Energi Baru Terbarukan Penurunan Emisi Energi

25 satuan luas bangunan gedung. Menurut Pedoman Pelaksanaan Konservasi Energi dan Pengawasannya di lingkungan Departemen Pendidikan Nasional, nilai IKE dari suatu bangunan gedung digolongkan dalam dua kriteria, yaitu untuk bangunan ber-AC dan bangunan tidak ber-AC. Berikut adalah kriteria IKE untuk gedung ber-AC: Tabel 2.13. Kriteria IKE Bangunan Gedung ber-AC Kriteria Keterangan Sangat Efisien 4,17-7,92 Kwh.m 2 bulan a. Desain gedung sesuai standar tata cara perencanaan teknis konservasi energi b. Pengoperasian peralatan energi dilakukan dengan prinsip-prinsip manajemen energi Efisien 7,93-12,08 Kwh.m 2 bulan a. Pemeliharaan gedung dan peralatan energi dilakukan sesuai prosedur b. Efisiensi penggunaan energi masih mungkin ditingkatkan melalui penerapan sistem manajemen energi terpadu Cukup Efisien 12,08-14,58 Kwh.m 2 bulan a. Penggunaan energi cukup efisien melalui pemeliharaan bangunan dan peralatan energi masih memungkinkan b. Pengoperasian dan pemeliharaan gedung belum mempertimbangkan prinsip konservasi energi Agak Boros 14,58-19,17 Kwh.m 2 bulan a. Audit energi perlu dipertimbangkan untuk menentukan perbaikan efisiensi yang mungkin dilakukan b. Desain bangunan maupun pemeliharaan dan pengoperasian gedung belum mempertimbangkan Boros 14,58-19,17 Kwh.m 2 bulan a. Audit energi perlu dipertimbangkan untuk menentukan langkah- langkah perbaiakn sehingga pemborosan energi dapat dihindari b. Instalasi peralatan dan desain pengoperasian dan pemeliharaan tidak mengacu pada penghematan energi Sangat Boros 14,58-19,17 Kwh.m 2 bulan a. Agar ditinjau ulang atas semua instalasiperalatan energi serta penerapan manajemen energi dalam pengelolaan bangunan b. Audit energi adalah langkah awal yang perlu dilakukan Sumber: Pedoman Pelaksanaan Konservasi Energi, 2002

2.4.3.4. Energi Baru Terbarukan

Energi terbarukan dapat diartikan sebagai bentuk dari kemampuan energi untuk meregenerasi secara alamiah. Sebagai contoh, cahaya matahari, angin, dan air yang mengalir merupakan sumber energi terbarukan. Chiraz, 2004 dalam Rahayu, 2013 Universitas Sumatera Utara 26 Energi terbarukan merupakan energi yang dihasilkan dari sumber yang keberadaannya kontinyu atau dengan cepat dapat diperbaharui. Energi terbarukan cenderung ramah lingkungan, mengemisi CO 2 dan gas rumah kaca dalam persentase rendah dibandingkan energi minyak atau fosil. Energi terbarukan yang bisa dimanfaatkan di Indonesia adalah energi surya, energi angin, energi air, energi panas bumi, serta energi yang berasal dari biomassa, seperti syngas, biogas, biofel, dan hydrogen cair. Karyono, 2010 dalam Rahayu, 2013

2.4.3.5. Penurunan Emisi Energi

Widhi 2013 menyebutkan bahwa sektor energi merupakan penyumbang terbesar gas rumah kaca khususnya CO 2 dibandingkan sektor lain seperti transportasi dan industri. Emisi CO 2 terbesar dari penggunaan energi listrik berasal dari aktivitas dalam gedung yaitu sebesar 70. Dengan mengetahui penggunaan daya listrik gedung, jumlah emisi CO 2 EE dapat dihitung dengan mengalikan penggunaan listrik dengan faktor emisi EF berdasarkan letak wilayah. Hal ini disesuaikan dengan Amanat Peraturan Menteri ESDM no. 13 Tahun 2012 tentang Penghematan Pemakaian Listrik. USAID Indonesia, 2014 Avoided Emission EE = JP x EF Dimana: EE= Emisi Energi JP= Jumlah Penghematan kWh EF= Faktor Emisi Grid kgCO 2 -ekWh Universitas Sumatera Utara 27 Tabel 2.14. Faktor Emisi Grid untuk Tiap Wilayah Sistem Interkoneksi Faktor Emisi kg CO 2 -ekWh Jawa-Madura-Bali JAMALI 0,823 Sumatera 0,687 Khatulistiwa Sistem Kalbar 0,732 Barito Sistem Kalsel dan Kalteng 0,900 Mahakam Sistem Kaltim 1,069 Minahasa-Kotamobagu 0,600 Sulawesi Selatan – Sulawesi Barat 0,746 Batam 0,836 Maluku, Nusa Tenggara dan Papua 0,800 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel PLTD 0,800 Sumber: Ditjen Ketenalistrikan, 2013 dalam USAID Indonesia, 2014

2.4.3.6. Sumber dan Siklus Material