Masa Orde Lama 1950-1965. Masa Orde Baru 1966-1998.

22 Negara. Pertanyaan pokok perdebatan para tokoh BPUPKI adalah: haruskah dasar resmi untuk negara Indonesia terbentuk dari asas-asas Islam, dinyatakan dengan peristilahan Islam, ataukah Indonesia didasarkan kepada Pancasila dan menjadi suatu contoh dari negara yang rakyatnya menganut beranekaragam agama, yang di dalamnya para pengikut dari berbagai agama hidup dan bekerjasama dengan saling menghormati? 28 Pembahasan terhadap pertanyaan yang menjadi polimek tersebut kemudian digodok dalam kelompok kecil: “Tim 9“, dijadikan dokumen politik yang dinamai: “Piagam Jakarta“. Alwi Hihab 29 , melihat persoalan Piagam Jakarta yang kontroversial di kalangan pemimpin Indonesia pada saat menjelang kemerdekaan itu, mencirikan ketegangan pertama dalam hubungan Kristen-Muslim di Indonesia selama era pasca penjajahan. Persoalan tersebut hampir merusak kesatuan dan persatuan negeri Indonesia.

1.2.4. Masa Orde Lama 1950-1965.

Pada masa ini,kedaulatan penuh yang telah dimiliki oleh Indonesia sebagai suatu negara pada kurun waktu ini justru memunculkan gejolak internal dan ancaman dari berbagai gerakan separatis yang sebagian bermuatan atau berlabel agama: Darul IslamTentara Islam IndonesiaNegara Islam Indonesia DITIINII. Kalangan islam “menagih janji“ perwujudan negara berdasarkan Islam. Terutama mereka yang bercorak modernis terus berlanjut. Keadaan ini ikut mempengaruhi hubungan dan perjumpaan Kristen dan Islam, karena mereka bersikap paling keras terhadap kalangan Kristen. 30 Islam menjadi Ideologi politik yang diperjuangkan kaumnya dalam konteks perpolitikan dalam pemerintahan Soekarno. Pemilu 1955 merupakan ajang perjuangan mereka yang pertama. Akan tetapi toh gagal mencapai kemenangan mayoritas dalam pemilu tersebut. Selain masalah Dasar Negara, Kebebasan Beragama pun menjadi perdebatan-perdebatan sengit diantara kalangan Kristen dan Islam. Misalnya, Masyumi yang dengan tegas mengusulkan agar agama resmi 28 B.J. Bolan. Pergumulan Islam di Indonesia Terj. Jakarta: Grafiti Pers, 1985,25-26 29 Alwi Shihab, Membendung Arus: Respon Gerakan Muhhamadiyah terhadap Penetrasi Misi Kristen di Indonesia Terj. Bandung: Mizan, 1998,167 30 Aritonang. Sejarah Perjumpaan… 2006,277 23 negara adalah agama Islam -atas alasan posisi mayoritas kewarganegaraan yang didominasi Islam- ditentang Parkindo karena ketika Islam dijadikan dasar negara berarti hukum Islam akan menjadi superior dan ini bertentangan dengan asas kedudukan yang sama asas demokrasi. Di dalam negara Islam, golongan non muslim zimmi diperlakukan sebagai golongan inferior. 31

1.2.5. Masa Orde Baru 1966-1998.

Pada masa ini, ketegangan antara umat Islam dan Kristen merebak seiring tudingan umat Islam bahwa umat Kristen lebih diuntungkan oleh pemerintah 32 dan adanya semangat kristenisasi yang ditandai dengan bertambahnya jumlah umat Kristen secara signifikan. Penginjilan kristen dianggap tidak sehat, dengan masifnya pembangunan Gedung Gereja di berbagai daerah. Contohnya di Aceh. Kondisi ini memunculkan konflik langsung, seperti yang terjadi di Makasar pada tanggal 1 oktober 1967, ketika sejumlah pemuda Islam di Makasar merusak sejumlah gedung Gereja, dan kantor organisasi Kristen, termasuk melukai beberapa pemuda Kristen. Peristiwa ini dinilai oleh para tokoh Islam, Natzir: 33 . . . sebagai akibat dari kegiatan mengkristenkan orang Islam. Kekuasaan mutlak dalam materi dan keuangan pihak Kristen yang digunakan untuk mengkristenkan umat Islam melukai hati umat Muslim. Ada juga konflik antar umat Kristen dan Islam yang berkaitan dengan pembangunan Gedung Gereja -yang dilakukan di daerah-daerah yang dikenal sebagai basis Islam ini- yang membuat sebagian umat Islam merasa terganggu, bahkan terancam dan yang menuntut pemerintah menerbitkan SKB no. 11969. Keputusan pemerintah ini segera ditanggapi DGI dengan memorandum yang mencatat bahwa: 34 adanya pertentangan di dalam SKB tersebut. Di satu pihak, hak kebesan beragama dan mengekspresikan kehidupan beragama dijamin, namun dipihak lain karena tidak ada petunjuk yang jelas tentang implementasi dari 31 Daniel. Sopamena, Perjumpaan Islam dan Kristen pada Pentas Politik di Indonesia 1945- 1985. Jakarta: STT Jakarta, 1996. Tesis,133-134 32 Salah satu penulis Muslim. Husein. Mengungkapkan kedekatan hubungan antara penguasa: Soeharto dengan pengusaha tionghoa sering diasosiakan dengan orang Kristen membuat Islam sangat marah, iri dan curiga dengan orang Kristen. 33 M. Natsir, Islam dan Kristen di Indonesia,Jakarta: Media Da’wah,1988,208-210. 34 Teks lengkap memorandum tsb. Dimuat dalam Sairin, Himpunan Peraturan di Bidang Keagamaan. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1994,443-44. 24 peraturan perijinan tentang pendirian rumah ibadah tersebut sehingga kebebasan mengekspresikan kehidupan beragama menjadi tidak terjamin. Selanjutnya, pada masa akhir era Orde Baru, terdapat suatu perkembangan penting yaitu pembentukan ICMI yang memperlihatkan kebangkitan kalangan Islam dan kedekatan mereka dengan kekuasaan pemerintah dan membuat kalangan Kristen merasa semakin terdesak dan terpinggir. 35 ICMI kemudian menjadi wadah politik bagi tokoh intelektual Islam untuk mencapai kekuasaan. ICMI dikendalikan oleh penguasa dan peran sentral Habibie. Keberadaan ICMI oleh Gus Dur 36 dipandang sebagai organisasi yang cenderung sektarian dan eksklusif. Secara tajam, Gus Dur menilai bahwa dengan wataknya yang sektarian itu, beberapa tokoh ICMI berdiri dibalik berbagai peristiwa kerusuhan dan pengrusakan rumah ibadah sejak tahun 1996: 37 Situbondo, Sidotopo, Rengasdengklok, Banjarmasin.

1.2.6. Masa Reformasi 1998-2003.

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pela Gandong sebagai Konseling Orang Basudara dan Agen Perdamaian Konflik Islam-Kristen di Ambon

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pela Gandong sebagai Konseling Orang Basudara dan Agen Perdamaian Konflik Islam-Kristen di Ambon

0 0 15

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pela Gandong sebagai Konseling Orang Basudara dan Agen Perdamaian Konflik Islam-Kristen di Ambon T2 752012008 BAB VI

0 0 5

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pela Gandong sebagai Konseling Orang Basudara dan Agen Perdamaian Konflik Islam-Kristen di Ambon T2 752012008 BAB V

0 0 9

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pela Gandong sebagai Konseling Orang Basudara dan Agen Perdamaian Konflik Islam-Kristen di Ambon T2 752012008 BAB IV

0 0 22

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pela Gandong sebagai Konseling Orang Basudara dan Agen Perdamaian Konflik Islam-Kristen di Ambon T2 752012008 BAB I

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Simbol dan Rekonsiliasi Gong Perdamaian Dunia sebagai Simbol Rekonsiliasi Lintas Agama di Ambon T2 752015017 BAB II

0 0 28

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Ain Ni Ain sebagai Pendekatan Konseling Perdamaian Berbasis Budaya T2 752015029 BAB II

0 0 29

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Konflik Ambon Dalam Perspektif Teori Identitas Sosial T2 752013009 BAB II

0 0 25

T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Media Sosial sebagai Ruang Publik Komunitas MudaMudi dalam Ancaman Konflik Ambon Akibat Segregasi T2 BAB II

0 1 32