40 Sedangkan menurut Helmi 1996: 34 terdapat beberapa indikator dari disiplin
kerja yang meliputi: 1. disiplin kerja tidak sematamata patuh dan taat terhadap penggunaan jam
kerja saja, misalnya datang dan pulang sesuai dengan jadwal, tidak mangkir jika bekerja, dan tidak mencuri-curi waktu.
2. upaya dalam mentaati peraturan tidak didasarkan adanya perasaan takut, atau terpaksa.
3. komitmen dan loyal pada organisasi yaitu tercermin dari bagaimana sikap dalam bekerja.
Sebaliknya, perilaku yang sering menunjukkan ketidakdisiplinan atau melanggar peraturan terlihat dari tingkat absensi
yang tinggi, penyalahgunaan waktu istirahat dan makan siang,
meninggalkan pekerjaan tanpa ijin, membangkang, tidak jujur, berjudi, berkelahi, berpura-pura sakit, sikap manja yang berlebihan, merokok pada
waktu terlarang dan perilaku yang menunjukkan semangat kerja rendah.
2.4 Penelitian Terdahulu
Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan pada Tabel 2.2 berikut :
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Peneliti Tahun
Judul Teknik
analisis Hasil
Dita Asriani
2015 Pengaruh Reward Terhadap
Disiplin Kerja karyawan PT. Citra Riau Sarana Kabupaten
Kuantan Singingi Analisis
regresi linier
sederhana Ada Pengaruh Pemberian
Reward Terhadap Disiplin Kerja Karyawan PT. Citra
Riau Sarana Kabupaten Kuantan Singingi
Sukma Juni
Sisworo 2014
Pengaruh Reward
dan Punishment Terhadap Kualitas
Kerja Karyawan
dengan Kedisiplinan Sebagai Variabel
Intervening di
Koperasi Agrobisnis
Tarutama Nusantara Jember
Analisis Jalur
Ada pengaruh reward dan
punishment terhadap
kedisiplinan karyawan pada
Koperasi Agribisnis Tarutama Nusantara Jember
Universitas Sumatera Utara
41
Sri Yayu
Hippy 2013
Pengaruh Pemberian Penghargaan terhadap Disiplin
Kerja Pegawai di Badan Kepegawaian Pengembangan
Aparatur Daerah Provinsi Gorontalo
Analisis regresi
linier sederhana
Ada Pengaruh
Pemberian Penghargaan terhadap Disiplin
Kerja Pegawai
di Badan
Kepegawaian Pengembangan Aparatur
Daerah Provinsi
Gorontalo Rumiris
Siahaan, SE.,
MM 2013
Pengaruh Reward
dan Punisment Terhadap Disiplin
Kerja Karyawan Pada PT. Perkebunan
Nusantara III
Rambutan Analisis
regresi linier
berganda Terdapat
pengaruh secara
simultan antara Reward dan Punishment terhadap Disiplin
Kerja Karyawan pada PT. Perkebunan
Nusantara III
Rambutan. Rangga
Enisman 2012
Pengaruh Reward
dan Punishment Terhadap Disiplin
Kerja Karyawan
PT. INDRIPLANT
Perkebunan Napal Riau
Analisis regresi
linier berganda
Reward dan punishment secara simultan atau bersama-sama
berpengaruh terhadap disiplin kerja
pada PT
Indriplant Perkebunan Napal Riau.
Nicholas L.
Carnagey 2005
A Field Study of the Use and Perceived Effects of Reward
and Punishment in Controlling Work discipline
Analisis regresi
linier berganda
Terdapat pengaruh Reward
dan punishment
terhadap disiplin kerja
2.5 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual merupakan suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor penting yang telah diketahui
dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variabel-variabel penelitian, yaitu variabel independen dan variabel
dependen. Pada penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah reward dan Punishment. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Disiplin Kerja.
2.5.1 Pengaruh Reward Terhadap Disiplin Kerja
Reward merupakan bentuk reinforcement positif. Dengan adanya sistem reward akan berfungsi sebagai pemotivasi yang dapat meningkatkan disiplin kerja
karyawan secara positif karena dengan adanya sistem reward maka kinerja dan ketaatan pada peraturan akan meningkat, sehingga mereka akan berusaha bekerja
lebih baik guna mendapatkan reward yang dijanjikan oleh perusahaan. Karyawan
Universitas Sumatera Utara
42 yang mampu mencapai tanggung jawab yang diberikan, serta menaati peraturan
yang ditetapkan perusahaan akan mendapatkan reward atas prestasinya. Ketika karyawan bisa disiplin dalam bekerja maka
manajer bisa memberikan penghargaan intrinsik atau ekstrinsik. Tujuan dari penghargaan salah satunya
mempertahankan karawan agar terus datang untuk bekerja. Penghargaan tersebut dievaluasi individu , jika penghargaan tersebut memuaskan maka karyawan akan
mempertahankan displin kerjanya di kemudian hari. Pemberian penghargaan ikut mempengaruhi kedisiplinan karyawan karena penghargaan akan memberikan
kepuasan dan kecintaan karyawan terhadap perusahaan atau pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan semakun baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan
baik pula
2.5.2 Pengaruh Punishment Terhadap Disiplin Kerja
Punishment merupakan bentuk reinforcement yang negatif. Sistem punishment sendiri diterapkan guna sebagai alat pemotivasi agar karyawan tidak
melakukan kesalahan untuk kedepannya. Punishment didefinisikan sebagai tindakan menyajikan konsekuensi yang tidak menyenangkan atau tidak diinginkan
sebagai hasil dari dilakukannya perilaku tertentu. Sebagai salah satu fungsi pengawasan Sumber Daya Manusia, Punishment menjadi metode dalam
memodifikasi perilaku dalam organisasi. Punishment juga akan mempengaruhi karyawan agar berjaga-jaga dari kesalahan baik untuk terlambat hadir, perilaku
dalam bekerja, ketaatan pada aturan sebagai disiplin kerja. Sehingga disiplin kerja akan tercapai ketika punishment digunakan melalui pertimbangan cermat dan
objektif dari semua aspek yang relevan dengan situasi. Tanpa punishment
Universitas Sumatera Utara
43 dorongan ketaatan dan kepatuhan dapat menjadi lemah serta motivasi untuk
mengikuti aturan yang berlaku menjadi kurang
2.5.3 Pengaruh Reward dan Punishment Terhadap disiplin Kerja
Likert 1967 menyebutkan dalam salah satu sistem manajemen participative mengakui dan berusaha memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusiawi
para pekerja. Tidak saja kebutuhan faali, tetapi juga kebutuhan-kebutuhan lainnya. Pemberian reward dan punishment sangat berkaitan dengan terlaksananya
kedisiplinan karyawan dalam bekerja. Salah satu faktor yang penting adalah
adanya keteladanan dalam kedisiplinan dari seorang pimpinan. disiplin kerja tidak saja ditimbulkan melalui hadiah-hadiah ekonomis, tetapi juga melalui partisipasi
dalam kelompok dan kooperatif dan tenggang rasa terhadap para tenaga kerja lainnya dalam organisasi. Reward dan punishment sama-sama dibutuhkan dalam
memotivasi seseorang, termasuk dalam memotivasi para pegawai dalam meningkatkan kinerjanya maupun kedisiplinan. Keduanya merupakan reaksi dari
seorang pimpinan terhadap kinerja dan produktivitas yang telah ditunjukkan oleh bawahannya. Hukuman untuk perbuatan jahat dan ganjaran untuk perbuatan baik.
Melihat dari fungsi tersebut hakekatnya bertujuan agar seseorang menjadi lebih baik, termasuk dalam memotivasi para pegawai dalam bekerja.
Berdasarkan latar belakang masalah, tinjauan pustaka, dan hasil penelitian terdahulu, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan
sebagai berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
44
Gambar 2.1 Kerangka konseptual
2.6 Hipotesis
Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Hipotesis merupakan
pernyataan peneliti tentang hubungan antara variable-variabel dalam penelitian, serta merupakan pernyataan yang paling spesifik. Hipotesis juga berupa
pernyataan mengenai konsep yang dapat dinilai benar atau salah jika menunjuk pada suatu fenomena yang diamati dan diuji secara empiris Kuncoro, 2009 : 59.
Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dikemukakan, maka hipotesis penelitian adalah:
H
1
: reward mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap disiplin kerja.
H
2
: punishment mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap disiplin kerja.
H
3
: reward dan punishment berpengaruh simultan terhadap disiplin kerja. Reward X
1
Punishment X
2
Disiplin Kerja Y
Universitas Sumatera Utara
1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Untuk meningkatkan peranan karyawan dalam proses pencapaian target perusahaan dan hasil kerja karyawan, maka karyawan diharapkan mampu
menciptakan lingkungan kerja yang efektif dan akan mampu mengelola pekerjaan individunya. Selain itu perusahaan juga diminta memberikan pelayanan terbaik
bagi para konsumennya melalui karyawan yang telah kompeten dan terlatih. Karena itu, perlu dorongan untuk menciptakan dan mencapai sasaran perusahaan.
Perencanaan yang telah dibentuk perusahaan diperlukan sebagai acuan kerja yang akan dicapai karyawan dalam suatu periode. Untuk memenuhi semua perencanaan
ini, karyawan memerlukan kesadaran disiplin kerja yang berdampak terhadap pencapaian misi perusahaan. Penerapan disiplin kerja akan membentuk karyawan
lebih terarah dalam menjalankan tugasnya. Masalah sumber daya manusia saat ini menjadi sorotan utama bagi
perusahan. Karena peranannya yang sangat penting dalam setiap kegiatan perusahaan. Di era sekarang ini, perusahaan telah didukung dengan sarana dan
prasarana serta sumber daya alam yang memadai, tetapi tanpa dukungan sumber daya manusia yang handal kegiatan perusahaan tidak akan terselesaikan dengan
baik. Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan program, aktivitas untuk mendapatkan, mengembangkan, memelihara dan mendayagunakan sumber daya
manusia untuk mendukung perusahaan mencapai tujuannya. Untuk itu peranan strategis dari manajemen sumber daya manusia sangatlah penting dalam
Universitas Sumatera Utara