Indikator - Indikator Ekuitas Merek Brand Equity

40 mengurangi nilai yang diberikan oleh suatu barang atau jasa kepada perusahaan atau pelanggan. Kemudian menurut East 1997, “Brand equity or brand strength is the control on purchase exerted by a brand, and, by virtue of this, the brand as an asset that can be exploited to produce revenue”. Artinya ekuitas merek atau kekuatan merek adalah kontrol dari pembelian dengan menggunakan merek, dan, kebaikan dari merek, merek sebagai aset yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan pendapatan. Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong 2004, “Brand equity is the positive differential effect that knowing the brand name has on customer response to the product or service”. Artinya ekuitas merek adalah efek diferensiasi yang positif yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa. Jadi brand equity adalah kekuatan suatu brand yang dapat menambah atau mengurangi nilai dari brand itu sendiri yang dapat diketahui dari respon konsumen terhadap barang atau jasa yang dijual.

2.2.7.1. Indikator - Indikator Ekuitas Merek Brand Equity

Susanto dan Wijanarko 2004 yang mengadap-tasi teori Aaker, menyatakan bahwa brand equity dapat dikelompokkan ke dalam beberapa kategori yaitu: Brand awareness, Perceived quality, Brand association, Brand loyalty. Sementara model Keller, 2003 lebih berfokus pada perspektif prilaku konsumen atau Customer Based Brand Equity CBBE. Berdasarkan model ini kunci pokok ekuitas merek adalah brand knowledge yang terdiri dari brand awareness dan brand image. 41 Dan saat ini setidaknya telah berkembang 4 macam metode pengukuran ekuitas merek yang paling banyak digunakan Aaker 1995;1996 dan Keller, 2003 diantaranya: 1. Brand Valuation Methodology yang terdiri: Brand Earning dan Brand Strenght. 2. Brand Asset Valuator yang terdiri: Brand Differentiation, Brand Relevance, Brand Esteem, dan Brand Knowledge. 3. Equi Trend yang terdiri: Brand Knowledge, Perceived Quality, dan User Satisfaction. 4. Brand Equity Ten yang terdiri: Price Premium, Loyalty, Perceived Quality, Leadership, Perceived Value, Brand Personality, Organization Association, Brand Awareness, Market Share, Price and Distribution Indices. Maka dalam usulan penelitian kali ini penulis menggunakan beberapa indikator sebagai berikut: a. Brand awareness; Menurut Susanto dan Wijanarko 2004 yang mengadap-tasi teori Aaker, adalah kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori merek tertentu. Sedangkan pendapat lain dari East 1997, “Brand awareness is the recognition and recall of a brand and its differentiation from other brands in the field”. Artinya adalah pengakuan dan pengi-ngatan dari sebuah merek dan pembedaan dari merek yang lain yang ada di lapangan. Jadi brand awareness adalah 42 kemampuan konsumen untuk mengingat suatu brand dan yang menjadikannya berbeda bila dibandingkan dengan brand lainnya. b. Perceived quality; Adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa berkenaan dengan maksud yang diharapkan. Aaker dalam Susanto dan Wijanarko 2004. c. Brand association; Adalah suatu yang berkaitan mengenai ingatan mengenai sebuah produk. Asosiasi ini tidak hanya eksis, namun juga memiliki suatu tingkat kekuatan. Keterikatan pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikannya. Aaker dalam Susanto dan Wijanarko 2004. d. Brand loyalty; Loyalitas merek ini menjadi ukuran seberapa besar kemungkinan pelanggan akan pindah ke merek lain, dengan terbentuknya brand loyalty, maka kecil kemungkinan pelanggan akan berpindah ke merek pesaing, walaupun merek tersebut memberikan harga yang lebih murah atau barangkali kualitas yang lebih baik Hermawan Kartajaya, 2004. Menurut Susanto dan Wijanarko 2004 yang mengadap-tasi teori Aaker, menyatakan brand loyalty adalah ukuran kesetiaan se-orang pelanggan pada sebuah merek. Menurut Gidden, 2002 loyalitas merek adalah pilihan yang dilakukan konsumen untuk membeli merek tertentu dibandingkan merek lain. Schiffman dan Kanuk 2004 mendefinisikan loyalitas merek sebagai preferensi konsumen secara konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik. 43 e. Brand image; Kotler 2002 mendefinisikan citra merek sebagai seperangkat keyakinan, ide, dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap merek. Karena itu sikap dan tindakan konsumen terhadap suatu merek sangat ditentukan oleh citra tersebut. Kotler 2002 juga menambahkan bahwa citra merek merupakan syarat dari merek yang kuat. Simamora 2002 mengatakan citra merupakan persepsi yang relatif konsisten dalam jangka panjang enduring perseption.

2.2.8. Pengaruh Kesan Kualitas