3 Kulit perineum.
4 Otot perineum.
5 Otot sfingter ani.
d. Derajat empat
1 Mukosa vagina.
2 Komisura posterior.
3 Otot perineum.
4 Otot sfingter ani.
5 Dinding depan rectum.
Tujuan menjahit laserasi adalah menyatukan kembali jaringan tubuh mendekatkan dan mencegah kehilangan darah. Penjahitan laserasi tingkat 1 dan 2
pda perineum, jahitan pertama kurang lebih 1 cm di atas ujung laerasi di bagian dalam vagina dengan menggunakan jahitan jelujur hingga mencapai bagian bawah
laserasi, arahkan jarum ke atas dan teruskan penjahitan menggunakan jahitan jelujur untuk menutup lapisan subtikuler.
2.31 Pencegahan Infeksi
Tujuan pencegahan infeksi PI dalam pelayanan asuhan kesehatan adalah untuk meminimalkan infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme dan menurunkan
resiko penularan penyakit yang mengancam jiwa seperti hepatitis dan HIVAIDS. Khusus pada kasus pertolongan persalinan, seorang penolong persalinan dapat
terpapar hepatitis dan HIVAIDS melalui percikan darah atau cairan tubuh dari mata,
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
hidung, mulut atau melalui diskontinuitas permukaan kulit misalnya luka atau lecet yang kecil. Selain itu luka tusuk yang disebakan oleh jarum yang terkontaminasi
atau peralatan tajam lainnya, baik pada saat prosedur dilakukan atau pada saat memproses peralatan dapat menyebabkan paparan hepatitis dan HIVAIDS pada
penolong persalinan. Tindakan-tindakan pencegahan infeksi termasuk hal-hal berikut:
a. Cuci tangan
Cuci tangan adalah prosedur paling penting dari pencegahan penyebaran infeksi yang menyebabkan kesakitan dan kematian ibu dan bayi baru lahir.
Mikroorganisme tumbuh dan berkembang di lingkungan yang lembab dan air tidak mengalir maka dari itu ingat pedoman berikut pada saat mencuci tangan:
1 Bila menggunakan sabun padat, gunakan potongan-potongan kecil dan
tempatkan dalam wadah berlubang agar air tidak menggenangi sabun. 2
Jangan mencuci tangan dengan mencelupkan ke dalam wadah berisi air meskipun sudah diberi antiseptik seperti Dettol atau Savlon.
3 Bila tidak tersedia air mengalir:
a Gunakan ember tertutup dengan keran yang bisa ditutup pada saat
mencuci tangan dan dibuka kembali jika akan membilas. b
Gunakan botol yang sudah diberi lubang agar air bisa mengalir. c
Minta orang lain menyiram ke tangan.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
d Gunakan larutan pencuci tangan yang mengandung alcohol 100 ml 60-
90 dengan 2 ml gliserin. Gunakan kurang lebih 2 ml dan gosok kedua tangan hingga kering, ulangi tiga kali.
b. Memakai sarung tangan
Pakai sarung tangan sebelum menyentuk sesuatu yang basah kulit tak utuh, selaput mukosa darah dan cairan tubuh lainnya. Peralatan atau sampah
terkontaminasi. c.
Menggunakan teknik aseptik Tehnik aseptik membuat prosedur menjadi lebih aman bagi ibu, bayi baru lahir
dan penolong persalinan. Teknik aseptik meliputi aspek:
1 Penggunaan perlengkapan pelindung diri.
2 Antisepsis.
3 Menjaga tingkat sterilisasi atau disinfeksi tingkat tinggi.
Antisepsis adalah tindakan yang dilakukan untuk mencegah infeksi dengan cara membunuh atau mengurangi mikroorganisme pada jaringan tubuh atau kulit.
Larutan antiseptik berikut bisa diterima adalah: 1
Alkohol 60-90 : etil isopropyl atau metel sprititus. 2
Savlon. 3
Hibiserub. 4
Dettol. 5
Iodine 1-3.
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
6 Betadine.
Disinfeksi adalah tindakan untuk mendekontaminasi peralatan atau instrumen yang digunakan dalam prosedur bedah. Membersihkan permukaan tempat periksa
atau meja operasi dan meja instrumen dan ranjang bedah. Larutan disinfektan berikut bisa diterima adalah:
1 Klorin pemutih 0,5 untuk dekontaminasi permukaan dan peralatan.
2 Klorin pemutih 0,1 untuk DTT kimiawi.
3 Gluturaldehida 2 untuk dekontaminasi dan DTT.
d. Memproses alat bekas pakai pakai
Tiga proses pokok yang direkomendaskan untuk proses peralatan dan benda- benda lain dalam upaya pencegahan infeksi.
1 Dekontaminasi.
2 Cuci dan bilas.
3 Disinfeksi tingkat tinggi.
Dekontaminasi adalah langkah penting untuk menangani peralatan perlengkapan, sarung tangan dan benda-benda lain yang terkontaminasi. Segera setelah digunakan
masukan ke dalam larutan klorin 0,5 selama 10 menit. Prosedur ini dengan cepat mematikan virus Hepatitis B dan HIV. Daya kerja larutan klorin, cepat mengalami
penurunan sehingga harus diganti paling sedikit setiap 24 jam, atau lebih cepat jika terlihat kotor dan keruh.
e. Pencucian dan pembersihan
Anita : Hubungan Kompetensi Bidan Dalam Pelaksanaan Asuhan Persalinan Normal Di Kabupaten Aceh…, 2008 USU e-Repository © 2009
Pencucian adalah cara efektif untuk menghilangkan sebagian besar mikroorganisme pada peralatanperlengkapan yang kotor atau yang sudah digunakan.
Baik sterilisasi maupun disinfeksi tingkat tinggi menjadi kurang efektif tanpa proses pencucian sebelumnya. Segera setelah dikontaminasi bilas peralatan dengan air untuk
mencegah korosi dan menghilangkan bahan-bahan organik, lalu cuci dengan seksama sedapat mungkin.
Disenfeksi Tingkat Tinggi DTT DTT adalah satu-satunya alternatif untuk membunuh mikroorganisme. DTT dapat
dilakukan dengan cara merebus, mengukus dan kimiawi. Perebusan dalam air merupakan cara yang efektif dan praktis untuk dapat DTT
alat-alat dan semua alat yang lainnya. Walaupun perebusan dalam air selama 20 menit akan membunuh semua bakteri vegatatif, virus, ragi, jamur tidak termasuk
endospora. Metode DTT efektivitas membunuh mikroorganisme 94 tidak membunuh beberapa endospora.
DTT kateter dilakukan secara kimiawi dengan merendam dalam klorin 0,1 selama 20 menit dan membilas kateter dengan air DTT kateter dikeringkan dengan
cara diangin-anginkan. Segera digunakan atau disimpan dalam wadah DTT.
2.32 Partograf