik materi misalnya kesulitan memahami alur bekerjanya sintaks program yang tidak semudah dibandingkan dengan sintaks yang terangkai menjadi tulisan. Sedangkan masalah yang bersumber dari metode pembelajaran mencakup: penggunaan metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik siswa, suasana pembelajaran yang kurang kondusif, dan strategi pembelajaran yang dipilih tidak sesuai materi pembelajaran (Kirkwood and Symington, 1966:339-343). Masalah yang bersumber dari metode pembelajaran dapat diupayakan diatasi dengan memilih strategi pembelajaran yang sesuai dengan karaketristik materi pembelajaran dan karakteristik siswa. Seels and Richey (1994:31)


(29)

commit to user

mendefinisikan strategi pembelajaran sebagai rincian atau spesifikasi dari seleksi pengurutan peristiwa dan kegiatan dalam pelajaran. Sedangkan menurut Gagne, Briggs, and Wagner (1974:67) strategi pembelajaran adalah suatu perencanaan untuk membantu para siswa melalui berbagai usaha untuk mencapai tujuan. Dick and Carey (1990:62) menyatakan bahwa strategi pembelajaran menjelaskan komponen-komponen umum dari suatu kumpulan materi pembelajaran dan prosedur yang akan digunakan bersama materi pembelajaran untuk menghasilkan hasil belajar tertentu. Brandon (2003:1), Rushall and Ford (1982:16-20), Sherman and Rushall (1993:106), Rushal (1996:638-656) mengkaji strategi pembelajaran backward chaining dan forward chaining, yang dalam penelitian ini dipilih sebagai variabel yang diamati. Oleh karena itu kedua strategi pembelajaran tadi dijadikan upaya untuk meningkatkan hasil pembelajaran gambar teknik dasar dengan autocad.

a.. Strategi Pembelajaran Backward Chaining

Brandon (2003:2-3) mendefinisikan Backward Chaining sebagai strategi pembelajaran yang melakukan pekerjaan dalam urutan terbalik. Sistematika penggunaan Backward Chaining dalam desain pembelajaran akan memberikan hasil: (1) pembelajaran minimum, yang akan mereduksi permintaan penggunaan ingatan jangka pendek atau ingatan kerja, (2) memfasilitasi transfer informasi prosedural menuju ingatan jangka panjang, (3) menjaga siswa tetap terlibat dan tertantang, (4) memberi kesempatan siswa menyelesaikan tugas lebih cepat, (5) dapat digunakan sebagai media presentasi dalam berbagai media. Strategi pembelajaran Backward Chaining


(30)

commit to user

ideal diaplikasikan bila hasil akhir dari pembelajaran merupakan akumulasi langkah-langkah pembelajaran yang banyak, rumit, dan memerlukan penggunaan memori kerja yang berat..

Backward Chaining, adalah metode instruksional pada pembelajaran yang dimulai dengan sub tugas atau sub aktivitas terakhir dari urutan dan bergerak mundur sepanjang rantai subtugas yang telah dikuasai. Backward Chaining umumnya diawali dengan kesimpulan yang diminati, yang bukan merupakan fakta eksplisit.

b. Strategi Pembelajaran Forward Chaining

Forward Chaining adalah suatu strategi pembelajaran dengan instruksi dimulai dengan masuk pada rantai pertama, selanjutnya, penguasaan tiap langkah, sampai langkah terakhir dicapai. Cara ini bermanfaat bagi siswa yang berfungsi pada tingkat tinggi. Penggunaan forward chaining dilakukan saat siswa dapat melaksanakan masing-masing langkah secara individu dan diperlukan hanya untuk mengikat siswa melakukan tugas bersama, atau saat langkah-langkah pada awal rantai tampak lebih mudah bagi siswa.

Rushall and Ford (1982:16-20) menyatakan bahwa pembelajaran dengan urutan tradisional (sebagai lawan dari pembelajaran backwards) memiliki sejumlah kelemahan, yaitu: (1) pembelajaran menjadi lebih sulit untuk dikembangkan, (2) diperlukan mental kerja yang lebih besar bagi siswa, karena siswa tidak mampu memfokuskan perhatian pada hal baru


(31)

commit to user

yang akan diajarkan, (3) adanya gangguan dan pikiran yang akan mereduksi laju pembelajaran, sebab bagi pemula akan mengalami kesulitan untuk mengingat seluruh aspek yang berbeda, (4) adanya kontaminasi emosional yang akan memperlambat pencapaian hasil, yaitu terbentuknya mental checklist, yang berusaha diikuti siswa yang dapat membentuk suatu kebiasaan.

2. Gaya Kognitif

Gaya kognitif berhubungan dengan cara siswa mengorganisasikan, menyaring, mentransformasi, dan memproses informasi. Gaya Kognitif seseorang ditentukan oleh cara seseorang melekatkan pada dirinya yang diambil dari lingkungannya. Hal ini dikomposisikan dari variabel-variabel yang berkaitan dengan bagaimana kita berpikir, merasakan, dan mengerti atau mendapatkannya. Gaya kognitif seseorang adalah pola strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah termasuk masalah belajar. Gaya kognitif dalam pengolahan informasi adalah kebiasaan pengolahan informasi yang mewakili gaya belajar yang secara khas merasakan, berpikir, memecahkan masalah, dan mengingat.

Gaya kognitif pada seseorang dapat dibedakan menjadi 2, yaitu field-dependent (FD) dan field-infield-dependent (FI). Perbedaan keduanya dapat dilihat berdasarkan ciri-cirinya (Woolfolk, 2004; Altun, 2006; Daniels, 1996). Seseorang yang memiliki gaya kognitif field-dependent cenderung menerima suatu pola informasi secara menyeluruh, tidak memisahkan satu bagian dengan bagian lainnya. Mereka memiliki kesulitan untuk fokus pada satu aspek situasi,


(32)

commit to user

mengambil hal-hal rinci yang penting, menganalisis suatu pola ke dalam bagian-bagian yang berbeda. Mereka memiliki kecenderungan bekerja dengan baik dalam kelompok, memiliki daya ingat yang baik untuk informasi sosial, dan lebih menyenangi bidang seperti bahasa dan sejarah. Ilmu-ilmu sosial merupakan bidang yang cocok untuk orang dengan gaya kognitif field-dependent ini.

Seseorang yang memiliki gaya kognitif field-independent lebih suka untuk mengamati pemrosesan informasinya sendiri. Mereka dapat menerima secara terpisah-pisah bagian-bagian dari suatu pola, dan dapat menganalisa suatu pola berdasarkan bagian-bagiannya. Mereka tidak terbiasa dengan hubungan sosial sebagaimana orang dengan gaya kognitif field-dependent. Kelompok field-independent ini dapat bekerja dengan baik dalam lingkup matematika dan ilmu pengetahuan alam, di mana kemampuan analisisnya diperlukan.

Berdasarkan karakteristik kedua macam gaya koginitif ini, dapat diperkirakan bahwa seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan dari kelompok ilmu alam dan matematika cenderung terbiasa dengan gaya kognitif field-independent, sedangkan seseorang yang memiliki latar belakang pendidikan dari kelompok ilmu sosial cenderung terbiasa dengan gaya kognitif field-dependent. Dengan kecenderungan seperti itu, maka dapat diduga bahwa pola belajar orang dewasa kemungkinan besar akan tergantung dari latar belakang pendidikan formalnya, apakah dari kelompok ilmu MIPA atau dari kelompok ilmu Sosial. (Joko Sutrisno, S.Si., M.Pd. : 2009)


(33)

commit to user

Setiap individu mempunyai karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, cara seseorang dalam bertingkah laku, menilai, dan berpikir akan berbeda pula. Labunan (2004) menyatakan: setiap individu memiliki cara-cara tersendiri yang dilakukan dalam menyusun dalam pikirannya, apa yang dilakukan, dilihat, diingat dan apa yang dipikirkan. Individu akan memiliki cara-cara yang berbeda atas pendekatan yang dilakukannya terhadap situasi belajar, dalam cara mereka menerima, mengorganisasikan, serta menghubungkan pengalaman-pengalamam mereka dalam cara mereka merespon terhadap metode pengajaran tertentu. Perbedaan ini bukanlah merupakan suatu tingkat kemampuan seseorang namun merupakan suatu bentuk kemampuan individu dalam memproses dan menyusun informasi serta cara individu untuk tanggap terhadap stimulus yang ada di lingkungannya. Perbedaan-perbedaan yang menetap pada setiap individu dalam cara mengolah informasi dan menyususnya dari pengalaman-pengalamannya lebih dikenal dengan gaya kognitif.

Jadi dapat dikatakan gaya kognitif adalah cara setiap individu dalam menerima, mengoraganisasikan, merespon, mengolah informasi dan menyusunnya berdasarkan pengalaman-pengalaman yang dialaminya berdasarkan kajian psikologis menurut Nurdin (2005), ada perbedaan cara orang memproses dan mengorganisasikan kegiatannya, dengan demikian perbedaan tersebut akan mempengaruhi kuantitas serta kualitas dari kegiatan yang dilakukan, termasuk kegiatan yang dilakukan siswa di sekolah perbedaan inilah yang disebut dengan gaya kognitif (cognitif style).


(34)

commit to user

Lebih lanjut Nurdin (2005) menyatakan bahwa gaya kognitif mengacu pada cara orang memperoleh informasi dan memakai strategi untuk merespon suatu stimulus dari luar. Disebut sebagai gaya kognitif dan tidak sebagai kemampuan karena merujuk pada bagaimana sesorang memperoleh informasi serta memecahkan masalah. Dan bukannya mengacu pada bagaimana seseorang untuk memperoleh cara yang terbaik dalam memproses informasi dan memecahkan masalah.

Gaya kognitif merujuk pada cara seseorang memproses, menyimpan, maupun menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas atau menanggapi berbagai jenis situasi lingkungannya. Ada beberapa pengertian tentang cognitive styles/gaya kognitif yang dikemukakan oleh beberapa ahli, namun pada prinsipnya pengertian tersebut relatif sama. Coop (dalan Nurdin, 2005) mengemukakan bahwa istilah gaya kognitif mengacu pada kekonsistenan pemolaan (patterning) yang ditampilkan seseorang dalam menanggapi berbagai jenis situasi. Juga mengacu pada pendekatan intelektual dan atau strategi dalam menyelesaikan masalah. Thomas (1990) mengemukakan bahwa cognitive styles merujuk pada cara seseorang memproses informasi dan menggunakan strategi untuk menanggapi suatu tugas. Woolfolk (1993) mengemukakan bahwa cognitive styles adalah bagaimana seseorang menerima dan mengorganisasikan informasi dari dunia sekitarnya.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa yang dimaksud dengan cognitive styles adalah cara seseorang dalam memproses, menyimpan, maupun menggunakan informasi untuk menanggapi suatu tugas


(35)

commit to user

atau menanggapi berbagai jenis situasi lingkungannya. Salah satu dimensi gaya kognitif yang secara khusus perlu dipertimbangkan dalam pendidikan, adalah gaya kognitif yang dibedakan berdasarkan perbedaan psikologis yakni: gaya kognitif field-independent dan field-dependent. Gaya kognitif field-dependent dan field independent perlu dipertimbangkan dalam pembelajaran mengingat adanya kesesuaian antara kedua gaya kognitif independent dan field-dependent.

Kesesuaian yang dimaksud yaitu hubungan antara gaya kognitif field-dependent dan orientasi sesama atau menonjolnya solidaritas (rasa kebersamaan, kooperatif). Kesesuaian gaya kognitif field-independent dalam hakikat hubungan antara manusia dan manusia, yaitu orientasi individual yang muncul secara dominan yakni orientasi yang pada dasarnya menghargai kemampuan individual dalam meraih prestasi.

Tiap orang akan memiliki gaya kognitif yang berbeda-beda dalam memecahkan masalah. Berbagai gaya kognitif tersebut merupakan suatu sifat kepribadian yang relatif menetap sehingga dapat dipakai untuk menjelaskan prilaku seseorang dalam menghadapi berbagai situasi. Menurut Abdurrahman (1999) menyatakan ada dua dimensi yang mendapat perhatian besar dalam pengkajian anak dalam berkesulitan belajar yaitu dimensi gaya kognitif keterikatan dan ketidakterikatan pada lingkungan (field dependent dan field independent). Cakan (2006) mengemukakan, gaya kognitif (cognitive style), memiliki arti yang berbeda dengan gaya belajar (learning style). Gaya belajar merupakan cara orang untuk memperoleh informasi, sedangkan gaya kognitif


(36)

commit to user

memiliki arti yang lebih luas yaitu mengacu pada cara orang memperoleh informasi dan memandang lingkungan sekitarnya sebagai stimulus dan berinteraksi didalamnnya.

Menurut Bull (2000:3) terdapat 20 macam gaya pembelajaran (Twenty Elements of Style), satu diantaranya dikotomi Field independence / dependence. (analytic Vs non-analytic).

Pengukuran gaya kognitif penelitian ini menggunakan GEFT ( Group Embedded Figure Test ). Yang pelaksanaan maupun pengadaan instrumennya dilakukan oleh para pakar dari Fakultas Psikologi Universitas Persada Indonesia YAI Jakarta.

Garton, Dryer, and King (2000:48) mengkategorikan individu field dependent adalah yang memperoleh skor GEFT 0 sampai dengan10, individu field neutral adalah yang memperoleh skor GEFT 11 sampai dengan 13, dan individu field independent adalah yang memperoleh skor GEFT 14 sampai dengan 18.

a. Gaya Kognitif Field independent

Dalam proses pembelajaran, karakteristik Field independent men-cakup: berfikir analitis, sekuensial, induktif, belajar langkah demi langkah, membangun konsep secara skuensial kumulatif, rancangan formal, memer-lukan penguatan visual, kebutuhan yang kuat untuk melengkapi tugas saat bekerja.


(37)

commit to user

Liu (1999:2) menya-takan bahwa individu Field independent lebih otonom pada pengembangan keterampilan merestruktur kognitif dan kurang otonom dalam pengembangan keterampilan inter-personal.

Salah satu gaya kognitif yang mempengaruhi karakteristik individu adalah gaya kognitif field independent. Witkin, dkk (dalam Candiasa, 2002) mengklarifikasikan beberapa karakteristik individu yang memiliki gaya kognitif field-independent, antara lain: (1) memiliki kemampuan menganalisis untuk memisahkan objek dari lingkungan sekitar, sehingga persepsinya tidak terpengaruh bila lingkungan mengalami perubahan; (2) mempunyai kemampuan mengorganisasikan objek-objek yang belum terorganisir dan mereorganisir objek-objek yang sudah terorganisir; (3) cenderung kurang sensitif, dingin, menjaga jarak dengan orang lain, dan individualistis; (4) memilih profesi yang bisa dilakukan secara individu dengan materi yang lebih abstrak atau memerlukan teori dan analisis; (5) cenderung mendefinisikan tujuan sendiri, dan (6) cenderung bekerja dengan mementingkan motivasi intrinsik dan lebih dipengaruhi oleh penguatan instrinsik.

Dari karakteristik tersebut dapat diketahui bahwa individu yang memiliki gaya kognitif field independent mempunyai kecenderungan dalam respon stimulus menggunakan persepsi yang dimilikinya sendiri dan lebih analitis.

Lebih lanjut Musser (dalam Sugiarthawan, 2007): menjelaskan kondisi pembelajaran yang memungkinkan siswa yang memiliki gaya kognitif field independent belajar secara maksimal antara lain: (1) pembelajaran yang


(38)

commit to user

menyediakan lingkungan belajar secara individual; (2) disediakan lebih bayak kesempatan untuk belajar dan menemukan sendiri suatu konsep atau prinsip; (3) disediakan lebih banyak sumber dan materi belaja; (4) pembelajaran yang hanya sedikit memberikan petunjuk dan tujuan; (5) mengutamakan instruksi dan tujuan secara individual; (6) disediakan kesempatan untuk membuat ringkasan, pola, atau peta konsep berdasarkan pemikirannya.

b. Gaya Kognitif Field dependent

Dalam proses pembelajaran, karakteristik Field dependent mencakup: berfikir global, diawali dengan mempelajari konsep, dilanjutkan konsentrasi pada rincian, belajar dalam kelompok, merespon gambar lebih baik.

Individu dengan gaya kognitif Field dependent dalam proses pembelajaran memiliki ciri-ciri: berfikir global, memiliki motivasi eksternal dan penghargaan eksternal, penalaran analitis dinamis melalui penemuan dan intuisi, penerimaan melalui pendengaran dan penglihatan, menggunakan otak kanan dengan pemrosesan non linier, serial, sekuensial, penerimaan abstrak melalui analisis, dan memililki prosesor yang reflektif.

Perbedaan gaya kognitif tersebut dapat dilihat seperti dalam tabel berikut ini :


(39)

commit to user

Tabel. 1. Perbedaan gaya kognitif fielddependent dan field independent

Dimensi Type:Field Independent Type : Field Dependent

Pengaruh lingkungan

Kurang dipengaruhi oleh lingkungan dan

pendidikan masa lampau

Sangat dipengaruhi oleh lingkungan, bergantung pendidikan sewaktu kecil

Pendidikan

Dididik untuk berdiri sendiri dan mempunyai

otonomi atas

tindakannya

Dididik untuk selalu memperhatikan orang lain

Ingatan

Tidak peduli akan norma - norma

Mengingat hal – hal dalam konteks social / norma

Cara bicara

Berbicara cepat tanpa menghiraukan daya tangkap orang lain

Bicara lambat agar dapat dipahami orang lain

Hubungan Sosial

Kurang mementingkan hubungan sosial

Mempunyai hubungan social yang luas

Bidang psikologi

Lebih sesuai memilih psikologi eksperimental

Lebih cocok untuk memilih psikologi klinis

Pemilihan jurusan

Lebih cepat memilih bidang keahliannya sesuai dengan kemampuan yang

Lebih sukar mdan sering pindah jurusanemastikan bidang keahliannya


(40)

commit to user dimiliki

Pemberian petunjuk

Tidak memerlukan petunjuk yang terperinci

Memerlukan petunjuk yang lebih banyak untuk memahami sesuatu, bahan hendaknya tersusun langkah de4mi langkah

Sikap terhadap kritik

Dapat menerima kritik demi perbaikan

Lebih peka akan kritik dan perlu memnapat dorongan, kritik jangan bersifat pribadi

Sumber : S. Nasution, 2006. Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar & Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara.

3. Pengertian Hasil belajar Menggambar Teknik Dasar dengan AutoCad

a. Hasil belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran tertentu (Brigg’s,1977:56). Hasil belajar secara spesifik

mengacu pada capaian siswa yang didasarkan pada hasil belajar, yang bersandar pada bukti dari pembelajaran siswa dan meliputi penguasaan, pemahaman, dan sikap. Reigeluth (1985:18-20) mengklasifikasi-kan hasil belajar terdiri dari efektifitas, efisiensi, dan daya tarik. Efektivitas dari pembelajaran pada umumnya diukur dengan tingkat pencapaian siswa terhadap berbagai hal. Efisiensi pembelajaran pada umumnya diukur dengan keefektifan dibagi dengan waktu belajar siswa. Daya tarik dari pembelajaran pada umumnya diukur dengan tendensi siswa untuk melanjutkan belajar.


(41)

commit to user

Dalam penelitian ini hasil belajar ditekankan pada efektivitas, yaitu kemampuan memecahkan masalah/soal yang diberikan. Menurut Snelbecker (1974:11-21) hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang ditandai oleh perilaku baru yang merupakan hasil belajar aktual, hasil belajar baru ini berlaku dalam waktu lama, hasil belajar baru ini diperoleh karena

pembelajaran. Berdasarkan taksonomi variabel pembelajaran Bloom’s seperti

dikutip Krathwohl (2001:138), hasil belajar dibagi dalam tiga ranah, yaitu: kognitif, afektif, dan psikomotorik. Taksonomi ranah kognitif ini oleh Anderson and Krathwohl direvisi menjadi dimensi proses kognitif dan dimensi pengetahuan. Dimensi proses kognitif terdiri dari tingkatan :ingatan, pemahaman, penerapan, analisis, evaluasi, dan kreasi. Dimensi pengetahuan terdiri dari tingkatan: pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual, pengetahuan prosedural, dan pengetahuan metakognitif.

b. Menggambar Teknik Dasar dengan AutoCad.

AutoCad merupakan kependekan dari kata Automatic Computer Aided Desaign, yang berarti bahwa Autocad merupakan suatu program komputer sebagai alat bantu dalam proses desain atau perancangan, dalam hal ini merupakan salah satu sub kompetensi dari Gambar Teknik Dasar yang diberikan pada kelas X program studi Teknik Gambar Bangunan. Selanjutnya pengertian hasil belajar menggambat teknik dasar dengan komputer merupakan kompetensi siswa di bidang gambar dengan perangkat lunak (software). Sehingga kompetensi yang dicapai sesuai dengan rancangan pembelajaran yang tercantum dalam masing – masing jobsheet.


(42)

commit to user B. Penelitian yang relevan

Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan yang telah dilakukan, khususnya dengan variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini.

1. C. A. Sherman dan B. S. Rushall (1993) http://www-rohan.sdu.edu/dept/coachsci/csa/vol31/tabel.htm). dalam penelitian tentang Per-kembangan Mengubah dan Penyempurnaan Teknik Berenang Menggunakan Pengajaran Terbalik dinyatakan bahwa dengan strategi backward chaining terjadi penyempurnaan hasil yang signifikan, perubahan perilaku dan kinerja yang efektif, menghasilkan sedikit kesalahan, dan merupakan strategi pembelajaran yang efektif.

2. Muhhamad Ali Salmani (2002) dalam penelitian tentang Hubungan Terpengaruh lingkungan/dependent dan Kinerja Mahasiswa EFL orang Iran pada Tes Komunikasi dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang bermakna antara kinerja peserta tes dengan gaya kognitif Terpengaruh lingkungan dan gaya kognitif Independent. (Nodoushan University of Tehran,2002)

http://www.geocities.com/nodoushan/articles/homepage.html.

3. Sakorn Boondao dan Glenn Rowley (1991) : Paper presented at AARE Annual Conference 1991 Suffers Paradise, Queensland 20 – 26, 1991) dalam penelitian tentang Pengaruh dari Penugasan bagi Maha-siswa Terpengaruh lingkungan - Terbebas lingkungan dalam Pembelajaran Matematik dengan Pendidikan Jarak Jauh dinyatakan bahwa terdapat pengaruh positif di antara mahasiswa dengan gaya kognitif Terpengaruh lingkungan dan


(43)

commit to user

di antara mahasiswa dengan gaya kognitif Terbebas lingkungan. Mahasiswa dengan dengan gaya kognitif Terbebas lingkungan ternyata memiliki kinerja lebih baik.

4. John W. Hansen (1995) yang melakukan penelitian pada mahasiswa teknik industri dan pendidikan kejuruan di Center California University menemukan bahwa pada mahasiswa jurusan teknik mesin skor GEFT dan skor S-V (Spatial-Visual) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Skor GEFT dan skor S-V yang tinggi menunjukkan Indeks Prestasi Kumulatif yang tinggi pula. ( Journal of Technology Education, volume 6 number 2, spring 1995), pp.4 -7

5. SheriClark, Elaine Set, dan Fred Weber (2000) dalam penelitiannya tentang kinerja mahasiswa teknik pada kelompok GEFT di Fakultas Teknik Universitas Tennessee pada 53 mahasiswa seni liberal, 157 mahasiswa jurusan teknik, menunjukkan bahwa skor GEFT rerata mahasiswa seni liberal 11,7, dan skor GEFT rerata mahasiswa jurusan teknik 14,6. Mahasiswa jurusan teknik yang memiliki kemampuan menyelesaikan masalah secara superior adalah mereka yang memiliki nilai matematika dan sains yang tinggi, serta sedikit sekali mahasiswa dengan nilai GEFT yang rendah mendapatkan Indeks Prestasi kumulatif yang rendah. Sementara itu mahasiswa dengan skor GEFT yang rendah tidak ingin berlama-lama menjadi mahasiswa jurusan teknik.


(44)

commit to user

6. Steven R. Terrel (2002:4) dalam penelitiannya tentang penggunaan gaya kognitif sebagai prediktor dari keanggotaan dalam program sekolah menengah dan program sekolah tinggi bagi orang berbakat menggunakan GEFT menunjukkan bahwa pria lebih terbebas lingkungan dibanding wanita. (paper presented at the Annual Meeting).

7. Anwar Sukito Ardjo (2008) dalam penelitiannya (disertasi tidak dipublikasikan) tentang pengaruh strategi pembelajaran dan gaya kognitif terhadap hasil belajar pemrograman otomasi gambar teknik pada mahasiswa program DIII Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta dengan GEFT: Jakarta UNJ, menunjukkan bahwa mahasiswa yang mengikuti pembelajaran Otomasi Gambar Teknik dengan strategi backward chaining lebih tinggi dari pada yang mengikuti pembelajaran dengan strategi forward chaining. Pada bagian lain juga ditemukan bahwa terbukti hasil belajar pemrograman Otomasi Gambar Teknik mahasiswa yang memiliki gaya kognitif field independent lebih tinggi dari pada mahasiswa yang memiliki gaya kognitif field dependent. Temuan juga mengindikasikan ada interaksi antara strategi pembelajaran dan gaya kognitif terhadap hasil belajar pemrograman Otomasi Gambar Teknik.

8. Aghniyani Zakiah (2008) dalam penelitiannya (tesis tidak dipublikasikan) tentang pengaruh penerapan pendekatan pembelajaran kontekstual (contextual teaching and learning) bermedia VCD dan LKS terhadap pencapaian kompetensi mata pelajaran sejarah ditinjau dari gaya kognitif siswa : Surakarta, UNS. Menunjukkan bahwa hasil pencapaian kompetensi mata pelajaran sejarah bagi siswa yang memiliki gaya kognitif


(45)

commit to user

field independen lebih tinggi dari pada siswa yang mempunyai gaya kognitif field dependent.

C. Kerangka Berfikir

1. Perbedaan pengaruh hasil belajar gambar teknik dasar dengan AutoCad berdasarkan strategi pembelajaran

Backward Chaining merupakan strategi pembelajaran yang aktivitasnya dilakukan dalam urutan terbalik, dari bagian akhir menuju langkah awal. Beberapa ciri dari strategi pembelajaran Backward Chaining yang menarik untuk diimplementasikan adalah upaya pembuktian bahwa strategi pembelajaran ini akan memberikan hasil : (1) pembelajaran minimum, yang akan mereduksi penggunaan ingatan jangka pendek atau ingatan kerja, (2) memfasilitasi transfer informasi prosedural menuju ingatan jangka panjang, (3) menjaga siswa tetap terlibat dan tertantang, (4) memberi kesempatan kepada siswa untuk menyelesaikan tugas lebih cepat, (5) pembelajar melakukan contoh lebih sedikit, (6) siswa setiapkali mengalami penguatan terminal, (7) memberi kesempatan pembelajar untuk menyajikan hanya satu langkah.

Beberapa ciri dari strategi pembelajaran forward chaining yang menarik untuk diimplementasikan adalah upaya pembuktian bahwa strategi pembelajaran ini akan memberikan hasil : (1) setiap kali siswa mengalami penguatan terminal, (2) siswa mengalami keseluruhan tugas dalam urutan yang alami, (3) dapat melakukan penyajian secara spontan dan leluasa, (4) aktivitas dapat disajikan secara alami dan sederhana, namun setiapkali siswa harus menjalani keseluruhan aktivitas, (5) siswa


(46)

commit to user

harus menyajikan seluruh langkah yang belum dikuasai setiap kali aktivitas dicoba, (6) jika dilaksanakan pembelajaran yang lebih intensif pada aktivitas tertentu, maka saat dilanjutkan dapat terjadi keutuhan aktivitas menjadi terganggu.

Dampak dari hasil pembelajaran yang muncul pada implementasi strategi pembelajaran forward chaining adalah akan terbentuknya checklist mental, yaitu siswa akan kehilangan upaya untuk menemukan langkah selanjutnya secara individu. Mental yang terbentuk ini akan menyebabkan ketergantungan siswa terhadap pengajar yang ditandai dengan aktivitas menunggu hingga pengajar menyajikan langkah selanjut-nya. Hal seperti ini diharapkan dapat diatasi dengan mengimplementasikan strategi pembelajaran Backward Chaining. Hal ini dapat terjadi karena langkah pembelajaran dimulai dari hasil akhir pembelajaran, sehingga siswa sudah mempunyai gambaran yang nyata hasil pembelajaran yang harus dicapai. Oleh karenanya semangat untuk dapat mencapai hasil pembelajaran melalui upaya sendiri akan muncul, sehingga pembelajar tidak harus menyajikan seluruh langkah sebelumnya secara rinci maupun keseluruhan.

Bertitik tolak dari kerangka pikir di atas, diduga bahwa hasil belajar menggambar teknik dengan AutoCad dari sampel yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran Backward Chaining akan lebih tinggidibandingkan dengan mereka yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran forward chaining.


(47)

commit to user

2. Perbedaan hasil belajar gambar teknik dasar berdasarkan gaya kognitif

Gaya kognitif adalah karakteristik, mode-mode diri yang konsisten dari pemfungsian sehingga individu menunjukkan perseptual dan aktivitas intelektualnya. Aspek gaya perseptual dapat diklasifikasikan menjadi field independent dan field dependent. Gaya kognitif juga berkaitan dengan cara siswa mengorganisasikan, memfilter, mentransformasi, dan memproses informasi. Dikotomi field independent dan field dependent sering juga disebut berpikir global-berpikir analitik.

Karakteristik individu field independent mencakup: menangkap secara analitis, membuat pembedaan konsep secara spesifik, berorientasi impersonal, mempelajari materi sosial hanya untuk maksud khusus, tertarik pada konsep baru yang dibangun sendiri, memerlukan penentuan sasaran dan penguatan sendiri, dapat membangun sendiri struktur situasi, kurang menghargai kritikan, menggunakan pendekatan pengujian hipotesis untuk pencapaian konsep, menyukai kompetisi.

Karakteristik field dependent yang erat kaitannya dengan aktivitas pembelajaran mencakup: menangkap secara global, membuat pembedaan umum konsep dan melihat keterhubungannya, lebih berorientasi sosial, lebih mudah menguasai materi yang berorientasi sosial, lebih tertarik pada materi yang sesuai dengan pengalaman pribadi, memerlukan penentuan sasaran dan penguatan dari luar dirinya, memerlukan pengorganisasian materi yang baik, lebih memperhatikan kritikan, memerlukan bantuan pengajar terus-menerus, memerlukan orang lain untuk melihat pencapaian konsep.


(48)

commit to user

Berdasarkan uraian di atas maka diduga siswa dengan gaya kognitif field independent akan memiliki hasil belajar gambar teknik dengan AutoCad yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya kognitif field dependen. Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, dapat digambarkan skema dari kerangka pikir sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan di atas, dapat diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara strategi pembelajaran backward chaining dengan forward chaining terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan AutoCad .

Strategi Pembelajaran Backward Chaining

Strategi Pembelajaran Forward Chaining

Gaya Kognitif : Field Independent

Field Dependent

Pencapaian Hasil Belajar Menggambar Teknik Dasar dengan


(49)

commit to user

2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara gaya kognitif field independent dengan field dependent terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan AutoCad

3. Terdapat interaksi pengaruh strategi pembelajaran dan gaya kognitif terhadap hasil belajar menggambar teknik dasar dengan AutoCad.


(50)

commit to user BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode

Penelitian ini menggunakan Metode Eksperimen, yaitu dengan melakukan percobaan / tindakan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk mencari sebab akibat antara dua factor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminir factor pengganggu.

Metode eksperimen adalah metode yang mengobservasi di bawah kondisi buatan (artificial condition) dimana kondisi tersebut dibuat dan diatur oleh si peneliti. Dengan demikian, penelitian eksperimental adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap obyek penelitian serta adanya control.(Nasir,1988:74)

Memanipulasi variabel ini tidak mempunyai arti yang negatif seperti yang terjadi di luar konteks penelitian. Yang dimaksud dengan manipulasi yaitu tindakan atau perlakuan yang dilakukan oleh seorang peneliti atas dasar pertimbangan ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan secara terbuka guna memperoleh perbedaan efek dalam variable terikat. (Sukardi, 2004:181)

Metode ini dengan desain faktorial 2 x 2. Desain factorial merupakan suatu tindakan terhadap satu variable atau lebih yang dimanipulasi secara simultan agar dapat mempelajari pengaruh setiap variabel terhadap variabel


(51)

commit to user

terikat, atau pengaruh yang diakibatkan adanya interaksi antara beberapa variabel.

Factorial Design is one in which two or more variables are manipulated simultaneously in order to study the independent effect of each variable on the dependent variable as well as the effects due to interactions among the several variables (Ary dkk, 1985) seperti dikutip Sukardi (2004:187)

1. Desain Penelitian

Desain penelitian menggunakan desain factorial 2 x 2, dimana masing – masing variable bebas mempunyai dua nilai. Variabel bebas pertama (X1) Strategi pembelajaran backward chaining dan forward chaining yang dimanipulasi disebut variable eksperimental, sedangkan variable bebas ke dua (X2) gaya kognitif terdiri dari gaya kognitif field independent dan field dependent disebut variable atribut. Pengaruh perlakuan eksperimen terhadap variable terikat (Y) hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad dinilai setiap tingkatan variable. Untuk lebih jelasnya, desain factorial 2 x 2 dapat dilihat dari table berikut ini :

Tabel. 2. Rancangan Analisis Desain Faktorial 2 x 2

GAYA KOGNITIF

(B) Backward Chaining (A1) Forward Chaining (A2)

Field Independent (B1) A1B1 A2B1

Field Dependent (B2) A1B2 A2B2


(52)

commit to user Keterangan :

A1B1 : Kelompok siswa dengan perlakuan strategi backward chaining yang mempunyai gaya

kognitif field independent.

A2B1 : Kelompok siswa dengan perlakuan strategi forward chaining yang mempunyai gaya

kognitif field independent.

A1B2 : Kelompok siswa dengan perlakuan strategi backward chaining yang mempunyai gaya

kognitif field dependent.

A2B2 : Kelompok siswa dengan perlakuan strategi forward chaining yang mempunyai gaya

kognitif field dependent.

Pemilihan metode ini disesuaikan dengan data yang diharapkan, yaitu perbedaan kemampuan menggambar teknik dengan AutoCad. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah kemampuan menggambar teknik dengan AutoCad, sedang variabel bebas (independent variable) perlakuan dari penelitian ini adalah strategi pembelajaran forward chaining dan strategi pembelajaran backward chaining. Variabel bebas intervensi berupa variabel atribut adalah gaya kognitif field independent dan gaya kognitif field dependent.


(53)

commit to user

Variabel yang digunakan dalam penelitian perlu untuk diidentifikasi dan diklasifikasikan. Jumlah variabel yang digunakan tergantung dari luas dan sempitnya penelitian yang dilakukan. Menurut

Moh. Nazir (2000: 149), “variable adalah konsep yang mempunyai bermacam nilai, sehingga variable mempunyai sifat karakteristik yang mempunyai nilai numerik dan kategori”.

Penelitian ini melibatkan dua variabel bebas dan satu variabel terikat. Untuk lebih jelasnya, tiga variable tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Variabel bebas pertama (X1) adalah strategi pembelajaran backward chaining dan forward chaining, ini merupakan variabel aktif ( variable yang dimanipulasi ) disebut variabel eksperimental b. Variabel bebas ke dua (X2) adalah gaya kognitif siswa, yang terdiri

dari field independent dan field dependent merupakan variabel yang tidak dimanipulasi disebut variabel atribut. Sehingga dapat dilihat interaksinya dengan variable aktif dalam mempengaruhi variable terikat.

c. Variabel terikat (Y) adalah hasil belajar menggambar teknik dasar dengan autocad

B. Populasi dan Sampel

Population is all members of well defined class of people, events, or objects ( Ary, dkk: 1985: 138) seperti dikutip oleh Sukardi (2004: 53). Populasi pada prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia,


(54)

commit to user

binatang, peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara terencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.Menurut Sugiyono (2006:89) “ populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik”. Sehingga populasi penelitian merupakan suatu kelompok

individu yang diselidiki tentang aspek – aspek yang terdapat dalam kelompok.

Populasi dalam penelitian ini adalah sejumlah 131 siswa SMK, yang terdiri dari 89 siswa SMK Negeri 2 Pati yang terbagi dalam 3 klas, kelas XB1 sebanyak 24 siswa, kelas XB2 sebanyak 32 siswa, dan kelas XB3 sebanyak 33 siswa, serta 42 siswa klas X di SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana, keduanya untuk program studi Teknik Gambar Bangunan.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi Arikunto, 2006 : 117) Sampel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari tiga kelompok yaitu : kelompok threatmen, kelompok control, dan kelompok uji coba instrument. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan multistage cluster purposive random sampling sebagai berikut :

1. Untuk memilih sekolah digunakan cluster random sampling. Agar tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran dari sekolah yang diteliti, maka pengambilan sampel ditetapkan sebanyak 2 sekolah sesuai dengan program studi Teknik Gambar Bangunan yang ada di


(55)

commit to user

kabupaten Pati Jawa Tengah. Untuk ini diambil satu kelas dari SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana dan dua kelas dari SMK Negeri 2 Pati Jawa Tengah. Sampel tersebut adalah siswa kelas X, Program Studi Teknik Gambar Bangunan SMK N 2 Pati sebanyak 56 siswa, yaitu kelas X B1 dan kelas X B2, serta 42 siswa kelas X di SMK Bina Tunas Bhakti Juwana.

2. Untuk menentukan kelompok eksperimen, dilakukan secara cluster random sampling dengan cara undian dari kedua sekolah yang akan diteliti. Hasilnya kelas X B1 dan kelas X B2 SMK negeri 2 Pati dengan perlakuan Pembelajaran Gambar Teknik Dasar dengan AutoCad menggunakan strategi Backward Chaining, sebagai kelompok kontrol, dan kelas X TGB SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana dengan perlakuan Pembelajran Gambar Teknik Dasar dengan AutoCad menggunakan strategi Forward Chaining, sebagai kelompok threatment.

3. Untuk kelompok uji coba instrument, dipilih secara purposive sampling, yaitu siswa kelas XI B1 terdiri dari 32 siswa dan kelas XI B2 terdiri dari 30 siswa dari SMK Negeri 2 Pati.

Berikut ini dapat dilihat deskripsi jumlah populasi dan sampel dalam penelitian ini sebagai berikut :


(56)

commit to user

Tabel 3. Deskripsi Jumlah Populasi dan Sampel Penelitian

No Nama Sekolah Jumlah Populasi Jumlah sampel

1 SMK Negeri 2 Pati 89 56

SMK Bhina Tunas Bhakti 42 42

Juwana - Pati

Jumlah 131 98

2

Untuk membuktikan bahwa kelas XI Bangunan SMK Negeri 2 Pati dan kelas XI Bangunan SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana berkualitas setara maka diperlukan data yang dapat dipercaya, data yang diampil adalah nilai akhir semester satu kelas XI pada mata pelajaran gambar teknik dasar dengan autocad, yang diuji dengan teknik t – test untuk sampel yang berasal dari populasi yang sama.

Tabel 4. Data Statistik Uji t

Dari hasil analisis yang dibantu dengan program komputer statistik SPSS for window 16,0 dapat diketahui bahwa harga t pada equal varian assumed yakni -0,469 dengan tingkat signifikansi 0,000 sedang

Group Statistics

Asal Sekolah N Mean

Std. Deviation

Std. Error Mean Gambar Teknik

Dasar

SMK N 2 Pati 56 80.4000 2,734 .422 SMK BTB


(57)

commit to user

harga t tabel (0.05, df 58) = 1,658 dengan –

t

1-1/2 α demikian t hitung sebesar – 0.469 < t tabel < -1.658

Kenyataan ini menunjukkan bahwa pada dasarnya rata – rata hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad kelas X semester satu SMK N 2 Pati dan rata – rata hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad kelas XI SMK BTB Juwana adalah sama / tidak berbeda (lihat lampiran 9 hal. 204).

C. Tempat dan Waktu penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Program Studi Teknik Gambar Bangunan SMK se Kabupaten Pati Jateng, yang terdiri dari dua sekolah yaitu SMK N 2 Pati dan SMK Bina Tunas Bhakti Juwana.

a. SMK Negeri 2 Pati

SMK Negeri 2 Pati merupakan salah satu SMK RSBI di Kabupaten Pati dan telah bersertifikat ISO. Sekolah ini beralamatkan di Jl. Gembong Rendole KM 4 Kecamatan Margorejo Kabupaten Pati Jawa Tengah. Sekolah ini mempunyai 5 program studi yaitu : 1) Teknik Gambar Bangunan, 2) Teknik Audio Video, 3) Teknik Listrik Industri, 4) Teknik Mesin Perkakas, dan 5) Teknik Mekanik Otomotif. Masing - masing program studi mempunyai 7 kelas yaitu 3 kelas X, 2 kelas XI, dan 2 kelas XII, dengan 140 Guru.


(58)

commit to user b. SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana

SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana adalah sekolah yang telah melaksanakan Sistem Manajemen Mutu dalam upaya tertib administrasi guna meningkatkan kualitas hasil pendidikan dan pelatihan, Sekolah ini beralamat di Jl. Sunan Ngerang no. 109 Juwana, Ada empat program studi di SMK Bhina Tunas Bhakti Juwana yaitu : 1). Teknik Gambar Bangunan, 2) Teknik Elektronika, 3) Teknik Mesin, dan 4) Teknik Otomotif, dengan jumlah guru 58 orang.

2. Waktu Penelitian

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga tahap, yaitu :

a. Tahap persiapan, meliputi penentuan judul, penyusunan proposal, seminar proposal, studi pustaka, penyusunan instrument penelitian yang dimulai bulan Oktober 2010.

b. Tahap pelaksanaan eksperimen, yang meliputi pelaksanaan uji coba instrumen, test GEFT untuk membedakan gaya kognitif siswa, dan pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada awal semester genap tahun pelajaran 2010/2011, yaitu mulai bulan januari 2011. Eksperimen dilaksanakan selama sepuluh kali tatap muka pembelajaran yang terdiri dari dua tatap muka awal untuk test GEFT, sedangkan perlakuan dan pengumpulan data dilakukan selama delapan kali tatap muka pembelajaran sampai dengan pertengahan bulan April 2011. c. Tahap analisis data dan penulisan laporan penelitian. Kegiatan ini


(59)

commit to user

Untuk memperjelas waktu pelaksanaan penelitian ini dapat dilihat dalam jadwal penelitian berikut ini :

Tabel 6. Jadwal Penelitian

Tahun 2010

10 11 12 1 2 3 4 5

1 Tahap Persiapan : a. Pengajuan judul b. Penyusunan proposal c. Seminar proposal d. Perijinan penelitian e. Penyusunan instrumen

2 Tahap Pelaksanaan Eksperimen : a. Melaksanakan Uji coba instrumen b. Melaksanakan test GEFT untuk mengetahui gaya kognitif siswa c. Melaksanakan penelitian men melalui proses pembelajaran d. Mengumpulkan data penelitian yang terdiri dari hasil test GEFT dan hasil penilaian praktek gambar e. Menganalisis data, tikan hipotesis, dan menarik kesimpulan

3 Tahap Penyusunan Laporan Hasil Penelitian

Penyelesaian penyusunan laporan hasil penelitian secara lengkap

Jenis Kegiatan

No Tahun 2011

Bulan ke

D. Definisi Operasional

Penelitian ini terdiri dari tiga variabel, yaitu 1) variable bebas (A1 dan A2) adalah strategi pembelajaran Forward Chaining dan Backward Chaining, 2) variable bebas intervensi yang berupa variable atribut (B1 dan


(60)

commit to user

B2) yaitu gaya kognitif Field Dependent dan Field Independent, 3) variable terikat hasil belajar Gambar Teknik Dasar dengan AutoCad

Untuk mempertegas variable tersebut dapat dijelaskan definisi operasionalnya sebagai berikut :

1. Strategi Pembelajaran Backward Chaining

Backward Chaining adalah metode instruksional pada pembelajaran yang dimulai dengan sub tugas atau sub aktivitas terakhir dari urutan dan bergerak mundur sepanjang rantai subtugas yang telah dikuasai.

Brandon (2003:2-3) mendefi-nisikan Backward Chaining sebagai strategi pembelajaran yang melakukan pekerjaan dalam urutan terbalik.

2. Strategi Pembelajaran Forward Chaining

Forward Chaining adalah suatu strategi pembelajaran dengan instruksi dimulai dengan masuk pada rantai pertama, selanjutnya, penguasaan tiap langkah, sampai langkah terakhir dicapai. Cara ini bermanfaat bagi siswa yang berfungsi pada tingkat tinggi. Penggunaan forward chaining dilakukan saat siswa dapat melaksanakan masing-masing langkah secara individu dan diperlukan hanya untuk mengikat siswa melakukan tugas bersama, atau saat langkah-langkah pada awal rantai tampak lebih mudah bagi siswa.

3. Gaya Kognitif

Gaya kognitif seseorang adalah pola strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah-masalah termasuk masalah belajar. Gaya kognitif dalam pengolahan informasi adalah kebiasaan pengolahan informasi yang


(61)

commit to user

mewakili gaya belajar yang secara khas merasakan, berpikir, memecahkan masalah, dan mengingat. Gaya kognitif dibedakan menjadi dua yaitu gaya kognitif field dependent (terpengaruh lingkungan) dan field independent (terbebas lingkungan). Gaya kognitif field dependent adalah memandang obyek dan lingkungannya sebagai satu kesatuan berorientasi social atau lingkungan yang terstruktur dan mempunyai penguatan eksternal. Sedangkan gaya kognitif field independent adalah memandang obyek terdiri dari bagian yang terpisah dari lingkungannya atau memisahkan stimuli dari konteks dan mempunyai penguatan intrinsic.

Pemisahan gaya kognitif dalam penelitian ini dilakukan dengan Test GEFT (Group Embedded Figure Test ).(terlampir)

4. Hasil Belajar Menggambar Teknik Dasar dengan AutoCad

Hasil belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam memahami konsep secara teoritis dan menguasai ketrampilan dalam praktek menggambar teknik dasar, terutama menggambar Teknik Dasar dengan AutoCad. Hal ini diindikasikan siswa dapat menyelesaikan dan kompeten dalam tugas – tugas gambar dengan AutoCad seperti : menggambar garis, sudut, bidang, sampai dengan menyelesaikan gambar denah bangunan.

E. Teknik Pengumpulan Data


(1)

commit to user BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah semua tahap penelitian dilakukan mulai dari pembuatan

proposal penelitian, kemudian pengkajian teori, selanjutnya penyusunan instrumen penelitian yang disertai dengan ujicoba dan penyempurnaan instrumen penelitian, sampai dengan pengumpulan data dan analisis data, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara strategi pembelajaran

backward chaining dan strategi forward chaining terhadap hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad. Terbukti hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi

pembelajaran backward chaining lebih tinggi daripada hasil belajar gambar

teknik dasar dengan autocad siswa yang mengikuti pembelajaran dengan

strategi pembelajaran forward chaining. Backward Chaining adalah metode

instruksional pada pembelajaran yang dimulai dengan sub tugas atau sub aktivitas terakhir dari urutan dan bergerak mundur sepanjang rantai subtugas yang telah dikuasai.

2. Terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki

gaya kognitif field independent dengan siswa yang memiliki gaya kognitif


(2)

gambar teknik dasar dengan autocad siswa yang memiliki gaya kognitif field independent lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki gaya kognitif field

dependent. Demikian juga siswa yang mendapatkan pembelajaran backward

chaining memberikan rerata hasil belajar yang lebih tinggi dari pada siswa

yang mendapatkan pembelajaran forward chaining. Demikian pula siswa

yang memiliki gaya kognitif field independent memiliki rerata hasil belajar

yang lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki gaya kognitif field

dependent..

3. Terdapat interaksi pengaruh yang signifikan antara pembelajaran

menggunakan strategi backward chaining dan forward chaining, dengan

gaya kognitif siswa field independent dan field dependent.

Pada pelaksanaan pembelajaran siswa yang diklasifikasikan menurut

gaya kognitifnya didapati bahwa strategi pembelajaran backward chaining

dan strategi pembelajaran forward chaining memberikan pengaruh yang

signifikan. Bagi kelompok siswa yang memiliki gaya kognitif field

independent, hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad siwa yang

mengikuti pembelajaran dengan stategi pembelajaran backward chaining

lebih tinggi daripada hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad siswa

yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran forward

chaining. Sedangkan bagi siswa yang memiliki gaya kognitif field independent, hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad siswa yang


(3)

commit to user

tidak lebih tinggi daripada hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad siswa yang mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran forward chaining.

Penelitian ini mengantarkan pada kesimpulan bahwa untuk penelitian dengan sampel siswa SMK Se Kabupaten Pati pada Program Studi Teknik Gambar Bangunan ternyata siswa yang mendapatkan pembelajaran

backward chaining memberikan rerata hasil belajar yang lebih tinggi dari

pada siswa yang mendapatkan pembelajaran forward chaining. Serta

ternyata terdapat interaksi antara strategi pembelajaran backward chaining-

forward chaining terhadap gaya kognitif field independent-field dependent. Selanjutnya dapat diambil kesimpulan juga bahwa bagi siswa yang memiliki

gaya kognitif field independent yang mendapatkan strategi pembelajaran

backward chaining memiliki rerata hasil belajar yang lebih tinggi daripada

siswa yang mendapatkan strategi pembelajaran forward chaining. Demikian

pula ternyata bagi siswa yang memiliki gaya kognitif field dependent yang

mendapatkan strategi pembelajaran backward chaining memiliki rerata hasil

belajar yang tidak lebih tinggi daripada siswa yang mendapatkan strategi


(4)

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dikemukakan implikasinya sebagai berikut :

1. Adanya perbedaan pengaruh yang signifikan antara strategi pembelajaran

backward chaining dan forward chaining, maka temuan penelitian ini dapat memberikan dorongan kepada pihak guru bahwa dalam pembelajaran Gambar Teknik Dasar dengan AutoCad perlu untuk menerapkan dan mengembangkan strategi backward chaining dalam pembelajaran. Di samping itu mengingat akan karakterisitik kompetensi gambar teknik dasar dengan autocad dengan ciri-cirinya : memerlukan urut-urutan langkah penggambaran yang efisien agar diperoleh hasil yang memiliki baris program seringkas mungkin; memerlukan prosedur atau fungsi yang memisahkan setiap bagian tampilan perintah ( dalam hal ini dapat dibagi menjadi 4 prosedur-tampilan pandangan atas, pandangan muka, padangan sisi kanan, dan penunjukkan ukuran.

2. Adanya perbedaan pengaruh yang signifikan antara siswa yang memiliki gaya

kognitif field independent dan field dependent terhadap hasil belajar gambar

teknik dasar dengan autocad, maka dapat memberikan acuan bagi guru bahwa siswa dalam memperoleh, menyimpan serta menerapkan pengetahuan yang diperoleh dalam proses pembelajaran memiliki cara sendiri yang disukainya dalam menyusun apa yang dilihat, diingat, dan dipikirkannya. Gaya kognitif sebagai sikap yang secara stabil menentukan cara siswa dalam menerima,


(5)

commit to user

proses pembelajarandemi peningkatan hasil belajar gambar teknik dasar terutama seorang guru perlu mengetahui gaya kognitif siswa pada awal proses pembelajaran untuk menentukan strategi yang tepat.

3. Adanya interaksi pengaruh yang signifikan strategi pembelajaran dan gaya

kognitif siswa terhadap hasil belajar gambar teknik dasar dengan autocad, maka dapat dipakai pedoman untuk menerapkan dan memadukannya antara strategi dan gaya kognitif tersebut dalam pembelajaran gambar sehingga diperoleh cara yang lebih cepat dalam mentransfer pengetahuan sehingga pembelajaran akan lebih bermakna, dimana siswa dilatih untuk lebih aktif kreatif. Penerapan strategi pembelajaran yang tepat dan gaya kognitif siswa akan memberikan kemudahan dalam mengelola dan memaksimalkan kegiatan belajar dalam menerima dan menyimpan informasi, sehingga ketercapaian tujuan pembelajaran dapat terwujud secara optimal.

C. Saran

Berdasarkan beberapa temuan pada penelitian ini maka dapat disarankan beberapa hal seperti berikut:

1. Kepada para Guru SMK perlu diperkenalkan implementasi strategi

pembelajaran backward chaining sebagai strategi pembelajaran alternatif

dalam pembelajaran gambar teknik dasar dengan autocad, khususnya untuk topik-topik yang secara umum menjadi kesulitan bagi pemelajar.


(6)

2. Bila memungkinkan dapat pula kiranya mempertimbangkan gaya kognitif

siswa, khususnya klasifikasi field independent dan field dependent dalam

pelaksanaan pembelajaran gambar teknik dasar dengan autocad. Sehingga diperoleh kekayaan pengalaman menyajikan materi berdasarkan gaya kognitifnya dan strategi pembelajaran seperti yang diperoleh melalui peneliltian ini.

3. Kepada pihak sekolah, jika memungkinkan agar dapat mengklasifikasikan gaya kognitif siswa dalam memisahkan / membentuk kelas dalam program

studi masing – masing, sehingga pembelajaran dapat diserap dengan gaya

kognitif yang relatif sama sehingga mempermudah dalam mentransfer kompetensi yang ada.

4. Bagi peneliti yang akan datang hendaknya dapat mengklasifikasikan gaya

kognitif terutama dengan mengkaji menggunakan cara yang berbeda selain Test GEFT, sehingga dapat memperkaya cara pengklasifikasian gaya kognitif tersebut.