Prinsip-prinsip Aktivitas Belajar Aktivitas Belajar

c. Prinsip-prinsip Aktivitas Belajar

Menurut Sardiman 2012: 97-100 Prinsip-prinsip aktivitas belajar dapat dilihat dari sudut pandang perkembangan konsep jiwa menurut ilmu jiwa. Secara garis besar prinsip aktivitas belajar dari sudut pandang ilmu jiwa dibagi menjadi dua pandangan yakni ilmu jiwa lama dan ilmu jiwa modern. 1 Menurut pandangan ilmu jiwa lama John Locke dalam Sardiman 2012: 97 dalam konsepnya Tabularasa mengibaratkan jiwa Phyche seseorang bagaikan kertas putih yang tidak bertulis. Kertas putih ini kemudian akan mendapatkan coretan dan tulisan dari luar. Siswa diibaratkan sebagai kertas putih, sedangkan unsur dari luar yang menulis adalah guru. Dalam hal ini terserah kepada guru, mau dibawa kemana, mau diapakan siswa itu, karena guru adalah yang memberi dan mengatur isinya. Dengan demikian aktivitas didominasi oleh guru, sedangkan anak didik bersifat pasif dan menerima begitu saja. Guru menjadi seorang yang adikuasa dalam kelas. Menurut Herber dalam Sardiman, 2011: 98 memberikan rumusan bahwa jiwa adalah keseluruhan tanggapan yang secara mekanis dikuasai oleh hukum-hukum asosiasi. Atau dengan kata lain dipengaruhi oleh unsur-unsur dari luar. Siswa dalam hal ini pasif, secara mekanis hanya menuruti alur dari hukum-hukum asosiasi. Mengkombinasikan dua konsep diatas jelas bahwa dalam proses belajar mengajar guru akan senantiasa mendominasi kegiatan. Siswa terlalu pasif sedangkan guru aktif dan segala inisiatif datang dari guru. Aktivitas anak terbatas pada mendengarkan, mencatat, menjawab pertanyaan bila guru memberikan pertanyaan. Para siswa hanya akan bekerja atas perintah guru, menurut cara yang ditentukan guru, begitu juga berfikir menurut yang digariskan guru. 2 Menurut pandangan ilmu jiwa modern Aliran ilmu jiwa modern menerjemahkan bahwa jiwa manusia sebagai sesuatu yang dinamis, memilki potensi dan energi sendiri. Oleh karena itu, secara alami anak didik juga bisa menjadi aktif, karena adanya motivasi dan didorong oleh macam-macam kebutuhan. Anak didik dipandang sebagai orgasnisme yang mempunyai potensi untuk berkembang. Aktivitas belajar adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Dalam kegiatan belajar kedua aktivitas harus selalu berkait. Piaget dalam Sardiman 2011: 100 menerangkan bahwa seorang anak itu berfikir sepanjang ia berbuat. Tanpa perbuatan berarti anak itu tidak berpikir. Oleh karena itu, agar anak berfikir sendiri maka harus diberi kesempatan untuk berbuat sendiri. Dengan demikian jelas bahwa aktivitas itu dalam arti luas baik yang bersifat fisikjasmani maupun mentalrohani. Kaitan antara keduanya akan membuahkan aktivitas belajar yang optimal.

d. Jenis-jenis Aktivitas dalam Belajar