Menentukan Tema Menentukan Plot atau Kerangka Cerita

perwatakan, dialog, tema, setting, amanat, petunjuk teknis, dan drama sebagai interpretasi kehidupan. Dari berbagai pendapat para pakar sastra di atas, maka peneliti menyimpulkan unsur-unsur yang terdapat dalam drama antara lain : tema, amanat, setting, plot, tokoh dan perwatakan, dialog dan bahasa, serta petunjuk teknis atau petunjuk lakuan. Unsur-unsur teks drama tersebut dijadikan peneliti sebagai kriteria penelitian.

2.2.5.1 Langkah-Langkah Menulis Teks Drama

Penciptaan teks drama tidak terlepas dari pengetahuan seorang pengarang mengetahui dan memahami terlebih dahulu unsur-unsur pembentuk teks drama. Unsur – unsur teks drama tersebut saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainya sehingga membentuk kepaduan teks drama. Adapun langkah-langkah dalam menulis teks drama adalah sebagai berikut.

1. Menentukan Tema

Tema merupakan gagasan dasar umum yang menopang sebuah karya sastra dan yang terkandung di dalam teks sebagai struktur semantis dan yang menyangkut persamaan-persamaan atau perbedaan-perbedaan Hartoko dan Rahmanto dalam Nurgiyantoro 2007:68 Stanton dalam Nurgiyantoro 2007:70 mengartikan tema sebagi “makna sebuah cerita yang secara khusus menerangkan sebagian besar unsurnya dengan cara yang sederhana”. Tema menurutnya, kurang lebih dapat bersinonim dengan ide utama central idea dan tujuan utama central purpose Dari beberapa teori tentang tema diatas dapat disimpulkan bahwa tema merupakan dasar cerita, gagasan dasar umum sebuah karya sastra. Berdasarkan cerita yang dikembangkan itulah pembaca berusaha menafsirkan dasar utama cerita itu. Hal itu dilakukan berdasarkan detil-detil unsur yang terdapat dalam karya yang bersangkutan.

2. Menentukan Plot atau Kerangka Cerita

Stanton dalam Nurgiyantoro 2007:113 mengemukakan bahwa plot adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Sedangkan Kenny dalam Nurgiyantoro 2007:113 mengemukakan plot sebagai peristiwa-peristiwa yang ditampilkan dalan cerita yang tidak bersifat sederhana, karena pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab akibat. Plot merupakan jalinan cerita atau kerangka dari awal hingga akhir yang merupakan jalinan konflik antar dua orang atau dua tokoh yang berlawanan. Konflik itu berkembang karena para perilaku. Plot drama yang panjang biasanya terbagi atas beberapa babak. Babak merupakan bagian dari lakon drama. Mengenai plot, Freytag dalam Waluyo 2008:8-11 menguraikan bahwa unsur-unsur plot adalah sebagai berikut. a. Eksposition atau Pelukisan Awal Cerita Tahap ini merupakan tahap dimana para pembaca diperkenalkan dengan tokoh-tokoh dalam cerita tersebut serta perwatakan masing-masing. Dengan tahap ini pembaca akan tahu siapakah tokoh protagonis dan antagonis dalam cerita tersebut serta pertalian diantara mereka. b. Komplikasi atau Pertikaian Awal Tahap ini akan ditunjukan hal-hal yang mengakibatkan konflik yang semakin menanjak, seakan-akan konflik tersebut tidak akan terpecah oleh apapun. c. Klimaks atau Titik Puncak Cerita Tahap ini merupakan tahap dimana konflik yang terjadi terus meningkat dan berkembang sehingga mencapai klimaks atau titik puncak kegawatan dalam suatu cerita Pada tahap ini pembaca akan dituntut untuk menebak-nebak bagaimana resolusi akhir dari konflik tersebut. d. Resolusi atau Penyelesaian Falling action Dalam tahap ini konflik yang tadi sempat berkembang dan memanas akan mulai mereda atau menurun. Tokoh-tokoh yang memanaskan situasi akan meruncingkan konflik telah mati atau menemukan jalan perpecahan. Selain it, penyelesaian cerita tersebut juga akan mulai tampak. e. Catasrophe atau Document atau Keputusan Dalam drama-drama modern, cerita akan berhenti pada klimaks atau resolusi. Pada drama tradisional, cerita diakhiri dengan penjelasan akhir.

3. Menentukan Penokohan