79
6. Pelaksanaan Pembelajaran Luar Sekolah
a. Kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah di KRKB Gembira Loka
Berdasarkan hasil obeservasi dan merujuk kepada hasil CD-06, 07-02-2017, yang terdapat dalam lampiran hal:182-183. Kegiatan
pembelajaran luar sekolah gembira loka merupakan program CSR dari KRKB Gembira Loka yang di alokasikan untuk pendidikan. Kegiatan ini
dilatar belakangi oleh sebuah pemikiran Sri Paduka Paku Alam VIII, yange berkeinginan Gembira Loka dapat dikunjungi oleh anak-anak
sekolah supaya mereka dapat belajar dengan lebih menyenangkan. Kemudian program tersebut diusulkan kepada Direktur utama Gembira
Loka untuk selanjutnya direalisasikan dengan nama Pembelajaran Luar Sekolah PLS yang disesuaikan dengan visi misi sebuah lembaga
konservasi yang dapat dimanfaatkan sebagai sarana pendidikan. Hal ini dejelaskan oleh DS selaku staff Humas di KRKB Gembira Loka.
“Ini dulu karena adanya ide atau gagasan dari paku alaman ke delapan ya mbak, maka gembiraloka ingin membuat program yang susuai
dengan visi misi konservasi, salah satunya tentang pendidikan” CW-4, 31-01-2017
Kemudian pernyataan tersebut juga didukung oleh hasil wawancara dengan MS Selaku kepala bidang Pendidikan
“Saat itu paduka paku alaman ke VII menginginkan agar gl zoo bisa dikunjungi oleh anak-anak. Pada tahun 2013 harapan tersebut
di realisasikan oleh bapak dirut” CW-3, 31-07-2017
80 Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa
program pembelajaran luar sekolah di inisiasi oleh Sri Paduka Paku Alam kemudian program tersebut mulai direalisasikan pada tahun 2013. Direktur
gembira loka membicarakan perihal pogram tersebut dengan kepala bagian pendikan kemudia diberilah nama program PLS. setelah nama program
terbentuk barulah pihak gembira loka mencari relasi untuk berdiskusi. kemudiaan bertemu dengan kepala jurausan Pendidikan Luar Sekolah
Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam pertemuan tersebut sudah cukup jelas bila Pembelajaran Luar Sekolah dikonsep seperti Outing Class yang
nantinya akan dipandu oleh mahasiswa pendidikan luar sekolah. Kemudian dilakukan trial selama 3 kali kegiatan di akhir tahun 2013 dan
akhirnya diresmikan dan dibuka pada tahun bulan Februari 2014. Kegiatan pembelajaran luar sekolah mengusung konsep outing class yang materi
kegiatanya akan disesuaikan dengan kondisi KRKB sebagai lembaga konservasi flora dan fauna
Hal tersebut juga diperkuat oleh pendapat MS yang menyatakan: “Kita mencari relasi ke berdiskusi dengan beberapa univ dan salah
satunya adalah bertemulah dengan bapak Sujarwo. Saat itu kami membicarakan tentang outing class, kemudian pak jarwo dan rekan
rekan pun mananggapi dengan baik, dari situlah kami muali mengadakan trial selama 3 kegiatan di akhir tahun 2013 dan
februari 2014 barulah kami mulai kegiatan pembelajaran luar sekolah. GLZoo sebagai penyedia tempat dan UNY sebagai
konseptor.” CW-3, 31-01-2017
81 Pendapat MS diperkuat oleh pernyataan dari DS yang
mengemukakan. “Program ini kemudian dinamai dengan program pembelajaran
luar sekolah yang materi kegiatanya akan disesuaikan dengan kondisi di KRKB Gembira Loka tentunya terkait hewan dan
tumbuhan, yang nantinya akan dibantu oleh jurusan PLS UNY perihal konsep program itu.CW-4, 31-01-2017
Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam merumuskan konsep kegiatan PLS Gembira Loka dibantu oleh
Jurusan Pendidikan Luar Sekolah UNY untuk kemudian menjadi konseptor program PLS. Materi dan keterampilan yang disampaikan
dalam kegitan PLS adalah materi yang berkaitan dengan lembaga konservasi yang mengedukasi tentang flora dan fauna yang menjadi
koleksi di KRKB Gembira Loka. b.
Upaya KRKB Gembira Loka dalam mendukung ekowisata KRKB Gembira Loka merupakan lembaga konservasi ex-situ yang
emiliki fungsi sebagai tempat penelitian, dan tempat edukasi. Disebut lembaga konservasi dikarenakan fungsi Gembira Loka sebagai
pengembangbiakan dan penyelamatan tumbuhan dan satwa dengan tetap mempertahankan jenis kemurnian jenisnya. Dibuktikan dengan CD- 02
05, 07-02-2017 yang terdapat pada lampiran hal: 181,183 , KRKB Gembira Loka mengembangbiakan dan melestarikan hewan dan tumbuhan
dan semua itu juga dikemas menjadi sebuah sarana untuk memberikan ilmu pengetahuan Pengembangbiakan binatang, misalnya dengan adanya
kolam percontohan yang terdapat bibit ikan dan kebun percontohan
82 dimana terdapat bibit tanaman yang dapat dijadikan media pembelajaran
saat ada kegiatan Pembelajaran luaar sekolah di KRKB Gembira Loka. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat MS yang menyatakan :
“Kaitanya dengan ekowisata kami adalah pihak konservasi penyelamatan hewan dan tumbuhan dan tetap melestarikan
kemurnian jenisnya. Serta sebagi tempat pendidikan, peragaan, penelitian, serta pengembangan ilmu pengetahuaan. Dan tidak
hanya itu kami juga bisa menjadi pilihan sarana rekreasi yang
sehat.” CW-3, 31-01-2017 Pendapat MS diperkuat oleh pendapat DS yang menyatakan:
“Kami kan juga lembaga konservasi kami menangkarkan hewan, terus dari BKSDA bila menemukan atau mendapatkan hewan
sitaan bisa dirawat di gl zoo, dan bekerja sama dengan dinas
kehutanan sebagai jantung kota menggalakan penanaman pohon.” CW-4, 31-01-2017
Jadi dapat disimpulkan bahwa Gembira Loka terut mewujudkan ekowisata dengan mengambil peran sebagai lembaga konservasi
penyelamatan hewan dan tumbuhan dengan tetap melestarikan kemurnian jenisnya. Selain itu juga mengusung konsep pendidikan berbasis
lingkungan dan terus mengembangkan ilmu pengetahuan dibidangnya dengan program edukasi yang telah dimiliki oleh KRKB Gembira Loka.
KRKB Gembira Loka juga bekerjasama dengan Badan Kehutanan dan Sumber Daya Alam terkait konservasi hewan hasil sitaan perdagangan
hewan dilindungi yang kadang terjadi di Bandara dan tempat lain yang tidak semestinya.
Selain menyukseskan ekowisata dengan menyelamatkan Sumber Daya Alam, Gembira Loka juga turut serta memperbaiki kualitas sumber
daya manusia yang hakekatnya dapat menjaga lingkungan hidupnya.
83 Sangat disadari bahwa fokus terhadap konservasi alam tanpa memperbaiki
sumber daya manusia maka hasilnya pun kurang optimal. Maka dari itu KRKB Gembira Loka juga turut meperbaiki kualitas sumber daya manusia
melalui program edukasi yang dimiliki, salah satunya adalah program pembelajaran luas sekolah PLS dimulai kepedulian terhadap sesama
peduli sosial hingga kepedulian dengan lingkungan peduli lingkungan. Hal ini dikemukakan oleh MS saat di wawancara menyebutkan:
“Dan tidak hanya itu kami juga bisa menjadi pilihan sarana rekreasi yang sehat. Dengan sumua itu tentunya kegiatan PLS
sangat mendukung karena membelajarkan anak-anak untuk mencintai lingkungan, kemudian karena kegiatan ini dilakukan
berkelompok mereka juga dituntut untuk peduli dengan teman nya
minimal teman satu kelompoknya” CW-3, 31-01-2017 Pernyataan tersebut juga diperkuat dengan pendapat DS yang
menyatakan “Dan pls sangat berperan itu, pemandu juga seharusnya
menghimbau peserta untuk cinta lingkugan. Selain itu kepedulian sosial juga ditamnamkan dengan mengajarkan untuk menghargai
sesame dan tenggang rasa, contoh kecil misalnya menunggu teman nya yang ke kamar mandi dan kembali melanjutkan kegiatan
setelah teman satu kelompoknya lengkap.”CW-4, 31-01-2017 Dari hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa KRKB
Gembira Loka bukan hanya sebuah tempat rekreasi namun juga dimanfaatkan untuk pembelajaran yang dapat memperbaiki kualitas
sumber daya manusia dengan pengetahuan yang ada di KRKB Gembira Loka, salahsatunya adalah kegiatan PLS, selain diajarkan untuk mencintai
lingkungan juga diajarkan nilai karakter peduli sosial dengan peduli
84 dengan teman satu kelompoknya. Selain itu pemandu kegiatan PLS dalam
hal ini sangat berperan untuk menyampaikan materi-materi tersebut baik sikap peduli lingkungan maupun peduli sosial.
c. Kesesuaian Kegiatan Pembelajaran Luar Sekolah di KRKB Gembira
Loka dengan Konsep Pendidikan Luar Sekolah Kesesuaian program pembelajaran luar sekolah di KRKB Gembira
Loka dengan konsep Pendidikan Luar Sekolah dapat dilihat dari tujuan program serta kegiatan pembelajaran luar sekolah itu sendiri. Bila
pendidikan luar sekolah merupakan sebuah pelengkap, pengganti, dan penambah pendidikan formal atau pendidikan persekolahan yang di
dalamnya tidak ada campur tangan dari pendidikan persekolahan makan pembelajaran luar sekolah tetap berada dibawah tanggung jawab sekolah
hanya saja pendidikan luar sekolah berperan untuk memberikan prespektif baru dalam menyampaikan materi terhadap peserta didiknya. Konsep dari
pembelajaran luar sekolah itu sendiri adalah Outing class yang dapat dilihat dalam CD-03, 07-02-2017 yang terdapat dalam lampiran
hal:182. Hal tersebut juga disampaikan oleh MS yang menyatakan :
“Melayani peserta yang ingin melakukan pembelajaran luar sekolah atau outing class, memberikan materi serta keterampilan
serta membentuk mental yang kuat dengan fasilitas yang ada di GLZoo, serta memenuhi kebutuhan belajar peserta yang tidak bisa
didapat disekolah.” CW-3, 31-01-2017
85 Pernyataan tersebut juga didukung oleh pendapat UM yang tercatat
dalam hasil wawancara yang menyatakan : “Ya salah satu tujuanya ya untuk memfasilitasi kebutuhan sekolah
melakukan pembelajran di luar mulai dari TK hingga Perguruan Tinggi, yang mungkin tidak mereka dapatkan disekolah. Dan disini
kita juga mendapatkan inovasi baru dari mahasiswa pendidikan luar sekolah UNY untuk membuat pembelajaran menjadi lebih
menyenagkan.”CW-5, 31-01-2017. Dari hasil obseervasi peneliti juga melihat kejadian yang dapat
memperkuat pendapat diatas yang terdapat dalam catatan lapangan V : “Saya melihat ada proses pembelajaran lar sekolah, mulai dari
penjemputan, bina suasana, selanjutnya pojok kreatfi, dilanjutkan dengan tour de zoo dan kemudian mereka melakukan recalling.
Semua kegiatan itu bertujuan untuk mengedukasi peserta tentang fungsi KRKB Gembira Loka yang sekarang dapat diakses oleh
sekolah melalui program PLS hanya dengan surat pengantar dari s
ekolah untuk mengikuti program PLS.” CL-V, 16-01-2017 Melalui hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran luar sekolah memiliki kaitan dengan pendidikan luar sekolah, meskipun tidak sepernuhnya menjadi tanggung jawab pendidikan
luar sekolah, namun pendidikan luar sekolah bertugas mengemas materi sehingga lebih menyenangkan. Dalam pembelajaran luar sekolah juga
diberikan Keterampilan yang berkaitan dengan flora dan fauna yang disesuaikan dengan fungsi KRKB Gembira Loka yang mungkin saja
belum mereka dapatkan disekolah. Pembelajaran luar sekolah juga berperan terhadap penanaman karakter siswa dan penguatan mental siswa
karena saat pembelajaran berlangsung sekolah dihimbau untuk mepercayakan kegiatan ini kepada pemandu yang dalam hal ini adalah
mahasiswa pendidikan luar sekolah UNY.
86 Merujuk pada CD- 04 08, 07-02-2017Kegiatan pembelajaran
luar ini dapat diikuti oleh peserta mulai dari usia pra sekolah hingga perguruan tinggi. Karena program ini baru berjalan kurang lebih 2 tahun
maka perlu dilakukan sosialisasi program yang cangkupanya adalah seluruh kabupaten di DIY. Dalam wawancara bersama peneliti MS
menyatakan : “Sebenarnya sasaranya itu mulai dari pra sekolah hingga
mahasiswa namun sebagian besar peserta terdiri dari TK dan SD, bentuk sosialiasi yang kami lakukan adalah dengan membagikan
buku program edukasi Gembira Loka sebagai bentuk promosi dan kami bekerjasama dengan pihak dinas pendidikan, serta
kementrian agama untuk perizinan kemudian baru ke sekolah-
sekolah yang ada di DIY.” CW-03, 31-01-2017 Pendapat tersebut juga diperkuat oleh pernyataan UM yang
menyatakan : “Sosialisasi kami yang paling terbaru adalah menggunakan buku
program edukasi gembira loka yang akan disosialisasikan kesekolah sekolah, di dalamnya ada program PLS Pembelajaran
Luar Sekolah dan program SMS Satwa masuk Sekolah” CW-05, 31-01-2017
Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil observasi peneliti yang terdapat dalam catatan lapangan :
“Dari yang saya baca dibuku panduan, kegiatan ini memang diperuntukan bagi siswa TK hingga Mahasiswa, namun yang
banyak mengakses program ini adalah siswa SD dan TK. Hal ini terlihat setelah 4 kali saya mengikuti kegiatan kepemanduan
pesertanya anak SD dan TK. Selanjutnya di bagian reservasi juga 80 peserta berasal dari SD dan
TK” CL-VII, 07-02-2017 Berdasarkan hasil penelitiandiatas dapat disimpulkan bahwa
kegiatan sosialisasi tersebut agar sekolah-sekolah yang ada di DIY dapat memanfaatkan program PLS yang ada di KRKB Gembira Loka.
87 Sosialisasi yang dilakukan mencangkup program edukasi GLZoo yang
didalamnya terdapat program PLS Pembelajaran Luar Sekolah dan SMS Satwa Masuk Sekolah. Sosialisasi ini dilakukan kepada dinas terkait,
kemudian ke instansi dalam hal ini adalah sekolah-sekolah. d.
Kegiatan pembelajaran luar sekolah sebagai penaman nilai karakter peduli lingkungan dan peduli sosial.
KRKB Gembira loka bukan hanya hanya tempat rekreasi, lebih dari itu KRKB Gembira Loka menawarkan program edukasi di dalamnya
salah satu program edukasi tersebut adalag Program Pembelajaran Luar Sekolah. KRKB Gembira Loka berperan sebagai Fasilitator dan Jurusan
Pendidikan Luar Sekolah berperan sebagai konseptor dalam program ini. Dengan memanfaatkan koleksi yang ada di KRKB Gembira Loka dan
konsep kegiatan pembelajaran luar sekolah yang berupa Outing Class program ini diharapkan dapat menambah pengetahuan peserta didik.
Selain itu program ini juga diharapkan dapat membantu penanaman nilai karakter yang baik khususnya nilai karakter peduli lingkungan dan peduli
sosial seperti yang terdapat dalam CD- 01 07, 07-02-2017 yang terdapat pada lampiran hal: 181 184. Pembelajaran luar sekolah sesuai
untuk dijadikan sarana penanaman nilai karakter peduli lingkungan dan peduli sosial yang disesuaikan dengan fungsiKRKB Gembira Loka
sebagai lembaga konservasi.
88 Hal ini diperkuat dengan pendapat MS yang dalam kesempatan
wawancara menyatakan : “Bisa, bisa aja menurutku mba.. disini mereka juga diajarkan
mengenal penanaman pohon yang menambah rasa kecintaan mereka pada lingkungan dan mencintai koleksi satwa juga. Untuk peduli
sosialnya mungkin diajari berkasih sayang mulai merawat, dan
menyayangi hewan seperti itu.” CW-03, 31-01-2017 Pendapat ini juga diperkuat oleh RA selaku pemandu pembelajaran
luar sekolah, RA menyatakan : “Pembelajaran luar sekolah ini bisa digunakan sebagai sarana
penanaman nilai karakter peduli lingkungan maupun sosial karena memang ini adalah sebuah pembelajaran yang dikemas di luar
sekolah jadi lebih mudah untuk mengimplementasikan materi yang diterima dan anak lebih bebas berekspresi. CW-01, 16-01-2017
Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil observasi peneliti yang terdapat dalam catatan lapangan :
“Saya melihat koleksi yang ada di KRKB Gembira Loka berupa Flora dan Fauna yang sangat beragam, selanjutnya para peserta
dapat langsung berinteraksi dengan hewan maupun tumbuhan, saat itu ada peserta yang memberi makan rusa. Setelah itu mereka
juga di uji kekompakan saat bina suasana dan dengan berjalan
berkelompok.” CL-V, 16-01-2017 Selain koleksinya yang dapat digunakan sebagai sarana penanaman
nilai karakter ada juga pendapat yang menyatakan bahwa dengan PLS siswa mendapat pengalaman baru, mereka diajarkan mengenal flora dan
fauna secara nyata. Seperti yang dikatakan AN selaku guru pendamping dari peserta pembelajaran luar sekolah. AN menyatakan :
“Ya, menurut saya sangat bisa sekali karena disini anak-anak bisa mengenal lingkungan, mencintai satwa. Dan ketika mereka
berinteraksi langsung mereka lebih mengenal koleksi yang ada disini. Misalnya diberikan keterangan bila gajah adalah binatang
89 yang penuh kasih, semua dijelaskan oleh pemandu dengan latar
belakang ilmu pendidikan.” CW-6, 07-02-2017 Berdasarkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa dengan
pembelajaran luar sekolah peserta diajarkan untuk memelihara hewan dan tumbuhan, memilihara bukan hanya sekedar memberi makan atau sekedar
menumbuhkan tetapi juga diajarkan cara merawat hewan. Selain itu dalam pembelajaran luar sekolah segala jenis materi dan keterampilan dikemas
dengan konsep outing class sehingga menyenangkan, dankarena ini dilakukan diluar sekolah maka pesertanya didik pun semakin bebas
mengekspresikan apa yang telah mereka pelajari. Pembelajaran luar sekolah juga mengajarkan pesertanya untuk bisa mengenal lingkunagan
dan lebih mencintainya. Ketika peserta didik berinteraksi langsung maka mereka akan mengalami komunikasi secara langsung baik dengan flora
ataupun fauna yang menjadi koleksi KRKB Gembira Loka yang dipandu oleh mahasiswa jurusan pendidikan luar sekolah UNY.
Pembelajaran luar sekolah adalah program yang tergolong baru di KRKB Gembira Loka, pengelolapun mengakui bahwa masih banyak hal
yang harus diperbaiki. Materi dan keterampilan yang akan diberikan kepada peserta didik harus di uji coba dan depertimbangkan keefektivitas
dan efisiensinya. Begitu juga dengan SDM pemandu juga perlu adanya koordinasi yang baik sehingga semua berjalan secara maksimal. Terkait
materi penanaman nilai karakter peduli lingkungan dan peduli sosial selalu diupayakan untuk didapat oleh peserta didik baik oleh pemandu maupun
pengelola.
90 Penanaman nilai karakter peduli lingkungan dan peduli sosial
belum dibahas secara matang dan beum ada materi yang harus dipelajari secara tertulis terkait dengan hal itu. Menanggapi hal ini MS menyatakan :
“Saya rasa sudah naumun hanya tersirat karena tidak ada meteri khusus tentang ini, namun pemandu bisa meberikan materi tersebut
sesuai dengan kondisi yang ada. Saya rasa materi ini dapat disampaikan secara tersirat pada setiap kegiatan pembelajaran luar
sekolah walupun dalam evaluasi juga belum terlalu dibahas secara
mendalam terkait hal ini.” CW-03, 31-01-2017 Sedangkan dari pihak pemandu menyatakan bahwa dari pemandu
masih focus untuk penguatan SDM sehingga materi terkait penanaman nilai karakter belum tersusun secara tertulis. Seperti apa yang dkatakan
oleh NN dalam wawancara menyatakan : “Kalau selama ini kita masih focus terhadap pembagian tugas
pemandu sendiri ya mbak, untuk penanaman nilai karakter kita belum mempunyai kurikulum khusus untuk itu, namun ke dua nilai
karakter ini selalu kami upayakan untuk ditanamkan selam kegiatan PLS. karena kami adalah pemandu dengan latar belakang
mahasiswa
fakultas ilmu
pendidikan jadi
kami tetap
mengupayakan pendidikan termasuk pendidikan karakter.”CW- 02, 16-01-2017
Berdasarkan hasil wawancara yang didapat dari MS dan RA maka dapat disimpulkan bahwa materi terkait penanaman nilai karakter peduli
lingkungan dan peduli sosial memang belum dibahas didalam kurikulum secara tertulis. Pemandu memaksimalkan penanaman nilai karakter dengan
menyampaikanya saat kegiatan pembelajaran luar sekolah berlangsung. Pamandu mengupayakan penanaman nilai karakter ketika memandu
peserta dilapangan dengan menggunakan ilmu yang mereka dapat dibangku perkuliahan sebagai mahasiswa fakultas ilmu pendidikan.
91 Jika dilihat dari hasil CD-09, 16-02-2017, selain memanfaatkan
kemampuan pemandu, penanaman nilai karakter peduli lingkungan dan sosial juga diimbangi dengan Pemanfaatn flora dan fauna yang menjadi
koleksi KRKB Gembira Loka sebagai sarana penanaman nilai karakter tersebut.
Hal ini disampaikan pula oleh MS yang menyatakan: “Itu kita memang selalu mengenalkan kepada peserta
pembelajaran, salah satunya memberikan karakter unik dan baik dari binatang tersebut. Misalnya dari segi sosial kita bisa
mencontohkan penguin sebagai hewan hidup berkoloni dan mempunyai solidaritas yang tinggi. Dan peduli lingkungan dengan
mengenalkan keanekaragaman hayati yang harus dijaga dan
dilestariakan sebagai warisan dimasa depan.”CW-03, 31-01-2016 Pendapat MS tersebut dikuatkan oleh hasil observasi yang tertulis
dalam catatan lapangan V “saat berada di kandang gajah saya melihat pemandu menjelaskan
tentang karakter baik yang dimiliki oleh gajah yang sayang kepada makhluk yang juga menyayangi gajah. Gajah hidup secara
berkelompok dan memiliki rasa solidaritas yang tinggi, begitu yang
dituturkan oleh NN Saat Memandu”. CL-V, 16-01-2017 Dari pihak pemandu NN juga mengupayakan penanaman nilai
karakter melalui koleksi yang terdapat di KRKB Gembira Loka, NN menyatakan :
“Kalau untuk flora dan fauna ini sangat bisa dimanfaatkan untuk penanaman nilai karakter, untuk mencintai lingkungan menjaga
dimulai dari peduli dengan flora fauna yang ada disini. Selain ini sifat atau karakter binatang baik itu lebih kami manfaatkan untuk
menanamkan nilai karakte
r peduli sosialnya.” CW-02, 16-01- 2017
Berdasarkan hasil penelitian diatas maka dapat disimpulkan
koleksi KRKB Gembira Loka dapat dijadikan sebagai media pembelajaran
92 tentang nilai karakter peduli lingkungan dan peduli sosial. Penanaman
nilai karakter peduli lingkungan dengan mengenalakan keanekaragaman hayati, rasa peduli terhadap sesame makhluk hidup dan menyadarkan
bahwa alam yang sehat adalah warisan berharga dimasa depan. Selain itu rasa peduli sosial bisa ditanamkan dengan membagi kegiatan secara
berkelompok, yang bertujuan agara pesrta memiliki tenggang rasa antar sesamanya, juga dengan menceritakan karakter baik hewan yang hidup
seperti yang dimiliki oleh gajah, penguin, rusa, dan kijang. Penanaman nilai karakter peduli lingkungan dan sosial juga
disampaikan melalui materi dan keterampilan yang diberikan selama kegiatan pembelajaran luar sekolah. Untuk pemberian keterampilan
dilakukan saat peserta melakukan pojok kreatif. Materi yang disampaikan disesuaikan dengan fungsi KRKB Gembira Loka yang tentunya berkaitan
dengan flora dan fauna, Selain itu penanaman nilai karakter tersebut juga didukung dengan pembiasaan baik seperti membuang sampah pada
tempatnya, tata tertib makan dan minum, hingga tata tertib menjaga koleksi yang ada di Gembira Loka.
Saudara MS dalam wawancara menyatakan : “Materi yang harus diberikan adalah materi tentang pengetahuan
umum flora dan fauna karena sesuai dengan konsep awal kami sebagai kebun raya kebun binatang. Dalam setiap materi yang
disisipkan
pemandu harus
memiliki keterampilan
untuk menanamkan karakter baik seperi tata cara makan dan minum,
membuang sampah pada tempatnya, berjalan sesuai kelompok, dan lain-
lain.” CW-03, 31-01-2017
93 Pernyataan tersebut juga dibenarkan oleh NN selaku pemandu
pembelajaran luar sekolah. “Untuk materi kami usahakan agar tetap sesuai, namun untuk
Keterampilan yang akan diberikan kami masih sangat terkendala selain kami harus memikirkan design nya kami juga
harusmemikirkan nilai ekonomis dan ketersediaan barang yang akan dipakai. Selama ini kami menanamkan nilai karakter peduli
ingkingan dan sosial hanya melalui materi dan pembiasaan untuk media dan pojok kreatif belum. Namun kami biasa memberikan
Keterampilan yang berkaitan dengan nilai karakter peduli lingkungan
dengan memanfaatkan
kandang dan
kebun percontohan, selain itu kami juga membiasakan untuk berkata
maaf, tolong, dan terimakasih yang disesuaikan dengan konteksnya sehingga akan menanamkan perilaku sosial yang baik bagi
mereka. ”CW-02, 16-01-2017
Pernyataan tersebut diperkuat oleh catatan lapangan VI yang ditulis oleh peneliti :
“Saya mengamati saat tim pamandu mendiskusikan materi yang akan diberikan kepada peserta didik. Mereka melihat usia dan
jumlah peserta didik yang akan mengikuti kegiatan pembelajaran luar sekolah, dan Karen saat itu pesertanya adalah siswa TK
akhirnya diputuskan untuk menggunakan mahkota gajah.” CL-VI, 31-01-2017
Selanjutnya ND selaku guru pendamping dari peserta pembelajaran luar sekolah juga menyatakan hal yang senada, ND menyatakan :
“Kalau untuk menamkan nilai karakter tadi juga sudah sedikit sedikit di sampaikan oleh pemandu untuk menjaga lingkungan,
menyayangi hewan dan tumbuhan, serta untuk peduli dengan teman-
teman nya selama kegiatan.” CW-07, 07-02-2017 Pendapat Informan tersebut juga diperkuat oleh CD- 13 15, 16-
02-2017 yang terdapat pada lampiran hal:187 188. Jadi menurut hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa penanaman nilai karakter
peduli lingkungan dan peduli sosial juga diupayakan melalui pemberian
94 materi dan keterampilan oleh pemandu, pemberian materi juga harus
disesuaikan dengan konsep KRKB Gembira Loka yang merupakan lembaga konservasi flora dan fauna. Peserta didik pembelajaran luar
sekolah daijarkan materi tentang peduli dan cinta lingkungan, selain itu mereka juga diajarkan untuk mengimplementasikan melalui pemberian
makan binatang, penanaman bibit, hingga cara memperlakukan hewan ternak seperti ayam, kambing, dan sapi. Selain itu mereka juga diajarkan
untuk selalu mengucapkan maaf, tolong, dan terimakasih yang disesuaikan dengan konteksnya untuk penanaman nilai karakter peduli sosialnya.
Upaya yang dilakukan oleh pengelola dan pemandu dalam menanamkan nilai karakter peduli lingkungan dan peduli sosial juga
menggunakan sarana dan prasarana yang telah disiapkan untuk program edukasi. Pemberian materi yang berkala bagi pemandu, serta dilakukanya
briefing serta pengayaan materi juga diharapkan dapat membantu pemandu dalam menanamkan nilai karakter peduli lingkungan dan peduli
sosial terhadap peserta didik pembelajaran luar sekolah seperti yan disampaikan oleh MS dalam wawancara menyatakan :
“Upaya kami selain memanfaatkan flora dan fauna, kami selalu memberikan briefing yang berkala dan pemberian materi baru
kepada pemandu untuk pengayaan materi. Dan menurut kami itu adalah tugas dari kami dan harapanya apa yang kita sampaikan bisa
disampaikan pula kepada peserta.” CW-03, 31-01-2017
95 Saudara UM juga menuturkan tentang upaya penanaman nilai
karakter peduli lingkungan dan sosial selain dari koleksi KRKB Gembira Loka, UM menyatakan :
“Selain memanfaatkan koleksi yang ada juga sudah dipasang papan seperti “Buanglah sampah pada tempatnya” lab alam juga bisa
dimanfaatkan sebagai pemberian materi tentang nilai karakter peduli lingkungan dan sosial, bahkan bila perlu ahli biologi kami
juga sudah menyiapkan.” CW-05, 31-01-2017 Selanjutnya NN juaga menyatakan terkait pemanfaatan sarana dan
prasarana yang ada, NN menyatakan: “Selain koleksi ya kami biasa memanfaatkan lab alam bila ingin
disampiakan tersurat dalam sebuah mater, selain itu ada pula kebun dan kandang percontohan yang memungkinkan mereka untuk
berinterakssi lebih dekat dengan koleksi yang ada.” CW-02, 16-01-2017
Sehingga dari hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa
upaya penanaman karakter peduli lingkungandan peduli sosial juga dilakukan dengan pengayaan materi yang diberikan saat pelatihan, hal ini
juga dibuktikan melalui CD-12, 16-02-2017 yang terdapat pada lampiran hal:186. Selain pengayaan materi saat pelatihan penanaman nilai karakter
peduli lingkungan dan peduli sosial juga diberikan dengan cara memanfaatkan poster-poster terkait menjaga lingkungan serta papan
informasi fakta unik tentang kepedulian sosial yang dimiliki hewan. Untuk sarana dan prasarana biasanya dalam pelaksanaan pemandu menggunakan
Kandang dan kebun percontohan yang ada di KRKB Gembira Loka. e.
Implementasi Nilai Karakter Peduli Lingkuan dan Sosial dalam Pembelajaran Luar Sekolah di KRKB Gembira Loka
96 Konsep Outing Class yang menjadi model pembelajaran luar
sekolah dirasa efektif untuk menumbuhkan minat belajar peserta. Selama kegatan pembelajaran luar sekolah berlangsung mulai dari penjemputan,
bina suasana, pojok kreatif, tour de zoo, hingga recalling. Selama kegiatan pembelajaran luar sekolah sebagian peserta juga sudah berhasil
mengimplementasikan nilai karakter peduli lingkungan dan peduli sosial seperti yang terdapat dalam CD- 10 11, 16-02-2017 yang terdapat
pada lampiran hal:185 186 tersebut disampaikan oleh AN selaku guru pendamping menyatakan :
“Iya, misalnya kami disekolah menjelaskan menjaga kebersihan lingkungan, dan saat pls seperti ini mereka bisa mem praktikan .
contoh kecil bila mereka tidak menemukan tempat sampah mereka menyimpan di tas. Tapi mereka masih egoisentri nah disinilah
mereka lebih peduli dengan lingkungan dan kepedulian sosial dan lebih mengeyampingan egois nya masing-
masing.” CW-06, 07- 02-2017
Dalam catatan lapangan V peneliti juga menuliskan: “pada saat kegiatan kepemanduan berlangsusng peserta didik
sangat antusias apalagi ketika mereka berada di bird park. Pemandu tetap mengkondisikan peserta didik dan menghimbau
mereka untuk tenang agar tidak mengganggu kenyamanan burung
yang ada di bird park.” CL-V, 16-01-2017 Peryantaan tersebut juga diperkuat dengan pendapat dari NN yang
menyatakan : “Hampir seluruh siswa saya lihat sangat antusias, untuk di biasakan
untuk peduli lingkungan dan sosial pun mereka paham, mereka mengecek kelengkapan anggota kelompoknya, memberi pakan
hewan dengan pakan yang telah disediakan, dan pembiasaan membuang samapah pada tempatanya. Saya rasa sedikit banyak
mereka sudah mengimplementasikanya” CW-02, 16-01-2017
97 Menurut hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar peserta antusias dengan kegiatan pembelajaran luar sekolah dalam kegiatan pembelajaran luar sekolah. Dengan kegiatan PLS yamg dilakukan
di lingkup yang lebih luas dari pada lingkup sekolah, maka peserta didik dapat mengimplementasikan ilmu yang mereka dapat disekolah atau nlai
karakter yang sudah dibiasakan disekolah ke dalam lingkup yang lebih luas dalam kegiatan pembelajaran luar sekolah.
Dalam pembelajaran luar sekolah peserta selalu didampingi oleh pemandu Pendamping Pembelajaran Luar Sekolah, pemandu dirasakan
sangat berperan terhadap berlangsungnya kegiatan pembelajaran luar sekolah karena mereka yang berkomunikasi langsung dengan peserta didik
seperti yang terlihat dalam CD-07, 07-02-2017 dan CD-09, 16-02-2017 yang terdapat dalam lampiran hal: 184 185. Selain itu pemandu juga
bertugas menyampaikan materi yang diperlukan oleh peserta didik. Pentingnya peran pemandu dalam kegiatan pembelajaran luar sekolah juga
disampaikan oleh MS yang menyatakan : “Pemandu sebenarnya sangat berperan, kamipun telah memberikan
pengetahuan kepada pemandu, namun tidak semua pemandu dapat mengoptimalkan informasi yang diberikan. Dan kami selalu
berusaha memberikan pengayaan materi.”CW-03, 31-01-2017 Peryataan tersebut juga diperkuat oleh catatan lapangan V yang
ditulis oleh peneliti : “peserta berada dikandang penguin setelah itu pemandu mengajak
mereka berhenti untuk dijelaskan informasi terkait karakter unik yang dimiliki oleh penguin, ada beberapa anak yang bertanya dan
pemandu menjawabnya dengan sabar dan dengan kata yang mudah
dipahami.” CL-V, 16-01-2017
98 Selain pernyataan dari AN guru pendamping dari peserta
pembelajaran luar sekolah juga menyatakan : “
Pemandu selama kegiatan juga bekerja dengan sangat kooperatif ya.. mulai dan mereka sangat berperan sekali selain kita sebagai
uminya mereka juga cenderung mematuhi apa yang dikatakan pemandu, dengan tidak meninggalkan kelompok, menghafal teman
satu kelompok, hingga pembiasaan membuang sampah pada tempatnya selalu mereka ingatkan. Dan menurut saya itu sedikit
banyak sudah termasuk menanamkan nilai karakter peduli lingkugan dan peduli s
osial.” CW-06, 07-02-2017 Saudara NN sebgai salah satu pemandu dalam kegiatan
pembelajaran luar sekolah juga menyatakan: “Pemandu sangat berperan selama kegiatan, hampir semua
kegiatan di handle oleh pemandu. Begitupun dengan penanaman kedua nilaki karakter tersebut, kami berusaha memanfaatkan
lingkungan yang ada di gembira loka baik dari tumbuhan dan hewan untuk menanamkan nilai karakter peduli lingkunga,
sedangan untuk sosialnya kami menggunakan karakter baik dari hewan sebagai refleksi nya dan kebersamaan kelompok untuk
membentuk team work
dari peserta itu sendiri.”CW-02, 16-01- 2017
Jadi dari penelitian dapat disimpulkan bahwa pemandu sangat berperan terhadap keberhasilan pembelajaran luar sekolah. Pengayaan
materi selalu diberikan kapada pemandu dari pihak pengelola dengan harapan kegiatanya pembelajaran luar sekolah dapat berjalan secara
optimal. Selain itu selain guru pendamping peserta pendidikan sekolah juga mematuhi himbauan yang diberikan oleh pemandu. Dalam
pembelajaran luar sekolah semua kegiatan dilapangan di handle oleh pemandu sehingga pemandu mengambil peran yang penting dalam
kegiatan ini. Himbauan yang disampaikan oleh pemandu akan dipatuhi
99 oleh peserta didik, dan disinilah kekuatan pemandu untuk menanamkan
nilai karakter peduli lingkungan dan peduli sosial. Dalam penanaman nilai karakter peduli lingkungan dan peduli
sosial dalam kegiatan pembelajaran luar sekolah sangat dipengaruhi oleh pemandu. Dalam hal ini diperlukan adanya ketrampilan khusus yang wajib
dimiliki oleh pemandu sehingga penanaman nilai karakter tersebut diterima oleh peserta didik pembelajaran luar sekolah, hal tersebut dapat
dilihat dalam CD-07, 07-02-2017 yang terdapat pada lampiran hal: 184. Salah satu keterampilan yang harus dimiliki adalah keterampilan
dalam berkomunikasi, Hal ini disampaikan oleh saudara MS yang menyatakan:
“Yang harus dimiliki oleh tim pls adalah kemampuan berkomunikasi dengan baik dan bisa menyampaikan materi tentang
flora dan fauna yang ada di gembira loka.” CW-03, 31-01-2017 Pendapat MS diperkuat juga oleh catatan lapangan V yang ditulis
oleh peneliti : “saya melihat peserta pembelajaran luar sekolah yang aktif, maka
harus diimbangi oleh kemampuan pemandu dalam mengkondisikan peserta. Apabila pemandu tidak terampil dalam mengkondisikan
peserta, peserta dapat berlarian bahkan menggangu peserta lainya. CL-V, 16-01-2017
Selanjutnya juga diperkuat oleh pendapat NN selaku Pemandu pembelajaran luar sekolah yang menyatakan :
“ Pemandu tentunya harus mempunyai keterampilan berbicara,
luwes, sabar, komunikatif, bina suasana, dan memahami materi terkait KRKB itu sendiri karena itu adalah modal awal yang harus
dimiliki oleh pemandu.”CW-02, 16-01-2017
100 RA selaku koordinator pemandu juga menambahkan tentang
keterampilan yang harus dimiliki oleh pemandu kegiatan pembelajaran luar sekolah, RA menyatakan:
“Keterampilan yang paling penting adalah memfokuskan perhatian anak agar memperhatikan pemandu, entah itu dengan tepuk atau
kata seperti jargon. Selain itu pengusaan materi juga perlu dimiliki khususnya tentang KRKB. Dan pemandu selalu dituntut utnuk
selalu kretif dan inovatif karena yang mereka hadapai adalah anak-
anak yang sebagian besar cepat bosan.” CW-01, 16-01-2017 Jadi dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pemandu harus
memiliki keterampilan berkomunikasi yang baik, selain itu pemandu juga harus luwes dalam menyampaikan materi. Pemandu diharapkan dapat
bersikap sabar namun tetap tegas terhadap peserta pembelajaran luar sekolah. Pemandu harus bisa memfokuskan perhatian peserta didik agar
materi yang disampaikan dapat diterima. Selain itu pemandu juga dituntut untuk kreatif dan inovatif agar pembelajaran berjalan dengan
menyenangkan. Terdapat
materi ataupun
kegiatan yang
dapat merepresentasikan nilai krakter peduli lingkungan dan sosial yaitu :
1. Pembiasaan Membuang Sampah pada Tempatnya
Pembiasaan membuang sampah pada tempatnya adalah salah satu indikator dalam nilai karakter peduli lingkungan. Pembiasaan membuang
sampah pada tempatnya memang sangat penting dibiasakan sejak dini. Seperti yang kita ketahui hanya membuang sampah sembarangan dapat
menjadi faktor kebanjiran dan tersumbatnya saluran air yang mengakibatkan menggenangnya air di suatu tempat, lebih dari itu air yang
menggenang juga dapat menjadi sarang nyamuk dan sarang penyakit.
101 Pentingnya pembiasaan membuang sampah pada tempatnya juga di
sampaika oleh MS yang menyatakan : “Kalu untuk pembiasaan membuang sampah pada tempatnya kami
selaku pihak pengelola juga memasang poster himbauan. Selain itu dalam kegiatan PLS ini selama pembelajaran siswa hanya boleh
makan dan minum dengan seizin pemandu. Kemudian selama kegiatan ini juga disediakan 2 pos untuk beristirahat dan makan
dan di 2 pos tersebut kami tempatkan tempat sampah lebih dari
dua.”CW-03, 31-01-2017 Selain MS, RA selaku koordinator pemandu pembelajaran luar
sekolah juga menyampaikan : “Jadi memang basanya sebelum melakukan tour de zoo kami selalu
menghimbau peserta untuk membuang sampah pada tempatnya, dan apabila susah menemukan tempat sampah biasanya peserta
didik menyimpan sampah di dalam saku atau dimasukan ke dalam tas, kemudian saat meneumukan tempat sampah baru dibuang pada
tempatnya” CW-01, 16-01-2017 Jadi dapat disimpulkan bahwa pembiasaan membuang sampah
pada tempatnya sangat penting dibiasakan sejak dini dikarenakan membuang sampah sembarangan dapat menyebabkan bencana alam selain
itu akibat yang ditimbulkan juga dapat menyebabkan penyakit. Pembelajaran luar sekolah memulai dari hal kecil yaitu mengajarkan anak
untuk bertanggungjawab
terhadap sampahnya
sendiri. Dalam
pembelajaran luar sekolah mereka harus membuang sampah pada tempatnya tanpa terkecuali. Hal ini bertujuan untuk menumbuhkan rasa
peduli lingkungan yang salah satu indikatornya adalah membuang sampah pada tempatnya.
102 2.
Menananam Bibit Tanaman Menanam bibit melupakan salah satu kegiatan yang ada dalam
pojok kreatif, penanaman bibit dilakukan apabila jumlah peserta pembelajaran luar sekolah tidak terlalu banyak, dengan peserta anak SD.
Penanaman bibit biasanya dilakukan di sekitar area kebun percontohan dengan jenis tanaman apotek atau warung hidup. Kegiatan penanaman
bibit ini di fasilitasi oleh pihak pengelola seperti yang disampaikan oleh MS, yang menyatakan :
“kegiatan penanaman bibit ini biasanya untuk anak sd, kegiatan ini dari pengelola menyiapkan peralatan yang dibutuhkan seperti
pupuk kompos, bibit tananaman, dan polybag. Diharapkan peserta didik dapat mengetahui cara menanam bibit dengan baik, setelah
itu kami juga memberikan pengetahuan tentang merawat
tanaman.”CW-03, 31-01-2017 Pernyataan tersebut di kuatkan oleh pendapat NN selaku pemandu
pembelajaran luar sekolah yang menyatakan: “Penanaman bibit ini biasanya kami lakukan apabila peserta
pembelajaran luar sekolah jumlahnya tidak terlalu banyak dan dan pesrtanya baisanya anak SD soalnya mereka cenderung mudah
dikondisikan. Setelah bibit ditanam maka bibit boleh dibawa pulang dan kami juga mengajarkan cara perawatanya supaya
mereka bisa merawatnya dirumah maupun disekolah” CW-02, 16- 01-2017
Dapat disimpulkan bahwa kegiatan penanaman bibit di fasilitasi oleh pihak pengelola dan dilapangan dipandu oleh pemandu. Alat dan
bahan yang harus disiapkan dalam kegiatan ini adalah bibit tanaman, pupuk kompos, dan polybag. Penanaman bibit merupakan salah satu
pilihan pojok kreatif, namun tidak semua peserta pembelajaran luar
103 sekolah dapat melakukan penanaman bibit, kegiatan ini dapat dilakukan
jika jumlah peserta pembelaran kurang dari 100 anak dan sudah berada di bangku sekolah dasar, hal ini dimaksudkan agar kegiatan dapat
berlangsung secara kondusif. Setelah bibit ditanam peserta didik juga diberi penjelasan oleh pemandu tentang cara merawat tumbuhan. Tujuan
penanaman bibit ini supaya peserta didik dapat menanam bibit dengan cara yang benar dan setelah itu dapat merawat bibit yang telah merka tanam
agar menambah kecintaan mereka terhadap lingkungan. 3.
Pembelajaran flora dan fauna Pembelajaran flora dan fauna merupakan materi penting yang
harus diterima oleh peserta pembelajaran luar sekolah, dikarenakan hal ini terkait dengan fungsi KRKB Gembira Loka sebagai lembaga konservasi,
pentingnya pembelajaran mengenai flora dan fauna juga disampaikan oleh MS yang menyatakan :
“Sebernarnya untuk pembelajaran flora dan fauna, tujuanya agar peserta lebih memahami tentang keanekaragaman hayati. Hal ini
sangat diperlukan agar peserta dapat hidup berdampingan dengan lingkungan dan mereka dapat memanfaatkanya dengan semestinya,
sehingga alam pun tidak tereksploitasi. Selain flora dan fauna kami juga menyinggung sedikit tentang sumber daya alam misalnya air,
kami juga menghimbau peserta untuk hemat air da nada beberapa tempat di GL Zoo yang memperlihatkan pemanfaatan air. Misalnya
siklus air yang ada di danau mayang tirta” CW-03, 31-01-2017 Pendapat tersebut diperkuat oleh NN yang menyatakan :
“Pembelajaran luar sekolah juga disesuaikan dengan fungsi KRKB Gembira loka, sebagai contoh kami pemandu mngkondisikan
semua siswa agar bekumpul di satu lokasi sebagai contoh ketika berinteraksi dengan koleksi di zona reptile, keeper reptile akan
menjelaskan klasifikasi hewan khususnya ular dan kura-kura, nah peran saya mengajak peserta untuk menyentuh langsung hewan
104 yang sudah dijelaskan agar mereka lebih paham. Kemudian saya
menjelaskan sedikit mengenai ciri-ciri khusus hewan yang disentuh tersebut, misalnya: kura-kura yang normal pasti memiliki 13
tonjolan di tempurung mereka. ”CW-02, 16-01-2017
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran flora dan fauna sangat penting disampaikan kepada peserta pendidikan luar sekolah agar mereka
paham tentang keanekaragaman hayati dan tumbuh menjadi generasi yang bisa mencintai dan memanfaatkan lingkungan tanpa merusaknya. Selain
itu selain materi tentang flora dan fauna. Peserta didik juga diajarkan untuk melestarikan sumber daya alam misalnya air dengan tidak boros
dalam hal penggunaan air, hal ini dapat dipelajari dari pengelolaan air yang ada di KRKB Gembira Loka.
4. Bertindak Santun
Selain penanaman nilai karakter peduli lingkungan peserta pembelajaran luar sekolah juga diajarkan tentang nilai karakter peduli
sosial salah satunya seperti bertindak santun, hal perlu dibiasakan agara peserta didik memiliki pribadi yang baik, seperti yang dikatakan oleh MS
yang menyatakan : “Bertindak santun merupakan sikap kepedulian sosial, kami selaku
pengelola belum merancangkan kurikulum secara khusus. Maka dari itu kamu sangat bergantung terhadap pemandu untuk
membiasakan sikat santun selama pembelajaran luar sekolah yang bertujuan untuk menjaga kenyamanan pengunjung yang lain.
Apalagi orang tua yang selalu memperhatikan tata krama.
”CW- 03, 31-01-2017
Hal tersebut juga diperkuat oleh pernyataan RA selaku pemandu
pembelajaran luar sekolah, RA menyatakan:
105 “kami sebagai pemandu juga bertanggung jawab atas tindakan
peserta didik selama pembelajaran luar sekolah, meskipun tuntutan untuk berperilaku santun tidak terdapat dalam kurikulum, namun
kami selalu mengajarkan peserta didik untuk tertib sehingga tidak mengganggu kenyamanan pengunjung yang lain, apa bila ada
pengunjug yang sedang beristirahat dan kami akan melewatinya,
kami selalu membiasakan kata “permisi” salain itu kami juga membiasakan untuk berkata “terimakasih” kepada para keeper
setelah menjelaskan tentang hewan atau mendampingi peserta berinteraksi dengan hewan.”CW-01, 16-01-2017
Jadi, dapat disimpilkan bahwa penanaman nilai karakter peduli
sosial juga dapat ditanamkan melalui pembelajaran luar sekolah dengan membiasakan sikap santun. Perlunya bersikap santun selama pembelajaran
luar sekolah dikarenakan KRKB Gembira Loka merupakan tempat rekreasi umum dan dengan bersikap santun diharapkan meningkatkan
kenyamaan pengunjung. Pembiasaan untuk mengucapkan “permisi” dan “terimakasih” sesuai dengan konteksnya adalah salah satu contoh
pembiasaan kecil. Yogyakarta merupakan daerah yang menjunjung adat istiadat, sopan dan santun, sehingga tata karma sangat diperhatikan.
5. Mampu Bekerja Sama
Dalam nilai karakter peduli sosial salah satu indikatornya adalah mampu bekerja sama. Dalam pembelajaran luar sekolah kerjasama sangat
diperlukan karena selama pembelajaran peserta akan dibagi menjadi beberapa kelompok. Dalam kelompok pastinya kerjasama juga diperlukan
karena dengan kerjasama yang baik diharapkan pembelajaran dapat berlangsung secara optimal. Dalam wawancara MS menyatakan :
“Dalam hal ini peserta didik memang diminta untuk dapat bekerja sama, nah untuk Itu mereka biasanya dipandu oleh pemandu
tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan selama kegiatan pembelajaran luar sekolah. Untuk itu dalam kegiatan PLS orang
106 tua tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan pembelajaran,
kalaupun ada orang tua hanya diperbolehkan jalan setelah semua kelompok diberangkatkan. Tujuanya agar peserta lebih mudah
dikondisikan. ”CW-03, 31-01-2017
Pendapat tersebut diperkuat dengan pernyataan RA yang
menyatakan : “sebelum kegiatan PLS dimulai kami akan membagi kelompok,
dengan perbandingan 1:20 yang artinya 1 pemandu membersamai 20 peserta. Dalam hal ini kerjasama sangat diperlukan dalam
kelompok, tujuanya agar kelompok tetap kondusif. Pemandu juga meminta tolong kepada ketua kelompok yang biasanya ditunjuk
oleh pemandu, atau ketua kelas dari kelas rombongan. Saya juga merasa senang ketika anak-anak mau menunggu temanya yang
masing ke kamar mandi untuk mlanjutkan kegiatan yang selanjutnya, mereka juga memperhatikan dan melaporkan bila
masih ada teman yang tertinggal dibelakang.” CW-01, 16-01- 2017
Dari hasil wawancara tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
bekerja sama ditanamkan dalam pembelajaran luar sekolah. Peserta kegiatan pembelajaran luar sekolah dibagi menjadi beberapa kelompok
sebelum melakukan kegiatan pembelajaran luar sekolah dengan perbandingan 1:20, 1 pemandu mendampingi 20 peserta. Maka dari itu
sangat perlunya dibangun rasa kerjasama dalam kelompok yang bertujuan untuk menjaga kelompok agar tetap kondusif.
6. Menyanyangi Manusia dan Makhluk Lain flora dan fauna
Menyayangi manusia dan makhluk lain adalah salah satu indicator dari nilai karakter peduli sosial. Dalam pembelajaran luar sekolah
indikator ini di implementasikan dengan peduli dan merawat flora dan fauna. Seperti kegiatan penanaman bibit peserta tidak hanya diajak
menanam namun juga diajarkan cara merawat, begitu pula dengan hewan.
107 Pentingnya tentang membiasakan peserta didik untuk dapat menyayangi
manusia dan makhluk lain, hal tersebut diperkuat dengan penjelasan yang juga disampaikan oleh MS
yang menyatakan : “sama seperti manusia tumbuhan dan hewan juga perlu disayangi,
dirawat, dan dipelihara. Misalnya saja hewan gajah, hewan gajah akan cenderung mengingat orang yang bersikap baik kepadanya.
Biasanya hal hal unik seperti itulah yang mudah diterima oleh peser
ta.”CW-03, 31-01-2017 Pernyataan MS tersebut kemudian diperkuat dengan pernyataan
yang disampaikan oleh NN, NN menyatakan : “kami selaku pemandu biasanya juga menjelaskan tentang
hubungan antar makhluk hidup, bisa dimulai dari pemanfaatan tumbuhan obat, pemerahan susu sapi, yang intinya sebagai
makhluk hidup sama-sama membutuhkan. Selain itu kami juga menjelaskan tentang fungsiGL Zoo sebagai lembaga konservasi,
bukan hanya hewan hasil tukar menukar koleksi dari kebun binatang lain, namun juga merawat hewan sitaan yang ditemukan
BKSDA.” CW-02, 16-01-2017 Dapat disimpulkan bahwa peserta didik pembelajaran luar sekolah
juga diberikan pengetahuan tentang menyayangi manusia dan makhluk lain. Materi ini disampaikan dengan cara memberikan penjelasan ketika
peserta didik menanam bibit atau sedang dalam kegiatan tour de zoo dengan menyampaikan fakta unik yang dimiliki hewan tersebut.
Selanjutnya pemandu juga menjelaskan mengenai fungsi KRKB Gembira Loka
sebagai lembaga
konservasi yang
bertugas untuk
mengembangbiakan dan penyelamatan tumbuhanan satwa dengan tetap menjaga kemurnian jenisnya.
108
7. Faktor Pendukung dan Penghambat