Analisis Kebijakan Perluasan Produk Yang Efektif Guna Meningkatkan Pendapatan Pada Garuda Plaza Hotel

(1)

ANALISIS KEBIJAKAN PERLUASAN PRODUK

YANG EFEKTIF GUNA MENINGKATKAN

PENDAPATAN PADA GARUDA PLAZA

HOTEL

GELADIKARYA

Oleh

:

EDY FIRMANSYAH

NIM : 097007075

PROGRAM STUDI MAGISTER MANAJEMEN

SEKOLAH PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

Abstract

2014, Edy Firmansyah. Product Extention Policy Analysis to Increase The Effective Income On Garuda Plaza Hotel. Under Guidance Of Faculty Prof Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M. Eng (Chairman Of Guidance Committee) And Dr. Ir. Iskandarini, MM (Member Of Guidance Committee)

Product extention policy can be said as branding policies, or building a brand, which for the policy is always done by the product lines extention, brand extention, brand development and new brand development.

Product extention by Garuda Plaza Hotel has not satisfactory. This can be seen from the growth of customer number who come the hotel still low, where Bed Occupancy Rate in services between 2009-2013 increased by 5,3%, so that level of income increased only 4,2%. This can be seen from the average growth of the income by one customer 3,8% during 2009-2013.

This research has purpose to get an alternative policy does Garuda Plaza Hotel increase revenue, where the main goal of research is to find factors that affect with the addition of facilities (needs of product extention), including the expectations of the customer to addition products and facilities, management’s desire to addition products and fasilities, and employee satisfaction to products and facilities currently.

From results of this research, there are two factors that affect the needs of product extention in Garuda Plaza Hotel, the expectation of the customer to addition

products and facilities and management’s to addition products and facilities, so Garuda Plaza Hotel should be able to fix these variables to develop alternative of policy to increase the revenue.


(3)

Abstrak

Edy Firmansyah, 2014. Analisis Kebijakan Perluasan Produk Yang Efektif Guna Meningkatkan Pendapatan Pada Garuda Plaza Hotel. Dibawah Bimbingan Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng (Ketua Komisi Pembimbing) dan Dr. Ir. Iskandarini, MM (Anggota Komisi Pembimbing)

Kebijakan perluasan produk dapat dikatakan sebagai kebijakan pemberian merek atau membangun merek, dimana kebijakan ini senantiasa dilakukan dengan cara perluasan lini produk, perluasan merek, Pengembangan merek, dan pengembangan produk baru.

Perluasan produk yang dilakukan oleh Garuda Plaza Hotel selama ini memang belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya jumlah pelanggan yang datang ke hotel tersebut, dimana tingkat pertumbuhan jasa hunian (Bed Occupancy Rate) hotel antara 2009-2013 yang mengalami peningkatan sebesar 5,3%, sehingga tingkat pendapatan meningkat cuma 4,2%. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tingkat pertumbuhan pendapatan yang diperoleh dari satu orang pelanggan sebesar 3,8% selama tahun 2009-2013.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan alternatif kebijakan yang harus dilakukan Garuda Plaza Hotel agar mampu meningkatkan pendapatan, dimana sasaran pokok dari penelitian adalah menemukan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap penambahan fasilitas (kebutuhan perluasan produk), diantaranya adalah harapan pelanggan terhadap penambahan fasilitas, keinginan manajemen melakukan penambahan fasilitas, dan kepuasan karyawan terhadap fasilitas hotel saat ini.

Dari hasil penelitian terdapat dua faktor yang mempengaruhi kebutuhan perluasan produk di Garuda Plaza Hotel, yaitu harapan pelanggan terhadap penambahan produk dan fasilitas, dan keinginan manajemen melakukan penambahan produk dan fasilitas, sehingga Garuda Plaza Hotel harus dapat memperbaiki variabel tersebut dengan mengembangkan alternatif kebijakan yang harus dilakukan untuk mampu meningkatkan pendapatan.


(4)

PERSETUJUAN GELADIKARYA

Judul Geladikarya : “ANALISIS KEBIJAKAN PERLUASAN PRODUK YANG EFEKTIF GUNA MENINGKATKAN PENDAPATAN PADA GARUDA PLAZA HOTEL” Nama : Edy Firmansyah

NIM : 097007075

Program Studi : Magister Manajemen

Menyetujui : Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M. Eng

Ketua

Dr. Ir. Iskandarini, MM

Anggota

Ketua Program Studi Direktur Sekolah Pascasarjana

Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul M.Eng Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc


(5)

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kebijakan perluasan produk dapat dikatakan sebagai kebijakan pemberian merek atau membangun merek, dimana kebijakan ini senantiasa dilakukan dengan cara perluasan lini produk, perluasan merek, Pengembangan merek, dan pengembangan produk baru (new brand). Pada tahun 2009-2013 jumlah pelanggan yang datang ke Garuda Plaza Hotel sangat rendah dimana pertumbuhan tingkat hunian hotel (Bed Occupancy Rate) cuma naik sebesar 5,3%, sehingga target pertumbuhan tingkat hunian hotel tidak tercapai, akibatnya berpengaruh pada tingkat pendapatan hotel yang naik cuma 4,2%, dimana rata-rata pertumbuhan pendapatan yang diperoleh dari satu orang pelanggan sebesar 3,8% selama tahun 2009-2013.

Tujuan dari penelitian ini adalah merumuskan alternatif kebijakan Garuda Plaza Hotel agar mampu meningkatkan target pertumbuhan jasa hunian hotel pada tahun-tahun berikutnya, sehingga mampu meningkatkan pendapatan.

Data kuesioner yang telah dikumpulkan berasal dari pihak pelanggan, pihak manajemen dan pihak karyawan. Data ini diolah dengan Analisis Regresi Berganda. Hasil analisis menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel harapan pelanggan terhadap penambahan produk dan fasilitas dan variabel keinginan manajemen untuk melakukan penambahan produk dan fasilitas terhadap kebutuhan perluasan produk.


(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa Geladikarya yang berjudul :

“Analisis Kebijakan Perluasan Produk Yang Efektif Guna Meningkatkan Pendapatan Pada Garuda Plaza Hotel”

Adalah benar hasil karya sendiri yang belum pernah dipublikasikan. Semua sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara jelas

Medan, Mei 2014 Yang Membuat Pernyataan


(7)

RIWAYAT HIDUP

Edy Firmansyah, lahir di Langsa, 23 Agustus 1984, anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Alm. Djuwanto, dan Ibu Samsiah.

Riwayat Pendidikan

SD Negeri No. 1 Langsa Tahun 1990 s/d 1996 SMP Negeri No. 1 Langsa Tahun 1996 s/d 1999 SMU Swasta F. Tandean T. Tinggi Tahun 1999 s/d 2002 Jurusan Ekonomi Akuntansi Fakultas Ekonomi UISU Medan Tahun 2002 s/d2007

Riwayat Pekerjaan


(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis atas berkat rahmat Allah S.W.T, sehingga penulis dapat

menyelesaikan Geladikarya ini dengan judul : “Analisis Kebijakan Perluasan Produk Yang Efektif Guna Meningkatkan Pendapatan Pada Garuda Plaza Hotel”. Geladikarya ini disusun untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc. (CTM), Sp.A(K) sebagai Rektor Universitas Sumatera Utara

2. Bapak Prof. Dr. Erman Munir, M.Sc selaku Direktur Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Ir, Darwin Sitompul, M.Eng selaku Ketua Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 4. Bapak Dr. Ir. Nazarudin, M.T selaku Sekretaris Program Studi Magister

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

5. Bapak Prof. Dr. Sukaria Sinulingga, M. Eng selaku Ketua Komisi Pembimbing

6. Ibu Dr. Ir. Iskandarini, MM selaku Anggota Komisi Pembimbing

7. Bapak dan Ibu Dosen di Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.


(9)

8. Staf Akademik di Program Studi Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

9. Pimpinan dan Staff di Garuda Plaza Hotel

10. Rekan-rekan Angkatan XXVII-2 Magister Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

11. Kedua orang tua Bapak Alm. Djuwanto dan Ibu Samsiah yang selalu mendoakan dan mendukung setiap langkah penulis

Akhirnya penulis menyadari bahwa Usulan Geladikarya ini masih banyak memiliki kekurangan dan penulis mengharapkan kritik dan saran agar geladikarya ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.

Medan, Mei 2014


(10)

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii

LEMBAR PERNYATAAN ... iii

RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat penelitian ... 8

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian ... 9

BAB II LANDASAN TEORI ... 10

2.1. Teori Strategi Merek ... 10

2.2. Teori Tentang Perluasan Lini Produk ... 10

2.2.1. Pengertian Perluasan Lini Produk ... 10

2.2.2. Keputusan Lini Produk ... 11

2.2.3. Panjang Lini Produk ... 11

2.3. Teori Tentang Perluasan Merek ... 12

2.3.1. Dimensi Perluasan Merek ... 13

2.3.2. Jenis Perluasan Merek ... 14

2.3.3. Penyebab Terjadinya Perluasan Merek ... 15

2.3.4. Tahap-Tahap Strategi Perluasan Merek ... 15

2.3.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Strategi Perluasan Merek ... 16


(11)

2.3.7. Kelemahan Perluasan Merek... 17

2.4. Kebutuhan Perluasan Produk ... 18

2.5. Strategi Perluasan Produk ... 20

2.4.1. Strategi Penetrasi Pasar ... 21

2.4.2. Strategi Pengembangan Pasar ... 21

2.4.3. Strategi Pengembangan Produk ... 22

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 24

3.1. Kerangka Konseptual ... 24

3.2. Hipotesis Penelitian ... 25

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 28

4.1.Metode Penelitian... 28

4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

4.3. Populasi dan Sampel ... 29

4.3.1. Populasi ... 29

4.3.2. Sampel ... 30

4.4. Definisi Operasional Variabel ... 31

4.5. Jenis dan Sumber Data ... 32

4.6. Teknik Pengambilan Data ... 33

4.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Data ... 33

4.7.1. Uji Validitas Data ... 33

4.7.2. Uji Reliabilitas Data ... 34

4.8. Analisis Data ... 34

4.8.1. Analisis Deskriptif ... 34

4.8.2. Analisis Regresi Liniear Berganda ... 35

4.8.3. Uji Asumsi Klasik ... 37


(12)

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 40

5.1. Sejarah Singkat Perusahaan ... 40

5.2. Visi dan Misi Perusahaan ... 41

5.3. Tugas dan Wewenang Struktur Organisasi Garuda Plaza Hotel ... 42

5.4. Fasilitas Yang Ada di Garuda Plaza Hotel ... 46

BAB VI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 47

6.1. Gambaran Umum Tentang Responden ... 47

6.2. Analisis Deskriptif Variabel ... 48

6.2.1. Penjelasan Responden Atas Variabel X1 (Harapan Pelanggan Terhadap Penambahan Fasilitas) ... 48

6.2.2. Penjelasan Responden Atas Variabel X2 (Keinginan Manajemen Untuk Melakukan Penambahan Fasilitas) ... 49

6.2.3. Penjelasan Responden Atas Variabel X3 (Kepuasan Karyawan Terhadap Fasilitas Hotel Saat Ini) ... 51

6.2.4. Penjelasan Responden Atas Variabel Y (Kebutuhan Perluasan Produk) . 53 6.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Data ... 54

6.3.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Variabel X1 ... 54

6.3.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Variabel X2. ... 55

6.3.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Variabel X3 ... 55

6.3.4. Uji Validitas dan Reliabilitas Data Variabel Y ... 57

6.4. Uji Asumsi Klasik ... 58

6.4.1. Uji Normalitas Data ... 58

6.4.2. Analisis Statistik ... 59

6.4.3. Uji Multikolinieritas ... 61

6.4.4. Uji Heteroskedasitas ... 62

6.5. Pengujian Hipotesis ... 62


(13)

6.5.2. Koefisien Determinasi (R2) ... 64

6.5.3. Uji Simultan (F-test) ... 64

6.5.4. Uji Parsial (t-test) ... 65

6.6. Pembahasan ... 66

6.6.1. Pengaruh Signifikan Antara Variabel X1 dan Variabel Y ... 66

6.6.2. Pengaruh Signifikan Antara Variabel X2 dan Variabel ... 68

6.6.3. Pengaruh Signifikan Antara Variabel X3 dan variabel Y ... 69

6.7. Pengembangan Kebijakan ... 70

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 71

7.1. Kesimpulan ... 71

7.2. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA ... xiii


(14)

DAFTAR TABEL

No Keterangan Hal 1.1 Pendapatan Garuda Plaza Hotel Per Tahun Dari Pelayanan Jasa

Tingkat Hunian Hotel Selama Tahun 2009-2013 ... 35

1.2 Rata-Rata Pendapatan Satu Orang Pelanggan Yang Memberikan Kontribusi Pada Garuda Plaza Hotel Selama Tahun 2009-2013 ... 36

1.3 Target Pelayanan Jasa Tingkat Hunian Hotel Garuda Plaza Tahun 2009- 201 ... 37

4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian ... 29

4.2 Definisi Operasional Variabel ... 32

4.3 Interpretasi Dari Koefisien Korelasi ... 36

5.1 Jenis-Jenis Kamar Hotel Di Garuda Plaza Hotel ... 46

6.1 Penjelasan Responden Atas Variabel X1 ... 48

6.2 Penjelasan Responden Atas Variabel X2. ... 50

6.3 Penjelasan Responden Atas Variabel X3 ... 52

6.4 Penjelasan Responden Atas Variabel Y ... 53

6.5 Uji Validitas Variabel X1 ... 54

6.6 Uji Reliabilitas Variabel X1 ... 55

6.7 Uji Validitas Variabel X3 ... 56

6.8 Uji Reliabilitas Variabel X3. ... 56

6.9 Uji Validitas Variabel Y ... 57

6.10 Uji Reliabilitas Variabel Y ... 57

6.11 Hasil Uji Normalitas X1, X2, dan X3 ... 60

6.12 Hasil Multikolinearitas ... 61

6.13 Hasil Uji Regresi Hipotesis ... 63

6.14 Nilai Koefisien Determinasi ... 64

6.15 Hasil Uji Simultan F (F-test) ... 65


(15)

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Hal 3.1 Kerangka Konseptual ... 25

6.1 Hasil Uji Normalitas Data Variabel X1, X2, dan X3 Terhadap Variabel

Y ... 58 6.2 Hasil Uji Normalitas Data Variabel X1, X2, dan X3 Terhadap Variabel

Y ... 59 6.3 Hasil Scatterplot Uji Heteroskedasitas ... 62


(16)

Abstract

2014, Edy Firmansyah. Product Extention Policy Analysis to Increase The Effective Income On Garuda Plaza Hotel. Under Guidance Of Faculty Prof Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M. Eng (Chairman Of Guidance Committee) And Dr. Ir. Iskandarini, MM (Member Of Guidance Committee)

Product extention policy can be said as branding policies, or building a brand, which for the policy is always done by the product lines extention, brand extention, brand development and new brand development.

Product extention by Garuda Plaza Hotel has not satisfactory. This can be seen from the growth of customer number who come the hotel still low, where Bed Occupancy Rate in services between 2009-2013 increased by 5,3%, so that level of income increased only 4,2%. This can be seen from the average growth of the income by one customer 3,8% during 2009-2013.

This research has purpose to get an alternative policy does Garuda Plaza Hotel increase revenue, where the main goal of research is to find factors that affect with the addition of facilities (needs of product extention), including the expectations of the customer to addition products and facilities, management’s desire to addition products and fasilities, and employee satisfaction to products and facilities currently.

From results of this research, there are two factors that affect the needs of product extention in Garuda Plaza Hotel, the expectation of the customer to addition

products and facilities and management’s to addition products and facilities, so Garuda Plaza Hotel should be able to fix these variables to develop alternative of policy to increase the revenue.


(17)

Abstrak

Edy Firmansyah, 2014. Analisis Kebijakan Perluasan Produk Yang Efektif Guna Meningkatkan Pendapatan Pada Garuda Plaza Hotel. Dibawah Bimbingan Prof. Dr. Ir. Sukaria Sinulingga, M.Eng (Ketua Komisi Pembimbing) dan Dr. Ir. Iskandarini, MM (Anggota Komisi Pembimbing)

Kebijakan perluasan produk dapat dikatakan sebagai kebijakan pemberian merek atau membangun merek, dimana kebijakan ini senantiasa dilakukan dengan cara perluasan lini produk, perluasan merek, Pengembangan merek, dan pengembangan produk baru.

Perluasan produk yang dilakukan oleh Garuda Plaza Hotel selama ini memang belum memuaskan. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya jumlah pelanggan yang datang ke hotel tersebut, dimana tingkat pertumbuhan jasa hunian (Bed Occupancy Rate) hotel antara 2009-2013 yang mengalami peningkatan sebesar 5,3%, sehingga tingkat pendapatan meningkat cuma 4,2%. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata tingkat pertumbuhan pendapatan yang diperoleh dari satu orang pelanggan sebesar 3,8% selama tahun 2009-2013.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan alternatif kebijakan yang harus dilakukan Garuda Plaza Hotel agar mampu meningkatkan pendapatan, dimana sasaran pokok dari penelitian adalah menemukan faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap penambahan fasilitas (kebutuhan perluasan produk), diantaranya adalah harapan pelanggan terhadap penambahan fasilitas, keinginan manajemen melakukan penambahan fasilitas, dan kepuasan karyawan terhadap fasilitas hotel saat ini.

Dari hasil penelitian terdapat dua faktor yang mempengaruhi kebutuhan perluasan produk di Garuda Plaza Hotel, yaitu harapan pelanggan terhadap penambahan produk dan fasilitas, dan keinginan manajemen melakukan penambahan produk dan fasilitas, sehingga Garuda Plaza Hotel harus dapat memperbaiki variabel tersebut dengan mengembangkan alternatif kebijakan yang harus dilakukan untuk mampu meningkatkan pendapatan.


(18)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Akhir-akhir ini dunia usaha berkembang sangat pesat, hal ini dikarenakan era globalisasi yang menuntut dunia usaha menciptakan peluang bisnis yang dapat menguntungkan, serta mampu menciptakan suatu produk yang dapat memenuhi keinginan konsumen. Oleh sebab itu beberapa perusahaan sering sekali menciptakan suatu inovasi yang dapat menciptakan produk baru yang sesuai dengan keinginan konsumen, dimana pada akhirnya dapat menciptakan penghasilan yang maksimum dan dapat bertahan di tengah-tengah persaiangan yang sangat ketat.

Inovasi yang dilakukan perusahaan membuat perusahaan melakukan riset pasar, dimana dengan adanya riset pasar tersebut perusahaan dapat mencermati produk apa yang dapat diciptakan untuk dapat bersaing dengan perusahaan lainnya, serta dengan adanya riset pasar perusahaan dapat mencari tahu kualitas produk pesaing yang dapat digunakan sebagai referensi untuk meneliti sejauh mana prospek dari produk yang akan kita ciptakan dapat menyentuh konsumen. Selain itu, riset pasar inipun berfungsi untuk proses perluasan dan pengembangan produk.

Kebijakan perluasan produk dapat dikatakan sebagai kebijakan pemberian merek atau membangun merek, dimana kebijakan ini senantiasa dilakukan dengan cara perluasan lini produk, perluasan merek, Pengembangan merek, dan pengembangan produk baru (new brand)


(19)

Bayu, Eka, (2012, 30 Oktober), “Merk, Strategi Merek, Ekuitas Merk, dan Brand Awareness”, dari http://mynameisekabayu.blogspot.com/2012/10/merk-strategi-merk-ekuitas-merk-dan-html. diakses tanggal 15 Agustus 2014

Kebijakan Perluasan produk ini harus dapat dioptimalkan oleh perusahaan, sudah barang tentu perusahaan ingin sekali menghadirkan produk yang berbeda-beda, serta fungsi dari produk yang diubah, seperti kegunaan produk, dan fitur produk. Kebijakan Perluasan produk ini sangat dibutuhkan perusahaan, sehingga nantinya perusahaan dapat mengimbangi produk pesaing. Hal ini dapat dilakukan dengan memunculkan fungsi baru dari produk atau bisa juga dengan mengubah fitur-fitur produk yang lama menjadi baru dengan konsep yang baru. Misalnya sebuah produk lama yang ingin dilakukan proses perluasan produk, dimana produk tersebut ingin diganti suatu fungsi lainnya dengan menambah suatu fungsi seperti sarana hiburan di hotel, serta adanya bioskop yang ada di pusat perbelanjaan (Mall). Hal yang dilakukan dalam perluasan produk, yaitu dengan memperluas atau menambah desain, logo dari produk atau merek, serta fungsi dari produk itu sendiri.

Perluasan produk tidak hanya dilakukan oleh perusahaan industri saja, akan tetapi perusahaan jasa juga melakukan proses kebijakan perluasan produk. Perluasan produk yang dilakukan oleh perusahaan jasa dengan melakukan penyediaan jasa, baik itu jasa yang serupa dengan induk perusahaan, maupun jasa yang berbeda dengan induk perusahaan. Selain itu, perusahaan jasa melakukan penambahan fungsi-fungsi, misalkan untuk industri perhotelan adanya penambahan kamar, hiburan seperti kafe, tempat ibadah, tempat pemandian (kolam renang) dan kebijakan harga yang dapat menjangkau masyarakat, serta melaksanakan pelayanan maksimal untuk dapat memuaskan konsumen, selain itu


(20)

untuk industri kesehatan pengemabangan produk yang dilakukan seperti pelayanan kesehatan maksimum, ketersedian kantin untuk tamu yang melayat orang yang sakit, serta jasa lainnya yang dianggap perlu untuk kesehatan.

Kebijakan Perluasan produk merupakan salah satu strategi yang sangat penting bagi perusahaan. Untuk dapat meningkatkan keuntungan perusahaan dituntut untuk selalu melakukan kebijakan atau strategi yang tepat. Kebijakan atau strategi ini dapat dilakukan dengan melakukan analisis terhadap lingkungan, dimana perusahaan harus menganalisis lingkungan internal dan eksternal perusahaan sebelum melakukan kebijakan perluasan produk.

Perkembangan industri jasa khususnya perhotelan di Indonesia dewasa ini semakin berkembang dengan pesat. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya wisatawan asing yang berkunjung ke Indonesia. Wisatawan asing ini membutuhkan tempat penginapan yang layak dan bagus, serta memiliki kualitas pelayanan yang baik, serta menciptakan kenyamanan kepada para wisatawan asing tersebut.

Di kota Medan Industri Jasa semakin banyak dan memiliki peranan yang amat kuat di dalam meningkatkan kemajuan kota Medan, Sebagai contoh industri perhotelan yang ada di kota Medan. Perhotelan yang ada di kota Medan semakin berkembang dengan pesat. Hal ini dikarenakan semakin baiknya iklim investasi dan persaingan usaha, khususnya industri perhotelan. Iklim investasi yang baik ini dikarenakan adanya perbaikan kondisi ekonomi makro kota Medan itu sendiri, akibatnya banyak investor baik lokal maupun asing yang mau menanamkan modalnya di kota Medan.


(21)

Salah satu hotel yang berkembang pesat di kota Medan adalah Hotel Garuda Plaza di Jalan Sisingamangaraja Medan. Hotel ini didirikan oleh Bapak Haji Muhammad Arbie pada tahun 1958. Pada awalnya Hotel Garuda Plaza ini merupakan sebuah losmen, akan tetapi pada tahun 1970 losmen ini mempunyai 58 kamar dan dilengkapi oleh fasilitas penginapan lainnya. Jadi Losmen yang tadinya merupakan penginapan yang kecil berubah menjadi hotel. Proses perubahan status dari motel menjadi hotel ini dikarenakan karena kebijakan perluasan produk yang tepat. Hal ini dapat terlihat dengan adanya penambahan kamar dari yang semula 58 kamar menjadi 95 buah kamar pada tahun 1978, sedangkan pada tahun 1982 dilakukan penambahan kamar menjadi 59 kamar, sehingga berubah menjadi 154 kamar. Pada tahun 1998 Garuda Plaza hotel melakukan perluasan produk yang lain dengan mendirikan anak usaha bernama Garuda Citra Hotel yang pada awalnya pada tahun 2008 dilakukan renovasi dan pembuatan bangunan baru sehingga menjadikan jumlah keseluruhan kamar menjadi 156 kamar, pada tahun 2009 jumlah kamar mengalami peningkatan menjadi 165 kamar, tahun 2010 jumlah kamar menjadi 205 kamar, sedangkan untuk tahun 2011 dan 2012 jumlah kamar meningkat menjadi 247 kamar.

Dengan semakin bertambahnya tingkat hunian hotel di Garuda Plaza Hotel, maka pihak hotel berharap akan semakin bertambahnya pelanggan yang menginap di Garuda Plaza Hotel. Dengan semakin bertambahnya pelanggan, maka akan berpengaruh kepada peningkatan pendapatan. Hal ini dapat dilihat dari data tingkat hunian hotel Garuda Plaza selama kurun waktu dari tahun 2009-2013 pada Tabel 1.1:


(22)

Tabel 1.1 Pendapatan Garuda Plaza Hotel Per Tahun Dari Pelayanan Jasa Tingkat Hunian Hotel Selama Tahun 2009-2013

No Tahun Tingkat Permintaan Hunian Hotel Garuda Plaza Hotel Per Tahun

(Kamar)

Jumlah Pelanggan Yang Menginap Di Garuda Plaza Hotel Per Tahun (Orang)

Pendapatan Garuda Plaza Hotel Per Tahun

(Rp)

1 2009 46.502 93.004 7.740.000.000

2 2010 49.470 98.940 7.810.000.000

3 2011 54.967 109.934 9.150.000.000

4 2012 61.075 122.150 10.170.000.000

5 2013 67.182 134.364 12.122.500.000

Sumber : Hotel Garuda Plaza, 2014

Berdasarkan Tabel 1.1 terlihat bahwa tingkat pertumbuhan jasa hunian hotel (Bed Occupancy Rate) antara 2009-2013 mengalami peningkatan sebesar 5,3% yang berarti belum tercapainya target jumlah pelanggan yang menginap di Garuda Plaza Hotel. Dengan kata lain, jumlah pelanggan yang datang ke hotel pada tahun 2009-2013 masih rendah (belum maksimal). Hal ini berpengaruh pada tingkat pendapatan yang dihasilkan Garuda Plaza Hotel selama tahun 2009-2013 naik cuma sebesar 4,2%. Untuk tahun-tahun yang akan datang pihak Garuda Plaza Hotel harus dapat meningkatkan pendapatan di atas 4,2%. Hal tersebut dapat membuktikan bahwa pelanggan Garuda Plaza Hotel masih belum merasakan kepuasan terhadap produk dan fasilitas hotel. Adapun data mengenai rata-rata pendapatan satu orang pelanggan yang memberikan kontribusi pada Garuda Plaza Hotel selam tahun 2009-2013 hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.2 :


(23)

Tabel 1.2 Rata-Rata Pendapatan Satu Orang Pelanggan Yang Memberikan Kontribusi Pada Garuda Plaza Hotel Selama Tahun 2009-2013

No Tahun Jumlah Pelanggan Yang Menginap Di Garuda Plaza Hotel Per Tahun (Orang)

Pendapatan Garuda Plaza Hotel Per Tahun

(Rp)

Rata-Rata Pendapatan Yang

Memberikan Kontribusi Pada

Garuda Plaza Hotel (Rp)

1 2009 93.004 7.740.000.000 83.222

2 2010 98.940 7.810.000.000 79.937

3 2011 109.934 9.150.000.000 83.232

4 2012 122.150 10.170.000.000 83.258

5 2013 134.364 12.122.500.000 90.221

Sumber : Hotel Garuda Plaza, 2014

Rendahnya jumlah pelanggan yang menginap di Garuda Plaza Hotel berimbas pada tingkat pendapatan yang diperoleh. Hal ini dapat terlihat dari Tabel 1.2 di atas, dimana rata-rata pertumbuhan pendapatan satu orang pelanggan yang memberikan kontribusi terhadap Garuda Plaza Hotel sebesar 3,8% selama tahun 2009-2013. Untuk tahun 2014 diperkirakan apabila jumlah pelanggan yang menginap 150.000 orang dengan rata-rata pertumbuhan pendapatan untuk satu orang pelanggan 3,8%, sehingga rata-rata pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 96.000. Untuk total pendapatan yang diperoleh Garuda Plaza Hotel sebesar Rp 14.400.000.000.

Untuk data mengenai target penjualan jasa tingkat hunian di Garuda Plaza Hotel dari tahun 2009-2013 beserta realisasi target yang sudah dicapai dapat dilihat pada Tabel 1.3 :


(24)

Tabel 1.3 Target Pelayanan Jasa Tingkat Hunian Hotel Garuda Plaza tahun 2009-2013

Tahun Jumlah Kamar Target

(%)

Realisasi (%)

2009 156 80 75

2010 165 82 80

2011 205 85 82

2012 247 85 83

2013 247 87 85

Sumber : Hotel Garuda Plaza, 2014

Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa realisasi target penjualan tingkat hunian pada tahun 2009-2013 sudah cukup baik, sehingga pada saat ini belum menjadi permasalahan yang dapat mengurangi tercapainya pendapatan yang diterima Garuda Plaza Hotel. Akan tetapi, jika di tahun yang akan datang pelayanan jasa tingkat hunian tidak terealisasi dan pesaing mampu menerapkan penambahan fasilitas atau produk yang tidak dimiliki Garuda Plaza Hotel, maka membuat Garuda Plaza Hotel tidak mampu meningkatkan pendapatan.

Pihak pelanggan tentunya belum merasa puas terhadap fasilitas atau produk yang ditawarkan oleh pihak Garuda Plaza Hotel. Untuk itu, pihak Garuda Plaza Hotel harus merespon keluhan tersebut, sehingga dapat diketahui produk atau fasilitas apa yang perlu diperbaiki dan ditambah untuk meningkatkan pendapatan hotel.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, permasalahan yang muncul adalah masih rendahnya jumlah pelanggan yang datang ke Garuda Plaza Hotel, sehingga menimbulkan tidak tercapainya target pertumbuhan jasa hunian hotel yang


(25)

ditetapkan perusahaan yang berpengaruh terhadap peningkatan pendapatan. Sehubungan dengan masalah tersebut, maka perlu dilakukan kajian mengenai :

1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan rendahnya jumlah pelanggan yang datang ke Garuda Plaza Hotel sehingga menimbulkan tidak tercapainya target pertumbuhan jasa hunian hotel yang ditetapkan perusahaan agar mampu meningkatkan pendapatan.

2. Apa saja kebijakan perluasan produk yang dilakukan oleh Garuda Plaza Hotel agar perusahaan dapat mencapai target pertumbuhan yang telah ditetapkan.

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka dapat disusun tujuan dari penelitian ini, yaitu untuk merumuskan alternatif kebijakan perluasan Produk Garuda Plaza Hotel agar mampu meningkatkan target pertumbuhan jasa hunian hotel pada tahun-tahun berikutnya, sehingga mampu meningkatkan pendapatan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Garuda Plaza Hotel

Sebagai bahan pertimbangan untuk menganalisis kebijakan perluasan produk dan, sehingga mampu memperoleh pendapatan yang signifikan dari tahun-tahun sebelumnya.


(26)

2. Bagi Magister Manajemen USU

Sebagai referensi di dalam mengembangkan ilmu pengetahuan, khususnya mengenai kebijakan perluasan produk yang harus dilakukan Garuda Plaza Hotel guna meningkatkan pendapatan.

3. Bagi Peneliti

Sebagai bahan aplikasi dari ilmu yang sudah diperoleh di Magister Manajemen USU dan juga sebagai acuan di dalam megembangkan penelitian tentang kebijakan perluasan produk di Garuda Plaza hotel.

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian

Adapun batasan dan ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data penelitian ini dibatasi dengan menggunakan data pendapatan Garuda Plaza Hotel per tahun, rata-rata pendapatan satu orang pelanggan yang memberikan kontribusi terhadap Garuda Plaza hotel dari tahun 2009-2013 dan target serta realisasi pendapatan dari pelayanan kamar hotel dari 2009-2013.

2. Penelitian ini dibatasi ruang lingkup dengan menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya target pertumbuhan jasa hunian hotel agar dapat meningkatkan pendapatan.


(27)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori Strategi Merek

Merek atau Brand adalah sesuatu yang berkaitan dengan perusahaan, produk atau layanan berupa atribut, baik yang berwujud maupun yang tidak berwujud.

Ibrahim, Yunus, (2011, 12 September), “Pengertian Merek atau Brand”, dari http://blog.sribu.com/2012/09/12/pengertian-merek-atau-brand, diakses tanggal 16 Agustus 2014

Perusahaan memiliki lima strategi merek yaitu: a. Perluasan lini produk (Line Extention)

b. Perluasan merek (Brand Extention) c. Multi-merek

d. Merek baru e. Merek Bersama

Ruhiyat, Endang, (2011), “Mengelola Lini Produk dan Merek”,

http://artikelbaden.blogspot.com/2012/06/mengelola-lini-produk-dan-merek.html, Copright 2011, diakses tanggal 15 Agustus 2014

2.2 Teori Tentang Perluasan Lini Produk (Line Extention)

2.2.1 Pengertian Perluasan Lini Produk

Perluasan lini produk dilakukan jika perusahaan memperkenalkan unit produk tambahan dalam kategori produk yang sama dengan merek yang sama

Farah, Zatul dan Fajriathi, (2005, 3 Desember), “Tesis Strategi Perluasan Merek dan Loyalitas Konsumen”, dari http/journal.unair.ac.id/filerPDF/06-Strategi-perluasan-merek-&-loyalitas-konsumen, diakses tanggal 15 Agustus 2014


(28)

Perluasan lini produk merupakan strategi yang dilakukan perusahaan dengan cara menjual beberapa jenis produk yang sama fungsinya, dan dijual kepada kelompok pelanggan yang sama dan dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama, dan memiliki kisaran harga tertentu

Fadlyxxx, (2012, 28 September), “Makalah Lini Produk” dari

www.slideshare.com/Fadlyxxx/makalah-lini-produk, diakses tanggal 15 Agustus 2014

Jadi perluasan lini produk dapat diartikan merupakan suatu strategi yang dilakukan perusahaan dengan menciptakan produk yang sama baik fungsi maupun jenisnya, dimana produk itu dipasarkan ke kelompok konsumen yang sama dengan merek yang sama.

2.2.2 Keputusan Lini Produk

Manajer Lini harus mengetahui keuntungan dari tiap unit produk dalam lininya untuk menentukan unit produk mana yang akan dikembangkan, dipertahankan, dikurangi atau dihentikan. Manajer lini juga harus menganalisis bagaimana posisi lini produknya terhadap lini produk pesaing. Manajer lini juga harus mempertimbangkan keputusan tentang panjang lini produk, modernisasi lini, keistimewaan lini, dan pemangkasan lini

Ruhiyat, Endang, (2011), “Mengelola Lini Produk dan Merek”,

http://artikelbaden.blogspot.com/2012/06/mengelola-lini-produk-dan-merek.html, Copright 2011, diakses tanggal 15 Agustus 2014

2.2.3 Panjang Lini Produk

Perusahaan dapat memperpanjang lini produknya dengan dua cara,yaitu: 1. Perentangan lini, terjadi apabila perusahaan dapat memperpanjang lini


(29)

lininya ke bawah, ke atas atau kedua arah.

2. Pengisian lini, dapat dilakukan dengan menambah lebih banyak unit produk dalam rentang lini yang sekarang. Beberapa motif pengisian lini adalah memperoleh tambahan laba, berusaha memuaskan penyalur, berusaha menggunakan kapasitas yang berlebih, dan mencoba mengisi ceruk pasar agar tidak diisi pesaing

Ruhiyat, Endang, (2011), “Mengelola Lini Produk dan Merek”, http://artikelbaden.blogspot.com/2012/06/mengelola-lini-produk-dan-merek.html, Copright 2011, diakses tanggal 15 Agustus 2014

2.3 Teori Tentang Perluasan Merek (Brand Extention)

Perluasan merek (Brand Extention) adalah merupakan suatu strategi yang dilakukan perusahaan untuk meluncurkan suatu produk dalam kategori baru dengan menggunakan merek yang sudah ada

Farah, Zatul dan Fajriathi, (2005, 3 Desember), “Tesis Strategi Perluasan Merek dan Loyalitas Konsumen”, dari http://journal.unair.ac.id/filerPDF/06-Strategi-perluasan-merek-&-loyalitas-konsumen, diakses tanggal 15 Agustus 2014

Perluasan merek (Brand Extention) merupakan strategi pengenalan produk baru dengan memanfaatkan merek yang sudah dikenal, dimana kategori produk baru berbeda dengan kategori produk lamanya

Adiwijaya, Michael, (2009), “Perluasan Merek: Strategi Jitu Peluncuran Produk Baru”,

http://fportofolio.petra.ac.id/.../perluasan%20Merek%20Strategi%20Jitu20%pel.d oc, diakses tanggal 16 Agustus 2014

Jadi perluasan merek (Brand Extention) merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh perusahaan untuk selalu menciptakan produk dalam kategori baru dengan menggunakan merek yang sudah ada, dan merek tersebut sudah dikenal oleh konsumen.


(30)

2.3.1 Dimensi Perluasan Merek

Adapun dimensi perluasan merek adalah : 1. Pengetahuan Merek Induk

Pengetahuan konsumen tentang merek dibutuhkan untuk mengevaluasi merek tersebut. Dalam kaitannya dengan perluasan merek, konsumen dapat lebih mudah mengevaluasi dan menilai pesepsi kecocokan dari produk yang menggunakan perluasan merek dengan memiliki pengetahuan terhadap merek induknya.

2. Persepsi Kualitas (Perceived Quality)

Perceived Quality merupakan gambaran umum dari penilaian konsumen tentang keunggulan dan kesempurnaan dari suatu produk dalam level tertentu dapat dibandingkan dengan atribut tertentu dari produk. Konsumen menilai kualitas dari suatu produk berdasarkan berbagai informasi yang didapatkannya baik melalui pengalaman menggunakan produk itu sendiri, didapatkannya melalui kampanye iklan, maupun dari pertukaran informasi dari orang lain. Adapun indikator yang terdapat dalam dimensi ini antara lain

a. Performance (Kinerja), merupakan suatu karakteristik operasi pokok dari produk yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumsi bahan bakar, jumlah penumpang yang diangkut, kemudahan dan kenyamanan, dan lain sebagainya.

b. Features (Fitur atau cirri-ciri tambahan), merupakan karakteristik sekunder atau pelengkap.


(31)

panca indera, misalnya bentuk fisik mobil yang menarik, model atau desain produk yang dibeli.

3. Inovatif (Innovativeness)

Produk atau merek baru yang berhasil serta inovatif dipersepsikan oleh konsumen sebagai produk atau merek yang modern. Dalam kaitannya dengan perluasan merek, konsumen cenderung untuk mengevaluasi produk baru tersebut dengan mencari kecocokan antara merek induk dengan merek extention-nya.

4. Konsistensi konsep merek

Strategi perluasan merek berfokus pada pentingnya asosiasi yang sesuai serta adanya persepsi kecocokan antara merek induk dengan merek extention-nya.

Lestiyorini, Deny, (2013), “Penelitian Pengaruh Perluasan Merek Terhadap Citra Merek Pada Natur-E”, http://dlestiyorini.blogspot.com/2013 -04-01-Archive.html, diakses tanggal 18 Agustus 2014

2.3.2 Jenis Perluasan Merek

Perluasan merek secara umum dapat dibedakan menjadi : a. Perluasan Lini (Line Extention)

Perusahaan membuat produk baru dengan menggunakan merek lama yang terdapat pada merek induk. Meskipun target market produk yang baru tersebut berbeda, tetapi kategori produknya sudah dilayani oleh merek induk. Contohnya shampo sunsilk mengeluarkan produk baru dengan rasa yang berbeda.


(32)

b. Perluasan Kategori (Category Extention)

Artinya perusahaan tetap menggunakan merek induk yang lama untuk memasuki kategori produk yang sama sekali berbeda dari yang dilayani oleh merek induk.

Adiwijaya, Michael, (2009), “Perluasan Merek: Strategi Jitu Peluncuran ProdukBaru”,http://fportofolio.petra.ac.id/.../perluasan%20Merek%20Stra tegi%20Jitu20%pel.doc, diakses tanggal 16 Agustus 2014

2.3.3 Penyebab Terjadinya Perluasan Merek

Perluasan merek terjadi apabila :

a. Merek individual dikembangkan untuk menciptakan suatu merek kelompok

b. Produk yang memiliki hubungan ditambahkan pada suatu merek kelompok yang ada.

c. Suatu merek individu atau kelompok, dikembangkan ke produk-produk yang tidak memiliki hubungan.

Megawati, Romindo, (2010), “Tesis Pengaruh Strategi Perluasan Merek Atas Citra Merek (Studi Pada Harian Kompas dan Kompas TV)”,

http://etd.ugm.ac.id/Index.Php?

Mod=Penelitian-detail&sub=PenelitianDetail&ac=view&typ=html, diakses taggal 16 Agustus 2014

2.3.4 Tahap-Tahap Strategi Perluasan Merek

Untuk melakukan perluasan merek diperlukan 3 tahap strategi : a. Mengidentifikasi asosiasi-asosiasi yang terdapat pada merek tersebut. b. Mengidentifikasikan produk-produk yang berkaitan dengan asosiasi


(33)

c. Memiliki calon terbaik dari daftar produk tersebut untuk melakukan uji konsep dan pengembangan produk baru.

Farah, Zatul dan Fajriathi, (2005, 3 Desember), “Jurnal Strategi Perluasan Merek dan Loyalitas Konsumen”, dari

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/06-Strategi-perluasan-merek-&-loyalitas-konsumen, diakses tanggal 15 Agustus 2014

2.3.5 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Strategi Perluasan

Merek

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kesuksesan strategi perluasan merek adalah sebagai berikut :

a. Similarity (Kesamaan)

Yaitu tingkatan dimana konsumen menganggap bahwa produk hasil perluasan memiliki persamaan dengan merek asalnya.

b. Reputation (Reputasi)

Asumsi yang dapat dikemukakan dari penggunaan reputasi adalah bahwa merek yang memiliki posisi yang kuat akan memberikan pengaruh yang besar pada hasil perluasannya.

c. Perceived Risk

Yaitu konstruksi multidimensional yang mengimplikasikan pengetahuan konsumen secara tidak pasti tentang suatu produk sebelum dilakukan pembelian didasarkan pada tipe dan tingkatan kerugian dari produk itu setelah dilakukan pembelian. Perceived risk biasanya dikonseptualisasi dengan konstruksi dua dimensi yaitu ketidakpastian tentang konsekuensi melakukan kesalahan dan ketidakpastian tentang hasil yang diperoleh.


(34)

d. Innovativeness

Yaitu aspek kepribadian yang berhubungan dengan penerimaan konsumen untuk mencoba produk batu atau merek baru. Konsumen yang memiliki sifat innovativeness ini suka melakukan lebih banyak evaluasi pada perluasan merek terutama jasa.

Farah, Zatul dan Fajriathi, (2005, 3 Desember), “Tesis Strategi Perluasan Merek dan Loyalitas Konsumen”, dari

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/06-Strategi-perluasan-merek-&-loyalitas-konsumen, diakses tanggal 15 Agustus 2014

2.3.6 Keunggulan Perluasan Merek

Berikut ini keunggulan dari perluasan merek adalah sebagai berikut : a. Mengurangi persepsi risiko ditolaknya produk tersebut oleh pelanggan b. Memanfaatkan kemudahan saluran distribusi yang sudah ada

c. Meningkatkan efisiensi biaya promosi

d. Mengurangi biaya perkenalan produk baru serta program tindak lanjut e. Mengurangi biaya pengembangan produk baru

f. Meningkatkan efisiensi desain logo dan kemasan g. Menyediakan variasi pilihan produk kepada pelanggan

Franchise, Indonesia, (2013, 31 Januari), “Cara Mengatasi Persaingan Ala Franchise: Melalui Perluasan Merek”,

www.majalahfranchise.com/v2/newsflash/454. cara-mengatasi-persaingan-antar-franchise-melalui-perluasan-merek.html, diakses tanggal 18 Agustus 2014

2.3.7 Kelemahan Perluasan Merek

Adapun kelemahan dari perluasan merek ini adalah :

a. Dapat membingungkan pelanggan dalam memilih produk mana yang terbaik


(35)

b. Retail cenderung beranggapan bahwa perluasan lini semata-mata merupakan fotocopi dari merek yang sudah ada, sehingga mereka tidak perlu menyimpan stok produk tersebut.

c. Dapat merusak merek induk yang sudah ada

d. Seandainya produk baru dengan perluasan lini tersebut sukses di pasar ada kemungkinan ia memakan merek induk yang sudah ada. Penyebabnya adalah konsumen produk yang beralih ke produk baru.

e. Apabila merek induk menurun kekuatannya, merek yang sebelumnya memiliki fokus ke salah satu kategori, akibat dari perluasan merek, menjadi memiliki bermacam-macam kategori, sehingga tidak memiliki identitas yang jelas.

f. Seandainya perluasan merek tidak dilakukan secara konsisten, artinya atribut atau manfaat yang melekat pada merek tersebut saling bertentangan dengan merek induk, sehingga konsumen dapat merubah persepsinya terhadap produk tersebut.

g. Seandainya perluasan merek dibuat secara besar-besaran, maka merek tersebut bisa menjadi tidak terkontrol dan mudah dipalsukan. Hal ini membuat produk menjadi menurun persepsinya di mata konsumen.

Franchise, Indonesia, (2013, 31 Januari), “Cara Mengatasi Persaingan Ala Franchise: Melalui Perluasan Merek”,

www.majalahfranchise.com/v2/newsflash/454. cara-mengatasi-persaingan-antar-franchise-melalui-perluasan-merek.html, diakses tanggal 18 Agustus 2014

2.4 Kebutuhan Perluasan Produk

Adapun faktor yang dimiliki perusahaan didalam melaksanakan kebutuhan perluasan produk adalah sebagai berikut :


(36)

1. Harapan Pelanggan Terhadap Penambahan Produk dan Fasilitas Hotel (X1)

Harapan adalah kunci pokok bagi setiap pelaku bisnis yang terlibat dalam kepuasan pelanggan. Pada situasi tertentu, pelanggan memiliki harapan agar produk yang digunakan akan memberikan pelayanan yang maksimal sesuai dengan keinginannya, atau dengan kata lain produk yang dijual harus dapat memuaskan pelanggan. Dalam penelitian ini pihak Garuda Plaza hotel harus memahami harapan pelanggannya, dimana pelanggan Garuda Plaza Hotel menginginginkan fasilitas apa lagi yang harus ditambah oleh pihak hotel ketika menginap di Garuda Plaza Hotel.

Zoel, (2011, 6 September), “Memahami Harapan Pelanggan”,

www.marketng.co.id,memahami-harapan-pelanggan, diakses tanggal 30 Agustus 2014

2. Keinginan Manajemen melakukan Penambahan Produk dan Fasilitas (X2)

Artinya keinginan dari pihak manajemen di dalam melakukan penambahan dan perbaikan fasilitas serta pelayanan hotel, baik itu kamar hotel dan fasilitas lainnya yang sesuai dengan harapan pelanggan. Pihak manajemen harus mengetahui karakteristik dan ciri kinerja kamar hotelnya, sehingga bisa mengetahui fasilitas apa saja yang akan ditambah sesuai dengan keinginan pelanggan.

Arifianti, Ria, (2013), “Makalah Peranan Strategi Bauran Produk Terhadap Volume Penjualan Suatu Perusahaan”,

http://asm.ariyanti.ac.id/.../Peranan%20Strategis%20, diakses Tanggal 30 Agustus 2014

3. Kepuasan Karyawan Terhadap Produk dan Fasilitas Hotel Saat Ini (X3)

Adanya kepuasan karyawan terhadap produk dan fasilitas hotel berkaitan erat dengan adanya kecenderungan apakah karyawan puas dengan pelayanan dan fasilitas yang ada atau dia ingin adanya produk dan fasilitas lain yang sangat


(37)

dibutuhkan hotel ini. Adanya penambahan fasilitas hotel tergantung dari kebutuhan dan kinerja (pelayanan) hotel yang maksimal dan adanya keluhan dan klaim pelanggan mengenai kinerja hotel.

Djajasinga, Viandri, (2011), “Journal Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan (Survai Pada Pelanggan Hotel Pelangi I Malang)”, http://elibrary.ub.ac.id/handle/123456789/28796, diakses tanggal 30 Agustus 2014)

4. Kebutuhan Perluasan Produk (Y)

Yaitu adanya kebutuhan akan penambahan fasilitas baik itu menambah memperbaiki dan menambah fasilitas lama atau menambah fasilitas baru dan fasilitas khusus yang disesuaikan dengan tuntutan dan kebutuhan pasar, serta peningkatan kualitas fasilitas hotel agar dapat bersaing dengan hotel lainnya. Kebutuhan perluasan produk ini mengukur sejauh mana fasilitas hotel dapat memuaskan pelanggan

Anditriplea, (2011), “Dasar Penentu Fasilitas Hotel”,

www.anditriplea.blogspot.com/2011/05/dasar-penentu-hotel-bisnis.html, diakses tanggal 30 Agustus 2014

2.5Strategi Perluasan Produk

Terdapat 3 strategi dimana perusahaan ingin memperluas produknya, yaitu:

a. Strategi penetrasi pasar b. Strategi pengembangan pasar c. Strategi pengembangan produk

FJ. Fadhilah, (2014, 4 Juli), “Pengertian Organisasi Yang Berkembang dan Ciri-Ciri Organisasi Yang Berkembang”,

http://belajarmanagement.wordpress.com/2009/05/18/3-strategi-dalam-rangka-perluasan-produkpasar, diakses pada tanggal 30 Agustus 2014


(38)

2.5.1 Strategi Penetrasi Pasar

Strategi penetrasi pasar adalah strategi yang mengusahakan peningkatan pangsa pasar untuk produk atau jasa yang ada di pasar saat ini melalui upaya-upaya pemasaran yang lebih besar (David, 2011).

Strategi penetrasi pasar dapat dilakukan dengan cara membanjiri pasar dengan produk baru yang belum ada di pasaran sehingga orang atau pelanggan akan membeli produk tersebut.

FJ. Fadhilah, (2014, 4 Juli), “Pengertian Organisasi Yang Berkembang dan Ciri-Ciri Organisasi Yang Berkembang”,

http://belajarmanagement.wordpress.com/2009/05/18/3-strategi-dalam-rangka-perluasan-produkpasar, diakses pada tanggal 30 Agustus 2014

Jadi strategi penetrasi pasar merupakan suatu strategi yang dilakukan perusahaan untuk dapat memperkenalkan produk baru yang ada dipasar guna meningkatkan pangsa pasar produk yang sudah diciptakan.

2.5.2 Strategi Pengembangan Pasar

Strategi pengembangan pasar merupakan suatu strategi pengenalan produk atau jasa yang ada saat ini ke wilayah geografis yang baru (David,

2011).

Strategi pengembangan pasar adalah strategi yang dilakukan manajemen puncak dengan mencari pasar baru untuk produk yang dihasilkannya.

Luthfie, Nukman, (2007, 21 November), “Tahun Depan: Penetrasi Pengembangan Produk, Pengembangan Pasar atau Diversifikasi?”, www.virtual.co.id/blog/virtual-corner/tahun-depan-penetrasi-pengembangan-produk-pengembangan-pasar-atau-diversifikasi, diakses tanggal 30 Agustus 2014

Jadi Strategi pengembangan pasar adalah merupakan suatu strategi yang dilakukan perusahaan dalam rangka mencari pasar baru untuk produk yang sudah ada.


(39)

2.5.3 Strategi Pengembangan Produk

Strategi pengembangan produk adalah sebuah strategi yang mengupayakan peningkatan penjualan dengan cara memperbaiki atau memodifikasi produk atau jasa yang ada saat ini (David, 2011).

Strategi pengembangan produk berarti meningkatkan kemampuan produk untuk memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan menghasilkan produk baru yang dapat membantu kemampuan produk lama, dan meningkatkan kualitas produk (Ulrich dan Eppinger, 2001)

Jadi strategi pengembangan produk adalah merupakan suatu strategi yang dilakukan perusahaan untuk dapat meningkatkan penjualan dengan cara membuat produk baru atau dengan cara memodifikasi produk lama menjadi produk yang baru.

Dari sudut pandang investor pada perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba. Ada lima karakteristik (dimensi) yang dapat dikatakan sebagai pengembangan produk yang efektif :

1. Kualitas Produk

Seberapa baik produk yang dihasilkan dari pengembangan? Apakah produk tersebut memuaskan kebutuhan pelanggan? Apakah produk tersebut kuat (robust) dan andal? Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan untuk produk tersebut.

2. Biaya Produk


(40)

peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.

3. Waktu Pengembangan Produk

Waktu pengembangan produk akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi, menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi, dan pada akhirnya menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari usaha yang dilakukan tim pengembangan.

4. Biaya Pengembangan

Berapa biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk mengembangkan produk? Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.

5. Kapabilitas Pengembangan

Apakah tim pengembang dan perusahaan mempunyai kemampuan yang lebih baik untuk mengembangkan produk masa depan sebagai hasil dari pengalaman yang diperoleh pada proyek pengembangan saat ini? Kapabilitas pengembangan merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis di masa yang akan datang. (Ulrich dan Eppinger, 2001)


(41)

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 Kerangka Konseptual

Garuda Plaza Hotel merupakan salah satu hotel yang terkenal di kota Medan. Hotel ini berdiri sudah lama sekitar tahun 1958. Garuda Plaza hotel memiliki fasilitas yang menunjang keberlangsungan hotel tersebut. Garuda Plaza Hotel ini memiliki kamar dengan tipe berbeda-beda dari mulai kelas ekonomi sampai kepada kelas VIP. Pada masing-masing ruangan terdapat fasilitas yang sangat berbeda-beda, sehingga kita bisa membedakan mana ruangan untuk tamu kelas menengah maupun tamu untuk kelas atas.

Penelitian ini bakal membahas secara mengenai kebutuhan perluasan produk apakah perlu dilakukan penambahan produk dan fasilitas hotel atau tidak. Kebutuhan akan perluasan produk ini masuk ke variabel dependen (variabel Y), sedangkan untuk variabel independen (variabel X) yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi potensi perluasan produk, diantaranya : (1) Harapan Pelanggan (konsumen) mengenai apa lagi yang diinginkan oleh konsumen setelah menginap di hotel tersebut (X1), (2) Keinginan manajemen tentang penambahan fasilitas di

hotel tersebut (X2), dan (3) Pandangan karyawan mengenai penambahan fasilitas

hotel (X3). Adapun kerangka konseptual penelitian ini dapat dilihat pada Gambar


(42)

Gambar 3.1. Kerangka Konseptual

3.2 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan anggapan dasar terhadap suatu masalah yang akan dikaji. Masalah yang muncul dalam suatu penelitian akan diuraikan dan dijabarkan ke dalam suatu variabel penelitian, diamana variabel yang ada adalah variabel dependen (Y) dan independen (X).

!P@NTM, (2009), “Pengertian Hipotesis, Cara membuat Hipotesis Yang Baik”, http://lirikansibuta.blogspot.com/2010/04/pengertian-hipotesis.html, diakses tanggal 30 Agustus 2014

Hipotesis penelitian ini menjelaskan pengaruh signifikan baik itu secara simultan (bersama-sama) maupun secara parsial (masing-masing) variabel independen (variabel X) mempengaruhi variabel dependen (variabel Y).

Adapun hipotesis penelitian secara simultan adalah sebagai berikut :

H0 : Variabel X (X1, X2, dan X3) secara simultan tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel Y. Dengan kata lain variabel X1 yaitu harapan pelanggan

terhadap penambahan produk dan fasilitas, X2 yaitu keinginan manajemen

Harapan pelanggan terhadap penambahan produk dan

fasilitas (X1)

Keinginan manajemen melakukan penambahan produk dan fasilitas (X2)

Kepuasan karyawan terhadap produk dan fasilitas hotel

saat ini (X3)

Kebutuhan perluasan produk (Y)


(43)

melakukan penambahan produk dan fasilitas, dan X3 yaitu pandangan

karyawan mengenai penambahan produk dan fasilitas tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y yaitu kebutuhan akan perluasan produk

Ha : Variabel X (X1, X2, dan X3) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

variabel Y. Dengan kata lain variabel X1 yaitu harapan pelanggan terhadap

penambahan produk dan fasilitas, X2 yaitu keinginan manajemen

melakukan penambahan produk dan fasilitas, dan X3 yaitu pandangan

karyawan mengenai penambahan produk dan fasilitas memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y yaitu kebutuhan akan perluasan produk Adapun hipotesis secara simultan adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh parsial antara variabel X1 terhadap variabel Y

H01 : Tidak ada pengaruh signifikan Harapan pelanggan terhadap penambahan

produk dan fasilitas (X1) terhadap adanya kebutuhan perluasan produk

(Y)

Ha1 : Ada pengaruh signifikan mengenai Harapan pelanggan terhadap

penambahan produk dan fasilitas (X1) terhadap adanya kebutuhan

perluasan produk (Y)

2. Pengaruh parsial antara variabel X2 terhadap variabel Y

H02 : Tidak ada pengaruh signifikan mengenai keinginan manajemen tentang

penambahan produk dan fasilitas (X2) terhadap adanya kebutuhan


(44)

Ha2 : Ada pengaruh signifikan mengenai Keinginan manajemen tentang

penambahan produk dan fasilitas (X2) terhadap adanya kebutuhan

perluasan produk (Y)

3. Pengaruh parsial antara variabel X3 terhadap variabel Y

H03 : Tidak ada pengaruh signifikan mengenai kepuasan karyawan terhadap

fasilitas hotel saat ini (X3) terhadap adanya kebutuhan perluasan produk

(Y)

Ha3 : Ada pengaruh signifikan mengenai kepuasan karyawan terhadap produk

dan fasilitas hotel saat ini (X3) terhadap adanya kebutuhan perluasan


(45)

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Metode Penelitian

Adapun penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif – causal yaitu penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan dan menyelidiki secara sistematis, faktual dan akurat mengenai hubungan sebab – akibat dengan cara mengamati akibat yang terjadi dan kemungkinan faktor (sebab) yang menimbulkan faktor tersebut. Dalam penelitian ini, ada variabel independen (sebab) dan variabel dependen (akibat), dimana penelitian ini dilakukan untuk meneliti sejauh mana variabel yang diteliti saling mempengaruhi, atau dalam penelitian ini sejauh mana variabel independen mempengaruhi variabel dependen (Sinulingga S., 2011).

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Garuda Plaza Hotel di Jalan Sisingamangaraja No. 18 Medan, Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan selama 12 minggu dari minggu pertama bulan November 2013 sampai Januari 2014. Untuk jadwal pelaksanaan penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1 :


(46)

Tabel 4.1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian

NO Kegiatan

PERIODE

November Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Persiapan/pembuatan

proposal geladikarya 2 Pengumpulan data 3 Penulisan draff laporan

geladikarya untuk seminar

4 Kolokium geladikarya 5 Perbaikan draff

laporan geladikarya untuk seminar 6 Pengumpulan data 7 Analisis data

8 Penulisan draft laporan geladikarya untuk seminar

9 Seminar Perusahaan 10 Penulisan laporan

geladikarya untuk sidang

11 Sidang geladikarya

4.3 Populasi dan Sampel

4.3.1 Populasi

Adapun populasi dari penelitian ini adalah pihak pelanggan dan pihak internal Garuda Plaza Hotel atau pihak manajemen dan karyawan Garuda Plaza Hotel. Populasi penelitian ini terdiri dari pihak pelanggan (N = 130.000 orang pelanggan), pihak karyawan (N = 344 orang karyawan) dan pihak manajemen (N = 8 orang)


(47)

4.3.2 Sampel

Penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode Accidental Sampling, dimana teknik penarikan sampel dilakukan terhadap responden, dimana pihak responden kebetulan berada di tempat penelitian.

Alhyzatya, (2012, 6 Juni), “Non Probability Sampling : Accidental Sampling”,

http://alhy-zatya.blogspot.com/2012/06/non-probability-sampling-accidental.html, diakses tanggal 18 Agustus 2014

Adapun pengambilan sampel dari penelitian ini dilakukan kepada pihak pelanggan, pihak manajemen, dan pihak karyawan. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan rumus Slovin. Adapun rincian pengambilan sampelnya adalah sebagai berikut :

a. Pihak pelanggan, N n =_________ 1 + Ne2 130.000

n =_________________ 1 + (130.000 (10 %)2)

n =99,92 Pelanggan = 99 pelanggan

Jadi besarnya sampel untuk pelanggan berjumlah 99 pelanggan (n = 99) b. Pihak Manajemen populasi (N = 8), sampel (n = 8), karena sampel yang

diambil tidak lebih dari 30, sehingga sampel yang diambil merupakan populasi dari suatu objek penelitian

c. Pihak Karyawan, N n =_________ 1 + Ne2 344

n =________________ 1 + (344 (10 %)2)

n =77,47 karyawan = 77 karyawan


(48)

n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi

e = Batas toleransi kesalahan

Wicaksono, Ronnie, (2012, 16 September), “Analisis Statistika : Menentukan Jumlah Sampel Dengan rumus”,

http://analisis- statistika.blogspot.com/2012/09/menentukan-jumlah-sampel-dengan-rumus.html, diakses tanggal 18 Agustus 2014

4.4 Definisi Operasional Variabel

Adapun definisi operasional variabel merupakan penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih subtantif dari suatu konsep. Tujuannya agar penelitian yang dilakukan dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakekat variabel yang akan di teliti, dimana variabel penelitiannya sudah didefinisikan konsepnya

Husada, Dian, (2012), “Metode Penelitian Dian Husada : Definisi Operasional Variabel” http://kholifahlilik.blogspot.com/p/definisi-operasional-variabel.html, Copright 2012, diakses tanggal 18 Agustus 2014

Adapun definisi operasional variabel dari penelitian ini adalah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.2 :


(49)

Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

No Variabel (X) Definisi

Operasional

Indikator Alat Ukur 1 Harapan pelanggan

terhadap penambahan fasilitas (X1)

Harapan

pelanggan agar fasilitas yang ada

saat ini

memuaskan pelanggan - Ketersediaan fasilitas hotel Skala Likert

2 Keinginan manajemen melakukan

penambahan fasilitas (X2)

Keinginan

manajemen untuk melakukan penambahan fasilitas - Kepuasan manajemen terhadap fasilitas hotel saat ini

Skala Likert

3 Kepuasan karyawan terhadap fasilitas hoel saat ini (X3)

Adanya kecendrungan karyawan puas atau tidak dengan fasilitas hotel saat ini

- Kepuasan karyawan terhadap fasilitas dan layanan hotel saat ini

Skala Likert

No Variabel (Y) Definisi

Operasional

Indikator Alat Ukur 1 Kebutuhan perluasan

produk (Y)

Adanya penambahan fasilitas hotel yang baik yang sudah ada atau pun yang belum ada - Fasilitas hotel yang memadai dan mutu dari fasilitas hotel itu sendiri Skala Likert

4.5 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Data Primer, merupakan data yang diperoleh langsung melalui pengamatan langsung (observation), wawancara langsung (interview) dengan pihak Garuda Plaza Hotel yakni, pihak manajemen pemasaran dan pimpinan Garuda Plaza Hotel, dan melalui kuesioner yang diberikan kepada pihak pelanggan dan internal Garuda Plaza Hotel.


(50)

4.6 Teknik Pengambilan Data

1. Interview (wawancara), ialah melalui komunikasi langsung kepada pihak Garuda Plaza Hotel melalui pihak manajemen pemasaran dan melalui pimpinan Garuda Plaza Hotel.

2. Penyebaran Kuesioner (Questionnaire), ialah suatu instrument untuk pengumpulan data melalui format pertanyaan tertulis yang dilengkapi kolom dimana responden akan menuliskan jawaban atas pertanyaan yang akan diajukan, dimana pertanyaan tersebut nantinya akan digunakan untuk menggali data sesuai dengan masalah penelitian. Responden untuk penelitian menggunakan skala likert 1-5. Objek dari penelitian ini adalah pihak pelanggan, karyawan dan manajemen Garuda Plaza Hotel.

3. Studi Dokumentasi, yaitu teknik pengambilan data yang dilakukan dengan mengumpulkan data atau informasi dari pihak perusahaan, serta dokumen yang menjadi objek penelitian.

4.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Data

4.7.1 Uji Validitas Data

Uji validitas data ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap butir pertanyaan atau kuesioner yang diajukan itu valid atau tidak. Dengan kata lain uji validitas data ini mengacu kepada derajat kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. (Sinulingga S., 2011) Syarat dari uji validitas data adalah :

- Jika r hitung > r tabel, maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid)


(51)

- Jika r hitung < r tabel, maka instrumen item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (tidak valid).

4.7.2 Uji Reliabilitas Data

Uji reliabilitas data ini berfungsi untuk mengukur konsistensi alat ukur yang dilakukan untuk penelitian yang berkaitan dengan derajat konsistensi instrumen data dan stabilitas data (Sinulingga S., 2011).

Uji reabilitas data dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut :

             

2

2 11 1 1 t b V k k r

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

b

 = jumlah varian butir/item 2

t

V = varian total

Rumus ini akan digunakan dalam program SPSS. Reliabilitas data > 0,6, maka data sangat baik atau reliabel, apabila Reliabilitas data < 0,6 maka data tidak reliabel.

4.8 Analisis Data

4.8.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini adalah merupakan suatu analisis data yang meggambarkan dan menjelaskan kumpulan data, dimana data ini


(52)

digeneralisasikan atau dikelompokkan terlebih dahulu baru diambil hipotesis atau kesimpulan sementara mengenai variabel penelitian.

Setiawan, Nasrul, (2012, 18 januari), “Teori Analisis Deskriptif”,

http://elearning.gunadarma.ac.id/.../07/07_Bab_5_deskriptif.pdf, diakses tanggal 18 Agustus 2014

4.8.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda bertujuan untuk mengetahui seberapa besar satu variabel mempengaruhi variabel lainnya, atau dengan kata lain seberapa besar variabel independen mempengaruhi variabel dependen (Sukaria Sinulingga, 2011).

Analisis data ini dapat dihitung dengan menggunakan : a. Analisis Korelasi

Analisis korelasi dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi product moment. Adapun rumus korelasi product moment ini adalah sebagai berikut :

 

  } ) ( }{ ) ( { ) )( ( 2 2 2 2 Y Y n X X n Y X XY n rxy

rxy =Hubungan variabel X dan variabel Y Xi = Nilai variabel X ke i (1,2,3,...) yi = Nilai variabel Y ke i (1,2,3,...)

Pada penelitian ini rumus korelasi product moment dapat dihitung dengan menggunakan program SPSS. Penafsiran yang muncul dari analisis korelasi ini adalah sebagai berikut :

Jika nilai R antara 0 sampai 1, maka nilai R = 0 atau R mendekati 0, berarti hubungan antara kedua variabel sangat lemah atau tidak ada hubungan sama


(53)

sekali, jika R = 1 atau R mendekati 1, maka hubungan antara kedua variabel sangat kuat dan hubungannya searah, dan Jika R = -1 atau R mendekati – 1, maka hubungan antara kedua variabel sangat kuat tetapi hubungannya berlawanan arah.

Adapun interpretasi dari koefisien korelasi product moment dapat dilihat pada Tabel 4.3 :

Tabel 4.3 Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 – 1,000 Sangat Kuat

0,60 – 0,799 Kuat

0,40 – 0,599 Cukup Kuat

0,20 – 0,399 Tidak Kuat

0,00 – 0,199 Sangat Tidak Kuat

Sumber : (http://duiconsultant.blogspot.com)

b. Persamaan Regresi Linear Berganda

Persamaan Regresi Linear Berganda ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara vriabel independen (X) dengan variabel dependen (Y) apakah memiliki hubungan positif atau negatif.

Consultant, Duwi, (2011), “Analisis Regresi Linear Berganda”,

http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/analisis-regresi-linear-berganda, copright 2011, diakses tanggal 18 Agustus 2014

Adapun rumus persamaan regresi linear berganda ini adalah sebagai berikut :

Y = a + b1.X1 + b2. X2 + b3. X3 + b4. X4

Y = Daya tarik pasar (variabel dependen) a = Konstanta

b1,b2,b3,b4 = Koefisien regresi


(54)

Dalam penelitian ini analisis regersi linier ini dapat diolah melalui program SPSS.

4.8.3 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Multikolinieritas

Uji Multikolinieritas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan atau adanya hubungan linear antar variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus dipenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya Multikolinieritas. Metode yang digunakan antara lain dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF). Apabila nilai VIF lebih kecil daripada 10 maka tidak terjadi hubungan linear antar variabel independen.

Consultant, Duwi, (2011), “Analisis Regresi Linear Berganda”,

http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/analisis-regresi-linear-berganda, copright 2011, diakses tanggal 18 Agustus 2014

2. Uji Heteroskedasitas

Uji Heteroskedasitas dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan atau ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Kriteria pengujiannya adalah dengan menggunakan grafik scatterplot antara standardized predicted value (ZPRED) dan studenttized residual (SRESID). Dasar pengambilan keputusannya yaitu :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka terjadi heteroskedasitas.


(55)

b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas.

Consultant, Duwi, (2011), “Analisis Regresi Linear Berganda”,

http://duwiconsultant.blogspot.com/2011/11/analisis-regresi-linear-berganda, copright 2011, diakses tanggal 18 Agustus 2014

3. Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa data sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Cara untuk mendeteksi normalitas adalah :

a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal maka model regresi memenuhi asumsi normalitas

b. Jika data menyebar jauh dari diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Icebender, (2013, 1 mei), “ Uji Normalitas Dengan SPSS”,

http://normalitasicebender.blogspot.com, diakses tanggal 18 Agustus 2014

4.8.4 Uji Hipotesis

a. Koefisien Determinasi (Uji R2)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa dekatkah garis regresi yang terestimasi dengan data sesungguhnya, atau seberapa besar variasi variabel terikat Y dapat diterangkan oleh variabel bebas X. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Semakin besar nilai R2 atau mendekati satu, maka semakin baik hasil regresi tersebut, sebaliknya semakin mendekati angka nol, maka semakin buruk hasil regresinya.


(56)

Assivery, Fransiskus, (2013, 30 Agustus), “Analisis Koefisien Determinasi (Uji R2)”, http://asisivery.blogspot.com/2013/08/analisis-koefisien-determinasi-uji-r2.html, diakses tanggal 18 Agustus 2014

b. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh variabel bebasnya secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya. Kriteria pengujiannya jika F hitung > F tabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka H0 ditolak, yang artinya secara simultan ada pengaruh signifikan antara variabel X dan variabel Y. Jika F hitung < dari F tabel, maka H0 diterima, artinya secara simultan tidak ada pengaruh signifikan antara variabel X dan variabel Y.

Hidayat, Anwar, (2012), “Uji F dan Uji t”,

http://statistikian.blogspot.com/2013/01/uji-f-dan-uji-t.html, copryght 2012, diakses tanggal 18 Agustus 2014

c. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t bertujuan untuk menguji bagaimana pengaruh terhadap masing-masing variabel beasnya secara individual terhadap variabel terikatnya. Kriteria pengujiannya jika t hitung > t tabel dengan taraf signifikansi 0,05, maka H0 ditolak, artinya secara individual ada pengaruh antara variabel X dan variabel Y. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima, artinya secara individual tidak ada pengaruh antara variabel X dan variabel Y.

Hidayat, Anwar, (2012), “Uji F dan Uji t”,

http://statistikian.blogspot.com/2013/01/uji-f-dan-uji-t.html, copryght 2012, diakses tanggal 18 Agustus 2014


(57)

BAB V

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah Singkat Perusahaan

Berdirinya Garuda Plaza Hotel dimulai dengan pendirian sebuah losmen yang disebut dengan losmen Garuda. Losmen ini didirikan pada tahun 1958 oleh Bapak Haji Muhammad Arbie. Mungkin karena sistem manajemen dan lain-lain yang menyangkut keseluruhan perhotelan belum begitu dipahami, membuat gerak losmen ini agak lambat dan tersendat-sendat. Pada tahun 1970 losmen ini sudah memiliki 58 kamar yang dilengkapi dengan berbagai fasilitas penginapan.

Losmen ini pada awalnya merupakan tempat penginapan yang kecil, setelah mengalami perubahan dari losmen ke hotel menunjukkan tingkat kemajuan yang menakjubkan. Perubahan status dari losmen ke hotel sudah pasti tidak dapat dilepaskan dari semakin membaiknya sistem manajemen perhotelan yang dimiliki pengelolanya. Bahkan pada tahun 1973, kamar-kamar yang ada di hotel tersebut tampak diminati oleh para tamu, baik domestik maupun asing. Melihat situasi yang demikian, rupanya sang pendiri mempunyai inisiatif bisnis yang jeli.

Pembangunan hotel disusul dengan pembangunan sebuah motel dan 15 kamar ditambah 18 kamar baru lagi sehingga jumlah keseluruhan menjadi 33 kamar yang mampu menampung setiap tamu yang hendak menginap pada waktu itu.

Baru pada tanggal 22 Juni 1978 dibangun lagi Garuda Plaza Hotel yang mengambil lokasi berseberangan dengan motel dan memiliki 95 buah kamar.


(58)

Karena besarnya jumlah kamar dan lengkapnya fasilitas yang dimiliki hotel ini, menjadikan hotel tersebut menjadi hotel yang bertaraf internasional. Hal ini didasarkan oleh fasilitas dan jumlah kamar yang ada pada hotel tersebut sudah berstandart internasional, sehingga membuat arus pengunjung semakin membludak di hotel ini. Pada tahun 1982 diadakan penambahan kamar sebanyak 59 kamar, sehingga pada tahun itu sudah mempunyai 154 buah kamar. Setelah berdirinya Garuda Plaza Hotel dan Garuda Hotel, keberadaan motel sepertinya kurang efisien, dikarenakan letaknya berdekatan.

Setelah motel Garuda di tutup, maka diadakan penambahan kamar pada garuda Hotel. Pada tahun 1998, Garuda Hotel berubah nama menjadi Garuda Citra Hotel yang mempunyai 68 kamar. Pada tahun 2008 diadakan renovasi dan pembuatan bangunan baru di Garuda Plaza Hotel yang menjadikan jumlah keseluruhan kamar garuda Plaza Hotel menjadi 236 kamar. Untuk tahun 2011 sampai sekarang jumlah kamar meningkat menjadi 247 kamar.

5.2 Visi dan Misi Perusahaan

a. Visi Garuda Plaza Hotel

“Menempatkan Garuda Plaza Hotel sebagai salah satu hotel yang diakui

keberadaannya di dunia perhotelan dan masyarakat”

b. Misi Garuda Plaza Hotel

“Menciptakan image yang baik dan tertanam di hati tamu untuk kembali ke Garuda Plaza Hotel”


(59)

5.3 Tugas dan Wewenang Struktur Organisasi Garuda Plaza Hotel

Adapun tugas dan wewenang struktur organisasi di Garuda Plaza Hotel antara lain sebagai berikut :

1. General Manager

a. Mengelola kegiatan hotel

b. Menetapkan tujuan, kebijakan dan prosedur intern perusahaan c. Mengatur penetapan kerja inti hotel

d. Mengajukan anggaran dan rencana keuangan hotel kepada dewan direksi 2. Executive Assistance Manager

a. Bertanggungjawab tentang pelaksanaan tugas kepada General Manager b. Membina hubungan kerja yang baik dengan koordinasi yang optimum c. Memecahkan masalah yang timbul pada tugas-tugas operasional yang

dilaksanakan dengan tuntas

d. Memimpin dan mengawasi seluruh kegiatan operasional 3. Secretariat

a. Bertanggungjawab penuh dengan General Manager dalam kelancaran tugas sehari-hari

b. Menerima surat masuk

c. Mengagendakan dan membalas surat masuk 4. Controller/Auditing Internal Control

a. Melaksanakan pemeriksaan secara menyeluruh terhadap pemborosan dan efisiensi biaya

b. Mengawasi dan memperbaiki sistem akuntansi yang ada di perusahaan c. Mengawasi di dalam penyusunan laporan keuangan


(60)

d. Melakukan pengawasan terhadap financial perusahaan

e. Bertanggungjawab atas segala transaksi-transaksi yang mengakibatkan perbedaan terhadap posisi financial

5. Duty/Night Manager

a. Memberikan bantuan serta pelayanan terhadap tamu yang masuk dan keluar

b. Memberikan informasi kepada departemen lain atas adanya suatu keluhan dari tamu hotel

c. Mengawasi kelancaran jalannya operasi hotel

d. Bertanggungjawab penuh atas pelaksanaan tugas kepada Executive Manager

6. Front Office Manager

a. Memberikan keterangan dan informasi kepada tamu serta mengawasi keluhan para tamu hotel

b. Membukukan penerimaan tamu dalam buku tamu c. Membuat laporan penjualan kamar setiap hari

d. Melaporkan nama-nama tamu yang menginap di hotel kepada kepolisian e. Menyetorkan seluruh kas kepada General Cashier

7. Executive House Keeper

a. Memperhatikan dan menjaga semua kebersihan lingkungan hotel b. Menyiapkan segala fasilitas kamar hotel

c. Bertanggungjawab atas segala investasi yang berada di bawah departemen House Keeping


(61)

e. Mengawasi seluruh peralatan dan perlengkapan hotel 8. Enginnering Manager

a. Mengawasi dan menjaga seluruh peralatan dan perlengkapan hotel b. Memperbaiki seluruh peralatan yang digunakan dalam hotel

c. Bertanggungjawab atas kelancaran tugas operasional engineering dan maintenance

9. Marketing

a. Menjaga dan menjalin kerjasama yang baik antar departemen b. Mengkoordinir tugas-tugas marketing dalam bidang pemasaran

c. Bertanggungjawab atas pelaksanaan tugas dalam bidang operasional dan administrasi marketing

d. Mengembangkan serta memberikan pengarahan kepada semua anggota marketing tentang pelaksanaan fungsi dan tugas marketing

10. Security

a. Memberikan pengarahan serta membina dan memupuk disiplin semua anggota security

b. Bertanggungjawab atas pengawasan dan pengamanan hotel 11. Accounting

a. Menjaga terselenggaranya sistem administrasi keuangan yang baik, benar dan efisien

b. Memberikan saran kepada manajemen bagi kelancaran operasional dan perkembangan perusahaan

12.Food and Beverage


(62)

petugas departemen Food and Beverage

b. Mengatasi keluhan dan tamu atas ketidakberesan anggota Food and Beverage

c. Mengawasi segala tidakan dan kegiatan anggota Food and Beverage 13. Human Resources Departemen

a. Mengatur masalah sosial karyawan

b. Membuat peraturan yang berhubungan dengan Depnaker

c. Menyelesaikan administrasi karyawan yang berhenti dan menerima karyawan baru

d. Memperhatikan kesejahteraan karyawan, serta membina dan memupuk disiplin karyawan

14. Purchasing

a. Membeli setiap kebutuhan yang dibutuhkan dari setiap departemen apabila persediaan gudang sudah habis

b. Membuat laporan setiap bulan kepada Accounting Manager mengenai jenis barang, jumlah barang dan harga barang yang dibeli

15. Loundry

a. Melaporkan peralatan laundry yang rusak / kurang b. Membuka rekening atau bon cucian tamu

c. Menyerahkan bon cucian kepada House Keeping Departemen dan diteruskan kepada Front Office

d. Membuat laporan hasil cucian setiap hari


(1)

Item Statistics

Mean Std. Deviation N harapan1 3.40 1.037 30 harapan2 3.47 1.167 30 harapan3 3.63 1.033 30 harapan4 3.23 1.165 30 harapan5 3.43 1.135 30 harapan6 3.40 1.163 30 harapan7 3.57 1.073 30 harapan8 3.60 1.133 30 harapan9 3.60 1.102 30 harapan10 3.40 1.133 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

harapan1 31.33 69.747 .947 .942

harapan2 31.27 71.651 .720 .951

harapan3 31.10 73.266 .729 .950

harapan4 31.50 73.362 .627 .955

harapan5 31.30 69.597 .863 .945

harapan6 31.33 70.368 .796 .948

harapan7 31.17 70.282 .879 .944

harapan8 31.13 71.568 .751 .950

harapan9 31.13 70.602 .833 .946

harapan10 31.33 69.885 .849 .946

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 34.73 87.237 9.340 10

Uji Validitas dan reliabilitas Variabel X

3

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 30 100.0

Excludeda 0 .0


(2)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items .943 10

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

Kepuasan1 3.23 1.194 30

Kepuasan2 3.53 1.074 30

Kepuasan3 3.47 .973 30

Kepuasan4 3.33 1.093 30

Kepuasan5 3.73 .980 30

Kepuasan6 3.47 1.106 30

Kepuasan7 3.50 1.009 30

Kepuasan8 3.63 1.098 30

Kepuasan9 3.60 1.070 30

Kepuasan10 3.23 1.040 30

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item Deleted

Kepuasan1 31.50 60.397 .719 .940

Kepuasan2 31.20 62.372 .686 .941

Kepuasan3 31.27 60.133 .933 .930

Kepuasan4 31.40 60.800 .773 .937

Kepuasan5 31.00 65.241 .566 .946

Kepuasan6 31.27 59.651 .837 .934

Kepuasan7 31.23 59.702 .927 .930

Kepuasan8 31.10 59.472 .856 .933

Kepuasan9 31.13 62.740 .666 .942

Kepuasan10 31.50 62.190 .725 .939

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items 34.73 75.168 8.670 10


(3)

Uji Validitas dan reliabilitas Variabel Y

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 99 100.0

Excludeda 0 .0

Total 99 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based on

Standardized

Items N of Items

.947 .947 2

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

kebutuhan1 3.03 1.009 .899 .809 .

kebutuhan2 3.02 1.102 .899 .809 .

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items


(4)

Uji Asumsi Klasik, Analisis

Regresi Linear Berganda

, Uji t

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -3,345 1,569 -2,132 ,086

X1 ,262 ,027 1,063 9,524 ,000 ,527 1,896 X2 ,139 ,046 ,282 3,021 ,029 ,752 1,330 X3 -,168 ,052 -,373 -3,247 ,023 ,498 2,008 a. Dependent Variable: Y


(5)

(6)

Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 36,753 3 12,251 49,121 ,000a

Residual 1,247 5 ,249

Total 38,000 8

a. Predictors: (Constant), X3, X2, X1 b. Dependent Variable: Y

KoefisienDeterminasi

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate 1 ,983a ,967 ,947 ,499