Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Dengan Metode Tandur Dalam Pembelajaran Pai Di Kelas 2 SDN Bungur 04 Petang Jakarta

(1)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk

Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pd. I)

Oleh

KAMBARISAH 1812011000073

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

ii

KELAS 2 SDN BUNGUR 04 PETANG JAKARTA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam ( S.Pd. I)

Oleh KAMBARISAH

1812011000073

Pembimbing

PROGRAM DUAL MODE SYSTEM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(3)

iii

KELAS 2 SDN BUNGUR 04 PETANG JAKARTA”. Telah disusun oleh Kambarisah, Nomor Induk Mahasiswa : 1812011000073, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyataakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasyah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 15 Desember 2015

Yang Mengesahkan,

Pembimbing


(4)

iv

Nama : Kambarisah

Nim : 1812011000073

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Alamat : Jl. Utan Panjang 3, RT: 17, RW: 06, No.25 Kode Pos:10650 JAKARTA PUSAT

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa:

Skripsi yang berjudul “UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN METODE TANDUR DALAM PEMBELAJARAN PAI DI KELAS 2 SDN BUNGUR 04 PETANG JAKARTA” adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Muhammad. Zuhdi, Ph.D

NIP : 197207041997031002

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan karya sendiri.

Jakarta, Desember 2015

Yang Menyatakan

Kambarisah 1812011000073


(5)

v

”. Disusun oleh

KAMBARISAH, NIM : 1812011000073, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqosah pada tanggal 13 April 2016 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjan S1 (S. Pd. I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta, 13 April 2016


(6)

vi

PEMBELAJARAN PAI DI KELAS 2 SDN BUNGUR 04 PETANG JAKARTA”. Skripsi Penelitian Tindakan Kelas : JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH UNIVERSITAS SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2016.

Tujuan penelitian ini adalah : untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran PAI dengan menggunakan metode TANDUR.

Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian tidak laian dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahann yang tepat terhadap masalah tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi subyek adalah siswa-siswi kelas 2 SDN Bungur 04 Petang Jakarta dengan jumlah siswa 30 orang.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa “UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN METODE TANDUR DALAM PEMBELAJARAN PAI DI SDN BUNGUR 04 PETANG JAKARTA” berhasil meningkatkan motivasi kelas 2 SDN Bungur 04 Petang Jakarta dalam menghafalkan materi asmaul husna. Siswa kelas 2 SDN Bungur 04 Petang Jakarta merasa senang menghafal asmaul husna dengan menggunakan metode TANDUR.


(7)

vii

PETANG IN JAKARTA". THESIS CLASS ACTION RESEARCH: DEPARTMENT OF ISLAMIC RELIGIOUS EDUCATION UNIVERSITY FACULTY OF MT SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA, 2016.

The purpose of this study are: to increase students' motivation in learning PAI using the method TANDUR.

The method used is the Classroom Action Research (PTK) is the research does not judgments of a method of study carried out by someone through careful investigation and perfectly to a problem, in order to obtain pemecahann appropriate to the problem. In this study, the subjects were students of class 2 SDN Bungur Jakarta 04 evening with the number of students 30 people.

The results of this study indicate that the "EFFORTS TO IMPROVE THE MOTIVATION AND LEARNING METHOD IN LEARNING PAI TANDUR SDN BUNGUR 04 PETANG IN JAKARTA" increasing motivation 2nd grade SDN BUNGUR 04 PETANG Jakarta memorizing material Divine Name. Second grade students of SDN 04 Evening Jakarta Bungur was happy to memorize the Divine Name by using TANDUR.


(8)

viii

**

anak-anakku tercinta yang selalu memberikan motivasi dan

memberi semangat selama proses penulisan skripsi ini.

** Rekan-rekan guru SDN Bungur 04 Petang Jakarta yang telah

memberi kesempatan kepada saya untuk melakukan penelitian

di SDN Bungur 04 Petang Jakarta

** Semua teman-teman kelas B DMS UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta angkatan 2012 yang telah bersama-sama melaksanakan

perkuliahan Sabtu

Minggu di kampus UIN Syarif


(9)

ix

Sesungguhnya bersama kesukaran itu ada keringanan. Karena itu

bila kau sudah selesai (mengerjakan yang lain). Dan berharaplah

kepada Tuhanmu. (Q.S Al Insyirah : 6-8)

Bersabar, Berusaha, dan Bersyukur

#Bersabar dalam berusaha

#Berusaha dengan tekun dan pantang menyerah

#dan Bersyukur atas apa yang telah diperoleh

Allah meninggikan derajat orang-orang yang beriman dan orang-orang

yang memiliki ilmu pengetahuan diantara kamu beberapa derajat


(10)

x

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan Rahmat dan Hidayah-Nya kepada seluruh ciptaan-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Dan skripsi ini untuk melengkapi persyaratan dalam memperoleh gelar sarjana pada Jurusan Agama Islam pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Shalawat dan salam kepada Nabi yang telah membawa umat manusia dari zaman jahiliyah hingga zaman yang penuh teknologi ini yaitu Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya.

Skripsi ini berjudul “UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN METODE TANDUR DALAM PEMBELAJARAN PAI DI KELAS 2 SDN BUNGUR 04 PETANG JAKARTA”

Dalam penulisan tugas akhir, penulis menyadari banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat khususnya pada bidang pendidikan dan umumnya kepada para pembaca.

Dalam kesempatan yang baik, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada pihak yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini, sehingga dapat berjalan dengan baik. Ucapan terimakasih ini penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, Rektor Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Dr. Abdul Majid Khon, M. Ag. Selaku Ketua Jurusan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.


(11)

xi

dalam membantu proses perkuliahan program DMS di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Bapak dan Ibu Dosen dan Staf Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. yang telah bersedia membantu pengurusan surat-menyurat penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Hardi Priyono, S.Pd Sebagai Kepala Sekolah dan seluruh dewan guru SDN Bungur 04 Petang Jakarta yang telah turut serta membantu memberikan dukungan moril kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan oleh penulis.

8. Kepada anak-anakku tercinta yang turut serta mendoakan dan memberikan motivasi kepada penulis selama belajar sampai terselesaikannya skripsi ini. 9. Dan kepada teman-teman DMS kelas B, angkatan 2012 yang telah bersama-sama

melewati suka duka masa kuliah sabtu minggu program Dual Mode System. Penulis ucapkan terima kasih karena telah memberikan support dan motivasi kepada penulis.

Semoga Allah SWT memberikan anugerah dan rahmat-Nya kepada kita

semua, Aamiin ya robbal „aalamiin. Kemudian besar harapan penulis semoga isi

yang terkandung dalam skripsi ini dapat bermanfaat bagi almamater Universitas Islam Syarif Hidayatullah Jakarta maupun para pembaca yang berminat untuk mempelajarinya. Tidak lupa kritik dan saran yang lebih dan sifatnya membangun bagi penulis sangat diharapkan untuk kesempurnaan skripsi ini.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb


(12)

xii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ... iii

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH ... iv

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ... v

ABSTRAK ... vi

LEMBAR PERSEMBAHAN ... viii

MOTTO ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian ... 6

C. Batasan Fokus Penelitian ... 6

D. Perumusan Masalah ... 6

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN A. Acuan Teori Area dan Fokus yang diteliti ... 8

1. Pengertian Motivasi ... 7

a. Macam-Macam Motivasi ... 9

b. Prinsip-Prinsip Motivasi ... 9

c. Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 10

d. Bentuk-Bentuk Motivasi dalam Belajar ... 10


(13)

xiii

a. Pengertian Pembelajaran PAI ... 18

b. Dasar, Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran PAI 18

c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ... 22

d. Komponen-Komponen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ... 22

e. Pengertian Asmaul Husna ... 23

6. Penanaman Nilai-nilai Asmaul Husna Kepada Siswa dengan Metode TANDUR ... 27

B. Kerangka Berfikir ... 28

C. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

B. Metode Penelitian dan Siklus Penelitian ... 30

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 34

D. Peran dan Posisi Peneliti ... 35

E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 35

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan ... 36

G. Data dan Sumber Data ... 37

H. Instrumen Pengumpulan Data ... 38

I. Teknik Pengumpulan Data ... 38

J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan ... 41


(14)

xiv

3. Kurikulum ... 44

4. Sarana dan Prasarana ... 44

5. Keadaan Tenaga Pengajar dan Siswa ... 45

B. Analisis Data ... 46

C. Pembahasan ... 65

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN-SARAN A. Kesimpulan ... 67

B. Implikasi ... 67

C. Saran ... 67

DAFTAR PUSTAKA ... 69


(15)

1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan Agama Islam merupakan bagian dari agama Islam yang lebih mengedepankan aspek afektif, baik nilai ketuhanan maupun kemanusiaan yang hendak ditanamkan dan ditumbuh kembangkan ke dalam peserta didik, sehingga tidak sekedar berkosentrasi pada persoalan teoritis yang bersifat kognitif semata, tetapi sekaligus juga mampu mengubah pengetahuan agama yang bersifat kognitif menjadi bermakna dan dapat diinternalisasikan serta diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Muhaimin, “pendidikan Agama Islam di sekolah meliputi

aspek Al-qur’an/hadits, keimanan, akhlak, ibadah/muamalah, dantarikh/sejarah umat Islam. Di madrasah, aspek-aspek tersebut dijadikan sebagai sub-sub mata pelajaran PAI yang meliputi: mata pelajaran Al-qur’an

-Hadits, fiqih, akidah, d sejarah (kebudayaan) Islam.”1

Masing-masing aspek/mata pelajaran tersebut memiliki karakteristik tersendiri, yang dapat dipergunakan untuk pengembangan disiplin ilmu lebih lanjut bagi para peserta didik yang memiliki minat di bidangnya. Namun demikian, dalam pembinaannya harus memperhatikan kaitan antara aspek/mata pelajaran yang satu dengan lainnya.2

Agar nilai-nilai agama yang terkandung dalam ajaran agama Islam dapat diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari, maka mata pelajaran agama tidak hanya dipelajari dalam ranah teoritis tetapi harus diamalkan oleh peserta didik, dalam hal ini telah menjadi salah satu tugas guru dalam menanamkan nilai-nilai akhlaqul karimah.

Nilai-nilai akidah dan akhlak Islam dikembangkan melalui proses keterpaduan antara pengetahuan, perasaan atau penghayatan, dan tindakan,

1 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2005), h. 140


(16)

sehingga peserta didik memiliki karakter sebagai seorang muslim dan mukmin yang saleh.3

Berdasarkan tujuan tersebut, keterampilan menghafalkan asmaul husna merupakan salah satu kompetensi dasar yang dipelajari dalam pelajaran PAI dianggap sangat penting bagi peserta didik karena dapat membentuk pribadi muslim yang seutuhnya dalam proses pembentukan watak pribadi peserta didik dengan mengamalkan nilai-nilai keyakinan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.

Pada kompetensi menghafal asmaul husna di sekolah dasar menunjukkan hal yang berbeda dengan yang diharapkan, karena kebanyakan dari peserta didik mengalami kesulitan dalam mencapai kompetensi yang ada. Hal ini disebabkan karena kurangnya motivasi peserta didik dalam mengikuti pembelajaran, sehingga kebanyakan peserta didik tidak memperhatikan penjelasan dari guru bahkan banyak siswa yang makan dalam kelas saat pelajaran berlangsung, tidur dalam kelas dan bergurau dengan temannya. Kesemuanya itu terjadi karena banyak faktor diantaranya adalah model dan metode yang disajikan oleh guru kurang menarik ataupun keterbatasan daya fikir peserta didik dalam menerima materi yang telah disampaikan oleh gurunya.

Menurut Sardiman bahwa “pendidikan dan pengajaran adalah salah

satu usaha yang bersifat sadar tujuan yang dengan sistematis terarah pada

perubahan tingkah laku menuju kedewasaan anak didik.”4

Dapat digambarkan misalnya seorang anak dibimbing, ditolong sehingga waktunya dating dilepaskan dari keluarga, bertanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.

Menurut Rupert C. Lodge seperti yang dikutip oleh Samsul Nizar

bahwa, “pendidikan tidak akan punya arti bila manusia tidak ada di dalamnya.

3 Muhaimin, op. cit, h. 160

4 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2012), Cet. 21, h. 12


(17)

Hal ini disebabkan, karena manusia merupakan subjek dan objek pendidikan.”5

Manusia tidak akan bisa berkembang dan mengembangkan kebudayaannya secara sempurna bila tidak ada pendidikan. Untuk itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa, eksistensi pendidikan merupakan salah satu syarat yang mendasar bagi meneruskan dan mengekalkan kebudayaan manusia. Di sini fungsi pendidikan berupaya menyesuaikan (mengharmonisasikan) kebudayaan lama dengan kebudayaan baru secara proposional dan dinamis.6

Menurut Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, “pendidikan adalah bagian dari suatu proses yang diharapkan untuk mencapai suatu tujuan.7 Tujuan-tujuan ini diperintahkan oleh masyarakat, dan dirumuskan secara singkat dan padat, sehingga kematangan dan integritas atau kesempurnaan pribadi dan terbentuknya kepribadian muslim.Integritas atau kesempurnaan pribadi ini meliputi integritas jasmaniah, intelektual, emosional, dan etis dari individu ke dalam diri manusia sempurna.8

Dalam pendidikan Islam, Rasulullah SAW, adalah pendidik pertama dan terutama dalam dunia pendidikan Islam. Proses transformasi ilmu pengetahuan, internalisasi nilai-nilai spiritualisme dan bimbingan emosional

yang dilakukannya dapat dikatakan sebagai mu’jizat luar biasa, yang manusia

apapun dan di manapun tidak dapat melakukan hal yang sama.

Hasil pendidikan Islam periode Rasulullah terlihat dari kemampuan murid-muridnya (para sahabat) yang luar biasa. Misalnya: Umar bin Khottob, ahli hukum dan pemerintahan, Abu Hurairah ahli hadits, Salman al Farisi ahli perbandingan agama (Majusi, Yahudi, Nasrani, dan Islam), dan Ali Ibn Abi

Thalib ahli hukum dan tafsir Al Qur’an.Gambaran dan pola pendidikan Islam

dalam periode Rasulullah SAW.

5 Samsul Nizar, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), Cet. 5, h. v

6Ibid., h. v

7 Hamdani Ihsan dan Fuad Ihsan, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2001), Cet. 2, h. 59


(18)

Menurut Ahmad Munjin N. dan Lilik Nur K. bahwa,“dalam pembelajaran, termasuk pembelajaran pendidikan agama setidaknya ada tiga komponen utama yang saling berpengarug. Ketiga komponen tersebut adalah: (1) kondisi pembelajaran; (2) metode pembelajaran; dan (3) hasil

pembelajaran.”9

Pada saat ini kita masih sering melihat model pembelajaran yang konvensional berlangsung di berbagai lembaga pendidikan, tak terkecuali pada lembaga pendidikan agama. sebuah sistem di mana guru selalu di tempatkan

sebagai pihak “serba bisa” yang bertugas mentransfer berbagai ilmu

pengetahuan dan memberikan doktrin-doktrin. sementara itu siswas sebagai obyek penerima ilmu pengetahuan harus melaksanakan segala doktrin yang disampaikan oleh guru tanpa boleh membantah.

Lebih ironis lagi, muncul kesan bahwa, kegiatan mengajar hanya sebagai alat untuk mengejar target kurikulum, sehingga apakah siswa mampu menguasai materi atau tidak, hal itu adalah persoalan lain.

Terlepas dari itu semua, keberadaan mata pelajaran agama di sekolah adalah sangat penting, sebab pelajaran agama ini dapat memberikan nilai spiritual terhadap perilaku anak didik. Mengingat begitu signifikannya pelajaran agama ini, maka sudah seharusnya mendapatkan penanganan yang serius dengan model dan pendekatan khusus. Penanganan yang demikian diharapakan dapat membantu meningkatkan ketertarikan peserta didik pada pelajaran agama.

Menurut Bobby De Porter dkk, “Quantum Teaching adalah penggubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya.”10 Quantum

Teaching juga menyertakan segala kaitan, interaksi, dan perbedaan yang

memaksimalkan momen belajar. Quantum Teaching berfokus pada hubungan

9 Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran PAI, (Bandung: Refika Aditama, 2009), Cet. 1, h. 19

10 Bobby De Porter, Mark Reradon dan Sarah Singer Nourie, Quantum Teaching, (terj.) Ary Nilandari, (Bandung:Kaifa, 2001), h. 3


(19)

dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar.11

Pembelajaran dengan menggunakan Quantum Teaching berusaha menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan menyenangkan, dengan cara melibatkan semua unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interkasi yang terjadi di dalam kelas. Bila metode ini diterpkan, maka seorang guru akan lebih mencintai dan lebih berhasil dalam memberikan materi serta lebih dicintai oleh anak didik. sebab guru mengoptimalkan berbagai potensi yang ada, baik pada siswa maupun pada lingkungan di sekitarnya. 12

Lebih jauh dunia pendidikan akan semakin maju ke depannya. sebab,

Quantum Teaching akan membantu siswa dalam menumbuhkan minat siswa

untuk terus belajar dengan semangat. Apalagi Quantum Teaching juga sangat menekankan pada pentingnya bahasa tubuh, seperti tersenyum , bahu tegak, kepala ke atas, mengadakan kontak mata dengan siswa dan lain-lain. Humor yang bertujuan agar KBM tidak membosankan.13

Dalam pelaksanaan Quantum Teaching, ada beberapa teknik yang sudah cukup dikenal. Teknik-teknik tersebut antara lain: a. teknik AMBAK (A; apa yang dipelajari, M; manfaat, BAK;bagiku), b. teknik TANDUR (T; tumbuhkan, A; alami, N; namai, D; demontrasikan, U; ulangi, R; rayakan), c. teknik ARIAS (A; assurance, R; relevance, I; interest, A;

assessment), S; satisfaction), d. teknik PAKEM (P; pembelajaran, A;

aktif, K; kreatif, E; efektif).14

Penulis yang merupakan guru PAI memilih menggunakan metode TANDUR dengan tujuan untuk memperbaiki permasalahan yang dihadapi siswa pada saat pembelajaran PAI. Sebagian siswa mengalami kesulitan dalam menghafal Asmaul Husna dalam pembelajaran PAI, khususnya materi Mengenal Allah melalui sifat-sifat Allah yang terkandung dalam Al-Asma

Al-Husna, (Ar Rahman, Ar Rahim, Al Malik, Al Qudus, As Saalam).

11Ibid., h. 3

12 Bobbi de Potter, dkk., op. cit, h. 118

13 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Buku Jar Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: DANA DIPA PNB UNJ, 2007), h. 73


(20)

Dalam penelitian ini, masalah yang ingin dikaji oleh peneliti adalah “UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN METODE TANDUR DALAM PEMBELAJARAN PAI DI KELAS 2 SDN BUNGUR 04 PETANG JAKARTA”

B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian

Masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Kurang minat/motivasi siswa terhadap pembelajaran PAI dalam materi

asmaul husna.

2. Penggunaan metode kurang menarik.

3 . Siswa mengalami kesulitan dalam menghafal materi asmaul husna.

C. Batasan Fokus Penelitian

Dalam penelitian tindakan kelas ini penulis membatasi permasalahan yang diteliti, yakni berkaitan dengan upaya meningkatkan motivasi belajar dengan metode TANDUR dalam Pembelajaran PAI di Kelas 2 SDN BUNGUR 04 PETANG JAKARTA.

D. Perumusan Masalah

Bertolak dari identifikasi masalah dan pembatasan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka masalah yang akan dikaji dalam karya tulis ini dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana penerapan metode TANDUR dalam proses pembelajaran pada materi asmaul husna di kelas 2 SDN BUNGUR 04 PETANG JAKARTA? 2. Apakah penerapan metode TANDUR dapat meningkatkan motivasi belajar

pada materi asmaul husna di kelas 2 SDN BUNGUR 04 PETANG JAKARTA ?

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah untuk :


(21)

a. Untuk mengetahui penerapan metode TANDUR dalam proses pembelajaran pada materi asmaul husna di kelas 2 SDN BUNGUR 04 PETANG JAKARTA.

b. Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran PAI dalam materi asmaul husna di kelas 2 SDN BUNGUR 04 PETANG JAKARTA melalui metode TANDUR.

2. Kegunaan Penelitian

Adapun manfaat penelitian yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah :

a. Manfaat Teoritis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukkan dan kajian di lembaga dalam rangka pengembangan model pembelajaran dan meringankan beban lembaga karena tidak memerlukan biaya yang mahal untuk pembelajaran yang kreatif dan menyenangkan.

b. Manfaat Praktis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh guru di madrasah Ibtidaiyah dalam hal memberikan keterampilan dalam usaha bimbingan/perbaikan cara-cara belajar, cara mengajar, penyesuaian materi, mengurangi hambatan yang dihadapi siswa. Dan oleh peserta didik dalam mendapatkan suatu cara atau model yang tepat untuk dapat menguasai materi pelajaran PAI khususnya Asmaul Husna di kelas 2 SDN BUNGUR 04 PETANG JAKARTA. Model Pembelajaran TANDUR sangat membantu siswa dalam hal menghilangkan kejenuhan siswa didalam kelas.


(22)

BAB II

KAJIAN DAN KERANGKA KONSEPTUAL A. Acuan Teori Area dan Fokus yang diteliti

1. Pengertian Motivasi

Menurut Sardiman, “motivasi berasal dari kata motif, motif diartikan sebagai daya uapaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai penggerak dari dalam dan di dalam subjek untuk melkukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Barawal dari kata motif itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif. Motif menjadi aktif pada saat-saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sangat dirasakan/mendesak.”15

Motivasi menurut Mc. Donal seperti yang dikutip oleh Sardiman

bahwa, “motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului

dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.”16

Menurut Ratna Yudhawatih dan Dany Haryanto bahwa,

“motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang dapat menimbulkan tingkat persistensi dan antusiasmenya dalam melaksanakan suatu kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi ekstrinsik).”17

Menurut penulis motivasi adalah dorongan untuk melakukan suatu perbuatan untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan.

Sedangkan menurut Ngalim Purwanto, “motivasi adalah

“pendorong” suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah laku

seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.”18

15 Sardiman, op. cit, h. 73 16 Sardiman, op. cit, h. 73

17 Ratna Yudhawatih dan Dany Haryanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2011), Cet. 1, h. 79

18 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 26, h. 71


(23)

Menurut Nanang H. dan Cucu S., ”Motivasi belajar merupakan

kekuatan (power motivation), daya pendorong (driving force), atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dalam diri peserta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, efektif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif,

maupun psikomotor.”19

Dalam proses belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar.

a. Macam-Macam Motivasi 1) Motivasi Intrinsik

Motivasi Intrinsik adalah motivasi yang berasal dari diri seseorang itu sendiri tanpa dirangsang dari luar. Misalnya: orang yang genar membaca, tidak perlu ada orang yang mendorong, ia akan mencari sendiri buku-bukunya untuk dibaca.20

2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang datang karena adanya perangsangan dari luar, seperti: seorang mahasiswa rajin belajar karena karena akan ujian.21

b. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar

1) Motivasi sebagai dasar penggerak yang mendorong aktivitas belajar.22

2) Motivasi intrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar

Anak didik yang belajar menggunakan motivasi intrinsik sangat sedikit terpengaruh dari luar. semangatnya sangat kuat. Dia belajar karena ingin mendapatkan ilmu sebanyak-banyaknya.23

3) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.24 4) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.25

19 Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: Refika Aditama, 2012), Cet. 3, h.26

20 Abdul Rahman Shaleh, Psikologi Suatu Pengantar dalam Perspektif Islam, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), Cet. 4, h. 194

21Ibid., h. 194

22 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2011), Cet. 3, h. 149 23Ibid., h. 149

24 Djamarah, op. cit, h. 149 25 Djamarah, op. cit, h. 149


(24)

c. Fungsi Motivasi dalam Belajar

1) Motivasi sebagai pendorong kegiatan 2) Motivasi sebagai penggerak perbuatan 3) Motivasi sebagai pengarah perbuatan26 d. Bentuk-Bentuk Motivasi dalam Belajar

1) Memberi angka.27, 2) hadiah, 3) kompetisi, 4) ego-involvement, 5) memberi ulangan, 6) mengetahui hasil, pujian, 7) hukuman, 8) hasrat untuk belajar, 9) minat,10) tujuan yang diakui 28

e. Upaya Memotivasi dalam Belajar Belajar

Menurut Ali Imron seperti yang dikutip oleh Evelin S. dan Hartini Nara bahwa, ada empat fungsi guru sebagai pengajar yang berhubungan dengan cara pemeliharaan dan peningkatan motivasi belajar anak didik, yaitu:29

1) Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar

Prinsip-prinsip tersebut adalah: prinsip perhatian, keaktifan, keterlibatan langsung, pengulangan belajar, rangsangan dan tantangan, penguatan dan prinsip perbedaan individu antar pembelajar.30

2) Mengoptimalkan pemanfaatan upaya guru dalam membelajarkan pembelajar. Hal-hal yang disajikan menarik oleh guru menjadi sesuatu yang mempengaruhi motivasi pembelajar atau pengalaman/kemampuan yang telah dimiliki.31

3) Mengoptimalkan unsur - unsur dinamis pembelajaran.

Diantara unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran adalah unsur kreativitas dalam menyiapkan alat-alat belajar bersama siswa dan dengan menggunakan sumber-sumber belajar di luar sekolah.32

4) Mengembangkan aspirasi dalam belajar.

f.Pengukuran Motivasi

Menurut Abdul Rahman Saleh, pengukuran motivasi maksudnya adalah yang berhubungan dengan efektifitas motivasi dalam mempengaruhi sikap dan tingkah laku manusia. Motivasi menjadi

26 Djamarah, op. cit, h. 149 27 Sardiman, op. cit., h. 91 28 Djamarah, op. cit., h. 168 29 Siregar dan Nara, op. cit., h. 50 30 Siregar dan Nara, op. cit., h. 50 31 Siregar dan Nara, op. cit., h. 50 32 Siregar dan Nara, Buku, h. 50


(25)

efektif dan tepat sasaran ketika dilakukan sesuai dengan teori dan ditarafkan pada objek yang tepat. Dengan demikian, jika didapati manusia yang dalam sikap dan tingkah lakunya tidak terarah dan tanpa tujuan, dapat dipastikan orang tersebut tidak memiliki motivasi.33

2. Pengertian Metode Tandur

Metode tandur adalah merupakan strategi pembelajaran yang dirancang oleh guru untuk membantu mengatasi peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran atau derajat resiko pribadi.34

Tandur merupakan kerangka perencanaan Quantum Teaching. Singkatan dari; Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi dan Rayakan. Peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami pelajarannya atau derajat resiko pribadi akan membuat peserta didik menahan diri atau mengalami downshift yang menyebabkan belajar berhenti. Seperti halnya peserta didik ditunjuk untuk berbicara atau menjawab pertanyaan yang merupakan suatu resiko pribadi yang besar dan pengalaman yang sulit, maka peserta didik tidak akan punya kesempatan untuk meraih sukses. Dengan metode tandur ini memastikan bahwa mereka mengalami pembelajaran berlatih, menjadikan isi pelajaran nyata bagi mereka sendiri dan mencapai sukses.35

3. Teknik Metode TANDUR a. Tumbuhkan

Tumbuhkan minat, hal ini sejalan dengan adanya niat dan tujuan yang harus ditanamkan sebelum melakukan pekerjaan, tumbuhkan niat semata-mata karena Allah SWT.36 seperti disebutkan dalam firman Allah:

33 Shaleh, op. cit ., h. 204 34 Deporter, dkk, op. cit., h. 87 35 Deporter, dkk, op. cit., h. 87


(26)



















































Artinya: Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah

Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam

(menjalankan) agama yang lurus dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.(Qs. Al Bayyinah, 98: 5)

Manfaatkan kehidupan pelajar, dengan menyertakan diri mereka, pikat mereka, tumbuhkan minat dengan memuaskan Apakah

manfaatnya bagiku”(AMBAK). Dengan menyertakan pertanyaan,

pantomime, lakon pendek dan lucu, drama, video, cerita. dengan demikian guru tidak hanya memposisikan diri sebagai pentransfer ilmu pengetahuan saja, tetapi juga fasilitator, mediator, dan motivator.

Dalam MP PAI, misalnya, guru harus bisa menjelaskan kepada siswa akan pentingnya belajar PAI. Di samping itu guru harus bisa memotivasi siswa bahwa belajar agama dapat menunjang perbaikan pribadi pada masa sekarang dan masa yang akan datang.37

Untuk materi asmaul husna guru memberi motivasi kepada siswa untuk mencintai Allah dengan cara mencintai nama-nama Allah SWT yang baik dan dengan cara menghafalnya. Melihat tanda-tanda kebesaran dan kekuasaan Allah dengan melihat makhluq yang diciptakanNya. Pada saat proses belajar mengajar guru menciptakan minat peserta didik pada suatu subyek, guru akan sering menemukan minat baru, menciptakan relevansi rantai yang terus-menerus.

Dalam Quantum Teaching motivasi dikaitkan dengan minat, konsep diri dan sikap akan menampakkan tingkah laku tertentu yang diinginkan dan mendukung terjadinya proses belajar yang sukses.


(27)

b. Alami

Ciptakan atau datangkan pengalaman umum yang dapat dimengerti semua siswa. Artinya, bagaimana guru bisa menghadirkan suasana alamiah yang tidak membedakan antara satu dengan yang lain.38

Pengalaman membuat anda dapat mengajar melalui pintu belakang untuk memanfaatkan pengetahuan dan keingintahuan mereka. Misalnya dengan permainan, gunakan jembatan keledai, perankan unsur-unsur baru dalam bentuk sandiwara, beri mereka tugas kelompok dan kegiatan yang mengaktifkan pengetahuan yang telah mereka miliki.

Hal ini sejalan dengan pelajaran PAI materi asmaul husna, mulai mengenal nama-nama Allah yang baik. Mengetahui nama-nama Allah yang baik dan menghafalnya.

c. Namai

Kerangka rancangan namai dimaksudkan dengan menyediakan kata kunci, rumus, konsep dan model serta strategi sebagai sebuah metode yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan sesuai dengan taraf perkembangan dan kesanggupan peserta didik serta cara atau proses belajar itu sendiri.

Berikan identitas atau nama bagi sesuatu yang ditemukan. hal ini sejalan dengan ajaran Tuhan kepada Nabi Adam mengenai nama-nama yang ada di jagat raya ini, setelah Nabi Adam mengalaminya sendiri.





















































Artinya: “Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"(Qs. Al Baqarah: 31)


(28)

d. Demonstrasikan

Yang dimaksud demonstrasikan adalah menyediakan kesempatan bagi peserta didik untuk menunjukkan bahwa mereka sesungguhnya tahu dan mampu. Seorang guru selain menumbuhkan semangat peserta didik, hendaknya guru juga mengajari arti keberanian yang sebenarnya.

Hal ini sejalan dengan apa yang di lakukan oleh Nabi Adam di hadapan para malaikat, ketika Ia diminta oleh Allah mendemonstrasikan hasil didikanNya di hadapan malaikat.



































Artinya: “Mereka menjawab: "Maha suci Engkau, tidak ada yang Kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha

Bijaksana." (Qs. Al Baqarah: 32)

e. Ulangi

Pada umumnya, segala sesuatu yang dijelaskan guru, baik informasi maupun pengalaman yang diberikan kepada peserta didik tidak semuanya terkesan baik, tentu masih tedapat kesan-kesan yang samar dalam ingatan, pengulangan sangat membantu untuk memperbaiki semua kesan-kesan yang sesungguhnya yang tergambar jelas dalam ingatan. 39

Menghafalkan asmaul husna dengan menggulangi dapat dibantu dengan menunjukkan cara-cara mengulang yang tepat untuk memudahkan peningkatan kualitas pemahaman. untuk tujuan itu, tidak mungkin ditingkatkan hanya dengan latihan-latihan konvensional seperti membaca, menyimak, menghafal, mengingat dan berfikir, yang sementara ini

“membosankan” tetapi dengan mempelajari cara-cara tertentu yang lebih baik dan menyenangkan untuk mencapai tingkat pemahaman yang maksimal. Cara tepat untuk meningkatkan pemahaman adalah dengan mempelajari otak yang memiliki kemampuan yang luar biasa.


(29)

f. Rayakan

Kerangka rancangan ini merupakan pengakuan terhadap penyelesaian sebuah tugas, usaha, partisipasi suatu pemerolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan, merasa kebanggaan pemberdayaan diri untuk usaha maksimal, simpati untuk kepercayaan diri serta ungkapan terimahkasih untuk antusiasnya, semua itu adalah sesuatu yang sangat berharga dan kesemuanya itu adalah perlu diberikan pujian dengan merayakannya, tidak harus dengan wujud kegiatan perayaan yang perlu kemegahan, dapat juga dalam bentuk ungkapan perasaan, baik secara individual maupun bersama-sama.

Maksud dari ganjaran itu adalah supaya dengan ganjaran itu anak lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki dan mempertinggi prestasi yang telah dapat dicapainya. Jadi maksud terpenting bukanlah hasil yang telah dicapai anak itu, pendidik bertujuan membentuk kata hati dan kemauan yang lebih baik dan lebih keras pada anak itu.40

Perayaan membangun keinginan untuk sukses. Dibawah ini adalah beberapa bentuk perayaan menyenangkan yang biasa digunakan, antara lain: 1) Tepuk tangan, 2) Hore! Hore! Hore!, 3) Poster umum, 4) Catatan pribadi, 5) Kejutan dan lain-lain.41

4. Langkah- langkah Pembelajaran TANDUR

No Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu

I Pendahuluan 10 Menit

T

UM

B

UHKAN

1 Guru mengucapkan salam dan masuk ke dalam kelas

Siswa berdiri dan menjawab salam dari guru

1 menit

2

Guru mengabsen siswa Siswa

memberitahukan teman mereka yang

1 menit

40 M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis (Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA, 2006), h.182.

41 John Dewey, Pengalaman Dan Pendidikan judul asli Experience And Education, alih bahasa John de Santo, (Yogyakarta: Kepel Press Puri Arsita A-6, 2008), Cet. 2, h. 12


(30)

tidak hadir

3

Guru memeriksa kesiapan belajar siswa

Siswa mempersiapkan kelengkapan

belajarnya

1 menit

4 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran Siswa memperhatikan penjelasan guru 1 menit 5 Guru menginformasikan model pembelajaran TANDUR dengan

menyanyikan lagu asmaul husna

Siswa menyimak dan memperhatikan apa yang dilakukan oleh guru

1 menit

6

Guru melakukan apersepsi dan memotivasi siswa dengan mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari, guru menyampaikan berbagai informasi yang berhubungan dengan materi yang diajarkan

Siswa menyimak dan memperhatikan apa yang dilakukan oleh guru

1 menit

II Kegiatan Inti 50 menit

ALAM

I

1

Guru membagi siswa ke dalam kelompok yang terdiri dari 4-5 orang untuk

menghafalkan asmaul husna

Siswa membentuk kelompok dan

mennghafalkan asmaul husna

3 menit

2 Guru menyampaikan

langkah-langkah pelaksanaan kerja kelompok Siswa menyimak langkah-langkah pelaksanaan kerja kelompok 2 menit

No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu

NA

M

AI

3

Guru meminta siswa untuk mulai berdiskusi dengan teman kelompoknya dan membimbing kelompok yang mengalami kesulitan

Siswa mulai berdiskusi dalam kelompok dan bertanya kepada guru bila mengalami kesulitan

10 menit

4

Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya

Siswa bertanya kepada guru bila ada yang belum dimengerti


(31)

No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu DEM ONS T RA S I 5

Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas kelompok dan meminta mereka untuk maju ke depan dan menghafalkan asmaul husna Setiap kelompok mendengarkan hafalan asmaul husna kelompok lain 5 menit 6

Guru mengecek hafalan asmaul husna siswa dan dicocokkan dengan artinya

Siswa mendengarkan komentar guru

4 menit

7

Guru memanggil kelompok lain untuk maju ke depan kelas dan menghafalkan asmaul husna Setiap kelompok mendengarkan hafalan asmaul husna kelompok lain 5 menit

No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu

ULAN

GI

8 Guru memberikan contoh soal materi asmaul husna

Siswa memperhatikan penjelasan guru

5 menit

9

Guru memberikan siswa kesempatan bertanya dan guru mengulang materi asmaul husna secara singkat untuk menguatkan

pemahaman siswa

Siswa bertanya apabila ada hal yang tidak dimengerti

5 menit

10

Guru memberikan lembar soal latihan individu atau LTS dan memberikan waktu beberapa menit kepada siswa untuk menyelesaikannya

Siswa menerima dan mengerjakan LTS

5 menit

11

Guru meminta siswa untuk mengumpulkan LTS dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya

Siswa mengumpulkan tugas

3 menit

No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa

Alokasi Waktu

III Penutup 10 menit

1

Guru memberikan pertanyaan kepada siswa (refleksi )

Siswa menjawab pertanyyan guru

2 menit

2

Kesimpulan Siswa menarik

kesimpulan materi asmaul husna


(32)

No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi Waktu

RA

YA

KAN

3

Guru memberikan penghargaan dengan mengajak siswa bertepuk tangan dan bersama-sama mengucapkan "hore" sebanyak 3 kali

Siswa

mengapresiasikan keberhasilannya dengan cara

mengucapkan tiga kali "hore"

2 menit

4 Guru memberikan PR Siswa mencatat tugas yang akan dikerjakan 2 menit

5 Guru menutup pelajaran dengan mengucapkan salam

Siswa menjawab salam dari guru

2menit

5. Pendidikan dan Pengajaran Agama Islam Di Sekolah a. Pengertian Pembelajaran PAI

Menurut Arifin seperti yang dikutip oleh A. Munjin N. dan Kholidah bahwa, “pendidikan islam sebagai suatu proses system pendidikan yang mencakup seluruh aspek pendidikan yang dibutuhkan oleh anak didik dengan berpedoman pada ajaran islam.”42

Menurut M. Fadillah, “pendidikan adalah suatu bentuk bimbingan dan pengembangan potensi peserta didik supaya terarah dengan baik dan mampu tertanam menjadi kepribadiannya dalam kehidupan sehari-hari.”43

Menurut Hamdani I. dan Fuad I., “pendidikan adalah bagian dari suatu proses yang diharapkan untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan-tujuan ini diperintahkan oleh tujuan-tujuan akhir yang pada esensinya ditentukan oleh masyarakat, dan dirumuskan secara singkat dan padat, seperti kematangan dan integritas atau kesempurnaan

pribadi dan terbentuknya kepribadian muslim.”44

b. Dasar, Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran PAI 1) Dasar-dasar PAI

a) Landasan Yuridis Pelaksanaan PAI

42 Nasih dan Kholidah, op. cit., h. 5

43 M. Fadillah, Desain Pembelajaran PAUD, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), h. 65 44 Hamdan I. dan Fuad I., op. cit., h. 59


(33)

Dasar-dasar pelaksanaan Pendidikan Agama Islam yang berasal dari peraturan perundang-undangan yang secara langsung atau tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan Pendidikan Agama Islam di suatu lembaga pendidikan atau di sekolah-sekolah. Yakni dalam falsafah Negara Pancasila, misalnya dalam ketetapan MPR No. II/MPR/1978, tentang P4 dijelaskan : “Dengan sila ketuhanan YME, bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketaqwaan terhadap Tuhan YME dan oleh karenanya manusia Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai agama dan kepercayaannya masing-masing menurut

dasar kemanusiaan yang adil dan beradab”45

Landasan pelaksanaan pembelajaran yakni terkait dengan Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah landasan yang berasal dari Al-Qur‟ an, Al-Qur‟ an adalah kalam Allah yang menjadi sumber pokok umat islam dalam menata kehidupan. Salah satu dari landasan religius yang terdapat dalam Al-Qur‟ an tertuang dalam lima ayat pertama yang berbicara tentang keimanan dan pembelajaran yakni Q.S Al-„Alaq ayat 1-5 yang berbunyi:





























































Artinya: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan perantaran

45UUD‟45. P4. GBHN, (Team Pembinaan Penataran dan Bahan Penataran Mahasiswa/Pegawai Negeri), h. 30.


(34)

kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

diketahuinya.”46

Tafsir Lima ayat tersebut : ayat tersebut berisikan tentang perintah untuk selalu menelaah, membaca, belajar, dan observasi ilmiah tentang penciptaan manusia sendiri.

Ayat ini mengandung perintah untuk membaca serta perintah untuk menulis. Hal tersebut sangat jelas bahwa dalam proses pembelajaran terdapat unsur membaca dan menulis. Jadi dalam Q.S Al-„Alaq tersebut Allah telah memerintahkan manusia untuk senantiasa belajar.

b) Tujuan Pembelajaran PAI

Tujuan Pendidikan Islam secara umum menurut Abuddin Nata, “terbentuknya manusia yang baik, yaitu manusia yang beribadah kepada Allah dalam rangka pelaksanaan fungsi kekholifahannya di muka bumi. Sedangkan tujuan khusus PAI menurut Athiyah al-Abrosy adalah pembinaan akhlak, menyiapkan anak didik untuk hidup di dunia dan akhirat, penguasaan ilmu dan keterampilan bekerja dalam masyarakat.”47

Menurut Hamdani I. dan Fuad I., “tujuan pendidikan menurut Islam dibagi menjadi 2 yaitu; (a) tujuan umum yang meliputi aspek kemanusiaan, seperti sikap, tingkah laku, kebiasaan dan pandangan, (b) tujuan akhir; adalah waktu di

dunia ini telah berakhir.”48

Pada hakekatnya semua itu di arahkan untuk mewujudkan terbentuknya Insan kamil yang ditempuh melalui proses pembelajaran. Proses pembelajaran disini tentunya proses pembelajaran yang bermakna dan

46 Kementrian Urusan Agama Islam, Al-Qur’an Dan Terjemahnya, h. 1079 47 Nata, op. cit., h. 54


(35)

menyenangkan, hal ini didasarkan pada karakteristik siswa yang dunianya adalah bermain. Dan dari pembelajaran ini diharapkan adanya internalisasi pengetahuan agama pada diri siswa.

c) Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam

Pada gambar tersebut, dapat dijelaskan kedudukan dan kaitan yang erat antara beberapa aspek/mata pelajaran PAI, yaitu: Al-qur’an-Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalam arti merupakan sumber akidah (keimanan), syari’ah (ibadah, muamalah) dan akhlak, sehingga kajiannya berada disetiap unsur tersebut. Akidah (ushuluddin) atau keimanan merupakan akar atau pokok agama.49

Syari’ah merupakan system norma (aturan) yang

mengatur hubungan manusia dengan Allah, sesama manusia dan dengan makhluk lainnya.50

Akhlak merupakan aspek sikap hidup atau kepribadian hidup manusia, sistem norma yang mengatur hubungan manusia dengan Allah (ibadah dalam arti khas) dan hubungan dengan

49 Muhaimin, op. cit., h. 141 50 Muhaimin, op. cit., h. 141

AGAMA ISLAM

AL-QUR’AN DAN HADITS

MUAMALAH

IBADAH

AKHLAK

SYARI’AH

AKIDAH

SISTEM KEHIDUPAN 1. Politik

2. Ekonomi 3. Sosial 4. Keluarga 5. Budaya

6. Iptek (sainteks) 7. Orkes

8. Lingkungan Hidup


(36)

manusia dan lainnya (muamalah) dan menjadi sikap hidup manusia dalam menjalankan system kehidupannya (politik, ekonomi, social, pendidikan, kekeluargaan, kebudayaan/seni, iptek, olahraga/ kesehatan, dll).51

d) Komponen-komponen Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Suatu proses belajar mengajar dapat berjalan efektif bila seluruh komponen yang berpengaruh dalam proses belajar mengajar saling mendukung dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Sebagai suatu sistem tentu saja kegiatan belajar mengajar khususnya PAI mengandung sejumlah komponen yang mana komponen itu saling interaksi dan berpengaruh terhadap proses pembelajaran PAI. Komponen-komponen dalam proses belajar mengajar PAI itu meliputi:

(a) Kondisi Pembelajaran

Kondisi ini adalah faktor penting yang berpengaruh terhadap peningkatan hasil pembelajaran pendidikan agama Islam. Kondisi ini meliputi bagaimana melakukan pemilihan metode, penetapan dan pengembangan metode pembelajaran.52

(b) Metode Pembelajaran

Metode merupakan suatu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam proses belajar mengajar. Kombinasi dalam penggunaan dari berbagai metode mengajar merupakan keharusan dalam praktek mengajar.53

(c) Hasil pembelajaran

Hasil pembelajaran pendidikan agama Islam mencakup

51 Muhaimin, op. cit., h. 141 52 Nasih dan Kholidah, op. cit., h. 20 53 Nasih dan Kholidah, op. cit., h. 5


(37)

semua dampak yang dapat dijadikan indikator apakah nilai-nilai yang di ajarkan telah dapat difahami dan dilaksanakan dengan baik oleh anak didik.

e) Pengertian Asmaul Husna

Salah satu materi yang dipelajari dalam mata pelajaran PAI adalah materi Asmaul Husna (nama-nama yang baik bagi Allah).

Menurut definisinya Asmaul Husna adalah nama-nama terbaik yang disandarkan pada sifat-sifat Allah Swt. Namun, sifat-sifat itu bukanlah sifat yang sama dengan manusia, karena Allah Swt. Berbeda dan tak serupa dengan manusia.

Sifat-sifat ini hanya ada pada Allah Swt, tidak dimiliki oleh makhluk. Sedangkan, usaha yang dilakukan manusia adalah untuk mendekati atau menyerupai sifat-sifat Allah Swt.54

Asmaul Husna artinya nama-nama Allah yang baik.

Jalan lain dalam mencapai ma’rifat kepada Allah SWT adalah

dengan memahami nama-nama Allah SWT yang baik-baik serta sifat-sifatNya yang luhur dan tinggi.

Jadi nama-nama dan sifat-sifat itulah yang merupakan perantara yang digunakan oleh Allah SWT agar makhlukNya

dapat berma’rifat kepadaNya.55

Nama-nama itu adalah yang disebutkan oleh Allah SWT dalam firmanNya:

54 Rizem Aizid, Asmaul Husna Untuk Nutrisi Otak Kanan dan Kiri, (Jogjakarta: DIVA Press, 2012), Cet. 1, h. 59


(38)























































Artinya: “Katakanlah: "Serulah Allah atau serulah Ar -Rahman. dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al asmaaul husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan

carilah jalan tengah di antara kedua itu". (Qs. Al Isra’:

110)

Dengan nama-nama itulah kita semua diperintah untuk menyerunya. Allah SWT berfirman:















































Artinya: “Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. Nanti mereka akan mendapat Balasan

terhadap apa yang telah mereka kerjakan.(Qs. Al A’raf :

180)

Adapun jumlah nama-nama Allah yang baik (Asmaul Husna) ada 99 nama.56

Imam Bukhari, Muslim dan Tirmidzi meriwayatkan hadits dari Abu Hurairoh r.a bahwasanya Rasulullah bersabda

Sebagaimana dijelaskan dalam hadis Nabi saw.

ع

عست ه ا لاق ملس و يلع ها لص ها لوسر ا ري ر يبا

ا اصحا م ا حاو اا ئ اموا ا سا يعستو

اور( جلا لخ

يرا لا

)ملسمو

Artinya:Dari abi hurairah Rasulullah saw bersabda:

sesungguhnya Allah mempunyai 99 nama, yaitu seratus


(39)

kurang satu; barang siapa yang menghitungnya (menghafalnya) ia masuk surga.” (HR Bukhari dan Muslim)

Asmaul Husna yang dipelajari siswa SD di antaranya adalah : 1) Ar Rahman, 2) Ar Rahim, 3) Al Malik, 4) Al

Quddus, 5) As Salam.

1) Ar Rahman

Ar-Rahman artinya yang mempunyai kasih sayang yang luas untuk seluruh makhlukNya dengan memberikan berbagai kenikmatan.57

Yang perlu ditekankan, rahmat Allah meliputi seluruh makhluknya, baik itu orang mukmin maupun orang kafir, orang salih, maupun orang yang banyak bermaksiat. Mereka sama-sama mendapatkan rezeki dari Allah, disembuhkan dari penyakit, dan dihindarkan dari marabahya. Namun di hari akhirat nanti, rahmatNya hanya diberikan khusus unyuk orang-orang mukmin.58

Ar Rahim di sebutkan dalam Qs. Al-Fatihah: 3, Qs. Al-Ahzab: 43, Qs. Al-A’raaf: 156, Qs. Al-Baqoroh: 163



























Artinya: “Dan Tuhanmu adalah Tuhan yang Maha Esa;

tidak ada Tuhan melainkan Dia yang Maha Pemurah

lagi Maha Penyayang.”

2) Ar-Rahim (Maha Penyayang)

Ar-Rahim artinya pelaku rahmat yang sangat

penyayang kepada orang yang beriman, yang memberikan rahmat secara khusus kepada orang beriman di akhirat,

57 Musthafa Wahbah, Syarah Singkat Asmaul Husna, (Jakarta: Al-I’tishom, 2009), Cet. 1, h. 6


(40)

(khusus bagi orang muslim).59 Ar Rahim disebut dalam Qs. Al-Fatihah: 3, Qs.Al-Baqoroh: 143, Qs.Asy-Syuaraa’: 191



















Artinya: “Dan Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.”

3) Al-Malik (Maha Raja)

Al-Malik artinya Allah adalah dzat yang merajai

dan menguasai semua makhluk-Nya. Semua yang ada dijagat raya ini adalah makhluk ciptaan-Nya. Karena hanya Allah Maha Kuasa. Al Malik di sebut dalam Qs. Al-Hasyr: 23, Qs. Al-Mu’minun: 116, Qs. Al-Ma’idah: 17

Menurut hadist, Nabi Khidhir a.s mengajarkan

do’a sebagai berikut:

ىفاشاي اساي هااي تنااا هلاا ىذلا قحلا ك ملا تنا ه لا

Artinya: “Ya Allah, Engkau adalah Maha Raja,

Maha Benar, tidak ada Tuhan selain Engkau. Ya Allah Yang Maha Menyelamatkan Yang Maha Menyembuhkan.”

4) Al Quddus (Maha Suci)

Al-Quddus artinya Dzat yang maha suci dan

semua sifat yang ditangkap oleh panca indra, digambarkan dalam khayalan, dugaan, dan apa yang terlintas dalam hati dan pikiran. Qs. Al-Jumu’ah: 1, Qs. Al-Baqoroh: 87.



























































59Wahbah, op. cit., h. 61


(41)





































Artinya: “Dan Sesungguhnya Kami telah

mendatangkan Al kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putera Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Ruhul Qudus. Apakah Setiap datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu menyombong; Maka beberapa orang (diantara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?”

5) As-Salam (Maha Penyelamat)

As-Salam artinya tuhan yang Dzat-Nya selamat

dari segala cacat dan cela, selamat sifat-sifat-Nya dari segala kekurangan, serta selamat perbuatan-Nya dari segala kejelekan dan keburukan. Qs. Asy-Syuara’: 89, Qs.

Al-an’am: 125, Qs. Yasin: 58













Artinya: “(kepada mereka dikatakan): "Salam",

sebagai Ucapan selamat dari Tuhan yang Maha Penyayang”.

6. Penanaman Nilai- nilai Asmaul Husna kepada Siswa dengan Metode Tandur

Menurut Bobbi, dkk., cara menerapkan metode TANDUR adalah dengan cara: menciptakan lingkungan kelas yang bertabur isyarat, isyarat untuk meningkatkan kesadaran, daya dengar, partisipasi, umpan balik, dan pertumbuhan. Suasana kelas mencakup bahasa yang dapat menjalin rasa simpati dengan siswa, dan sikap guru terhadap sekolah dan sikap terhadap belajar. Landasan kelas adalah kerangka kerja: tujuan, keyakinan, kesepakatan, kebijakan, prosedur, dan aturan bersama yang member pedoman untuk bekerja dalam komunitas belajar. Lingkungan kelas: pencahayaan, warna,


(42)

pengaturan meja dan kursi, tanaman, musik dan semua hal yang mendukung proses belajar. Rancangan adalah penciptaan terarah unsure-unsur yang penting yang bias menumbuhkan minat siswa, mendalami makna, dan memperbaiki proses tukar menukar informasi.60

Asmaul husna akan mendorong setiap muslim memahami tentang arti kehidupannya. Pendidikan yang diawali dengan pengenalan asmaul husna akan membawa anak didik meyakini kekuasaan Allah Azza wajalla serta mampu mengamalkan akhlak mulia.

Dengan meyakini adanya Allah SWT itu maha mulia, maka kita akan senantiasa bersifat mulia dan berbuat baik dan saling menyayangi kepada siapa saja dan tidak akan pernah berbuat jahat kepada orang lain. Kitapun bisa menjadi seorang pemimpin seperti makna Al-Malik, dengan niat yang ikhlas kita bisa menjadi ketua kelas, melalui kekuasaan berusaha memberi manfaat kepada orang lain.

Dengan mengapresiasikan dan mengimplementasikan model atau metode TANDUR, jalinan-jalinan emosi positif yang dilalui dalam pembelajaran akan saling bersinergi dengan pengalaman-pengalam emosi yag sudah tertanam dalam diri siswa. Ini yang mengakibatkan mulai terbentuknya rasa senang dalam belajar. Yang paling penting, akibat lebih jauh dari kebiasaan ini adalah terciptanya keseimbangan perasaan dan pikiran.61

B. Kerangka Berpikir

Setiap orang yang berbuat dan bertindak dengan sadar, seperti seorang pendidik, tentu menggunakan metode atau cara tertentu untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Oleh karena itu, berhasil atau tidak suatu perbuatan banyak bergantung kepada metode yang digunakan.

Untuk dapat menggunakan metode yang baik, seorang pendidik harus mempunyai pengetahuan tentang kebaikan dan keburukan metode tersebut.

60 De Porter, dkk., op. cit., h. 13 61 Siregar dan Nara, op. cit., h. 85


(43)

Selain harus menguasai materi, seorang pendidik juga harus dapat menempatkan metode sesuai dengan materi pelajaran agar maksud dan tujuan tercapai, seperti materi pelajaran asma’ul husna , yang banyak membahas tentang nama-nama Allah yang baik.

Untuk itu seorang pendidik dituntut untuk dapat menggunakan metode yang tepat agar dapat memberikan pemahaman serta pengalaman bagi anak didik. Melalui materi fiqih ini diharapkan dapat memberi pengetahuan tentang hukum Islam.

Begitu pula dalam pelajaran PAI, dengan menggunakan metode TANDUR diharapkan proses belajar-mengajar berjalan dengan efektif dan siswa memiliki kesadaran akan fungsi dan kedudukannya sebagai mukallaf.

C. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan judul penilitian adalah sebagai berikut:

1. Halimah, dkk. 2007. Menumbuh Kembangkan Kecerdasan Majemuk Siswa SD Melalui Penerapan Metodelogi Quantum Teaching Dalam Pembelajaran Tematik.Penelitian tindak kelas ini membahas tentang penerapan metodelogi Quantum Teaching ini pada pembelajaran tematik di SD. Dalam penelitian ini menunjukan bahwa penerapan Quantum Teaching

efektif untuk mengembangkan kecerdasan majemuk siswa SD tersebut. 2. Susanti, Irna. 2011. Penerapan Strategi Quantum Playing Untuk

Meningkatkan Kreativitas Anak Di RA Darul Pringakus. Pada penelitian ini membahas tentang penerapan strategi Quantum dalam upaya meningkatkan kreativitas anak, dan dalam penelitian ini menunjukan bahwa penerapan strategi Quantum dapat meningkatkan kreativitas anak RA tersebut.

Penelitian di atas memiliki kesamaan dengan penelitian ini dari model pembelajaran yang digunakan, namun memiliki perbedaan pada aspek yang ingin dikembangkan yaitu penelitian ini bertujuan mengembangkan kemampuan Visual-Spasial anak usia dini.


(44)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A.Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas 2 SDN Bungur 04 Petang Jakarta Pusat beralamat di Jl. Angsana No. 4 Kel. Bungur, Kec. Senen, Jakarta Pusat.

Adapun lamanya waktu penelitian adalah 3 siklus dengan masing-masing siklus 3 kali pertemuan. Penelitian dilakukan pada bulan Mei dan Juni 2015.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian 1. Metode Penelitian

Dengan melihat kondisi siswa yang masih kurang motivasi dalam menghafal asmaul husna, penulis yang merupakan guru PAI di SDN Bungur 04 Petang bertujuan ingin memperbaiki motivasi menghafal asmaul husna dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian tindakan kelas menurut Hillway seperti yang dikutip

oleh Samsu Sumadayo, “penelitian tidak laian dari suatu metode studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-hati dan sempurna terhadap suatu masalah, sehingga diperoleh pemecahann yang tepat terhadap masalah tersebut.”62

Menurut Rapoport seperti yang dikutip oleh Ekawarna, “PTK adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam megatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerjasama dalam rangka etika yang disepakati bersama.”63

Menurut Carr dan Kemmis seperti yang dikutip oleh Wijaya K.

dan Dedi D., ”PTK adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri (self

62 Samsu Sumadayo, Penelitian Tindakan Kelas, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), Cet. 1, h. 1 63 Ekawarna, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: GP Press Group, 2013), Cet. 1, h. 5


(45)

reflective) yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi sosial untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran:”64

1. Praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan sendiri 2. Pengertian mengenai praktik-praktik tersebut

3. Situasi-situasi di mana praktik-praktik tersebut dilaksanakan.

Penelitian tindakan kelas (PTK) adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri dengan cara: 1. merencanakan, 2. melaksanakan, 3. merefleksikan tindakan secara kolaboratif dengan tujuan memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.

PTK adalah penelitian yang dilaksanakan oleh guru di dalam kelas. PTK termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif.

PTK termasuk penelitian kualitatif walaupun data yang dikumpulkan bisa saja bersifat kuantitatif. PTK berbeifda dengan penelitian formal yang bertujuan untuk menguji hipotesis dan membangun teori yang bersifat umum (general). Puntuk TK lebih bertujuan untuk memperbaiki kinerja, sifatnya kontekstual dan hasilnya tidak untuk digeneralisasi. Namun demikian hasil PTK dapat diterapkan oleh orang lain yang mempunyai latar yang mirip dengan yang dimiliki peneliti.

64 Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Indeks, 2012), Cet. 5, h. 8


(46)

Tabel 3.1

2. Rancangan Siklus Penelitian

Tabel 3.2 Jadwal penelitian

KEGIATAN

BULAN MEI TAHUN 2015 Minggu

1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

A. TAHAP PERSIAPAN :

1. Menyiapkan RPP √

2. Menyiapkan instrumen ukur √

B.TAHAP PERENCANAAN

1. Tahap Perencanaan Siklus I

a. Tahap perencanaan I √

b. Tahap implementasi tindakan : √

Tindakan 1 √

Tindakan 2 √

Refleksi

Rencana Tindakan

Observasi Pelaksanaan

Tindakan Rencana Tindakan

Pelaksanaan Tindakan

Observasi Refleksi

Rencana Tindakan Pelaksanaan

Tindakan Refleksi

Siklus Pertama

Siklus Kedua


(47)

c. Tahap observasi dan evaluasi I √ d. Tahap analisis dan refleksi I √

2. Pelaksanaan siklus II

a. Tahap perencanaan II √

b. Tahap implementasi tindakan √

Tindakan 1 √

Tindakan 2 √

c. Tahap observasi dan evaluasi II √

d. Tahap analisis dan refleksi II √

C. TAHAP PELAPORAN :

1. Tabulasi dan analisis data √

2. Penyusunan draf hasil

penelitian √

3.Penyusunan laporan √

4. Penyerahan laporan √

KEGIATAN

BULAN JUNI TAHUN 2015 Minggu

1

Minggu 2

Minggu 3

Minggu 4

A. TAHAP PERSIAPAN :

1. Menyiapkan RPP √

2. Menyiapkan instrumen ukur √

B.TAHAP PERENCANAAN

1. Tahap Perencanaan Siklus 3

a. Tahap perencanaan 3 √

b. Tahap implementasi tindakan : √

Tindakan 1 √

Tindakan 2 √

c. Tahap observasi dan evaluasi 3 √ d. Tahap analisis dan refleksi 3 √


(48)

C. TAHAP PELAPORAN : 1. Tabulasi dan analisis data √

2. Penyusunan draf hasil

penelitian √

3.Penyusunan laporan √ 4. Penyerahan laporan √ C. Subjek Penelitian dan Objek Penelitian

Subjek dalam PTK ini adalah siswa kelas 2 SDN Bungur 04 Petang Jakarta Pusat yang diselenggarakan pada semester genap tahun akademik 2015/2016.

Sedangkan objek penelitiannya adalah berupa variabel yang diselidiki dalam rangka memecahkan permasalahan yang telah dirumuskan pada table di bawah ini.

Tabel 3.3

Objek Penelitian pada PTK

Siswa SDN

Bungur 04 Petang Jakarta Pusat

GURU

1. Perhatian siswa Stimulus berupa metode yang menarik dan relevan dengan tujuan dan meteri ajar yang akan ditampilkan 2. Klompok belajar dan

pemahaman kompetensi yang akan dicapai

Pembentukan kelompok dan penjelasan kompetisi yang ingin dicapai

3. Melaksanakan metode TANDUR

Pengamatan langsung terhadap siswa, dan pembuatan catatan penting

4. Diskusi tentang hasil metode TANDUR

Komentar terhadap hasil diskusi siswa

5. Menyimpulkan hasil diskusi Pemberian ksimpulan dan tindak lanjut dari proses pembelajaran

6. Penguasaan kompetisi Penyusunan instrument test (soal) yang konsisten dengan tujuan


(49)

pembelajaran dan kompetensi yang ingin dicapai

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian 1. Peran Peneliti

Dalam penelitian tindakan kelas ini, peran peneliti adalah sebagai pelaksana metode TANDUR pada salah satu materi pelajaran PAI, menguji apakah metode TANDUR berpengaruh dalam meningkatkan prestasi siswa.

2. Posisi Peneliti

Posisi peneliti adalah guru PAI di kelas 2. Peneliti meminta bantuan guru kelas 2 sebagai mitra peneliti.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan PTK ini didesain untuk 3 (tiga) siklus, dimana tiap-tiap siklus dilaksanakan 3 kali tatap muka. Rencana tindakan pada masing-masing siklus dalam PTK dibagi dalam 4 tahap: (4) kegiatan yaitu: (1) Perencanaan, (2) Implementasi Tindakan, (3) Observasi dan Evaluasi, dan (4) Analisis Refleksi. 1. Tahap Perencanaan

a) Menyusun RPP

b) Menetapkan materi bahan ajar

c) Menyusun metode pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran TANDUR

d) Menyusun alat evaluasi berupa test untuk mengetahui respon dan hasil belajar siswa kelas 2 SDNBungur 04 Petang.

e) Menyiapkan instrument kuesioner untuk mengukur motivasi belajar siswa

2. Tahap Implementasi Tindakan

a) Guru menyiapkan metode pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran TANDUR.


(50)

b) Guru menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari.

c) Guru mulai menyanyikan lagu asmaul husna di depan kelas bersama dengan siswa.

d) Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok yang terdiri dari 2 orang mulai menghafal asmaul husna.

e) Guru memberi motivasi agar siswa saling menyimak dan membenarkan hafalan asmaul husna.

f) Masing-masing kelompok maju satu persatu menghafalkan asmaul husna dengan bernyanyi.

g) Guru memberikan komentar secara umum h) Evaluasi

i) penutup

3. Tahap Observasi dan Evaluasi

a) Mengamati siswa kelas siswa kelas 2 SDN Bungur 04 Petang b) Pemahaman siswa kelas siswa kelas 2 SDNBungur 04 Petang. c) Kesulitan belajar dan hambatan siswa kelas 2 SDNBungur 04 Petang 4. Analisis dan Refleksi

Menganalisis hasil observasi dan evaluasi. Hasil refleksi ini akan menjadi dasar merencanakan tindakan yang akan diterapkan untuk siklus selanjutnya.

F. Hasil Intervensi Tindakan yang diharapkan

Tabel 3.4

Indikator Hasil Intervensi Tindakan Keberhasilan PTK

No Variabel

Indikator keberhasilan Siswa Kelas 2 SDN

Bungur 04 Petang Guru Peneliti

1

Pemilihan metode yang menarik dan relevan

Perhatiannya

meningkat sehingga muncul motivasi

adanya stimulus yang menarik terhadap metode dan materi ajar yang akan ditampilkan


(51)

2 Pembentukan kelompok dan penjelasan kompetensi Terbentuknya

kelompok belajar dan siswa memahami kompetensi yang akan dicapai

membentuk kelompok dan menjelaskan kompensasi yang ingin dicapai secara jelas

3

melaksanakan metode telah yang telah dipersiapkan

mampu melakonkan metode yang dipelajari

melakukan pengamatan langsung terhadap siswa

4

pembahasan hasil metode TANDUR

mampu melakukan diskusi tentang metode TANDUR

mampu memimpin diskusi dan menilai aktivitas diskusi siswa

5

penyampaian kesimpulan

mampu menyimpulkan hasil diskusi yang dituangkan dalam lembaran kerja

mampu memberikan komentar dan memberikan kesimpulan umum

6

Evaluasi

penguasaan

kompetensi minimal 75 % (nilai tata-rata belajar minimal 75)

memberikan soal yang konsisten dengan tujuan yang ingin dicapai

G. Data dan Sumber Data

Adapun sumber data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Informan

Informan yang ada dalam peneilitian ini adalah siswa kelas 2 yang berjumlah 33 siswa yang berada di 2 SDNBungur 04 Petang.


(52)

2. Key Informan

Key informan dalam penelitian ini adalah seorang guru yang berada di SDN Bungur 04 Petang. Hal ini penulis lakukan untuk mendapatkan data yang lebih lengkap dan obyektif.

H. Instrumen Pengumpulan Data

1. Wawancara: Yaitu dengan bentuk pertanyaan berupa lisan, dengan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan secara tuntas dan serta dilengkapi dengan instrumennya yaitu pihak sekolah.

2. Observasi: Pengamatan terhadap objek yang akan diobservasikan dengan melakukan pengamatan langsung atau observasi langsung adalah pengamatan dengan menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat lainnya.65

3. Studi Dokumentasi: Yaitu studi ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan administrasi, buku-buku, dokumen lainnya yang berkaitan dengan masalah penelitian, alat dokumentasinya berupa foto dan tipe recorder.

4. Metode Angket (Quesioner)

Metode Angket adalah cara menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab oleh responden sebagai alat mengumpulkan informasi. Metode angket ini digunakan untuk memperkuat hasil penelitian dan untuk mendukung data yang diperoleh dari hasil interview (wawancara).


(53)

I. Teknik Pengumpulan Data

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrument Ukur Motivasi Hasil Belajar

DIMENSI INDIKATOR DESKRIPTOR NOMOR

BUTIR

JUMLAH BUTIR

Motivasi intrinsik

1. Aktivitas

belajar tinggi

a.Bekerja mandiri 1,3,11,19 4 b.Belajar di luar waktu

sekolah 2

1 c.Penyusunan

jadwal belajar 2,4

2

d.Mengulang

pelajaran di rumah 1,14

2

2. Tekun dalam

mengerjakan tugas

a.Mencari bacaan 7 1

b.Memeriksa

kelengkapan tugas 4,6

2

c.Mengerjakan tugas tepat waktu

8,15,17,18, 20 5 3.Ulet dalam menghadapi kesulitan a.Mengajukan pertanyaan pada guru 12,13 2

b.Belajar bersama 9 1

c. Diskusi 10 1

Motivasi ekstrinsik

1. adanya

informasi dari guru

a. memberi tujuan

belajar 23

1

b.menjelaskan

melalui contoh 24

1

2. adanya umpan balik

a. memberi

informasi tentang ulangan

26

1

b. memberi

komentar terhadap tugas

28

1

c. memberi

kesempatan bertanya 27

1

3. adanya penguatan

a.memberikan

pujian 22,29

2

b.memberikan saran 21,30 2 c.menunjukkan cara

mempelajari 25


(54)

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Ukur Kuesioner/angket Siswa

No Pernyataan Pilihan Jawaban

Benar Salah

1

Belajar asmaul husna pada malam hari sebelum pelajaran esok hari

2 Menyiapkan jadwal sendiri 3 Berangkat ke sekolah sendiri

4 Memasukkan buku pelajaran ke dalam tas 5 Mempersiapkan buku pelajaran PAI ketika guru

memasuki kelas

6 Memeriksa tugas yang diberikan guru 7 Mencari bacaan tentang materi asmaul husna 8 Mengerjakan soal dengan cepat dan tepat waktu 9 Belajar bersama dengan teman saat libur

10 Berdiskusi materi asmaul husna di kelas 11 Menghafal asmaul husna sendiri

12 Bertanya kepada guru jika saya tidak tahu dengan materi asmaul husna

13 Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru

14 Mengulangi tugas-tugas latihan pada pembelajaran ini sulit

15 Mengerjakan soal teliti dan tidak buru-buru

16 Senang dapat berhasil menyelesaikan tugas dengan mandiri

17 Tidak menghiraukan anak-anak yang berlalu lalang di dalam kelas dan tetap menyelesaikan tugas

18 Tetap mengerjakan tugas meskipun saya duduk di bangku paling belakang

19 Belajar materi asmaul husna ketika akan menghadapi ulangan

20 Tetap menghafalkan asmaul husna meskipun susah 21 Belajar asmaul husna atas saran disuruh orang tua 22 Mendapat hadiah saat mampu menghafal asmaul husna 23 Guru menjelaskan tentang pentingnya belajar asmaul

husna

24 Guru mengaitkan materi dengan contoh dalam kehidupan sehari-hari

25 Guru dalam menyampaikan materi dengan contoh dan mudah dimengerti


(1)

! l; .t

tr+

I

o,r

I

,la

'* I

,

''t'

..

i*

*.

.rt_

L-. + --&

r& .htD

a

!q

+\

.:

.,: €,


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

#

\."rffi

-*;

'q

\ry

^

€,*"s

..o*

'.#*k"

4**,, -:l

k

tdu!

&*

}

,aqry,

.

w

"fx

"

il,&

.r*Il3l5i &;i,i:

*."d


Dokumen yang terkait

Pengaruh sekolah gratis terhadap motivasi belajar PAI siswa di SDN Pinang Ranti 03 Petang Jakarta Timur

0 13 0

Pengaruh metode ceramah terhadap motivasi belajar PAI siswa SMAN 1 Keronjo

0 10 81

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Kelas V SD Negeri Soneyan 03 Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati.

0 2 14

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Dalam Pembelajaran IPA Dengan Menggunakan Metode Demonstrasi Kelas V SD Negeri Soneyan 03 Kecamatan Margoyoso Kabupaten Pati.

0 2 14

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Discovery Pada Pembelajaran IPA Kelas IV SDN Gawanan 02 Colomadu Tahun 2013/2014.

0 1 16

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Discovery Pada Pembelajaran IPA Kelas IV SDN Gawanan 02 Colomadu Tahun 2013/2014.

0 1 13

PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN GAME DAN PUZZLESEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR Penggunaan Metode Pembelajaran Game Dan Puzzle Sebagai Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Dalam Menentukan Jaring-Jaring Bangun Ruang Pada Siswa Kelas V SDN 1 Rawo

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN METODE GUIDED NOTE TAKING DAN SCRAMBEL (PTK di Kelas VII Semester

0 0 16

MAKALAH PENGGUNAAN METODE SIMULASI DALAM PEMBELAJARAN PAI jadi

0 0 16

METODE SIMULASI MERUPAKAN SALAH SATU METODE ALTERNATIF UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN PAI

0 0 7