Hakikat IPA Kajian Pustaka

41

8. Hakikat IPA

Winaputra dalam Samatowa, 2011: 3 mengemukakan bahwa IPA merupakan ilmu yang berhubungan dengan gejala alam, dan kebendaan atau makhluk hidup yang memerlukan kerja, cara berpikir dan cara memecahkan masalah yang sistematis yang tersusun secara teratur, berlaku umum yang berupa kumpulan dari hasil observasi dan eksperimensistematis teratur artinya pengetahuan itu tersusun dalam suatu system, tidak berdiri sendiri, satu dengan lainnya saling berkaitan, saling menjelaskan, sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan yang utuh, sedangkan berlaku umum artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku oleh seseorang atau beberapa orang dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama atau konsisten. Sulistyowati 2014: 22 menyatakan bahwa IPA merupakan ilmu yang pada awalnya diperoleh dan dikembangkan berdasarkan percobaan namun pada perkembangan selanjutnya IPA juga diperoleh dan dikembangkan berdasarkan teori. Ada dua hal yang berkaitan yang tidak terpisahkan dengan IPA yaitu IPA sebagai produk, pengetahuan IPA yang berupa pengetahuan faktual, konseptual, prosedural dan metakognitif, dan IPA sebagai proses yaitu kerja ilmiah. Susanto 2013 : 167-169 menyatakan hakikat pembelajaran sains yang didefinisikan sebagai ilmu tentang alam dalam bahasa Indonesia disebut dengan ilmu pengetahuan alam, dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses dan sikap. Ilmu 42 pengetahuan alam sebagai produk yaitu kumpulan hasil penelitian yang telah ilmuwan lakukan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji sebagai kegiatan empiris dan kegiatan analitis. Ilmu pengetahuan sebagai proses yaitu untuk menggali dan memahami pengetahuan tentang alam. Karena IPA merupakan kumpulan fakta dan konsep, maka IPA membutuhkan proses dalam menemukan dan teori yang akan digeneralisasi oleh ilmuwan. Sedangan ilmu pengetahuan sebagai sikap, sikap ilmiah harus dikembangkan dalam proses pembelajaran sains. Berdasarkan paparan dari para ahli, dapat disimpulkan bahwa IPA adalah ilmu yang berhubungan dengan gejala alam, dan kebendaan atau makhluk hidup yang memerlukan kerja, cara berfikir dan cara memecahkan masalah yang sistematis yang tersusun secara teratur. IPA dapat diklasifikasikan menjadi tiga bagian yaitu ilmu pengetahuan alam sebagai produk, proses dan sikap. 9. Materi Pembuatan Makanan pada Tumbuhan Hijau Pemerintah membuat sebuah kurikulum sebagai dasar pengajaran bagi guru. Menurut BNSP, dasar pengembangan materi pembuatan makanan pada tumbuhan hijau yang termuat dalam standar isi adalah: Tabel 2.1 Standar kompetensi dan kompetensi dasar Standar Kompetensi Kompetensi Dasar 2. Memahami cara tumbuhan hijau membuat makanan 2.1 Mengidentifikasi cara tumbuhan hijau membuat makanan 2.2 Mendeskripsikan ketergantungan manusia dan hewan pada tumbuhan hijau sebagai sumber makanan 43 Fotosintesis merupakan proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau. Proses fotosintesis ini memerlukan bantuan sinar matahari. Menurut Sulistyanto 2008: 37 fotosintesis memerlukan cahaya matahari, klorofil, air, dan karbon dioksida. Air diserap oleh akar dari dalam tanah. Air dari akar menuju daun. Karbon dioksida diserap dari udara oleh daun melalui mulut daun atau stomata. Melalui fotosintesis, air dan karbon dioksida kemudian diubah menjadi karbohidrat dan oksigen dengan bantuan energi cahaya matahari. Proses fotosintesis menghasilkan makanan bagi tumbuhan. Makanan ini sebagian digunakan oleh tumbuhan itu sendiri dan sisanya dibawa ke bagian tubuh lain. Manusia dan hewan secara langsung ataupun tidak langsung bergantung pada tumbuhan hijau untuk memperoleh makanan. Daun, batang, buah, biji, dan umbi merupakan bagian dari tumbuhan yang digunakan sebagai sumber makanan bagi manusia dan hewan. Beberapa bagian tumbuhan yang dapat digunakan sebagai bahan makanan baik yang langsung dimakan ataupun dimasak terlebih dahulu di antaranya adalah akar, batang, daun, buah, bunga, dan biji. Ketika anak belajar tentang proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau anak akan merasa kesulitan dalam belajar. Hal ini dikarenakan proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau tidak dapat dilihat secara nyata oleh karena itu perlu adanya media yang dapat memberikan wawasan dan gambaran nyata tentang pembuatan makanan pada tumbuhan hijau. Fitur dalam Powerpoint dapat membantu dalam pembuatan media yang didukung dengan teks, gambar, suara dan video sehingga dapat memberikan gambaran tentang 44 proses pembuatan makanan pada tumbuhan hijau melalui video yang disertai dengan penjelasan. B. Penelitian yang Relevan Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pengembangan media adalah penelitian yang dilakukan oleh Kusprimanto 2014, Parida 2016 dan Mere 2016. Kusprimanto 2014 melakukan penelitian mengenai pengembangan media Powerpoint dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif IPA Materi Pencernaan Pada Manusia untuk Siswa Kelas V Di SD N Pundung, Girirejo, Imogiri, Bantul, Yogyakarta”. Penelitian pengembangan ini dikembangkan berdasarkan langkah-langkah pengembangan dari Dick and Carey. Penelitian pengembangan ini dilakukan untuk menghasilkan sebuah produk alternatif bagi guru dan siswa dalam pembelajaran berupa media pembelajaran berbasis P owerpoint Interaktif . Setelah dilakukan pengujian di SDN Pundung dapat diketahui bahwa media memiliki kriteria kelayakan “Baik”, kriteria tersebut dapat dilihat dari hasil uji kelayakan media oleh ahli dan materi dengan rata-rata skor 4,0 dan 4,1. Sehingga berdasarkan hasil validasi ahli tersebut menunjukkan bahwa media yang dikembangkan memiliki kelayakan dari segi tampilan dan content . Kemudian pada uji coba dengan melibatkan peserta didik kelas V Sekolah Dasar, responden memberikan penilaian dengan rata-rata skor 4,25. Bardasarkan kriteria kelayakan maka media Powerpoint Materi Pencernaan pada Manusia memiliki kriteria kelayakan “Sangat Baik”. Pemberian penilaian “Sangat Baik” yang diberikan 45 oleh responden mengandung arti bahwa media yang dikembangkan layak digunakan sebagai media pembelajaran dengan didukung tampilan dan conten yang sangat baik sehingga dapat menarik perhatian siswa, mudah dalam penggunaan dan dapat menyampaikan pesan dengan baik. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu terletak pada jenis media berupa Powerpoint Interaktif. Perbedaannya terletak pada langkah pengembangan, penelitian ini menggunakan langkah pengembangan menurut Dick and Carey sedangkan langkah pengembangan yang digunakan oleh peneliti menggunakan langkah pengembangan menurut Borg and Gall. Parida 2016 melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Motivasi dan Prestasi Belajar Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis IT Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Kanisius Kintelan 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 20152016” tujuan penelitian ini adalah meningkatkan motivasi dan prestasi belajar IPA melalui penerapan media pembelajaran berbasis media berbasis IT pada kelas IV SD Kanisius Kintelan 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 20152016. Jenis dari penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa penggunaan media berbasis IT berupa Powerpoint Interaktif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan skor rata-rata motivasi siswa dari kondisi awal 58,75 sedang meningkat menjadi 77,65 tinggi pada siklus I dan menjadi 92,33 tinggi pada siklus II. Penggunaan media berbasis IT dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas IV SD Kanisius Kintelan 1. Hal tersebut dapat ditunjukkan dengan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46 adanya peningkatan prestasi belajar siswa dari presentase ketuntasan pada kondisi awal sebesar 35,71 meningkat menjadi 73,68 pada siklus I dan pada siklus ke II menjadi 100. Rata-rata nilai ulangan juga meningkat, dari kondisi awal 61,26 menjadi 81,26 pada siklus 1 dan menjadi 87,16 pada siklus II. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yaitu terletak pada jenis media berupa Powerpoint Interaktif . Perbedaannya terletak pada jenis penelitian, pada penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas PTK. Mere 2016 dengan judul penelitian “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis TIK Mengacu Pada Kurikulum SD 2013 Subtema Kebersamaan Dalam Keberagaman Untuk Siswa Kelas IV SD Negeri Kalasan 1”media pembelajaran berbasis TIK dikembangkan dengan prosedur penelitian pengembangan oleh Borg and Gall. Penelitian ini hanya sampai lima langkah pengembangan dari 10 langkah pengembangan menurut Borg and Gall. Hasil dari penelitian pengembangan termasuk dalam kriteria “baik” dengan perolehan skor 3,4. Skor tersebut menunjukkan bahwa media pembelajaran berbasis TIK berupa Powerpoint Interaktif memiliki kualitas baik dan layak untuk digunakan dalam pembelajaran. Perbedaan dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah penelitian ini hanya menggunakan lima langkah dari sepuluh langkah penelitian pengembangan dari Borg and Gall, sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti menggunakan sembilan dari sepuluh langkah penelitian pengembangan dari Borg and Gall. Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47 media yang dikembangkan berupa media berbasis TIK berupa Powerpoint Interaktif. Bagan 2.1 Literatur Map Penelitian yang Relevan Literatur map di atas menggambarkan tentang judul penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh tiga peneliti sebelumya. Penelitian tersebut terdapat persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti, yaitu pada media pembelajaran yang dikembangkan berupa Powerpoint. Penelitian tersebut juga terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti diantaranya adalah langkah pengembangan yang dilakukan dalam penelitian dan jenis penelitian. C. Kerangka Berpikir Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam IPA bagi peserta didik dianggap pelajaran yang sulit karena IPA merupakan pelajaran yang Kusprimanto 2014 melakukan penelitian mengenai pengembangan media Powerpoint dengan judul “Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif IPA Materi Pencernaan Pada Manusia untuk Siswa Kelas V Di SD N Pundung, Girirejo, Imogiri, Bantul, Yogyakarta”. Parida 2016 melakukan penelitian yang berjudul “Peningkatan Motivas i dan Prestasi Belajar Menggunakan Media Pembelajaran Berbasis IT Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SD Kanisius Kintelan 1 Yogyakarta Tahun Ajaran 20152016” Mere 2016 dengan judul penelitian “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis TIK Mengacu Pada Kurikulum SD 2013 Subtema Kebersamaan Dalam Keberagaman Untuk Siswa Kelas IV SD Negeri Kalasan 1” Dewanty 2017 dengan judul Pengembangan Media Pembelajaran Powerpoint Interaktif Materi Pembuatan Makanan Pada Tumbuhan Hijau Untuk Kelas V Semester Gasal Di SD Negeri Depok 1. 48 membutuhkan teknik hafalan. Oleh karena itu penting jika IPA diajarkan sejak Sekolah dasar. Mengingat umumnya anak Indonesia mulai masuk sekolah dasar pada usia 6-7 tahun dan rentang waktu belajar di SD selama 6 tahun maka usia anak sekolah dasar bervariasi antara 7-11 tahun. Untuk anak kelas 5 Sekolah dasar masih berada pada masa operasional konkret dimana anak akan berfikir logis terhadap objek yang konkret, dengan demikian anak kelas 5 Sekoah Dasar memerlukan suatu alat bantu media untuk pemecahan masalah yang bersifat abstrak namun yang ada di lapangan guru kurang maksimal dalam memanfaatkan media sehingga anak mengalami kesulitan belajar. Berdasarkan analisis yang sudah dilakukan bahwa ketika peserta didik belajar tentang pembuatan makanan pada tumbuhan hijau, peserta didik masih merasa kesulitan dalam belajar. Hal ini dikarenakan pembuatan makanan pada tumbuhan hijau tidak dapat dilihat secara nyata oleh karena itu perlu adanya media yang dapat memberikan wawasan dan gambaran nyata tentang pembuatan makanan pada tumbuhan hijau sedangkan guru masih kesulitan dalam membuat media pembelajaran terutama pembelajaran berbasis teknologi. Pemahaman guru terhadap media pembelajaran berbasis teknologi masih kurang. Sementara kondisi di sekolah saat ini bahwa peserta didik lebih tertarik dengan media pembelajaran berbasis teknologi. Permasalahan ini kemudian menjadi alasan peneliti untuk memberikan kontribusi dalam memecahkan masalah tersebut. Peneliti memberikan kontribusi melalui pengembangan media P owerpoint Interaktif materi pembuatan makanan pada PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49 tumbuhan hijau. Powerpoint Interaktif yang dikembangkan tidak hanya menampilkan teks tapi juga menampilkan video, gambar dan suara yang dikemas sedemikian rupa sehingga saling terintegrasi menjadi sebuah media yang menarik, mudah digunakan serta pesan dapat tersampaikan dengan baik. Jadi dalam Powerpoint Interaktif ini dibuat sekreatif mungkin agar dapat membangkitkan antusias belajar siswa.

D. Pertanyaan penelitian