c. Konflik yang dirasakan
Terjadi ketika konflik melibatkan emosi. Emosi yang dirasakan antara lain rasa bermusuhan, takut, tidak percaya dan marah. Konflik ini mungkin juga
dipersepsikan bukan dirasakan yaitu tidak ada emosi yang terkait dengan konflik dan orang yang terlibat hanya memandangnya sebagai masalah yang perlu
diselesaikan. Orang juga dapat merasakan konflik, tetapi tidak mengetahui masalahnya yaitu mereka tidak mampu mengidentifikasi penyebab konflik yang
dirasakan.
d. Konflik yang dimanifestasikan Konflik jelas
Konflik yang memerlukan tindakan berupa menarik diri, berdebat, bersaing atau mencari penyelesaian konflik. Jika konflik mencapai tahap ini akan
sulit mencari penyelesaian tanpa menggunakan sumber lain
e. Akibat konflik
Akibat yang ditimbulkan oleh konflik mungkin lebih terlihat daripada konflik itu sendiri jika konflik itu tidak ditangani secara konstruktif. Konflik akan
selalu menimbulkan dampak positif ataupun dampak negatif. Jika konflik dikelola secara baik, orang yang terlibat konflik akan percaya bahwa ia akan diperlakukan
secara adil. Jika konflik dikelola secara buruk, isu konflik seringkali tetap ada dan dapat terulang serta menyebabkan lebih banyak konflik.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.1 Proses konflik Sumber Marquis Huston 2010
Menurut Pondy 1967 dalam Huber, 2000; Guerra et al. 2011 proses konflik terdiri dari 5 tahap yaitu:
a. Kondisi Laten
Proses dimulai dari kondisi anteseden seperti aturan yang tidak jelas, kompetisi untuk mencari sumber-sumber yang langka atau menjadi satu bagian
dengan tujuan yang berbeda. Proses berbentuk siklus searah yang mana keadaan atau situasi setelah konflik dapat menjadi konflik yang laten untuk konflik yang
akan datang.
b. Konflik yang dipersepsikan Kognisi
Konflik sudah mulai dipersepsikan atau disadari
Konflik yang dirasakan Konflik yang dipersepsikan
Penyelesaian konflik atau manajemen konflik
Akibat konflik Konflik yang
dimanifestasikan Konflik laten juga
disebut kondisi penyebab
Universitas Sumatera Utara
c. Konflik yang dirasakan