Koalisi Dan Mobilisasi Massa

C. Koalisi Dan Mobilisasi Massa

Pasca periode kepengurusan Nurcholish sebagai PB HMI tahun 1972, jabatan ketua umum HMI telah digantikan oleh Akbar Tandjung yang berasal dari HMI Teknik UI. Akbar Tandjung membawa HMI sebagai pembentuk koalisi gerakan mahasiswa bekas KAMI dengan nama kelompok Cipayung. Alasan diadakannya forum gerakan mahasiswa di Cipayung karena daerah ini masih sejuk dengan panorama perbukitan dan jauh dari kebisingan kendaraan di

kota Jakarta sehingga dapat konsentrasi. 56 Forum Cipayung ini

54 Deklarasi ini dilaksanakan di Murnajati Lawang Malang Jawa Timur sehingga dikenal dengan Deklarasi Murnajati. ibid, hlm.

55 Lihat selengkapnya dalam. Fauzan Alfas, ibid, hlm. 59-63.

56 Wawancara Chumaidi Syarif Romas, 24 Oktober 2012, Pkl 19:20 WIB. Di kediamannya jalan. Bedukan RT 5 Desa Plered, Kecamatan Plered Bantul Yogyakarta.

diselenggarakan pada tanggal 20 sampai 22 Januari tahun 1972. 57 Selain Akbar perwakilan dari HMI terdapat Kris Siner Key Timu sebagai ketua Presidium PMKRI, Suryadi dari GMNI, dan Binsar Sianipar sebagai ketua umum GMKI. Dalam forum ini yang dibahas mengenai idealitas Keindonesiaan dan perbedaan sosial-budaya tanah air.

Pada bulan Juli tahun 1973, terjadi koalisi pembentukan Komite Nasional Pemuda Indonesia ( KNPI ) dan terdiri dari elemen perwakilan pergerakan mahasiswa yang meliputi : Abdul Gafur dan Akbar Tandjung dari HMI, Slamet Sukirnanto dari IMM, Zamroni dari PMII, dan kawan-kawan dari pergerakan lain seperti David Napitupulu, Sorjadi, Cosmas Batubara, Hakim Simamora dan Eko Sukrojoyo. Mereka menjadi para perumus berdirinya KNPI dari gubug

reot berdasarkan berita Koran KNPI. 58 Namun Slamet tidak ikut menandatangani Deklarasi Pemuda 23 Juli 1973 karena ia menilai terlalu politis sedangkan keinginan Slamet menjadi gerakan bebas layaknya sastrawan atau seniman ketika dia merasa dapat obsesi

57 Fauzan Alfas, op.cit, hlm. 81.

58 Koran KNPI, “ Dari Gubug Reot Deklarasi Dirumuskan”, 15 Nopember 1978.

seni sastranya di Cikini. 59 Dalam urusan organisasi KNPI ini Akbar mulai tertarik dengan Golkar karena sering berkenalan dengan pengurus Partai Golkar dan di pihak pengurus Golkar mereka melihat potensi Akbar dalam pengorganisasian mahasiswa dan pemuda. Akbar juga terpengaruh oleh pemikiran politik Nurcholish Madjid bahwa tokoh yang punya latar belakang organisasi mahasiswa Islam tidak lantas masuk dalam partai Islam tetapi wawasan

keislaman dan keindonesiaannya harus kuat. 60

Pada bulan November tahun 1973 lima sekawan dari perwakilan lima gerakan mahasiswa ekstra-universiter seperti HMI, PMII, GMNI, GMKI, dan PMKRI telah beraudiensi kepada pimpinan DPR-RI di Jakarta. Mereka ingin menyampaikan pokok-pokok pikiran mereka perihal peringatan kepada pemerintah maupun lembaga DPR supaya peraturan pembinaan pemuda diperjelas sesuai pasal 28 UUD 1945. Lalu dalam audiensi ini wakil ketua DPR-RI Sumiskum membalas bahwa dengan adanya KNPI tidak berarti dibubarkannya

59 Cikini merupakan kawasan basis sastrawan dan seniman Jakarta lalu menjadi Taman Ismail Marzuki ( TIM ). Dalam

wawancara Sudibyo Markus, 4 Desember 2012, Pkl 14:03 WIB. Di Hotel Grand Kemang, Jakarta.

60 Freddy Ndolu & Albert Rebong, “ Wawancara Akbar Tandjung ” dalam Majalah Lider, No. 4 Tahun I/15 November- 15 Desember 2012, hlm 19.

organisasi pemuda selain KNPI, pejabat ini mencontohkan HMI bahwa kalo dilihat HMI memang ada dan bukan mengada-mengada. 61 Dalam berita harian Sinar Harapan ini telah menampilkan foto aktivis mahasiswa Islam yang sedang beraudiensi. Mereka terlihat gaya perlente dengan mode baju berkerah lebar dan memakai celana

mode cut-bray. 62

Pada kolom Tajuk Rencana harian Kompas tertanggal 7 Desember tahun 1973, gerakan mahasiswa ekstra-universiter berkoalisi kembali seperti HMI, GMNI, PMKRI, PMII, GMKI, dan SOMAL dengan menyatakan “ Memorandum Mahasiswa” dengan isi

sebagai berikut : 63

1. Mengharapkan keseimbangan kepemimpinan nasional antara ABRI, cendekiawan, dan tokoh masyarakat.

2. Mengharapkan mekanisme transparan dalam manajemen aparatur Negara sehingga terjadi kontrol sosial.

61 Sinar Harapan. “ 5 Orgs. Mahasiswa Ekstra Temui Pimpinan DPR ”. 2 Nopember 1973.

62 Sinar Harapan. “ 5 Orgs. Mahasiswa Ekstra Temui Pimpinan DPR ”. 2 Nopember 1973.

63 Harian Kompas. “ Memorandum Mahasiswa ”. 7 Desember 1973.

3. Urgensi komunikasi sosial bagi aparatur pemerintah untuk keterbukaan kekuasaan sekaligus kepekaan terhadap rakyat.

Pada hari yang sama, Zamroni diwawancarai oleh wartawan Kompas di Jakarta mengenai persiapan Kongres V PMII di daerah Ciloto. Ia menyatakan bahwa PMII perlu memperhatikan solusi internal keorganisasian. Zamroni mengatakan bahwa terdapat penataan tingkat pengurus cabang yang berorientasi pada

keberadaan kampus dan penawaran fusi antar organisasi Islam. 64 Ia juga mengumumkan akan mengundang Menteri Agama, Pengurus Partai Persatuan Pembangunan ( PPP ), dan Kepala KOPKAMTIB dalam pembukaan Kongres PMII.

Sementara itu pada tanggal 29 Desember 1973, di pihak Akbar Tandjung sebagai PB HMI mengumumkan kepada pers media bahwa situasi nasional perlu diperhatikan secara serius terkait dominasi asisten kepresidenan yang dirancang Ali Moertopo. Maka dari itu, pihak PB HMI hanya mengharap kepada pemerintah untuk membersihkan kalangan pembantu-pembantu kepresidenan dan

64 Harian Kompas. “ PMII Harus Berorientasi Pada Pemecahan Permasalahan ”. 7 Desember 1973.

pemerintah perlu manajemen secara rasional. 65 Lalu Akbar mengaku bahwa mahasiswa hanya menjembatani kepentingan rakyat dan pemerintah. PB HMI dibawah kepemimpinan Akbar tampaknya mendapat rekam jejak yang aman dan menguntungkan bagi HMI diantara berbagai posisi golongan Islam baik di struktur pemerintah maupun sipil. Oleh karena itu, Victor Tanja kagum dengan sosok Akbar yang memiliki bakat dalam berpolitik sesuai dengan cita-cita

Orde Baru. 66 Gaya Akbar tampak necis dalam koleksi foto buku Victor Tanja. Akbar terlihat memakai kalung dan berpakaian mode safari maupun merokok kretek layaknya pemuda kota berstatus

aktivis mahasiswa. 67

Pada situasi nasional tahun 1973 bahwa telah terjadi faksionalisasi pemerintahan dalam menentukan kebijakan publik. Kebijakan ini perihal penanaman modal asing dari Jepang sebesar 53 % untuk ekspor Indonesia lalu 71 % diantaranya bergerak di sektor

65 Harian Kompas. “ PB HMI Nilai Situasi Sekarang Cukup Serius ”. 29 Desember 1973.

66 Tempo Interaktif. “ Wawancara Victor Tanja : Orde Baru Sesuai Dengan Cita-Cita HMI ” dalam rubrik Analisa dan Peristiwa

.Edisi 04/02-29/Mar/1997. Hlm 9.

67 Victor Tanja, Himpunan Mahasiswa Islam : Sejarah dan Kedudukannya di Tengah Gerakan-Gerakan Muslim Pembaharu di Indonesia, ( Jakarta: Sinar Harapan, 1982 ), hlm. 91.

perminyakan, kemudian Jepang mampu memasok impor Indonesia sebanyak 29 %. 68 Pada masa ini Jepang juga memiliki industri manufaktur yang meningkat sehingga menghambat pertumbuhan usaha yang dikelola produsen pribumi.

Dengan Jepang mendominasi perekonomian Indonesia membuatnya diumpamakan preman yang sering memeras harta orang lain. Isu ini pun berkembang dengan menuding Ali Moertopo dan Soedjono Humardhani sebagai perantara kontrak bagi investor asing yang kebetulan juga dekat dengan presiden soal keyakinan

mistik. 69 Sementara itu, pada divisi KOPKAMTIB dengan pimpinan Soemitro telah melakukan dialog dengan para aktivis mahasiswa dan sejumlah protes massa.

Situasi rakyat Jakarta antara 14 hingga 15 Desember tahun 1974 telah melakukan aksi pembakaran lalu kerusuhan di kawasan Blok M dan aksi penjarahan di kawasan Glodok. 70 Kemudian terjadi

68 M.C. Ricklefs, Sejarah Indonesia Modern 1200-2004 ( Jakarta: Serambi,2004), hlm. 587.

69 Ibid, hlm. 588.

70 Heru Cahyono (ed), Soemitro Dan Peristiwa 15 Januari’ 74 ( Jakarta: Sinar Harapan, 1998 ), hlm. 217.

demonstrasi akbar yakni pembakaran dan perusakan terhadap proyek kendaraan bermotor di Gedung Perusahaan Astra sekitar kawasan Proyek Senen. Tuntutan utama dari demonstrasi ini adalah slogan “ menolak dominasi modal Jepang “ kemudian lahir Tri

Tuntutan Hati Nurani Rakyat ( Tritura 1974 ). 71 Tiga tuntutan tersebut meliputi pembubaran asisten presiden ( Aspri ), turunkan harga kebutuhan pokok, dan pemberantasan korupsi. Ketika itu Sudibyo Markoes dan rekannya pimpinan pusat IMM mencoba audiensi kepada Presiden Soeharto mengenai langkah-langkah pemberantasan korupsi meski tetap tidak ada upaya tindak lanjut

dari pemerintah. 72

Barisan utama penggalangan gerakan mahasiswa ini dikoordinir oleh Hariman Siregar dari UI menuju Bandara Halim dimana rombongan PM Tanaka Kakuei tiba dan segera menuju Istana Negara dengan sambutan Presiden Soeharto dan sejumlah Asprinya. Sementara itu pengurus organisasi mahasiswa eksternal seperti GMNI, HMI, PMII, IMM, dan IMADA tingkat universitas mengadakan konsolidasi dengan diskusi sedangkan anggota-anggota lainnya

71 Farid Fathoni, op.cit., hlm. 175.

72 Ibid, hlm 178.

menyebar lewat barisan protokol Hariman yang sedang menuju Halim dan Istana Merdeka. Tetapi barisan mahasiswa berbuat melewati batas estimasi sehingga dicampuri misi oleh berbagai elemen massa lain. Maka kekacauan ( chaos ) amuk massa pun terjadi terhadap petinggi Negara maupun rombongan perdana menteri Jepang. Peristiwa ini terkenal dengan akronim MALARI.

Masih pada seputar MALARI bahwa menurut arsip Departemen Penerangan RI bahwa telah terjadi gabungan pengerahan massa antara massa HMI yang dikelola Fahmi Idris dan massa mantan aktivis Laskar Arif Rachman Hakim ( ARH ) yakni wadah gabungan aktivis bekas KAMI. Menurut arsip data pengawasan Departemen Penerangan ini telah terjadi kompromi antara Fahmi Idris dengan Sjarnoebi Said perihal pengerahan massa demonstrasi menuju Perusahaan Astra. Sedangkan Sjarnoebi adalah Kepala Divisi Keamanan Perusahaan Pertamina yang memiliki Perusahaan Kramayudha yang menjadi agen pabrik mobil Jepang Mitsubishi Motors sehingga perlu memenangkan tender atas Jusuf yaitu salah satu pemegang saham Perusahaan Astra yang menjadi agen tunggal produsen mobil Jepang seperti Toyota dan Daihatsu. Menurut studi Masih pada seputar MALARI bahwa menurut arsip Departemen Penerangan RI bahwa telah terjadi gabungan pengerahan massa antara massa HMI yang dikelola Fahmi Idris dan massa mantan aktivis Laskar Arif Rachman Hakim ( ARH ) yakni wadah gabungan aktivis bekas KAMI. Menurut arsip data pengawasan Departemen Penerangan ini telah terjadi kompromi antara Fahmi Idris dengan Sjarnoebi Said perihal pengerahan massa demonstrasi menuju Perusahaan Astra. Sedangkan Sjarnoebi adalah Kepala Divisi Keamanan Perusahaan Pertamina yang memiliki Perusahaan Kramayudha yang menjadi agen pabrik mobil Jepang Mitsubishi Motors sehingga perlu memenangkan tender atas Jusuf yaitu salah satu pemegang saham Perusahaan Astra yang menjadi agen tunggal produsen mobil Jepang seperti Toyota dan Daihatsu. Menurut studi

Sjarnoebi Said adalah bawahan Ibnu Soetowo. 73

Pada permasalahan ini sebenarnya telah terjadi rivalitas ekspansi bisnis otomotif antara Kramayudha dan Astra. Kemudian Sjarnoebi melibatkan Fahmi Idris dengan meminta bantuan penggalangan massa menuju pergedungan milik Astra. Melalui Fahmi Idris inilah yang kebetulan mantan aktivis HMI UI dan mantan

aktivis Laskar ARH. 74 Hingga mereka berkoalisi massa menuju pergedungan tersebut.

Lalu mengapa anggota-anggota HMI menerima tawaran dari seniornya yaitu Fahmi Idris yang memiliki relasi kepada Sjarnoebi Said. Sebab anggota-anggota HMI ketika itu membutuhkan dana untuk pembiayaan Kongres HMI yang diselenggarakan bulan

73 Pemilik Astra adalah William Soeryadjaya yang secara reputatif telah memenangkan kontrak Bendungan Jatiluhur melalui rekomendasi Soerjo yaitu Jenderal yang menjabat sebagai kepala bagian keuangan Komando Operasi Tertinggi ( KOTI ). Lihat Selengkapnya dalam Ian Chalmers, Konglomerasi : Negara Dan Modal Dalam Industri Otomotif Indonesia 1950-1985 ( Jakarta: Gramedia,1996 ), hlm. 184.

74 Meskipun pada akhirnya ketika Fahmi Idris menjadi alumni HMI, ia diangkat sebagai direktur PT Kramayudha. Lihat selengkapnya dalam. Ian Chalmers, ibid, hlm. 317.

Februari tahun 1974. Pembiayaan tersebut meliputi konsumsi untuk para peserta kongres dan sosialisasi kongres di media massa. Maka dari itu, gabungan massa HMI dan mantan Laskar ARH bergerak menuju gedung-gedung milik perusahaan Astra seperti di Jalan

Kemakmuran, Jalan Sudirman, Jalan Juanda, dan Jalan Kramat. 75 Kemudian sebagai kompensasinya para mantan Laskar ARH diberi mobil Colt Mitsubishi oleh Sjarnoebi.

Pada tanggal 16 Januari tahun 1974 pihak pengurus IMM mengirim surat kepada Presiden Soeharto. Surat ini pertama berisi saran penyelenggaraan referendum untuk mencari sumber permasalahan mengenai kebijakan pemerintah. Kedua, permohonan kepada pemerintah supaya tidak menafikan aspirasi dan idealisme

mahasiswa. 76

Pasca MALARI tampaknya juga terjadi konflik antar petinggi perwira yaitu antara Soemitro dan Ali Moertopo yang berusaha melibatkan HMI. Ali berniat membubarkan HMI karena kebesaran massanya. Informasi itu diterima Soemitro melalui petinggi intelijen

75 Arsip Nasional Republik Indonesia. “ Hubungan Fahmi Idris Dengan Sjarnoebi Said”, Departemen Penerangan RI, Koleksi Marzuki Arifin No. 563.

76 Farid Fathoni, op.cit., hlm. 178.

Soetopo Joewono. Soetopo pun berusaha supaya anggota-anggota HMI jangan sampai terlibat oleh aksi-aksi anarkis sebab itu dapat dijadikan dalih bagi Ali Moertopo untuk membubarkan HMI. Tetapi bagi para pengurus HMI sendiri juga merasa tidak diprovokasi oleh Ali Moertopo melalui infiltrasi bawahan Ali yang telah terdaftar di keanggotaan HMI. Alangkah untungnya HMI berkat kemampuan investigasi Nicklany yaitu seorang perwira bawahan Soetopo, ia mampu menarik anggota-anggota HMI yang terlibat aksi anarkis di

jalanan sebagai langkah antisipatif. 77 Nicklany pun membuat laporan kepada Badan Koordinasi Intelijen Negara ( BAKIN ) bahwa HMI tidak terlibat.

Dengan kasus MALARI ini membuat pemerintah orde baru naik pitam terhadap gerakan kemahasiswaan. Maka dari itu, pemerintah memutuskan kebijakan “Normalisasi Kehidupan Kampus” ( NKK ). Konsep NKK ini menuntut tanggungjawab pimpinan perguruan tinggi supaya memantau penuh kegiatan kemahasiswaan dengan legalisasi perizinan dan seleksi semua jenis kegiatan kemahasiswaan. Kegiatan kemahasiswaan juga harus terpusat melalui Badan Koordinasi Kemahasiswaan ( BKK ) sehingga kegiatan mahasiswa mampu

77 Heru Cahyono ( ed ), op.cit., hlm. 237.

dipantau dan dikendalikan oleh pemerintah. Pada lapisan bawah gerakan mahasiswa telah muncul isu “ kembali ke kampus” ( back to campus ). Menurut wacana umum kalangan aktivis mahasiswa telah terjadi persoalan serius dengan adanya NKK/BKK ini yaitu menimbulkan depolitisasi dan deideologisasi para mahasiswa beserta interaksinya didalam kampus. Apalagi dengan munculnya strategi pemerintah dengan menetapkan “sistem kredit semester” ( SKS ) yang membuat tekanan terhadap mahasiswa supaya dikejar batasan target semester ( deadline limited semester ) sehingga mahasiswa cepat lulus

dan membatasi mahasiswa berkegiatan politik maupun ideologis. 78