Pengukuran Minat Belajar Hakikat Minat Belajar a. Pengertian Minat Belajar
19
kalimat terutama sekali dengan acuan kepada sintaksis dan morfologi kerapkali disajikan sebagai buku tekspegangan.
Kompetensi gramatikal menurut Nurhadi 2004: 290 adalah: ‟Kemampuan menggunakan kode-kode linguistik, kesanggupan untuk
mengenali ciri-ciri leksikal, morfologi, sintaksis, dan fonologi suatu bahasa dan kesanggupan untuk memanipulasi ciri-ciri tersebut untuk
membentuk suatu katakalimat. Kompetensi gramatikal ini secara langsung memfokuskan diri pada pengetahuan linguistik dan
keterampilan yang dibutuhkan untuk memahami dan mengekspresikan secara alamiah makna-makna ucapan-ucapan.”
Pernyataan di atas menunjukkan bahwa kompetensi gramatikal termasuk di dalamnya penguasaan seseorang dalam menggunakan dan menerapkan
pengetahuan linguistik yang dimilikinya. Kompetensi gramatikal mencakup tata bunyi, tata kata, tata kalimat, tata makna, kosakata dan ortografi. Butir-butir
kaidah ini berkaitan dengan keempat keterampilan berbahasa yaitu menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Erdmenger 1997: 47 menyatakan bahwa “Grammatik betrifft die Regeln, nach welchen Wortformen und Sätze korrekt konstruiert werden können”
G ramatika berhubungan dengan aturan-aturan yang kemudian dengan aturan
tersebut bentuk kata dan kalimat dapat disusun secara tepat makna dari kutipan tersebut adalah gramatika selalu berhubungan dengan sebuah aturan, yang dengan
aturan tersebut dapat membantu seseorang untuk menyusun kata-kata menjadi kalimat dan dari kalimat menjadi paragraf dengan benar. Erdmenger 1997: 30
menyatakan bahwa:
20
‟Das Ziel des Grammatikunterricht ist Anwendung; Strukturen müssen bis zur
Geläufigkeit, ideal bis zur Automatisierung, geübt, mit unterschiedlichem Wortschatz gefüllt und am Ende in Kommunikativen
zusammenhängen komplex fertigkeitlich angewendet werden: beim Hören und Lesen, Sprechen und Schreiben- und mitunter beim Übersetzen.”
Jadi pembelajaran tata bahasa harus dibiasakan sampai kita bisa secara otomatis dengan perbendaharan kosakata dan tujuan akhir dari pembelajaran gramatika
sendiri adalah agar peserta didik dapat berkomunikasi dengan baik melalui keterampilan menyimak, berbicara, membaca dan menulis.
Hardjono 1988: 10 mengatakan bahwa untuk memperoleh pengetahuan tentang peraturan tata bahasa diperlukan kesadaran, sedangkan keterampilan
diperoleh dari kemampuan untuk mengadakan reaksi otomatis akan feeling. Reaksi otomatis dan feeling ini diperoleh dari kebiasaan. Jika tata bahasa tidak
diterapkan berdasarkan kebiasaan, maka tata bahasa tersebut tidak dapat diterapkan baik dalam bahasa lisantertulis dengan baik.
Parera 1986: 17 menyatakan bahwa tata bahasa bukanlah merupakan tujuan pengajaran bahasa melainkan alat untuk mencapai tujuan, yaitu menguasai
suatu bahasa. Pendapat yang sama juga disampaikan oleh Funk und König 1991: 13 yang mengemukakan bahwa “Grammatik ist nicht das Ziel des
Fremdsprachunterricht ist, sondern ein Mittel zu einem Zweck”. Jadi gramatika
bukanlah merupakan tujuan dari pembelajaran suatu bahasa asing, melainkan alat untuk mencapai tujuan tersebut. Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa gramatika adalah bukan tujuan dalam mempelajari suatu bahasa, tetapi ia merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan yaitu dapat berbahasa dengan baik
dan benar. Jadi, apabila seseorang ingin menguasai suatu bahasa dengan baik,