dengan yang lain serta hubungan masa silam dengan masa silam serta masa yang akan datang.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar sejarah merupakan perubahan perilaku yang diperoleh peserta
didik baik dalam aspek kognitif, afektif ataupun psikomotorik setelah mengalami kegiatan belajar tentang ilmu yang di dalamnya berisi
kesusastraan lama, silsilah, asal-usul, kejadian serta peristiwa masa lampau.
B. Kerangka Berpikir
Berdasarkan landasan teori yang telah diuraikan di atas dapatlah disusun kerangka berpikir guna memperoleh jawaban sementara atas
kesalahan yang timbul. Pada kondisi awal akar penyebab hasil belajar siswa kurang dalam pembelajaran sejarah, karena proses pembelajaran
yang dilakukan guru kurang menarik dan membosankan. Hal ini perlu segera diatasi melalui strategi pembelajaran yang tepat.
Strategi pengajaran guru yang kurang menarik di mana guru hanya menjelaskan materi dan informasi sebanyak-banyaknya tanpa melibatkan
siswa di kelas, sehingga siswa tidak berperan aktif dalam kegiatan ini. Pengetahuan guru yang kurang mengenai penggunaan strategi
pembelajaran yang inovatif dan interaktif menjadikan pengajaran sejarah setiap harinya menjadi kurang dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa.
Guru seharusnya mampu mengembangkan materi yang ia peroleh, sehingga siswa dapat lebih tertarik terhadap materi sejarah.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat digunakan guru yaitu strategi pembelajaran aktif peer lessons. Menurut Silberman 2009:173-
174 langkah-langkah strategi peer lessons sebagai berikut. 1. Bagilah kelas ke dalam sub kelompok. Buatlah sub kelompok
sebanyak topik yang diajarkan. 2. Berikan masing-masing kelompok sejumlah informasi, konsep,
atau keahlian untuk mengajar yang lain. 3. Mintalah setiap kelompok membuat cara presentasi atau
mengajarkan topiknya kepada sisa kelas. Sarankan agar menghindari ceramah atau membaca laporan.
4. Cobalah beberapa saran sebagai berikut: a. Menggunakan alat bantu visual.
b. Menyiapkan media pengajaran yang diperlukan. c. Menggunakan contoh-contoh yang relevan.
d. Melibatkan teman dalam proses pembelajaran, misalnya melalui diskusi, permainan, kuis, studi kasus dan lain-lain.
e. Memberi kesempatan kepada yang lain untuk bertanya. 5. Berikan
waktu yang
cukup untuk
merencanakan dan
mempersiapkan bisa di kelas atau di luar kelas.
6. Setelah semua kelompok melaksanakan tugas, beri kesimpulan dan klarifikasi sekiranya ada yang perlu diluruskan dari
pemahaman peserta didik. Strategi pembelajaran ini membuat siswa lebih memahami konsep-
konsep dalam pembelajaran di kelas, karena adanya pengajaran langsung dari teman serta membantu siswa menumbuhkan kemampuan kerja sama
dan keaktifan siswa dalam kelas. Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai keefektifan penerapan strategi pembelajaran aktif peer lessons terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas
XI MIA. Peneliti menyatakan bahwa jika terdapat suatu kelas dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif tipe peer lessons maka logikanya
hasil belajar siswa setelah menerapkan strategi ini akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang sebelum diberikan treatment.
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir C.
Hipotesis
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul.
Sesuai dengan penjelasan dalam landasan teori dan kerangka konseptual maka penulis menyimpulkan:
Pembelajaran Sejarah
Persiapan Pelaksanaan
Penggunaan strategi
pembelajaran
Pembelajaran Sejarah dengan
strategi peer lessons
Pembelajaran Sejarah lebih
efektif Evaluasi
1. Hipotesis Nol Ho Penggunaan strategi pembelajaran aktif peer lessons tidak efektif
terhadap hasil belajar Sejarah pada siswa kelas XI MIA SMA Negeri 3 Demak.
2. Hipotesis Alternatif Ha Penggunaan strategi pembelajaran aktif peer lessons efektif
terhadap hasil belajar Sejarah pada siswa kelas XI MIA SMA Negeri 3 Demak.
56
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian ini bersifat kuantitatif yaitu data-data yang diperoleh
dianalisis dengan rumus-rumus statistik untuk memperoleh kesimpulan. Dalam penelitian ini, penulis mengetahui suatu sampel yang akan diteliti
kemudian menentukan sampel mana yang paling baik. Maka pendekatan penelitian yang sesuai adalah eksperimen.
Arikunto 2010:9 berpendapat, eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat hubungan kausal antara dua faktor
yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu.
Metode yang digunakan adalah quasi experimental design dengan jenis control group pretest-posttest. Dalam design ini terdapat dua kelompok
yang masing-masing dipilih secara random R. Kelompok pertama diberi perlakuan X dan kelompok yang lain tidak. Kelompok pertama diberi
perlakuan X disebut kelompok eksperimen, dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelas kontrol Sugiyono, 2012:112.