15
Jhon. L. Esposito,
6
juga menekankan hal yang senada, berkaitan dengan keadaan dunia timur tengah di abad ketujuh, masa lahirnya Islam adalah dunia
yang keras, di mana ada peperangan antar suku. Timur tengah terbagi dua, diantara dua kekuasaan besar yang saat itu saling berperang yakni kekaisaran
Bizantium dan Persia,yang saling bersaing satu sama lain untuk mendominasi dunia.
Menurut Crone dan Cook,
7
serangan-serangan awal cenderung menampakan fakta sikap permusuhan terhadap agama Kristen. Seperti yang dialami oleh
pasukan Bizantium, ketika menolak anjuran pasukan Islam untuk beralih agama, mengingkari Kristus maka mereka semua dibunuh. Contoh sikap antipati lainnya
yakni, pembakaran Gereja, penghancuran Biara, hujatan terhadap Kristus dan Gereja. Sikap keras negara Muslim terhadap komunitas Kristen masih nampak
terhadap para penduduk di kota-kota taklukan Toledo, Kordoba, mereka diberikan pilihan untuk menyerah -dengan jaminan perlindungan nyawa,
kekayaan, memberi kebebasan- atau diperangi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hubungan Islam-Kristen pada
periode pasca wafatnya Nabi Muhamad, dalam konteks bangkitnya negara Islam, Umat Muslim mengambil sikap keras memaksa dan sekaligus toleran bersyarat
terhadap orang Kristen yang pada saat itu merupakan kelompok minoritas di Arab.
1.1.3. Periode ekspansi Islam Abad pertengahan.
Periode Abad pertengahan menandai tentang bagaimana kaum Islam memulai perluasan ekspansinya sampai ke Eropa. Berawal dengan penaklukan Afrika
kemudian ke Spanyol dan Prancis Selatan. Dalam konteks masa spanyol, hubungan Islam-Kristen semakin pelik ditandai dengan berdirinya kekhalifahan
Bani Umayyah, sehingga agenda Harun al-Rasyhid khaliah Abbasyiyah membina hubungan baik dengan bangsa Frangka untuk mendapatkan dukungan
untuk melawan Bani Umayyah dan menciptakan perlawanan antar sesama Bangsa Muslim. Raja Karolus Agung penguasa Roma mengirimkan pasukan ke spanyol
6
Jhon.L. Esposito. Unholy war: Teror Atas Nama Islam. Yogyakarta: IkonTeralitera, 2003,33
7
P.Crone dan M.Cook, Hagarisme:The Making of the Islamic World. Cambridge:University Press, 1977,120
16
untuk membantu Harun. Namun, ketika kembali ke Prancis, pasukan yang membantu itu diserang dari belakang dan dibantai oleh kaum Muslim.
Rangkaian peristiwa konfliktual dalam sejarah perjumpaan Islam-Kristen di Spanyol menimbulkan tanggapan khas Barat yang cenderung negatif terhadap
Islam. Pandangan tersebut dilatari oleh keadaan yang menyakitkan -seperti larangan beribadah di muka umum, terisolasi dari ilmu pengetahuan agama
mapun sekuler- yang dialami orang Kristen dalam penguasaan kekhalifahan Bani Umayyah di Spanyol.
8
Pandangan itu akhirnya memicu bangkitnya sebuah gerakan kekristenan, yakni gerakan k
emartiran Spanyol“ yang menganggap Islam sebagai ancaman bagi kekristenan, sebagai tanda kemunculan
“antikritus“ beberapa Pendeta, menggunakan bagian-bagian Alkitab seperti: Daniel, Injil, dan Wahyu untuk
melegitimasi pandangan ini, karenanya memerangi Islam berarti memerangi Iblis, atau mati karena mempertahankan iman adalah mati bagi Kristus, mati
sebagai seorang Martir.
9
Jadi, point penting dalam melihat hubungan Islam-Kristen pada periodesasi ini yakni bahwa, pandangan negatif umat Kristen Barat terhadap kaum Islam
dilatar belakangi oleh serangkaian sikap dan perilaku kaum Islam yang keras terhadap Kristen Barat. Sikap kaum Islam terhadap Kristen inilah yang menjadi
pemicu lahirnya gerakan perlawanan dan permusuhan dengan motif religius.
1.1.4. Periode perang Salib Abad XI.