Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Subyek dan Obyek Penelitian Variabel Penelitian dan Pengukurannya

39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus pada karyawan administrasi Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis. Kesimpulan penelitian hanya berlaku pada karyawan administrasi Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta sebagai subyek penelitian ini.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. b. Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dilaksanakan pada Januari 2007

C. Subyek dan Obyek Penelitian

a. Subyek Penelitian Subyek penelitian yang digunakan adalah karyawan administrasi Universitas Negeri Yogyakarta dan Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI b. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah tingkat kecerdasan emosional, kualitas pelayanan para karyawan, kultur lingkungan kerja dan locus of control.

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

1. Kultur Lingkungan Kerja Kultur lingkungan kerja adalah pola nilai, norma, sikap hidup, ritual dan kebiasaan yang baik dalam lingkungan kerja, sekaligus cara memandang persoalan dan pemecahannya. Kultur lingkungan kerja merupakan faktor esensial dalam membentuk karyawan menjadi manusia yang optimis, berani tampil, berperilaku kooperatif, kecakapan personal dan akademik. Ada empat dimensi kultur lingkungan kerja diantaranya power distance, individualism dan collectivism, femininity dan masculinity, dan uncertainty avoidance Hofstede, 1994:35-125. Masing-masing dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kultur lingkungan kerja: Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel Kultur Lingkungan Kerja Dimensi Indikator No. Item Power distance a. Perbedaan diantara karyawan diminimalkan b. Ada ketergantungan antara karyawan yang lemah dan yang kuat c. Tingkatan di lingkungan kerja berarti adanya perbedaan aturan d. Sistem manajemen di lingkungan kerja e. Perbedaan gaji antara atasan dan bawahan. f. Bawahan ikut serta dalam mengambil keputusan 1 2 3 4 5 6 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI g. Persepsi terhadap hak istimewa dan simbol status. 7 Individualism vs collectivism a. Basis identitas diri b. Keharmonisan di tempat kerja. c. Hubungan komunikasi d. Penyalahgunaan kepemimpinan e. Hubungan antar karyawan f. Dasar penggajian dan promosi g. Sistem manajemen h. Hubungan kerja 8 9 10 11 12 13 14 15 Femininity vs masculinity a. Cara penyelesaian masalah b. Prinsip kerja c. Perbedaan jenis kelamin dalam lingkungan kerja. d. Prinsip pekerjaan yang manusia. e. Tipe manajer. f. Sikap bersosial dalam lingkungan kerja. 16 17 18 19 20 21 Uncertainty avoidance a. Kebutuhan akan peraturan dalam lingkungan kerja. b. Orientasi dalam bekerja c. Semangat bekerja d. Sikap terhadap pencapaian ketelitian e. Sikap terhadap perilaku karyawan. f. Bentuk penilaian terhadap hasil pekerjaan. 22 23 24 25 26 27 Pengukuran variabel kultur lingkungan kerja didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan yang dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS=4; setuju S=3; tidak setuju TS=2; dan sangat tidak setuju STS=1. 2. Locus of Control Locus of control merupakan keyakinan individu tentang faktor- faktor yang mengatur kejadian-kejadian dalam hidupnya, yang dapat dikontrol locus of control internal dan yang di luar kontrol dirinya locus of control eksternal, serta sejauh mana orang tersebut merasakan adanya PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI hubungan antara usaha-usaha yang telah dilakukannya dengan akibat- akibatnya. Ada dua dimensi locus of control yaitu locus of control internal dan eksternal. Masing-masing dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel locus of control: Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Locus of Control Pernyataan No Dimensi Indikator Internal Eksternal 1. Status- recognition pengakuan status  Kebutuhan untuk dihargai  Ingin dianggap kompeten  Kesuksesan dalam berkarya 4a,5a,10a, 14b, 23b 4b,5b,10b, 14b, 23a 2. Dominance dominasi  Kebutuhan untuk mengontrol aktifitas orang lain  Kebutuhan untuk berkuasa 3a,12a,17b, 22a,24b 3b,12b,17a, 22b,24a 3. Independence ketidaktergan tungan  Keyakinan diri  Menggantungkan pada diri sendiriusaha sendiri 8a,9b,11a, 13a,15a,16b, 18b,21b,25b, 28a 8b,9a,11b, 13b,15b,16a, 18a,21a, 25a,28b 4. Protection- dependency perlindungan- ketergantungan  Menghindari frustasi dengan mencari perlindungan dan keamanan  Menggantungkan diri pada orang lain 1a,2b,6b, 7b,19a, 29b 1b,2a,6a, 7a,19b, 29a 5. Love and affection cinta dan kasih sayang  Kebutuhan untuk dicintai  Kehangatan, perhatian, cinta dan kasih sayang 20b,26a 20a,26b 6. Physical comfort kenyamanan fisik  Kebutuhan akan kepuasan fisik menghindari sakit, mencari kesenangan jasmani 27b 27a PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Pengukuran variabel locus of control didasarkan pada indikator-indikator yang terdapat pada skala Rotter. Masing-masing pernyataan dijabarkan dalam skala nominal, dimana skor 0 = locus of control eksternal dan skor 1 = locus of control internal. 3. Kecerdasan Emosional Kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati, dan menjaga agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati dan berdoa. Ada lima dimensi kecerdasan emosional yaitu: mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membina hubungan dengan orang lain. Masing-masing dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kecerdasan emosional: Tabel 3.3 Operasionalisasi Variabel Kecerdasan Emosional Dimensi Indikator No. Item Mengenali emosi diri a. Mengetahui keterbatasan diri b. Keyakinan akan kemampuan sendiri c. Mengetahui kekuatan d. Mengenali emosi diri 1 2 3 4 Mengelola emosi a. Menahan emosi dan dorongan negatif b. Menjunjung norma kejujuran dan integritas c. Bertanggung jawab atas kinerja sendiri d. Luwes terhadap perubahan e. Terbuka dengan ide-ide serta informasi baru 5 6 7 8 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Memotivasi diri a. Dorongan untuk menjadi lebih baik b. Menyesuaikan dengan sasaran kelompok dan organisasi c. Kesiapan untuk memanfaatkan kesempatan d. Kegigihan dalam memperjuangkan kegagalan dan hambatan 10 11 12 13 Mengenali emosi orang lain a. Memahami perasaan orang lain b. Tanggap terhadap kebutuhan orang lain c. Mengerti perasaan orang lain d. Siap sedia melayani 14 17 18 16 Membina hubungan dengan orang lain a. Kemampuan persuasi b. Terbuka mendengarkan orang lain dan memberi kesan yang jelas c. Kemampuan menyesuaikan tanggung jawab d. Memiliki semangat leadership e. Kolaborasi dan kooperasi f. Ada kemampuan untuk membangun tim 19, 15 20 21 22 23 24 Pengukuran variabel kecerdasan emosional didasarkan pada indikator- indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan dan dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS=4; setuju S=3; tidak setuju TS=2; dan sangat tidak setuju STS=1. 4. Kualitas Pelayanan Karyawan Kualitas pelayanan ialah upaya pemenuhan kebutuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk mengimbangi harapan pelanggan. Ada lima dimensi kualitas pelayanan karyawan yaitu: keandalan reliability, daya tanggap responsive, jaminan assurance, empati empaty, dan bukti fisik tangible. Masing-masing dimensi tersebut selanjutnya dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel kualitas pelayanan karyawan: Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Kualitas Pelayanan Karyawan Dimensi Indikator No. Item Keandalan reliability a. Menyediakan jasa sesuai yang dijanjikan. b. Dapat diandalkan dalam menangani masalah jasa pelanggan. c. Menyampaikan jasa secara benar semenjak pertama kali. d. Menyampaikan jasa sesuai dengan waktu yang dijanjikan. e. Menyimpan catatan atau dokumen tanpa kesalahan. 1 2 3 4 5 Daya tanggap responsive a. Menginformasikan pelanggan tentang kepastian waktu penyampaian jasa. b. Pelayanan yang segeracepat bagi pelanggan. c. Kesediaan untuk membantu pelanggan. d. Kesiapan untuk merespon permintaan pelanggan. 6 7 8 9 Jaminan assurance a. Karyawan yang menumbuhkan rasa percaya para pelanggan. b. Membuat pelanggan merasa aman sewaktu melakukan transaksi. c. Karyawan yang secara konsisten bersikap sopan. d. Karyawan yang mampu menjawab pernyataan pelanggan. 10 11 12 13 Empati empaty a. Memberikan perhatian individual kepada para pelanggan. b. Karyawan yang memperlakukan pelanggan secara penuh perhatian. c. Sungguh-sungguh mengutamakan kepentingan pelanggan. d. Karyawan yang memahami kebutuhan pelanggan. e. Waktu beroperasi jam kantor yang nyaman. 14 15 16 17 18 Bukti fisik tangible a. Peralatan modern. b. Fasilitas yang berdaya tarik visual. c. Karyawan yang berpenampilan rapi dan profesional. 19 20 21 d. Materi-materi berkaitan dengan jasa yang berdaya tarik visual. 22 Pengukuran variabel kualitas pelayanan karyawan didasarkan pada indikator-indikatornya. Masing-masing indikator dijabarkan dalam bentuk pernyataan dan dinyatakan dalam empat skala sikap, yaitu sangat setuju SS=4; setuju S=3; tidak setuju TS=2; dan sangat tidak setuju STS=1.

E. Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel

Dokumen yang terkait

Pengaruh kultur lingkungan kerja dan locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan : studi kasus karyawan administrasi Universitas Janabadra dan Universitas Pembangunan Nasional `Veteran` Yogyakarta.

1 1 207

Pengaruh kultur lingkungan kerja dan locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan : studi kasus karyawan administrasi Universitas Sanata Dharma dan Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

0 2 205

Pengaruh kultur lingkungan kerja dan locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan : studi kasus karyawan administrasi Universitas Islam Indonesia dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

0 0 207

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta.

1 2 293

Pengaruh jenis kelamin locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masyarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei guru SMA di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

0 0 276

SKRIPSI PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 0 205

PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 2 203

Pengaruh kultur lingkungan kerja dan locus of control pada hubungan antara kecerdasan emosional dengan kualitas pelayanan karyawan : studi kasus karyawan administrasi Universitas Janabadra dan Universitas Pembangunan Nasional `Veteran` Yogyakarta - USD Re

0 0 205

PENGARUH KULTUR LINGKUNGAN KERJA DAN LOCUS OF CONTROL PADA HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN KUALITAS PELAYANAN KARYAWAN

0 0 210

Pengaruh jenis kelamin dan locus of control terhadap hubungan kultur keluarga, kultur lingkungan kerja, dan kultur lingkungan masayarakat dengan kecerdasan emosional guru : survei pada guru SMA di Kodya Yogyakarta, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta - US

0 0 268