22
Negara. Pertanyaan pokok perdebatan para tokoh BPUPKI adalah: haruskah dasar resmi  untuk  negara  Indonesia  terbentuk  dari  asas-asas  Islam,  dinyatakan  dengan
peristilahan  Islam,  ataukah  Indonesia  didasarkan  kepada  Pancasila  dan  menjadi suatu  contoh  dari  negara  yang  rakyatnya  menganut  beranekaragam  agama,  yang
di  dalamnya  para  pengikut  dari  berbagai  agama  hidup  dan  bekerjasama  dengan saling  menghormati?
28
Pembahasan  terhadap  pertanyaan  yang  menjadi  polimek tersebut kemudian digodok dalam kelompok kecil: “Tim 9“, dijadikan dokumen
politik yang dinamai: “Piagam Jakarta“.
Alwi  Hihab
29
,  melihat  persoalan  Piagam  Jakarta  yang  kontroversial  di kalangan  pemimpin  Indonesia  pada  saat  menjelang  kemerdekaan  itu,  mencirikan
ketegangan  pertama  dalam  hubungan  Kristen-Muslim  di  Indonesia  selama  era pasca  penjajahan.  Persoalan  tersebut  hampir  merusak  kesatuan  dan  persatuan
negeri Indonesia.
1.2.4. Masa Orde Lama 1950-1965.
Pada  masa  ini,kedaulatan  penuh  yang  telah  dimiliki  oleh  Indonesia  sebagai suatu  negara  pada  kurun  waktu  ini  justru  memunculkan  gejolak  internal  dan
ancaman  dari  berbagai  gerakan  separatis  yang  sebagian  bermuatan  atau  berlabel agama: Darul IslamTentara Islam IndonesiaNegara Islam Indonesia DITIINII.
Kalangan  islam  “menagih  janji“  perwujudan  negara  berdasarkan  Islam. Terutama  mereka  yang  bercorak  modernis  terus  berlanjut.    Keadaan  ini  ikut
mempengaruhi  hubungan  dan  perjumpaan  Kristen  dan  Islam,  karena  mereka bersikap paling keras terhadap kalangan Kristen.
30
Islam  menjadi  Ideologi  politik  yang  diperjuangkan  kaumnya  dalam  konteks perpolitikan  dalam  pemerintahan  Soekarno.  Pemilu  1955  merupakan  ajang
perjuangan  mereka  yang  pertama.  Akan  tetapi  toh  gagal  mencapai  kemenangan mayoritas  dalam  pemilu  tersebut.  Selain  masalah  Dasar  Negara,  Kebebasan
Beragama  pun  menjadi  perdebatan-perdebatan  sengit  diantara  kalangan  Kristen dan Islam. Misalnya, Masyumi yang dengan tegas mengusulkan agar agama resmi
28
B.J. Bolan.  Pergumulan Islam di Indonesia Terj.   Jakarta: Grafiti Pers, 1985,25-26
29
Alwi  Shihab,  Membendung  Arus:  Respon  Gerakan  Muhhamadiyah  terhadap  Penetrasi  Misi Kristen di Indonesia Terj.  Bandung: Mizan, 1998,167
30
Aritonang. Sejarah Perjumpaan… 2006,277
23
negara  adalah  agama  Islam  -atas  alasan  posisi  mayoritas  kewarganegaraan  yang didominasi Islam- ditentang Parkindo karena ketika Islam dijadikan dasar negara
berarti  hukum  Islam  akan  menjadi  superior  dan  ini  bertentangan  dengan  asas kedudukan  yang  sama  asas  demokrasi.  Di  dalam  negara  Islam,  golongan  non
muslim zimmi diperlakukan sebagai golongan inferior.
31
1.2.5. Masa Orde Baru 1966-1998.
Pada  masa  ini,  ketegangan  antara  umat  Islam  dan  Kristen  merebak  seiring tudingan  umat  Islam  bahwa  umat  Kristen  lebih  diuntungkan  oleh  pemerintah
32
dan  adanya  semangat  kristenisasi  yang  ditandai  dengan  bertambahnya  jumlah umat Kristen secara signifikan.  Penginjilan kristen dianggap tidak sehat, dengan
masifnya  pembangunan  Gedung  Gereja  di  berbagai  daerah.  Contohnya  di  Aceh. Kondisi ini memunculkan konflik langsung, seperti yang terjadi di Makasar pada
tanggal  1  oktober  1967,  ketika  sejumlah  pemuda  Islam  di  Makasar  merusak sejumlah  gedung  Gereja,  dan  kantor  organisasi  Kristen,  termasuk  melukai
beberapa pemuda Kristen. Peristiwa ini dinilai oleh para tokoh Islam, Natzir:
33
. . . sebagai  akibat  dari  kegiatan  mengkristenkan  orang  Islam.  Kekuasaan  mutlak
dalam materi dan keuangan pihak Kristen yang digunakan untuk mengkristenkan umat Islam melukai hati umat Muslim.
Ada  juga  konflik  antar  umat  Kristen  dan  Islam  yang  berkaitan  dengan pembangunan  Gedung  Gereja  -yang  dilakukan  di  daerah-daerah  yang  dikenal
sebagai  basis  Islam  ini-  yang  membuat  sebagian  umat  Islam  merasa  terganggu, bahkan  terancam  dan  yang  menuntut  pemerintah  menerbitkan  SKB  no.  11969.
Keputusan  pemerintah  ini  segera  ditanggapi  DGI  dengan  memorandum  yang mencatat bahwa:
34
adanya pertentangan di dalam SKB tersebut. Di satu pihak, hak kebesan  beragama  dan  mengekspresikan  kehidupan  beragama  dijamin,  namun
dipihak  lain  karena  tidak  ada  petunjuk  yang  jelas  tentang  implementasi  dari
31
Daniel.  Sopamena,  Perjumpaan  Islam  dan  Kristen  pada  Pentas  Politik  di  Indonesia  1945- 1985. Jakarta: STT Jakarta, 1996.  Tesis,133-134
32
Salah  satu  penulis  Muslim.  Husein.    Mengungkapkan  kedekatan  hubungan  antara  penguasa: Soeharto  dengan  pengusaha  tionghoa  sering  diasosiakan  dengan  orang  Kristen  membuat  Islam
sangat marah, iri dan curiga dengan orang Kristen.
33
M.  Natsir, Islam dan Kristen di Indonesia,Jakarta: Media Da’wah,1988,208-210.
34
Teks  lengkap  memorandum  tsb.  Dimuat  dalam  Sairin,  Himpunan  Peraturan  di  Bidang Keagamaan.  Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994,443-44.
24
peraturan  perijinan  tentang  pendirian  rumah  ibadah  tersebut  sehingga  kebebasan mengekspresikan kehidupan beragama menjadi tidak terjamin.
Selanjutnya,  pada  masa  akhir  era  Orde  Baru,  terdapat  suatu  perkembangan penting  yaitu  pembentukan  ICMI  yang  memperlihatkan  kebangkitan  kalangan
Islam  dan  kedekatan  mereka  dengan  kekuasaan  pemerintah  dan  membuat kalangan  Kristen  merasa  semakin  terdesak  dan  terpinggir.
35
ICMI  kemudian menjadi  wadah  politik  bagi  tokoh  intelektual  Islam  untuk  mencapai  kekuasaan.
ICMI  dikendalikan  oleh  penguasa  dan  peran  sentral  Habibie.    Keberadaan  ICMI oleh  Gus  Dur
36
dipandang  sebagai  organisasi  yang  cenderung  sektarian  dan eksklusif. Secara tajam, Gus Dur menilai bahwa dengan wataknya yang sektarian
itu,  beberapa  tokoh  ICMI  berdiri  dibalik  berbagai  peristiwa  kerusuhan  dan pengrusakan  rumah  ibadah  sejak  tahun  1996:
37
Situbondo,  Sidotopo, Rengasdengklok, Banjarmasin.
1.2.6. Masa Reformasi 1998-2003.