Pengaruh sekolah gratis terhadap motivasi belajar PAI siswa di SDN Pinang Ranti 03 Petang Jakarta Timur
Disusun Oleh:
Nurhamimah Hayati 1110011000048
Dosen Pembimbing :
Prof. Dr. H. Ahmad Syafi’I Noor
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
(2)
PENGARUH SEKOLAH GRATIS TERHADAP
MOTIVASI BELAJARPAI
SISWA
SDN
PINANG
RANTI
03
PETANG
Skripsi
Diaiukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruaa untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I)
OIeh:
NUR}IAMIMAH HAYATI NIM: 1110011000048
Pembimbing
JURUSAN
PENDIDIKAN AGAMA
ISLAM
FAKULTAS
ILMII
TARBIYAII
DAN KEGURUAN
T]NTVERSITAS
ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAII
JAKARTA
20t4Mlt435H,
NIP:
1 94709021967l2l00l
(3)
LEMBARPENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Sekolah Gratis terhadap Motivasi Belajar PAI Siswa di SDN pinaag Ranti 03 Petang disusun Nurhamimah Hayati, NIM. 1 11001 1000048, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 14 Januari 2015
di
hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana S1 (S.Pd.I) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.Jakirta, 15 Januari 2015
Panitia Ujian Munaqasah
Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program
Studi)
Tanggal
Tanda TanganDr. H. Abdul Majid Khon. M. Ag NIP:19580707 1983 1 005
Sekretaris (Sekretaris Jurusan/Prodi) Hi- Marhamah Saleh. Lc. MA
NIP: 19720313 200801 2 010
Penguji I
M. Sholeh Hasan. Lc.MA
NIP: 1971 0214 2006 041018 Penguji II
Ahmad Irfan Mufid. MA
NIP:1974 0318 2003 12
1002
.tUctl
6ot
(4)
1110011000048, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikau
pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.
Jakarta 15 Desember 2014
Yang mengesahkan, Pembimbing
(5)
UJI RETERENSI
Seluruh referensi yang digunakan dalam penelitian skripsi dengan
judul
'
Pengaruh Sekolah Gratis Terhadap Motivasi BelajarPAI
siswadi
SDN Pinang Ranti 03 petang" yang disusun oleh:Nama
NM
Jurusan FakultasNurhamimah
Hayati
''1l l00l 1000048
Pendidikan Agama Islam Ilrnu Tarbiyah dan Keguruan
Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing pada tanggal November 2014.
Jakart4 15 Desember 2014
Dosen Pembimbing
Noor. MA
NIP: I 9470902 I 967
l2l00l
Prof. Dr. Ahmad Syafi'Ie(6)
SURAT PER}IYATAAN KARYA
ILMIAH
Yang bertanda tangan di bawah ini:
*Tu
NIM
Jurusan Angkatan Alamat
NIP
MEIYYATAKAN DENGAI\ SESTINGGT]IINYA
Bahwa skripsi yang berjudul Pengaruh Sekolah
Gratis
Terhadap Motivasi BelajarPAI
Siswadi
SDN Pinang Ranti 03 Petang adalah benar hasil karya sendiri di bawah bimbingan dosen:Nama
Pembimbing
: Prof. Dr. Ahmad Syafi'I Noor.MA Nurhamimah HayatiI 11001 1000048
Pendidikan Agama Islam 2010
Jl. Beringin No. 15 Rt 01 1/04 pondok ranggon Jakarta timur .
:194709021967121001
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Demikian suat pemyataan
ini
saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.Jakarta 14 Januari 2015
l
t
(7)
Alhamdulillahirobbil „alamiin, Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat, taufik dan hidayahNya serta kekuatan lahir dan batin kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam penulis hanturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, yang telah membimbing umat manusia dari zaman jahiliyyah hingga ke zaman yang terang benderang seperti saat ini
Selayaknya manusia biasa, Penulis menyadari bahwa kemampuan yang ada pada diri penulis sangat terbatas, sehingga tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis akan merasa kesulitan dalam menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu dengan selesainya penulisan skripsi yang berjudul “PENGARUH SEKOLAH GRATIS TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PAI SISWA DI SDN PINANG RANTI 03 PETANG” yang disusun sebagai salah satu syarat Akademik untuk mencapai gelar Sarjana Strata I (S1) pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan UIN Syarief Hidayatullah Jakarta, penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:
1. Ibu Dr. Hj. Nurlena Rifa‟i, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. 2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Kepala Jurusan Pendidikan Agama
Islam dan Dosen Penasehat Akademik
3. Ibu Marhamah Saleh, Lc,. MA. Sekertaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. 4. Bapak Prof.Dr. Syafi‟ie Noor, MA. Dosen Pembimbing yang selalu
meluangkan waktunya, memberi masukan, motivasi, perhatian serta doa dalam membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, semoga bapak senantiasa diberikan nikmat sehat serta dalam lindungan Allah selalu, dan menjadi suri tauladan kami.
(8)
pengetahuannya kepada penulis selama duduk di bangku kuliah, semoga ilmu yang bapak/ibu berikan bermanfaat dan menjadi amal ibadah.
7. Keluarga besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Teristimewa Mamah dan papah tersayang Ibu Dra. Husniati dan Bapak
Murizal yang semoga selalu dalam lindungan Allah subhanahu wata‟ala.
Yang telah rela meluangkan waktunya untuk membesarkan, merawat, mendidik, mendoakan, memotivasi, memberikan dukungan baik moril maupun materil dengan penuh ketulusan dan keikhlasan kepada penulis. Kepada mereka penulis ucapkan sembah sujud sedalam-dalamnya, semoga Allah selalu memberikan kesehatan, keselamatan, kebahagiaan dan selalu dalam lindungan-Nya. Amiiin.
9. Kepada Abang Hamim Khiara Ananda S.Pd dan Adik Hamim Khairul Umam. Terima kasih atas segenap Support dan Motivasi yang tercurah agar skripsi ini dapat selesai pada waktunya.
10.Seluruh keluarga besar H. Ali Amran dan keluarga Besar nenek Zuraida yang selalu memberikan doa, semangat, nasehat, dukungan baik moril maupun materil dengan penuh ketulusan dan keikhlasan dan memberi motivasi yang luar biasa kepada penulis, semoga selalu diberikan kesehatan, keselamatan, kebahagiaan umur yang panjang dan selalu dalam lindungan Allah SWT. Amiin.
11.Para Sahabat yang membantu dalam penulisan skripsi Alfi dan Tyas serta semua teman-teman yang sabar membantu dalam penulisan skripsi. Semoga Allah selalu Membersamai setiap langkah dalam kehidupan mereka.
(9)
penulis baik selama dalam mengukuti perkuliahan maupun dalam penulisan skripsi ini.
14.Organisasi Pojok Seni Tarbiyah (Postar) dan seluruh teman-teman dan anggota, terima kasih telah memberi warna baru dalam hidup penulis. Semoga tetap Berjaya dan selalu di Berkahi Allah SWT.
15.Terkakhir penulis ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan penelitian ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, dari dalam lubuk hati penulis selalu melekat salam hotmat kepada mereka dan penulis panjatkan doa dan rasa syukur kepada Allah SWT, semoga jasa yang telah mereka berikan menjadi amal sholeh dan mendapatkan balasan yang lebih baik dari-Nya. Amiin.
Kepada mereka semua, penulis ucapkan “jazakumullah khairan katsiran“. Semoga amal baiknya di terima dan di lipat gandakan oleh Allah SWT. Jauh dari pada itu penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini kurang mendekati kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan sumbangsih dari pembaca berupa kritik dan saran yang membangun guna bisa tercapainya penyusunan karya lain di kemudian hari. Dan semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca. Aamiin.
Jakarta, 14 Januari 2015
(10)
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan pendekatan studi korelasional melalui penelitian lapangan jenis metode Korelasi Pearson (Product Moment), Untuk mengetahui pengaruh Sekolah Gratis Terhadap Motivasi Belajar PAI siswa. Penelitian ini dilakukan di SDN Pinang Ranti 03 petang. Pengambilan Sampel dilakukan dengan menggunakan teknik Cluster Sampling (sampel kelompok) sebanyak 37 orang 16,4 % adapun teknik pengumpulan datanya selain menggunakan Angket, Studi Kepustakaan, dan Observasi, dengan begitu hasil penelitian terlihat jelas dan valid. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini ialah sekolah gratis tidak terdapat hubungan yang positif antara variabel sekolah gratis terhadap variabel Motivasi belajar PAI siswa karena korelasinya hanya sebesar 35,2% sekolah gratis yang diterapkan tidak terlalu dapat mempengaruhi tingkat motivasi belajar PAI siswa di SDN Pinang Ranti 03 Petang.Hasil pengujian hipotesis, diperoleh data yang menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara sekolah gratis terhadap Motivasi belajar PAI siswa di SDN pinang ranti 03 petang Jakarta timur. Koefisien korelasi yang diperoleh yaitu sebesar 0,594 sehingga hubungan antara kedua variabel termasuk pada kategori sedang.
(11)
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ... i
DAFTAR TABEL…… ... DAFTAR GAMBAR ……….. ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan Masalah ... 4
D. Perumusan Masalah ... 4
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KERANGKA TEORI, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS 6 A. Motivasi belajar PAI Siswa……. ... 6
1. Pengertian Motivasi ……. ... 6
2. Fungsi dan Peranan Motivasi dalam Belajar ……. ... 10
3. Jenis-Jenis Motivasi ……. ... 11
4. Pengertian pendidika agama islam … ... 14
5. Kedudukan pendidikan agama islam ………. ... 16
6. Dasar dan tujuan pendidikan agama islam …… ... 17
7. Problem dan realitas pendidikan agama islam. ... 19
B. Sekolah Gratis ... 20
1. Pengertian Sekolah Gratis………... 20
2. Dasar Pelaksanaan Sekolah Gratis … ... 21
3. Problematika dan dampak Sekolah Gratis ………. ... 23
4. Sumber Dana Sekolah Gratis …… ... 26
C. Kerangka Berpikir ... 28
(12)
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 30
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30
B. Metode Penelitian ... 30
C. Variabel Penelitian ... 30
D. Objek Penelitian ………. ... 30
E. Populasi, Sampel ... 31
F. Teknik pengumpulan data……… ... 31
G. Instrumen Penelitian ………. ... 34
H. Teknik Pengolahan ……… ... 36
I. Teknik Analisis Data………. ... 37
BAB IV HASIL PENELITIAN ………. ... 42
A. Gambaran umum sekolah.. ... 42
1. Visi,misi dan tujuan………. ... 43
2. Struktur organisasi…… ... 43
3. Pendidik, tenaga administrasi, &siswa……... 43
B. Deskripsi data …….. ... 47
C. Pengujian hipotesis ……… ... 48
1. Validitas dan reliabilitas……….. ... 48
2. Uji persyaratan analisis …… ... 49
a. Uji normalitas………. ... 50
b. Uji linieritas…….. ... 51
3. Uji koefisien korelasi …………. ... 52
4. Pembahasan hasil penelitian………… ... 55
5. Keterbatasan penelitian ……….. ... 56
BAB V PENUTUP………. ... 57
A. Kesimpulan ……… ... 57
B. Saran-saran ……… ... 57
DAFTAR PUSTAKA ... 58
(13)
iii
DAFTAR TABEL
No. Uraian Halaman
Tabel 3.1 Bobot nilai angket motivasi belajar siswa 32
Tabel 3.2 Bobot nilai angket sekolah gratis 32
Tabel 3.3 Kisi-kisi instrument penelitian 33
Table 3.4 angka indeks korelasi product moment 40
Tabel 4.1 Guru dan pegawai SDN pinang ranti 03 petang 42
Tabel 4.2 Data siswa/I SDN pinang ranti 03 petang 43
Tabel 4.3 Fasilitas Pendidikan 43
Tabel 4.4 Kegiatan siswa 44
Tabel 4.5 Hasil uji validitas 46
Tabel 4.6 Reliabilitas Variabel X 47
Tabel 4.7 Reliabilitas Variabel Y 47
Tabel 4.8 Uji normalitas Data 48
Tabel 4.9 UjiLinieritas 49
Tabel 4.10 Perhitungan hasil penelitian 50
(14)
iv
DAFTAR GAMBAR
No. Uraian Halaman
(15)
v
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Lampiran 2 Angket Uji Coba Variabel X Lampiran 3 Angket Uji Coba Variabel Y
Lampiran 4 Angket Sesudah Uji Coba Variabel X Lampiran 5 Angket Sesudah Uji Coba Variabel Y Lampiran 6 Hasil Data Skor Angket Variabel X Lampiran 7 Hasil Data Skor Angket Variabel Y Lampiran 8 Validitas Variabel X
Lampiran 9 Validitas Variabel Y
Lampiran 11 Tabel Harga R (Pearson Product Moment) Lampiran 14 Surat Izin Penelitian
(16)
1
Disadari bahwa pendidikan merupakan suatu investasi pembangunan sumber daya manusia yang sangat diperlukan dalam pembangunan social dan ekonomi suatu masyarakat dan suatu bangsa.
Untuk mewujudkan pendidikan nasional diperlukan adanya lembaga pendidikan, baik formal ataupun nonformal. Salah satu lembaga yang menyelenggarakan pendidikan secara formal adalah sekolah. Sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pedidikan nasional melalui proses belajar mengajar. Pendidikan nasional tersebut mempunyai fungsi mengembangkannya. Fungsi tersebut dapat dilihat pada UU.No.20 tahun 2003 pasal 3 yang menyatakan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, betujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.1
Undang-undang tentang system pendidikan nasional UU.No.20 tahun 2003 pasal 3 juga sejalan dengan isi dan kandungan ayat allah dalam QS. An nisa ayat 9 yang mengatakan :
1 Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional,
(17)
Artinya ; dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Perkataan yang benar.2 (QS. An-Nisa : 9)
“Pendidikan dewasa ini diselenggarakan semakin demokratis, semakin merata dan semakin terbuka bagi setiap orang.”3 Program sekolah gratis misalnya, program ini timbul atas dasar masalah ekonomi masyarakat yang hampir merata disetiap tempat di indonesia, namun disisi lain masyarakat tersebut juga butuh akan pendidikan yang yang dapat membentuk peserta didik menjadi sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuan pendidikan nasional itu sendiri, yaitu agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab. 4
Oleh karena itu, pemerintah memberikan beberapa jalan keluar bagi masalah tersebut dengan mengadakan BOS (bantuan operasional sekolah), BOP (bantuan operasional pendidikan), dan BOM(bantuan operasional mutu)
Disisi lain pula, Setiap sekolah memiliki karakter dan siswa yang berbeda-beda, akan tetapi hal tersebut bukan merupakan kendala bagi seorang guru untuk dapat mengajar secara efektif dan efesien, melainkan hal tersebut merupakan tuntutan dan tantangan yang harus dihadapi oleh seorang guru. Hal ini menuntut seorang guru untuk dapat berimprofisasi dan menerapkan cara pengajaran yang dimodifikasi untuk dapat menangani dan dapat menyampaikan materi dengan efektif kepada siswa-siswa yang memiliki karakter yang berbeda-beda, dan diharapkan para siswa dapat serius terhadap pelajaran pendidikan agama islam.
2 Departemen Agama RI, Al-quran dan Terjemah. (Bandung:Gema Risalah. 1998)
3 Maatin. Dasar-dasar Perencanaan Pendidikan.(Jakarta :PT.Raja Grafindo Persada.2013) hal.1
4Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang system pendidikan nasional,
(18)
Contoh yang paling kongkrit terdapat di SDN Pinang Ranti 03 Petang, sekolah ini terletak di daerah Taman Mini Indonesia Indah, Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Kampung Makasar, Jakarta Timur. Sekolah ini berlokasi disekitar daerah pemukiman kumuh yang berada di belakang komplek wisata TMII. Sebagian dari siswa-siswa yang bersekolah di SDN Pinang Ranti 03 Petang memiliki latar belakang keluarga yang miskin, dan kemungkinan besar pola hidup didalam keluarganya kurang teratur, acuh tak acuh, dan kurang disiplin. Hal tersebut dapat membawa dampak pada prilaku dan kepribadian seorang anak tersebut di sekolah yang kurang terkendali, seperti kurang bersemangat untuk bersekolah serta kurangnya antusias siswa untuk menjalani materi yang disampaikan oleh guru.
Dengan kondisi sekolah dan para siswa di SDN Pinang Ranti 03 Petang seperti itu, maka dapat dibayangkan oleh para calon guru yang akan mengajar di SD tersebut tentang prilaku anak pada saat kegiatan belajar mengajar yang susah untuk dikendalikan, penyampaian materi yang kurang efektif karena kurangnya kedisiplinan dari para siswa, dan kenakalan-kenakalan para siswa yang seharusnya tidak dilakukan yang dapat mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar.
Sekolah Gratis diharapkan dapat memotivasi siswa di SDN pinang ranti 03 petang untuk terus bersekolah dengan tanpa memikirkan lagi biaya pendidikan yang mahal. Mengingat latar belakang ini perlu dibahas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Sekolah Gratis terhadap Motivasi belajar PAI siswa di SDN Pinang Ranti 03 Petang Jakarta Timur”.
B. Identifikasi Masalah
1. Angka putus sekolah setiap tahun semakin meningkat, 2. Respon siswa terhadap sekolah gratis
3. Motivasi belajar PAI siswa masih kurang. 4. Tingkat ekonomi orang tua yang kurang mampu
(19)
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini dibatasi oleh analisa kuantitatif pada masalah Sekolah gratis terhadap motivasi belajar PAI siswa saat mata pelajaran pendidikan Agama di SDN Pinang Ranti 03 Petang. Variable bebas adalah sekolah gratis variable terikatnya adalah motivasi belajar Pendidikan Agama Siswa.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan , maka masalah yang akan dirumuskan peneliti ialah : Bagaimana pengaruh Sekolah Gratis terhadap motivasi belajar PAI siswa di SDN Pinang Ranti 03 Petang?
E. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini dilakukan dengan Tujuan untuk Mengetahui bagaimana pengaruh sekolah gratis terhadap motivasi belajar siswa di SDN 03 pinang ranti Jakarta timur.
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Menambah pengetahuan mengenai sekolah gratis terhadap motivasi belajar PAI siswa di SDN 03 Pinang ranti jakarta timur
2. Menambah pengetahuan mengenai perencanaan ataupun pelaksanaan suatu penelitian
3. Menambah bahan keilmuan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan keguruan
4. Menambah khazanah ilmiyah dalam kalangan akademis khususnya mahasiswa/mahasiswi untuk terus mengembangka motivasi dalam belajar siswa.
(20)
6
A. Motivasi belajar PAI
Manusia merupakan makhluk individu yang memiliki karakteristik unik, sehingga terdapat perbedaan antara manusia satu dengan yang lainnya. “Berdasarkan konsep dapat berupa kebutuhan (needs) atau motif (motive) saja yang disebut motivasi selanjutnya perbedaan yang ada tersebut tidak hanya terdapat pada kemampuan melakukan sesuatu (ability to do), tetapi juga pada kemauan untuk melakukan sesuatu (will to do ). Kemauan atau dorongan untuk melakukan sesuatu ini biasa disebut dengan motivasi.”1
1. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan istilah yang lebih umum digunakan untuk
menggantikan terma “motif-motif” yang dalam bahasa Inggris disebut dengan
motive yang berasal dari kata motion, yang berarti gerakan atau suatu yang bergerak. Karena itu terma motif erat hubungannya dengan gerak, yaitu gerakan yang dilakukan manusia atau disebut perbuatan atau juga tingkah laku. Motif dalam psikologi berarti rangsangan, dorongan, atau pembangkit tenaga bagi terjadinya tingkah laku. Dan motivasi dengan sendirinya lebih berarti menunjuk kepada seluruh proses gerakan di atas, termasuk situasi yang mendorong, dorongan yang timbul dalam diri individu. Situasi tersebut serta tujuan akhir dan gerakan atau perbuatan menimbulkan terjadinya tingkah laku.2 Ahmad Tabrani Rusyan dkk juga mengemukakan hal yang sama “ motif yang dalam bahasa inggris motive yang berasal dari kata motion yang berarti gerak. Motif
1Kepemimpinan madrasah mandiri. (Jakarta : puslitbang pendidikan agama dan keagamaan, 2005) Hal.51
2
(21)
adalah keadaan didalam pribadi orang yang mendorongnya untuk melakukan aktivitasnya”.3
Menurut Mc. Donald dalam buku yang ditulis oleh Sardiman “Motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya feeling dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan.”4 Dari pengertian Mc Donald maka motivasi mengandung tiga elemen penting, yaitu: (1) Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia; (2) Motivasi ditandai dengan munculnya feeling , afeksi seseorang; (3) Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan.
Selain itu menurut Ngalim Purwanto, tujuan motivasi secara umum adalah
“untuk menggerakan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau pencapaian tujuan tertentu.”5
Sementara itu menurut Sumadi Suryabrata mengemukakan “motif adalah keadaan dalam pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu, guna mencapai suatu tujuan.”6
Bagi manusia motivasi merupakan dorongan, keinginan, ataupun hasrat yang menjadi penggerak dan berasal dari dalam diri manusia yang memberi tujuan dan arah tingkah laku manusia tersebut. Jadi, motif bukanlah hal yang dapat diamati, tetapi merupakan hal yang dapat disimpulkan karena adanya sesuatu yang dapat kita saksikan.
3 A. Tabrani Rusyan, Atang Kusidar Zaenal Arifin, Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar
(Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 1992), h. 98-99
4 Sardiman AM. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 73
5 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 73
(22)
Sedangkan menurut Abu Ahmadi mengemukakan bahwa “organisme itu berbuat oleh karena dorongan suatu kekuatan yang datang dari dalam dirinya yang menjadi pendorong untuk berbuat atau bergerak.”7 Bagi manusia manusia berbuat dan bertingkah laku karena adanya suatu kebutuhan yang datang dari dalam dirinya maupun yang datang dari luar dirinya untuk mencapai suatu tujuan.
Dari buku yang dikutip oleh hamzah B. Uno, Don hellriegel and john W. Slucom mengemukakan “teori motivasi yang didasarkan dari asas kebutuhan (need).
Kebutuhan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk dapat memenuhinya. Motivasi adalah proses psikologis yang dapat menjelaskan perilaku sesorang. Perilaku hakikatnya merupakan orientasi pada suatu tujuan. Dengan kata lain, perilaku seseorang dirancang untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan proses interaksi dari beberapa unsure. Denan demikian, motivasi merupakan kekuatan yang mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan. Kekuatan-kekuatan ini pada dasarnya dirangsang oleh adanya berbagai macam kebutuhan, seperti (1) keinginan yang hendak dipenuhinya; (2) tingkah laku ;(3) tujuan; (4) umpan balik.”8
Gambar 2.1 ( Proses Motivasi Dasar )
7 H. Abu Ahmadi, Psikologi Umum (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 1991), h. 140
8Hamzah B. Uno,Teori Motivasi dan pengukuran “Analisis di Bidang Pendidikan” (Jakarta:
PT.Bumi Aksara, 2006),. Hal.5
Needs, desires, or expectation
Goals Feedback
(23)
Pernyataan bahwa motivasi sebagai alat yang menggerakan seseorang untuk dapat berbuat dikemukakan juga oleh Martin Handoko, “yaitu suatu tenaga atau faktor yang terdapat didalam diri manusia yang menimbulkan, mengarahkan, dan mengorganisasikan tingkah lakunya.”9
“Motivasi ialah keinginan untuk berbuat sesuatu, sedangkan motif adalah kebutuhan (need), keinginan (wish), dorongan (desire). Motivasi juga merupakan keinginan yang terdapat pada seorang individu yang merangsangnya untuk melakukan tindakan-tindakan atau sesuatu yang menjadi dasar atau alasan seseorang berperilaku.”10
Seperti yang ditulis oleh H.M Arifin dalam bukunya psikologi Dakwah mengatakan, bahwa
Motivasi mengandung arti yang berhubungan dengan ketegangan jiwa dan tidak keseimbangan atau gerakan yang harus dilakukan dalam motivasi itu. Suatu dorongan yang dinamis mendasari segala tingkah laku manusia. Bila mana terdapat rintangan-rintangan yang menghalangi pencapaian tujuan yang diinginkan, dengan motivasi itu orang melipatgandakan uasahanya untuk mengatasi dan berusaha mencapai tujuan yang diinginkan. Ia merasa terdorong untuk mencapai tujuan yang diidamkan.11
Hasan Langgulung berpendapat dalam buku yang ditulis oleh Ramayulis yang berjudul psikologi pendidikan bahwa motivasi “merupakan suatu keadaan psikologi yang merangsang dan memberi arah terhadap aktivitas manusia. Motivasi itulah yang membimbing seseorang kearah tujuan-tujuannya. Sedangkan tujuan dalam hal ini merupakan apa yang terdapat pada lingkungan yang mengelilingi seseorang yang pencapaiannya membawa kepada pemuasaan motivasi tertentu.”12 Di sini jelaslah bagaimana tujuan-tujuan itu berkaitan dengan motivasi.
9 Martin Handoko, Motivasi Daya Penggerak Tingkah Laku, ( Yogyakarta : Kanisius, 1992), h. 9
10 Husaini Usman, Manajemen: Teori, praktek dan riset pendidikan, (Jakarta: bumi Aksara. 2006),
hlm. 223.
11 H.M. Arifin, Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, ( Jakarta : Bulan Bintang 1977), h. 63
(24)
Dari pendapat diatas jelas bahwa lingkungan mempengaruhi motovasi seseorang untuk memperoleh pendidikan yang layak, jadi jika lingkungan mendukung seseorang untuk memperoleh pendidikan (dalam hal ini sekolah) maka dapat dipastikan siswa peserta didik juga akan termotivasi mengikuti Sekolah.
Maslow dalam buku milik slameto yang berjudul “belajar & faktor-faktor yag
mempengaruhi” berpendapat bahwa tingkah laku manusia dibangkitkan dan diarahkan oleh kebutuhan-kebutuhan tertentu. Kebutuhan kebutuhan ini (yang memotivasi tingkah laku seseorang ) dibagi dalam 7 kategori, yakni :
a. Fisioligis
Ini merupakan kebutuhan manusia yang paling dasar, meliputi kebutuhan akan makanan, pakaian, tempat berlindung, yang penting untuk mempertahankan hidup.
b. Rasa aman
Ini merupakan kebutuhan kepastian keadaan dan lingkungan yang dapat diramalkan, ketidakpastian, ketidakadilan, ketentraman, akan menimbulkan kecemasan dan ketakutan pada diri individu.
c. Rasa cinta
Ini merupakan afeksi dan pertalian dengan orang lain d. Penghargaan
Ini merupakan rasa berguna, penting, dihargai, dikagumi, dihormati, oleh orang lain
e. Aktualisasi diri
Ini merupakan kebutuhan manusia untuk mengembangkan diri sepenuhnya, merealisasikan potensi-potensi yang dimilikinya
f. Mengetahui dan mengerti
Kebutuhan manusia untuk memuaskan rasa ingin tahunya, untuk mendapatkan pengetahuan, untuk mendapatkan keterangan-keterangan, dan untuk mengerti sesuatu.
g. Kebutuhan estetik
Kebutuhan ini dimanifestasikan sebagai kebutuhan akan keteraturan, keseimbangan, dan kelengkapan dari suatu tindakan.13
13
Slameto. Belajar dan factor-faktor yang mempengaruhi (Jakarta : Rineka cipta. 2010) Hal. 171-172
(25)
2. Fungsi Motivasi
Motivasi tidak bisa ditinggalkan dari tujuan yang ingin dicapai. Motivasi juga mempengaruhi adanya kegiatan. Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi :
a. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
b. Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang dikehendaki. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dilakukan sesuai dengan rumusan tujuan.
c. Menyelesaikan perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasiguna mencapai tujuan tersebut. Seorang siswa yang akan menghadapi ujian dengan harapan agar dapat lulus, tentu akan melakukan kegiatan belajar dan tidak akan mengahbiskan waktunya untuk bermain kartu atau membaca komik, sebab tidak serasi dengan tujuan.14 Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukan hasil yang baik, dengan kata lain jika adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi maka seseorang yang belajar itu akan melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
“Moitivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktek atau penguatan yang dilandasi dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.”15
“Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan doronagan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik. Tapi, kedua faktor tersebut disebabkan
14 Sadirman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1996), h. 85
15Hamzah B. Uno,Teori Motivasi dan pengukuran “Analisis di Bidang Pendidikan” (Jakarta:
(26)
oleh rangsangan tertentu, sehingga berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.”16
Dalam proses pendidikan agama islam , motivasi belajar pendidikan agama islam adalah suatu kondisi seorang siswa yang mendorong untuk mempelajari pendidikan agama islam . Seorang siswa membutuhkan motivasi untuk memperoleh tujuan yang diinginkan, tidak hanya dalam belajar pendidikan agama islam tetapi belajar bidang studi yang lainnya.
Jadi, motivasi belajar adalah suatu dorongan yang timbul untuk merubah perilaku seseorang melalui pengalaman. Dorongan ini timbul bisa dari dalam maupun dari luar individu sesorang karena ingin menjadikan perubahan yang lebih baik daripada sebelumnya.
3. Jenis- jenis Motivasi
Didalam kegiatan belajar mengajar peranan motivasi baik intrinsik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi, pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif, dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
Motivasi merupakan tenaga dari dalam yang menyebabkan manusia berbuat atau berkehendak. Tenaga dari dalam atau dorongan keaktifan biasanya tertuju pada tujuan tertentu. Dorongan manusia untuk berbuat atau bertingkah laku yang berasal dari dalam diri seseorang yang disebut motivasi internal, sedangkan dorongan yang berasal dari luar diri seseorang disebut dengan motivasi eksternal. Oleh sebab itu seseorang ketika melakukan suatu kegiatan disebabkan karena adanya dorongan dari dalam dirinya, maka ia tidak akan merasa bosan dan terbebani dari kegiatan yang dilakukannya
16Hamzah B. Uno,Teori Motivasi dan pengukuran “Analisis di Bidang Pendidikan” (Jakarta:
(27)
Menurut Sumadi Suryabrata mengemukakan Motif dibagi menjadi dua, yaitu motif-motif ekstrinsik dan motif-motif intrinsik .
“Motivasi Ekstrinsik yaitu motif-motif yang berfungsinya karena adanya perangsang dari luar, seperti orang belajar dengan giat karena diberi tahu bahwa sebentar lagi akan ada ujian, orang membaca sesuatu karena diberi tahu hal itu harus dilakukan sebelum dia dapat melamar kerja, dan sebagainya.”17 “Sedangkan Motif-motif intrinsik yaitu Motif-motif-Motif-motif yang berfungsinya tidak usah dirangsang dari luar. Memang didalam diri individu sendiri telah ada dorongan itu.”18 Misalnya orang yang gemar membaca, tidak usah ada yang mendorongnya ia akan mencari sendiri buku-buku untuk dibacanya, orang yang rajin dan bertanggung jawab tidak usah menanti komando dari orang lain maka dengan sendirinya dia sudah belajar dengan sebaik-baiknya.
Uno juga menggolongkan “indikator-indikator dalam motivasi belajar terdiri dari faktor intrinsik, berupa hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar, dan harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.”19
Seorang individu dalam melakukan suatu kegiatan secara sadar maupun tidak sadar, terdapat unsur yang menggerakan individu tersebut untuk melakukan hal yang dia inginkan dan dorongan tersebut berasal dari dalam dirinya sendiri maupun dari luar dirinya sendiri.
Setiap individu yang akan melakukan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan, baik itu atas keinginan dari diri sendiri maupun rangsangan dari luar pada darsarnya
17 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1995), h.72
18Ibid., h.72
(28)
diawali dengan adanya kebutuhan. Dengan adanya kebutuhan maka individu akan berusaha untuk mencapainya.
Seperti halnya dengan mata pelajaran PAI yang terdapat disekolah SDN Pinang Ranti 03 PT, dengan adanya program sekolah gratis diharapkan siswa dapat termotivasi untuk mau menjalankan pendidikan tanpa harus memusingkan biaya pendidikan yang besar. Serta kemampuan guru mengimprofisasi cara mengajar yang disampaikan kepada para siswa sehingga dapat terkesan menyenangkan dan menarik bagi para siswa, hal tersebut dapat menjadi salah satu faktor pendorong bagi para siswa untuk dapat antusias terhadap pelajaran PAI, yang dimana sebelumnnya guru tersebut telah berimprofisasi dalam penyampaian meterinya sehingga pelajaran PAI tersebut menjadi menarik bagi para siswa dan implikasi terhadap siswa yaitu para siswa dapat bersemangat pada saat mengukuti pelajaran PAI.
Dalam kegiatan belajar mengajar, apabila ada seorang siswa tidak masuk sekolah yang seharusnya bersekolah, maka perlu diselidiki penyebabnya. Penyebabnya itu bisa bermacam-macam, mungkin ia tidak senang denga pelajaran disekolah, mungkin sakit, mungkin ada masalah pribadi, dan lain-lain. Hal ini berarti pada diri anak tidak terjadi perubahan energi, tidak terangsang afeksinya untuk bersekolah, karena tidak memiliki tujuan atau kebutuhan belajar. Keadaan semacam ini perlu dilakukan daya upaya yang dapat menemukan penyebabnya kemudian mendorong siswa tersebut untuk mau bersekolah yang seharusnya dia lakukan yaitu belajar.dengan kata lain siswa perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya.
Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri siswa yang menimbulkan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah dari kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu tercapai.
(29)
Hakikat dari motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator meliputi :
a. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil b. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar c. Adanya harapan dan cita-cita masa depan d. Adanya penghargaan dalam belajar
e. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
f. Adanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik 20
Dalam proses belajar motivasi sangat diperlukan. Hasil belajar akan menjadi optimal apabila ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, maka akan makin berhasil pula tujuan pembelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha-usaha belajar bagi para siswa.
4. Pengertian Pendidikan Agama Islam
“Pendidikan Agama Islam adalah upaya mendidik agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life (pandangan dan sikap hidup) seseorang”.21
Pendidikan agama Islam sendiri menurut Ahmad Tafsir adalah “bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengta ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan agama Islam adalah bimbingan terhadap seseorang agar ia menjadi Muslim semaksimal mungkin”.22
Kemudian menurut Muhaimin di dalam GBPP PAI 1994 di sekolah umum, dijelaskan bahwa “pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan siswa alam meyakini, memahami, menghayati dan mengamalkan agama Islam
20 Hamzah B. Uno,Teori Motivasi dan pengukuran “Analisis di Bidang Pendidikan” (Jakarta:
PT.Bumi Aksara, 2006), h.31
21 Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Gravindo
Persada, 2005), hlm. 7.
22 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
(30)
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antarumat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.”23 Jadi dapat disimpulkan bahwa, pembelajaran pendidikan agama Islam adalah suatu upaya membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar, dan tertarik untuk terus menerus mempelajari agama Islam, baik untuk kepentingan mengetahui bagaimana cara beragama yang benar maupun mempelajari Islam sebagai pengetahuan.
Sedangkan pendapat Zuhairini, Abdul Ghafir dan Slamet A. Yusuf dalam bukunya metode khusus Pendidikan Agama Islam menyatakan “pendidikan agama berarti usaha-usaha sistematis dan praktis dalam membantu anak didik agar mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.”24
Dari definisi diatas dapat diambil unsur yang merupakan karakteristik pendidikan agama Islam yakni:
a. Pendidikan Agama Islam merupakan bimbingan, latihan, pengajaran secara sadar yang diberikan oleh pendidik terhadap siswa.
b. Proses pemberian bimbingan dilaksanakan secara sistematis, kontinu dan berjalan setahap demi setahap sesuai dengan perkembangan kematangan siswa.
c. Tujuan pemberian agar kelak anak berpola hidup dengan nilainilai ajaran agama Islam.
d. Dalam pelaksanaan pemberian bimbingan tidak terlepas dari pengawasan sebagai proses evaluasi.
Menurut muhaimin pendidikan agama islam merupakan salah satu bagian dari
pendidikan islam. Istilah “pendidikan islam” dapat dipahami dalam beberapa
perspektif, yaitu :
23Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2005), hlm. 75.
(31)
1) Pendidikan menurut islam, atau pendidikan yang berdasarkan islam, dan/ system yang islami, yakni pendidikan yang dipahami dan dikembangkan serta disusun dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu al-quran dan assunnah/hadis.
2) Pendidikan keislaman atau pendidikan agama islam, yakni upaya mendidikkan agama islam atau ajaran islam dan nilai-nilainya agar menjadi way of life
(pandangan dan sikap hidup) seseorang. Dalam pengertian yang kedua ini dapat berwujud :
a) Segenap kegiatan yang dilakukan seseorang untuk membantu seorang atau sekelompok peserta didik dalam menanamkan dan / menumbuhkembangkan ajaran islam dan nilai-nilai nya untuk dijadikan sebagai pandangan hidupnya, yang diwujudkan dalam sikap hidup dan dikembangkan dalam keterampilan hidupnya sehari-hari.
b) Segenap fenomena atau peristiwa perjumpaan antara dua orang atau lebih yang dampaknya ialah tertanamnya dan atau tumbuh kembangnya ajaran islam dan nilai-nilainya pada salah satu atau beberapa pihak
3) Pendidikan dalam islam, atau proses dan praktik penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung dan berkembang dalam sejarah umat Islam. Dalam arti proses bertumbuh kembangnya islam dan umatnya, baik islam sebagai agama, ajaran maupun system budaya dan peradaban umat islam dari generasi ke generasi sepanjang sejarahnya. 25
5. Kedudukan pendidikan agama Islam
“Pendidikan agama memiliki kedudukan yang tinggi dan paling utama, karena pendidikan agama menjamin untuk memperbaiki akhlak anak-anak dan mengangkat mereka ke derajat yang tinggi, serta berbahagia dalam hidup dan kehidupannya.”26
Dalam buku metodik khusus pendidikan agama Mahmud yunus berpendapat bahwa “Pendidikan agama membersihkan hati dan menyucikan jiwa, serta mendidik hati nurani dan mencetak anak-anak dengan kelakuan yang baik dan mendorong mereka untuk berbuat pekerjaan yang mulia. Pendidikan agama memelihara
25 Muhaimin. Pengembangan kurikulum pendidikan agama islam di sekolah, madrasah, dan perguruan tinggi ( Jakarta: PT.Raja grafindo. 2009)
(32)
anak supaya jangan menuruti nafsu yang murka dan menjagaa mereka, supaya jangan jatuh kedalam lembah kehinaan dan kesesatan.”27
Kedudukan Pendidikan Agama Islam diatas sangat sejalan dengan firman Allah dalam Surat At-taubah : 122 yang berbunyi;
Artinya : Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. At-taubah :112)
6. Dasar Dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
Dasar ideal pendidikan agama Islam sudah jelas dan tegas yaitu firman Allah dan sunnah rasulallah saw. Kalau pendidikan diibaratkan bangunan, maka isi
Al-Qur’an dan Al-Hadits yang menjadi fundamennya. Al-Qur’an adalah sumber kebenaran dalam Islam, kebenarannya tidak dapat diragukan lagi. Sedangkan Al-Hadits dijadikan landasan pendidikan agama Islam yakni berupa perkataan, perbuatan atau pengakuan Rasulallah dalam bentuk isyarat.
Allah berfirman:
Artinya: “Dan barang siapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 71).28
27 Mahmud yunus. Metodik khusus pendidikan agama. (Jakarta : hidakarya agung.1983) hal.7-8
(33)
Sedangkan tujuan pendidikan agama Islam adalah “untuk meningkatkan keimanan, pemahaman, penghayatan dan pengamalan peserta didik tengtang agama Islam, sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan bertaqwa kepada Allah swt. serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.”29
Sejalan dengan firman allah Swt dalam surat al mujadillah ayat 11 yang berbunyi :
Artinya : “….niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan
Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-mujadilah: 11)
Sedangkan Tujuan pendidikan agama Islam menurut Mahmud Yunus yaitu: a. Menambahkan perasaan cinta dan taat kepada allah dalam hati kanak-kanak
yaitu dengan mengingatkan hikmat allah yang tidak terhitung
b. Menanamkan itikad yang benar dan kepercayaan yang betul dalam dada kanak-kanak
c. Mendidik kanak-kanak dari kecil supaya mengikut suruhan allah dan meniggalkan segala larangannya, supaya takut kepada allah dan ingin akan pahalanya
d. Mendidik kanak-kanak dari kecilnya, supaya membiasakan akhlak yang mulia dan adat kebiasaan yang baik.
e. Memberi petunjuk mereka untuk hidup didunia dan menuju akhirat
f. Memberikan pelajaran yang baik dan tiru tauladan, serta pengajaran dan nasihat-nasihat.30
Tujuan pendidikan agama ialah “mendidik anak-anak, pemuda-pemudi dan orang dewasa, supaya menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal salih, dan berakhlak mulia, sehinggga ia menjadi salah seorang anggota masyarakat yang
29 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Islam ( Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004),hlm. 2
(34)
sanggup berdiri diatas kaki sendiri, mengabdi kepada allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya,bahkan sesama umat manusia.”31
Jadi, pendidikan Agama Islam bertujuan membentuk manusia yang yang sesuai dengan pedoman Ajaran Islam yaitu al-quran dan hadis, dimana dengan ilmu atau pendidikan yang didapat ia mampu menjalankan tugasnya sebagai seorang khalifah di bumi dengan kata lain selalu mengaplikasikan hubungannya dengan Allah (hablum minallah) dan hubungannya dengan sesama manulia lainnya (hablum minannas) dengan sebaik-baiknya.
7. Problem dan Realitas PAI
Kegagalan pendidikan agama disekolah terjadi karena yang berlaku selama ini bukan pendidikan agama melainkan pengajaran agama. Intelektual sekaligus aktivis pendidikan, haidar bagir juga turut mengkritik pendidikan agama di sekolah yang menurutnya sudah diaanggap gagal. “Haidar menilai pendidikan agama kita tak lebih
dari formalism belaka, yang tidak “berbekas” pada anak didik. Pendidikan agama
menurut bagir hanya terfokus pada ranah kognisi(intelektual-pengetahuan), sehingga ukuran keberhasilan anak didik dinilai ketika telah mampu menhapal, menguasai materi pendidikan, bukan bagaimana nila-nilai pendidikan agama seperti nilai keadilan, menghormati, tasamuh, dan silaturahmi, dihayati(mencakup emosi) sungguh-sungguh dan kemudian dipraktekan (psikomotorik).”32
B. Sekolah Gratis
1. Konsep sekolah gratis
Dalam Kamus Besar Bergambar Bahasa Indonesia Sekolah berarti
“1.bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya, ada) dasar, lanjutan, tinggi (menurut
31 Mahmud yunus. Metodik khusus pendidikan agama. (Jakarta : hidakarya agung.1983) hal.13
32 Choirul fuad yusuf. Kajian peraturan perundang-undangan pendidikan agama pada sekolah.
(35)
jurusannya, ada) dagang, guru,teknik, pertarian, dsb. 2. Waktu atau pertemuan ketika murid diberi pelajaran. 3. Usaha menuntut kepandaian (ilmu pengetahuan) pelajaran; pengajaran; 4. Belajar disekolah ; pergi kesekolah ; bersekolah.”33“Sedangkan gratis dalam Kamus Besar Bergambar Bahasa Indonesia Sekolah berarti tidak dipungut bayaran;Cuma-Cuma.”34
Jadi sekolah gratis memiliki arti bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran dengan tanpa dipungut bayaran.
Sekolah gratis adalah sebuah program pemerintah yang diupayakan untuk menyelesaikan masalah pemerataan akses pendidikan. Kebijakan ini juga merupakan upaya merealisasikan anggaran pendidikan 20% dari APBN. Kebijakan sekolah gratis ini diharapkan akan mampu menyelesaikan masalah mahalnya biaya pendidikan yang banyak dikeluhkan masyarakat terutama dari golongan menengah ke bawah. Biaya operasional penyelenggaraan pendidikan yang selama ini ditanggung oleh sekolah dari beberapa sumbangan pendidikan (pungutan liar) dari masyarakat, ini diganti dengan dana BOS.35
Dalam permendikbud 60 tahun 2011 pasal 1 dijelaskan bahwa “Sekolah adalah
satuan pendidikan penyelenggara program wajib belajar yang meliputi Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama termasuk Sekolah Dasar Luar Biasa, Sekolah
Menengah Pertama Luar Biasa, dan Sekolah Menengah Pertama Terbuka.”36
“Sekolah adalah institusi pendidikan yang secara langsung memberikan dan menyelenggarakan proses pendidikan sehingga segala bentuk fasilitas adalah tanggung jawabnya. oleh karena itu, sekolah seharusnya mempunyai jalur kebijakan
33 Nurhasanah, didik tumianto. Kamus Besar Bergambar Bahasa Indonesia Sekolah berarti.(Jakarta:CV.Bina sarana pustaka.2007) Hal. 686
34 Ibid., H. 213
35 http://sharingkuliahku.wordpress.com/2011/10/26/latar-belakang-pandangan-sosiologi-terhadap-sekolah-gratis/ (diakses tanggal 14 januari 2015 )
(36)
khusus pada kondisi, terutama terkait dengan kesulitan orang tua dalam memenuhi tuntutan dana pendidikan.”37
“Sekolah gratis diadakan dengan maksud mengupayakan/ memberi kesempatan untuk memperoleh pendidikan layak, bermutu, bagi setiap warga masyarakat khususnya yang hidup dibawah garis kemiskinan.”38
Tujuannya adalah memberi pendidikan minimal bagi warga masyarakat untuk dapat mengembangkan dirinya, potensi, keterampilan yang dimilikinya agar dapat hidup mandiri ditengah masyarakat atau dapat melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi tanpa dipungut biaya.39
“Menurut Peraturan Mendiknas nomor 69 Tahun 2009, standar biaya operasi
nonpersonalia adalah standar biaya yang diperlukan untuk membiayai kegiatan operasi nonpersonalia selama 1 (satu) tahun sebagai bagian dari keseluruhan dana pendidikan agar satuan pendidikan dapat melakukan kegiatan pendidikan secara
teratur dan berkelanjutan sesuai Standar Nasional Pendidikan.”40
“BOS adalah program pemerintah yang pada dasarnya adalah untuk penyediaan pendanaan biaya operasi nonpersonalia bagi satuan pendidikan dasar sebagai pelaksana program wajib belajar. Namun demikian, ada beberapa jenis pembiayaan investasi dan personalia yang diperbolehkan dibiayai dengan dana BOS.”41
“Pemerintah sudah memenuhi kewajiban dengan membangun institusi pendidikan di hampir seluruh wilayah negeri ini. Institusi pendidikan atau sekolah dibangun untuk memenuhi kebutuhan pendidikan bagi masyarakat. Setiap tahun
37Mohammad saroni. Pendidikan untuk orang miskin. (Jogjakarta: ar-ruzz media. 2013) Hal37
38http://www.tanjabbarkab.go.id/pendidikan_gratis/maksud_dan_tujuan.htm(diakses tanggal 15 januari 2015 )
39Ibid.
40 Direktorat jendral pendidikan dasar kementrian pendidikan nasional. Petunjuk teknis
penggunaan dana bantuan operasional sekolah tahun anggaran 2011). Hal 2
(37)
selalu ada Unit Sekolah Baru yang didirikan untuk menampung anak-anak yang membutuhkan proses pendidikan.”42
2. Dasar pelaksanaan sekolah gratis
Sesuai dengan UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang mengamanatkan bahwa “setiap warga Negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Dalam pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat”.43 Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar ( SD dan SMP ) serta satuan pendidikan lain yang sederajat.
“Pemerintah sebagai penanggung jawab penyelenggaraan merancangkan program wajib belajar bagi anak bangsanya. Program wajib belajar adalah program yang mewajibkan semua anak usia sekolah mengikuti proses belajar belajar sesuai dengan tingkat usia. Dengan program wajib belajar ini, tidak ada alas an apapun bagi anak-anak usia sekolah untuk tidak bersekolah. Pada awalnya Wajar 6 tahun, artinya anak usia sekolah dasar harus bersekolah.”44 “Hal ini mengisyaratkan bahwa anak bangsa minimal berpendidikan setingkat sekolah dasar. Selanjutnya program tersebut dikembangkan hingga menjadi Wajar 9 tahun. Artinya, anak usia Sekolah Menengah Pertama harus bersekolah sehingga anak bangsa minimal berpendidikan setingkat sekolah menengah pertama.”45 “Selanjutnya program ditingkatkan menjadi program Wajar 12 tahun. Wajar 12 tahun artinya anak-anak usia Sekolah Menengah Atas
42Mohammad saroni. Pendidikan untuk orang miskin. (Jogjakarta: ar-ruzz media. 2013) Hal. 35
43 Departemen Pendidikan Nasional. undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003
tentang sistem pendidikan nasional (jakarta, 2003) hal 24
44Saroni. Loc. Cit.
(38)
harus bersekolah. Program indi mengisyaratkan bahwa anak bangsa minimal berpendidikan setingkat sekolah Menengah Atas. Dengan demikian pola pemikiran mereka semakin bagus.”46
“Salah satu indikator penuntasan program Wajib Belajar 9 Tahun dapat diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) SD dan SMP. Pada tahun 2005 APK SD telah mencapai 115%, sedangkan SMP pada tahun 2009 telah mencapai 98,11%, sehingga program wajar 9 tahun telah tuntas 7 tahun lebih awal dari target deklarasi
Education For All (EFA) di Dakar.”47
“Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005, telah berperan secara signifikan dalam percepatan pencapaian program wajar 9 tahun. Oleh karena itu, mulai tahun 2009 pemerintah telah melakukan perubahan tujuan, pendekatan dan orientasi program BOS, dari perluasan akses menuju peningkatan kualitas.”48
“Secara umum program BOS bertujuan untuk meringankan beban masyarakat terhadap pembiayaan pendidikan dalam rangka wajib belajar yang bermutu.”49
“Secara khusus program BOS bertujuan untuk menggratiskan seluruh siswa SD negeri dan SMP negeri dari biaya operasi sekolah, kecuali RSBI dan SBI; menggratiskan seluruh siswa miskin dari seluruh pungutan dalam bentuk apapun, baik di sekolah negeri maupun swasta; meringankan beban biaya operasi sekolah bagi siswa di sekolah swasta.”50
Dengan adanya program BOS diharapkan anak-anak Indonesia mampu mengenyam pendidikan dasar minimal 12 tahun. Sehingga mutu pendidikan di negara kita bisa menjadi lebih baik dari yang sebelumnya. Pelaksanaan dan pengelolaan dana BOS harus dilakukan dengan tepat dan penuh tanggung jawab. Tim manajemen BOS harus mampu mengelola dengan sebaik-baiknya dan sejujur-jujurnya.
46 Mohammad saroni. Pendidikan untuk orang miskin. (Jogjakarta: ar-ruzz media. 2013) Hal 190
47Direktorat jendral pendidikan dasar kementrian pendidikan nasional. Petunjuk teknis penggunaan dana bantuan operasional sekolah tahun anggaran 2011. Hal. 1
48Ibid.hal.1
49Ibid., Hal.2
(39)
Tujuan dari program BOS adalah menggratiskan seuruh siswa SD negeri dan SMP negeri dari biaya operasi sekolah, namun pada kenyataannya siswa masih diharuskan membeli buku LKS, membayar sumbangan pembangunan, seragam sekolah, alat tulis dan lain-lain. Banyak sekolah yang menarik biaya sumbangan per bulan yang diatasnamakan komite sekolah. Jadi sekolah itu memang tidak mutlak gratis.
3. Problematika dan dampak sekolah gratis
“Pasal 34 UUD 45 telah menjamin bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh Negara. Akan tetapi, pada tataran empiris sehari-hari jaminan tersebut masih menjadi cita-cita utopis bagi warga Indonesia, khususnya mereka yang miskin.”51
Kemunculan sekolah gratis ini ternyata bukan menyelesaikan masalah, namun justru memunculkan masalah yang lebih serius. Sekolah gratis mengancam eksistensi sekolah swasta yang berbiaya mahal karena harus menanggung biaya sendiri. Kehadiran sekolah gratis dimungkinkan dapat merugikan sekolah swasta karena masyarakat lebih tertarik menyekolahkan anaknya di sekolah negeri yang gratis. Masalah kedua yaitu menyangkut masalah kualitas. Kualitas sekolah gratis sering dipertanyakan masyarakat. Minimnya dana yang disediakan pemerintah menjadi alasan bahwa sekolah tidak mungkin menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dengan biaya yang minim.
“Dalam rangka transparansi pelaksanaan program BOS, program ini juga dapat diawasi oleh unsur masyarakat dan unit-unit pengaduan masyarakat yag terdapat di sekolah, kabupaten/kota, provinsi dan pusat. Lembaga tersebut melakukan pengawasan dalam rangka memotret pelaksanaan program BOS disekolah, namun
(40)
tidak melakukan audit. Apabila terdapat indikasi penyimpangan dalam pengelolaan
BOS.”52
Sementara dalam Undang-undang No 20. Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional di tuliskan tentang “hak dan kewajiban orang tua pasal 7 (1) orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya. (2) orang tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar kepada anaknya.”53
Kemudian bagian ketiga, dalam Undang-undang No 20. Tahun 2003 tentang system pendidikan nasional di tuliskan tentang hak dan kewajiban masyarakat pasal 8 ialah “masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi program pendidikan. Dan kewajiban masyarakat tertulis di pasal 9 yakni masyarakat berkewajiban memberikan dukungan sumber daya dalam penelenggaraan pendidikan.”54
Kebijakan sekolah gratis mampu memberikan dampak yang positif demi tercapainya cita-cita nasional. Adapun dampak yang mampu ditimbulkan dari sekolah gratis ini, diantaranya :
a. Mampu memberikan peluang dan kesempatan bagi anak-anak yang kurang mampu untuk dapat mengenyam bangku pendidikan yang selama ini hanya ada dalam bayangan dan angan-angan mereka saja,
b. Mampu meningkatkan mutu pendidikan kedepannya ,
c. Mampu mengurangi tingkat kebodohan, pengangguran, dan kemiskinan, d. Mampu menghasilkan SDM yang berkualitas,
e. Mampu mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia yaitu ikut mencerdaskan anak bangsa.
Dalam buku yang ditulis Muhammad saroni penulis mengambil kesimpulan tentang dampak positif yang ditimbulkan dari pendidikan khususnya Sekolah, diantaranya ;
a. Pendidikan adalah inestasi diri untuk masa depan lebih baik.
52Direktorat jendral pendidikan dasar kementrian pendidikan nasional. Petunjuk teknis penggunaan dana bantuan operasional sekolah tahun anggaran 2011. Hal.36
53Departemen Pendidikan Nasional. undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional (jakarta, 2003) hal 20
(41)
b. Pendidikan adalah jembatan perbaikan kondisi. c. Pendidikan sebagai harga diri (branding self).
d. Jika semua orang mempunyai tingkat keaktifan tinggi, hasilnya adalah masyarakat yang maju.55
Kebijakan Sekolah Gratis selain memberikan manfaat, juga dapat memberikan dampak negatif, diantaranya :
a. Dengan program sekolah gratis rakyat yang masih awam akan berfikiran bahwa mereka hanya cukup dengan menyekolahkan anak-anak mereka sampai tingkat SD atau SMP saja,
b. Biaya yang digratiskan hanyalah biaya administrasinya saja, sehingga menimbulkan peluang untuk terjadinya penyalahgunaan dari pihak-pihak sekolah yang tidak bertanggung jawab, misalnya mau tidak mau siswa dipaksa untuk membeli buku-buku pelajaran , LKS, dan biaya Bimbel yang akhirnya tetap tidak gratis juga,
c. Menimbulkan sebagian Peserta didik berlaku seenaknya dalam hal belajar ataupun pembiayaan.
d. Apabila sekolah membutuhkan dana untuk keperluan pengadaan peralatan yang mendadak akan keteteran.
4. Sumber dana sekolah gratis
Pada tingkat sekolah (satuan pendidikan), biaya pendidikan diperoleh dari subsidi pemerintah pusat, pemerintah daerah. Sejauh tercatat dalam Rencana Anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS), sebagian besar biaya pendidikan tingkat sekolah berasal dari pemerintah pusat, sedangkan sekolah swasta berasal dari para siswa atau yayasan.
Berkaitan dengan penerimaan keuangan dari orang tua dan masyarakat ditegaskan dalam undang-undang system pendidikan nasional 1989 bahwa karena keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan dana pendidikan, tanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan dana pendidikan merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, masyarakat, dan orang tua. 56
55Mohammad saroni. Pendidikan untuk orang miskin. (Jogjakarta: ar-ruzz media. 2013) Hal.171
(42)
Dana Program Sekolah Gratis bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar 20 %, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi dan sharing Anggaran Pendpatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota. Besarnya dana sharing Kab/Kota dihitung secara proporsional berdasarkan besaran jumlah siswa di setiap Kab/Kota (Kesepakatan Bersama Gubernur dengan Bupati/Walikota).57
Seperti yang dijelaskan diatas, Mohammad saroni juga berpendapat dalam buku miliknya yang berjudul pendidikan untuk orang miskin bahwa pembiayaan pendidikan (sekolah) sudah dialokasikan dalam APBN dan APBD sebesar masing-masing 20%dari pembiayaan total. Ini merupakan biaya yang sangat besar jika dibandingkan denga sector lain. Sehingga keinginan untuk penyelenggaraan proses pendidikan benar-benar dapat terwujud.58
Perpaduan dana BOS dan BOSDA dipergunakan untuk meningkatkan akses pendidikan gratis bagi pelajar. Peruntukannya atau penggunaan dana BOS diantara lainnya ialah :
a. pembelian dan penggandaaan buku teks pelajaran,
b. pembiayaan seluruh kegiatan dalam rangka penerimaan siswa baru,
c. pembiayaan kegiatan pembelajaran remedial, pembelajaran pengayaan, pemantapan persiapan ujian, olahraga, kesenian, dan sejenis nya.
d. Pengadaan suku cadang alat kantor e. perawatan sekolah,
f. pembayaran honorarium bulanan guru honorer. g. Pengembangan profesi guru
h. Pemberian bantuan biaya transportasi bagi siswa miskin yang menghadapi masalah biaya transport dari dan ke sekolah.
i. Selain itu BOS juga digunakan untuk pembelian perangkat komputer (multimedia),59
57 Aplikasi kebijakan sekolah gratis. Diakses tanggal 20 agustus 2013 (
http://www.sekolahdasar.net).
58 Muhammad saroni. Pendidikan untuk orang miskin (Jogjakarta:Ar ruzz. 2013)hal. 91-92
59Direktorat jendral pendidikan dasar kementrian pendidikan nasional. Petunjuk teknis penggunaan dana bantuan operasional sekolah tahun anggaran 2011. Hal.16-18
(43)
C. Kerangka Berfikir
Dengan melihat kondisi sekolah dan karakteristik anak didik yang ada di SDN Pinang Ranti 03 Petang, maka sangat memungkinkan untuk seorang guru untuk dapat berimprovisasi dalam melakukan kegiatan pengajaran.
Kondisi antusias dan motivasi untuk bersekolah para siswa SDN Pinang Ranti 03 Petang terbilang memprihatinkan, terlihat dari jumlah kehadiran siswa yang sering tidak hadir tiap pelajaran agama sebanyak 2 sampai 5 orang dari rata-rata tiap kelas dengan jumlah siswa 40 siswa. Ini hanya salah satu faktor yang menjadi latar belakang para siswa kurang respect mata pelajaran dan sekolah pada umumnya. Hal lain yang menjadi dasar penelitian ini, yaitu kurangnya antusias para siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran Agama Islam, bisa dikarenakan dengan :
1. Tingkat perekonomian siswa SDN 03 petang yang rata-rata menengah kebawah 2. Kesadaran siswa akan pentingnya pendidikan masih sangat minim
3. Jam sekolah yang masuk siang, sehingga jam pelajaran agama berada pada waktu siang hingga sore hari.
4. Kegiatan para siswa sebelum sekolah untuk membantu orang tua mencari nafkah. 5. Sikap dan prilaku para siswa yang acuh tak acuh terhadap guru, sehingga ketika
pelajaran berlangsung terkesan instruksi dari guru tidak diindahkan oleh siswa. 6. Pendidikan orang tua yang kurang dan kurangnya perhatian dari orang tua,
sehingga prilaku anak terbawa kesekolah, yaitu merasa bebas tanpa aturan setiap melakukan kegiatan disekolah seperti pada saat dirumah mereka alami sehari-hari. 7. Lingkungan sekolah yang kurang kondusif, karena berada didaerah pemukiman
yang kurang terdidik, sehingga banyak prilaku-prilaku negatif yang sering terlihat oleh para siswa, seperti merokok, minum-minuman keras, perkelahian, dan
(44)
prilaku-prilaku menyimpang lainnya. Dan bisa jadi prilaku tersebut menjadi sesuatu yang dapat dicontoh bagi para siswa.
Dari konsep yang dijabarkan dapat diambil kesimpulan, bahwa dalam proses pembelajaran agar mendapatkan kondisi belajar yang efektif, kondusif dan efesien seorang guru harus dapat berimprofisasi dengan segala macam media seperti, alam, lingkungan, permainan, dan konsep belajar yang menarik, dan disertai dengan kegembiraan dalam pelaksanaannya, karena situasi yang menyenangkan akan menimbulkan motivasi tersendiri bagi peserta didik itu sendiri.
Motivasi yang tumbuh dari para siswa untuk mengikuti pelajaran PAI dapat tumbuh dikarenakan adanya daya tarik dari sekolah gratis yang diadakan pemerintah, karena dengan kenyataan yang ada bahwa para peserta didik yang mayoritas tidak memiliki keuangan cukup untuk biaya pendidikan dapat termotivasi dan antusias dalam belajar karena tidak harus memikirkan biaya sekolah.
D.Pengajuan Hipotesis
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka berfikir yang telah dikemukakan, maka hipotesis yang diajukan adalah :
Diduga Sekolah gratis dapat berpengaruh terhadap motivasi siswa kelas 5 SDN Pinang Ranti 03 Petang untuk dapat antusias dalam mengikuti mata pelajaran PAI.
(45)
31
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Adapun Tempat dan Waktu penelitian ini dilakukan di SDN Pinang Ranti 03 Petang, sekolah ini terletak di daerah Taman Mini Indonesia Indah, Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Kampung Makasar, Jakarta Timur. waktu penelitian ini di mulai dari bulan Januari tahun 2014 hingga selesai.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang penulis gunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan studi korelasional melalui penelitian lapangan. Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke objek penelitian karena dalam penelitian ini dibutuhkan data-data yang valid agar dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
C. Variabel Penelitian
Variasi sangat penting dalam penelitian karena menjadi objek penelitian dan memiliki peran tersendiri dalam menyelidiki suatu peristiwa atau fenomena yang akan di teliti. Dalam suatu penelitian, variabel sangat ditentukan oleh landasan teoritisnya dan ditegaskan oleh hipotesis penelitiannya. Variabel merupakan fenomena yang bervariasi atau suatu faktor yang jika diukur akan menghasilkan skor yang bervariasi.1
Dalam penelitian ini ada 2 Variabel, yaitu : 1. Variabel Bebas (X) : sekolah gratis 2. Variabel terikat (Y) : motivasi belajar PAI D. Objek Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Pinang Ranti 03 Petang, sekolah ini terletak di daerah Taman Mini Indonesia Indah, Kelurahan Pinang Ranti,
1 Zainal Arifin. Penelitian pendidikan Metode dan Paradigma Baru. (bandung : PT.
(46)
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah seluruh elemen yang akan diteliti. Sampel adalah elemen yang merupakan bagian dari populasi. Data adalah fakta-fakta yang dapat dipercaya kebenarannya.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi di SDN Pinang Ranti 03 Petang, Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Kampung Makasar, Jakarta Timur tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 225 siswa dari 6 kelas.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karaktereristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi.2
Dalam penelitian ini penulis mengambil sampel kelompok ( cluster sampling ) yaitu pengambilan sampel tidak langsung memilih anggota populasi untuk dijadikan sampel tetapi memilih kelompok terlebih dahulu. Yang termasuk sebagai sampel adalah anggota yang berada dalam kelompok terpilih tersebut. Yaitu siswa siswi di SDN Pinang Ranti 03 Petang, Kelurahan Pinang Ranti, Kecamatan Kampung Makasar, Jakarta Timur kelas 5 tahun pelajaran 2013-2014 sebanyak 37 orang sebesar 16,4%. Karena untuk siswa kelas 5 SD telah dapat dijadikan responen yang tepat, dimana mereka dinilai memiliki kematangan dalam menjawab setiap instrument yang dibuat .
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan untuk mengetahui suatu aktivitas yang berkaitan dengan situasi tindakan penelitian. Teknik pengumpulan data yang
2 Sugiyono. Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kualitatif, dan R&d(
(47)
a. angket yang terdiri dari item-item peryataan tertulis yang disebarkan kepada responden yakni siswa, yang selanjutnya jawaban dari responden itu diolah dalam penelitian ini. Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi tentang korelasi antara sekolah gratis terhadap motivasi belajar PAI siswa di SDN Pinang Ranti 03 Petang Jakarta Timur. Angket yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada skala model Likert. Skala berisi sejumlah pernyataan yang menyatakan objek yang hendak diungkap. Penskoran atas kuesioner skala ini yang digunakan dalam penelitian ini merujuk pada empat alternatif jawaban. Untuk keperluan analisis secara kuantitatif, maka jawaban dalam angket diberi skor (angka) sebagai berikut:
Table 3.1
Bobot Nilai Angket Motivasi Belajar Siswa
No Kategori Jawaban Bobot Nilai
1 Selalu S 4
2 Kadang-kadang K 3
3 Pernah P 2
4 Tidak pernah TP 1
Table 3.2
Bobot Nilai Angket Sekolah Gratis
No Kategori Jawaban Bobot Nilai
1 Sangat Setuju SS 4
2 Setuju S 3
3 Kurang Setuju KS 2
(1)
Remaja Rosdakarya, 2010), hlm. 73
Sumadi
Suryabruta,Psikologi
Pendidilan
(Jakarta:
PT. Raja Grafindo Persada,1995),h.70
H. Abu
Ahmadi,
Psikologi
Umum(lakarta
:
PT.
Rineka Cipta, 1991),h.
140Hamzah
B.
Uno,TeoriMotivasi
danpengukuran "Analisis
di
BidangPendidikan"
(Jakarta:PT.Bumi
Aksara" 2006),. Hal.5Martin Handokq
Motivasi Daya Penggerak Tinglcah Laku, ( Yogyakarta : Kanisius,1992)"h.9
Husaini
Usman, Manajemen: Teori,
praldek
dan
riset
pendidilran, (Jakarta: bumi Aksara. 2006),tim.
223.H.M. Arifin,
Psikologi
Dakwah Suatu PengantarStudi,
(
Jakarta : Bulan Bintang1977),h.63
Ramayulis,
Psikologi Agama,
(Iakata
:
kalam
Mulia.
2011)hlm.
100.Slameto.
Belajar
dan
factor-faktor
yang (Jakarta : Rineka cipta. 2010)Hal.
l7l-172
Sadirman
AM,
Interal<sidan Motivasi
Belajar
Mengajar
(Jakarta: PT. Raja Grafrndo Persada, 1996), h. 85Hamzah
B. lJto,Teori
Motivasi
danpengulatran
"Analisis
di
BidangPendidiknn"
(Jakarta:PT.Bumi
Aksar4
2006),.Hal.23
Hamzah
B.lJno,Teori
Moti-vasi danpengulatran "Analisis
di
Bidang
Pendidikan"
(Jakarta:
PT.Bumi
Aksara
2006),hal23
Sumadi Sqryab rata,
Psilalogi
Pendidikan
(akarta
:
PT. Raja Grafindo Persad4 1995),h.72Sumadi
Suryab'at4
Psikologi
Pendidikan
(akarta
:
PT. Raja Grafindo Persada, 1995),h.72Harnzah
Teori
Motivasi
dan
P
12
13
l4
15
16
t7
(2)
31
32
33 34
35
36
JI
38
39
40
4l
42
43
(Jakarta:
Bumi
Aksam" 2011), hlm. 23Muhaimiru
PengembanganKurihium
Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Gravindo Persada, 2005),hlm.
7.Ahmad
Tafsir, Ilmu
Pendidikandalam Perspeldif
Islam, @andung: PT. Remaja Rosdukuryc 2005),hlm.
131Zr;[rairinr,
dkk,
Metodologi
Pendidikan
Agama,
(Solo:
Ramadhan,199\,ilm.27
Muhaimin.
Pengembangan kurikulumpendidikan
agamaislam
di
sekolah,
madrasah,
dan perguruan
tinggi
(
Jakarta: PT.Raja grafindo. 2009)
Mahmud
yrrLr.ts.Metodik
khususpendidikan
agama. (Jakarta : hidakarya agung.1983) hal.7-8Al-Qur'an
dan TarjamahChoirul
fuad
yusuf. Kajian
peraturan
perundang-undangan
pendidikan
agama
pada
selalah.
(Jakarta: PT.pena citasatr ia. 2008)Hal 62 - 63Nurhasanah,
didik
tumianto.
Kamus
Besar
BergambarB ahasa Indonesia Sekolah
berarti.(lakarta:CV.Bina
sarana pustaka.2007) Hal. 686Nurhasanah,
didik
tumianto.
Kamus
Besar
BergambarB ahas a Indonesia
Selalah
b erarti.(l
ak'arta:CV.Bina saranapustaka.2007)Hal. 213
Mohammad
saroni.
Pendidikan untuk
orang
miskin. (Jogiakarta:arqtzz
media. 2013) Hal. 35Departemen Pendidikan
Nasional.
undang-undangRepublik Indonesia
Nomor 20
tahun2003
tentang sistem pendidikan nasionat Qakart1 2003) hat 24E.
mulyasa. Manajemen berbasissekolah (Bandung:
Ptremaja rosdakarya. 2002)Hal
48
)
I
)
/
I
$
BAB ITI
45
Zainal Arifin.
Penelitian pendidilwn Metode danParadisma
Barz.
Oandung : PT.Rosdakarya.2}lt)
}nl
(3)
"l_----Jakart4
15 Desember 2014M
Mengetahui,Pembimbing
,I
Prof.Dr. Ahmad
Svaf
i
Noor.MA
NIP:
19470902 1967l2l00l
I
185
Sugiyono. Metode penelitian pendidikan pendekatan
kuantitatiq kualitati4
danR&(
bandung : alfab€ta. 2013)Hat.
118Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik,(Jakarta: PT Rineka Cipta,1992)
hd.
160Suharsimi arikunto, prosedur penelitian suatu pendekatan praktik,(Jakarta: PT Rineka Cipt41992) hal.27
I
DwiPiyafro,
Mandiri Belajar
SPSSunuk Atwlisis Data
&
Ilji
Statistilc, (Yogyakarta:MediaKom,2008),
hlm. 28. 4748
(4)
KEMENTERIAN AGAMA UIN
JAKARTA
FITK
Jt. t H. Juahda rlo95 cputal 15112{odonada
FORM (FR)
No. Dokumen
:
FITK-FR-AKD-081 Tgl.Terbit :
1 Maret 2010No.
Revisi: :
01Hal 1t1
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nomor Lamp. Hal
: Un.0 liF. 1 /KM.o 1.3 t..l?A:DOl4
:-: Bimbingan Skripsi
lakafiz28
Jaruai20l4
Nurhamimah
llayati
1110011000048
Pendidikan Agama Islam (PAI) VItr (Delapan)
PENGARUH SEKOLAH GRATIS TERTIADAP MOTIVASI
Kepada Yth.
A.
Syafii Noor,Prof
Dr Pembimbing SkripsiFakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
As s al anu' al a ikum w r.w b.
Dengan
ini
diharapkan kesediaan Saudarauntuk
menjadi
pembimbingI/II
(materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:Nama
NIM
Jurusan Semester Judul Skripsi
BELAJAR SISWA DI SDN 03 PETANG JAKARTA TIMUR
Judu! tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal 29 Desember
2013, abstraksi/outline terlanpir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional pada
judul
tersebut.Apabila
perubahan substansial dianggapperlu,
mohon pembimbingmenghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan
skripsi
ini
diharapkan selesai dalamwaktu
6
(enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas perhatian dan kerja sama Saudarq kami ucapkan terima kasih.
W'as salamu' alai kum wr.w b.
Agama Islam
M.Ag
Tembusan:
l
Dekan FITK2.
Mahasiswa ybs._\
(5)
KEMENTERIAN AGAMA UIN
JAKARTA
FITK
,n. h H. Juada No 95 Ciplal 15112 lndoneda
FORM (FR)
No. Dokumen
:
FITK-FR-AKD-082 Tgl.Terbit : l
Maret 2010 No.Revisi: :
OlHal 1t1
SURAT
PERMOHONAN IZIN
PENELITIAN
Nomor : Un.01/F .lll<Nl.Ol.3l.l?5.12014
Lamp.
: Outline/ProposalHal
: Permohonan Izin PenelitianTembusan:
1.
Dekan FITK2.
Pembantu Dekan Bidang Akademik3.
Mahasiswa yang bersangkutanDi
Tempat
Jakarta, 28 januari 20 14
Kepada Yth.
Kepala SDN. 03 Petang Jakarta Timur
As s alamu' alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
:NURHAMIMAHIIAYATI
NIM
:1110011000048Jurusan : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Semester
:VIII
@elapan)JudulSkdpsi
:'PENGARIiII
SEKOLAII GRATIS TEREADAP
MOTMSI
BEI.A"IARPAI
SISWADI
SDN 03 PETANGJAKAR'IA
IIMTIR".
adalah benar mahasiswa./i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang
menJrusun
skipsi,
dan akan mengadakan penelitian (riset)di
instansi/sekolalr/madrasah yang Saudara pimpin.Untuk
itu
kami
mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa tersebut melaksanakanpenelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudarq kami ucapkan terima kasih. Wass al amu' alaikum wr-w b
-Agama Islam
M.Ag
199803 1002
(6)
PEMERINTAH DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA
SDN
PINANG
RANTI
03
PETANG
Jl.
Asem
Nirbaya RT016/02
Kec.
Makasar
Jakarta
Timur
13560rtp.
{oz1ls77aesr)
STIRATKETERANGAN
No
0071)73.51UPR{B/IIUX}14Melalui
suratini,
kepala sekolah SDN Pinang Ranti 03 petang menyatakan bahwa:Nama
NIM
Jurusan Fakultas Semester .Iudul SkripsiNurhamimah Hayati I I 10011000048
Pendidikan Agama Islam Ilmu Tarbiyah dan Kegunran
VIII
(Delapan)"Pengaruh Sekolah Gratis Terhadap
Motivasi
BelajarpAI
Siswadi
SDN Pinang lRanti 03 Petang Jakartaf
imur,'Nama tersebut diatas benar telah melakukan observasi dan penelitian di kelas