Tugas Penyuluh Agama Penyuluh Agama 1. Pengertian Penyuluh Agama

Pembinaan merupakan segala usaha, ikhtiar, dan kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, dan pengendalian segala sesuatu secara teratur dan terarah. 26 Pembinaan sosial merupakan kegiatan yang mengandung tujuan utama yaitu memperkenankan serta memberi jalan agar bakat- bakat yang dimiliki oleh setiap manusia itu dapat berkembang, dalam hal ini akan berpengaruh terhadap kehidupan sosial manusia itu sendiri. Kehidupan sosial menurut Islam didasarkan pada keluhuran budi dan ketinggian akhlak, bahkan dianggap sebagai salah satu bagian penting dalam aqidahnya, juga memperkuat kepribadian manusia itu dalam segala segi dan persoalannya, baik keruhanian, kecerdasan akal, kesucian hati, budi pekerti dan juga tubuhnya. 27 Pembinaan sosial merupakan salah satu kegiatan yang diselenggarakan sebuah lembaga tertentu dalam hal ini ialah lembaga rehabilitasi korban penyalahguna narkobapecandu narkotika, psikotropika, dan bahan adiktif lainnya. Pembinaan sosial menjadi saran bagi residen atau orang yang sedang dalam masa rehabilitasi dalam implementasi nilai-nilai sosial. Pembentukan pribadi residen menjadi manusia seutuhnya akan dapat diwujudkan jika residen memperoleh kesempatan menghayati kehidupan manusia, baik secara universal maupun khusus bagi suatu bangsa. Pengalaman dan 26 Masdar Hilmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan, Semarang: Toha Putra, 1973, h. 53 27 Musthafa Husni Assiba’i, Kehidupan Sosial Menurut Islam, Bandung: Diponegoro, 1988, h. 323 dan 329 kepercayaan itu diperoleh oleh residen secara langsung ketika masa rehabilitasi dan dari materi-materi yang disampaikan. Disamping itu, sebagian besar lainnya pengalaman itu diperoleh di luar kegiatan dan materi yang disampaikan. Dengan pembinaan sosial ini dimaksudkan agar residen dapat kembali adaptif bersosialisasi dalam lingkungan sosialnya, yaitu di rumah, di sekolahdi kampus dan di tempat kerja. Program rehabilitasi sosial merupakan persiapan untuk kembali kemasyarakat dan diterima oleh masyarakat. 28

2. Pengertian Pembinaan Keagamaan

Pembinaan keagamaan psikoreligius terhadap para penyalahguna NAPZA ternyata memegang peranan penting, baik dari segi pencegahan, terapi maupun rehabilitasi. Keagamaan berasal dari kata “agama” yang telah diberi awalan “ke” dan akhiran “an”. Kata agama berasal dari bahasa sangsekerta. Satu pendapat megatakan bahwa agama terdiri dari dua suku kata yaitu “a” yang berarti tidak dan “gama” yang berarti pergi. Jadi agama berarti tidak pergi, tetapi ditempat atau diwarisi turun temurun. Pendapat lain mengatakan agama berarti teks atau kitab suci, karena setiap agama memang mempunyai kitab suci. 28 Dadang Hawari, Penyalahgunaan dan Ketergantungan NAZA Narkotika, Alkohol dan Zat Adiktif, Jakarta: FKUI, 2006, h. 138 Agama dipandang sebagai suatu institusi yang lain, yang mengemban tugas agar masyarakat berfungsi dengan baik, baik dalam lingkup lokal, regional, nasional maupun mondial. Maka dalam tinjauannya yang dipentingkan ialah daya guna dan pengaruh agama terhadap masyarakat, sehingga berkat eksistensi dan fungsi agama agama-agama cita-cita masyarakat akan keadilan dan kedamaian, dan akan kesejahteraan jasmani dan rohani dapat terwujud. Menurut Khodijah Salim sebagaimana dikutip Mujahid Abdul Manaf, agama adalah peraturan Allah SWT, yang diturunkan kepada Rasulnya yang telah lalu, yang berisikan suruhan, larangan dan lain sebagainya yang wajib ditaati manusia dan menjadi pedoman serta pegangan hidup agar selamat dunia akhirat. 29 Termasuk dalam pembinaan keagamaan ini adalah semua bentuk ritual keagamaan, misalnya dalam agama Islam antara lain: a Menjalankan sembahyang wajib 5 waktu dan ditambah dengan sembahyang sunah. b Berdo’a dan berdzikir memohon dan mengingat Allah SWT. c Membaca dan mempelajari isi kandungan al-Qur’an. 29 Mujahid Abdul Manaf, Sejarah Agama-agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996 Cet ke-2,

Dokumen yang terkait

Metode Theapeutic community bagi residen narkotika di unit terapi dan rehabilitasi badan narkotika Nasional Lido-Bogor

1 21 109

Dimensi religiusitas dan resiliensi pada residen narkoba di Bnn Lido

5 31 228

Perdebatan tingkat religiusitas dan kunjungan keluarga pada residen di pusat rehabilitasi badan narkotika Nasional Lido-Sukabumi

0 33 90

Hubungan antara adversity quotient dengan intensi untuk pulih dari ketergantungan napza pada residen badan narkotika nasional BNN

4 25 84

Dalam Penyuluhan Agama Islam Dengan Pendekatan Berbasis kelompok terhadap residen dalam pemulihan ketergantungan narkoba di Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido Bogor Jawa Barat

0 26 160

Hubungan antara persepsi tentang therapeutic community dengan harapan untuk pulih dari napza pada residen di unit pelaksana teknis (UPT) terapi dan rehabilitasi BNN Lido

4 69 128

Studi Deskriptif Mengenai Derajat Self-Compassion pada Konselor Balai Besar Rehabilitasi BNN Lido.

0 1 38

Studi Deskriptif Mengenai Profil Subjective Well Being pada Residen Tahap Re-Entry di UPT Terapi dan Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido.

0 0 38

EFEKTIVITAS PELATIHAN KEBERMAKNAAN HIDUP TERHADAP PENINGKATAN RESILIENSI PADA RESIDEN REHABILITASI NARKOBA DI BALAI BESAR REHABILITASI BNN BOGOR.

0 1 18

Hubungan Dukungan Sosial Keluarga dan Kecerdasan Emosi dengan Efikasi Diri pada Residen yang Menjalani Program Therapeutic Community di Balai Besar Rehabilitasi Badan Narkotika Nasional Lido - UNS Institutional Repository

0 0 18