Keterbukaan Areal Akibat Penyaradan

kerusakan yang besar. Sedangkan sistem pemanenan reduce impact logging dapat menekan kerusakan tegakan tinggal hampir 50 lebih kecil dibandingkan dengan teknik conventional logging. Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa dampak pemanenan hutan alam di Indonesia diakibatkan oleh kegiatan penebangan dan penyaradan yang menyebabkan kerusakan tegakan tinggal sebesar 25-45 dan keterbukaan areal sebesar 20-35 Elias 1998.

2.4 Keterbukaan Areal Akibat Penyaradan

Menurut Murdiyarso et al. 1994 penebangan hutan akan menyebabkan terbukanya permukaan tanah dari radiasi dan cahaya matahari. Dampak langsung adalah meningkatnya suhu tanah dan turunnya kadar air tanah. Dampak langsung lainnya dari kegiatan penebangan hutan adalah menurunnya cadangan karbon atas permukaan above-ground carbon stock dan selanjutnya akan mengurangimeyusutkan cadangan karbon bawah permukaan below-ground carbon stock. Keterbukaan tanah atau lahan pada pemanenan kayu adalah terbukanya permukaan tanah karena lapisan serasah yang menutupi tanah terkelupas karena terdongkel oleh pohon-pohon yang ditebang dan yang roboh, terkikis dan tergusur oleh traktor sewaktu penyaradan, pembuatan jalan sarad, dan pembuatan tempat pengumpulan kayu sementara TPn Amir 1996. Keterbukaan lantai hutan akibat penyaradan dapat dilihat dalam waktu yang agak lama, meski sebagian besar tertutup oleh tanaman herba dan pohon- pohon muda. Vegetasinya sangat berbeda dengan hutan di sekitarnya dan sering kelihatan sebagai bakas roda atau jalan setapak yang terbuka di dalam hutan. Penggunaan mesin-mesin alat berat pada penyaradan mengekspos tanah terhadap proses fisik dan kimia yang kompleks, yang sebagian besar ditentukan oleh komposisi dan struktur tanah, flora dan fauna yang ada dalam tanah serta karakteristik mesin yang digunakan Hendrison 1990, diacu dalam Sularso 1996. Menurut Elias et al. 1993, diacu dalam Sularso 1996 keterbukaan lantai hutan dan area hutan pada sistem silvikultur TPTI dengan intensitas pemanenan 5 –11 pohon terlihat semakin banyak pohon komersial yang ditebang, maka semakin luas keterbukaan lantai hutan, terlebih lagi bila letak tumbuhnya pohon komersial tersebut menyebar. Rata-rata keterbukaan tanah karena penebangan satu pohon adalah 1,095 109,6 m 2 dan untuk penyaradan rata-rata adalah 2,565 265,5 m 2 Ruchanda 1993, diacu dalam Sularso 1996. Sedangkan menurut Elias 1993 diacu dalam Amir 1996 luas keterbukaan tanah akibat penebangan per pohon rata-rata 142,17 m 2 dan untuk penyaradan per pohon rata-rata 205,33 m 2 . Keterbukaan tanah akibat penyaradan dan pembuatan jalan sarad adalah 14,19 per hektar, akibat penebangan 2,31 per hektar Butar-Butar 1991, diacu dalam Amir 1996.

2.5 Biomassa dan Cara Pendugaannya