1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu proses memberikan pengetahuan, pemahaman, cara bertingkah laku, dan mengembangkan kemampuan-
kemampuan yang ada kepada seseorang. Pendidikan berasal dari kata “didik”, lalu kata ini mendapat awalan me sehingga menjadi “mendidik”,
artinya memelihara dan memberi latihan Muhibbin Syah, 1995:10. Tujuan pendidikan adalah untuk menyempurnakan perkembangan individu
dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap, dan sebagainya. Pendidikan dapat berlangsung secara formal dan nonformal. Pendidikan
dilaksanakan dalam bentuk kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan. Menurut Reber dalam Muhibbin 1995:34, istilah instruction pengajaran
berarti: pendidikan atau proses perbuatan mengajarkan pengetahuan. Sehingga dapat dikatakan, pengajaran adalah sebuah proses pendidikan
yang sebelumnya direncanakan dan diarahkan untuk mencapai tujuan serta dirancang untuk mempermudah pembelajaran.
Mutu pendidikan sangat penting untuk diperhatikan agar tujuan pendidikan dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan. Dalam
pendidikan guru memiliki peranan penting dalam menjaga mutu pendidikan. Guru harus menguasai materi dan cara mengajar yang baik
agar siswa dapat memahami dan belajar dengan baik pula. Agar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengajaran dapat berlangsung baik, maka guru perlu melakukan pemilihan dan penggunaan pendekatan, model, model, dan media pembelajaran yang
sesuai dan menunjang proses belajar mengajar. Pendekatan, model, model, dan media pembelajaran saat ini sudah
mengalami banyak kemajuan. Meskipun demikian, pada umumnya proses belajar mengajar hingga saat ini belum banyak mengadaptasi
perkembangan pendekatan, model, model, dan media pembelajaran. Guru lebih cenderung menggunakan model ceramah. Model ceramah ialah
sebuah model mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara
pasif Muhibbin Syah, 1995:204. Pengajaran dengan model ceramah hanya menghasilkan hubungan satu arah one way communication,
sehingga membuat siswa pasif dan menghambat daya kritis siswa. Perhatian siswa cenderung terpusat pada guru teacher centered, sehingga
timbul kesan siswa hanya dianggap sebagai objek yang selalu menganggap benar apapun yang disampaikan oleh guru. Padahal posisi siswa dalam
pembelajaran adalah subjek pembelajaran yang tidak tepat lagi dianggap seperti kertas putih yang boleh diisi apa saja oleh guru. Guru adalah
fasilitator siswa dalam mencari dan memperoleh sendiri pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkannya.
Melalui observasi yang telah dilakukan peneliti terhadap guru mitra, tampak bahwa guru mitra cenderung menggunakan model ceramah
dan sesekali menggunakan model tanya jawab dalam proses belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengajar mata pelajaran ekonomi di kelas X2. Dengan kata lain pembelajaran cenderung satu arah oneway communication. Sebagian
besar 70 siswa merasa bosan dan tidak tertarik untuk mengikuti proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Dampaknya sebagian besar
siswa 70 tidak dapat memahami apa yang disampaikan oleh guru. Berdasarkan kondisi tersebut, peneliti tertarik dan merasa perlu
menerapkan model pembelajaran yang lebih tepat. Peneliti bersama guru mitra menetapkan model pembelajaran kooperatif tipe teams games
tournament yang dapat meningkatkan keaktifan siswa serta melatih siswa agar dapat lebih bekerja sama dalam kelompok. Dengan diterapkannya
model pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran ekonomi.
Dalam pembelajaran kooperatif terdapat banyak model pembelajaran. Salah satunya adalah model Teams Games Tournament
TGT. TGT terdiri dari siklus regular dari aktifitas pengajaran yaitu pengajaran, belajar tim, turnamen, dan recognisi tim penghitungan skor.
Pembelajaran dengan menggunakan TGT memberikan kesempatan kepada guru untuk menggunakan kompetisi antar tim dalam suasana yang positif.
Para siswa menyadari bahwa kompetisi merupakan sesuatu yang selalu mereka hadapi setiap saat, tetapi TGT memberikan peraturan dan strategi
untuk bersaing sebagai individu setelah menerima bantuan dari temannya. TGT membangun ketergantungan dan kepercayaan dalam tim untuk bisa
bersaing dalam turnamen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan uraian di atas, penulis berkeyakinan bahwa model pembelajaran kooperatif TGT ini dapat digunakan untuk meningkatkan
prestasi belajar siswa di kelas. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk
melakukan suatu penelitian tindakan kelas dengan judul ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
Teams Games Tournament TGT dalam Pembelajaran Ekonomi untuk Meningkatkan
Pemahaman Siswa”, yang akan dilakukan pada siswa kelas X SMA
Negeri 2 Yogyakarta.
B. Batasan Masalah