Pengukuran Waktu Proses Tiap Stasiun Kerja Penetapan Allowance Kelonggaran Waktu

Tabel 5.2. Uraian Proses Perakitan Spring Bed Mery Land 6 Kaki Lanjutan No Work Center Elemen Kegiatan Jumlah operator 69 Memasang karton sudut pada keempat sudut divan dengan menggunakan Staples 3001 J 70 Membungkus divan dengan plastik mika yang direkatkan menggunakan staples 3001 J 71 Memasang kain blacu pada bagian bawah divan dengan menggunakan Staples 3001 J untuk menutupi tampak bagian bawah rangka divan 72 Memasang mur sakura pada keempat sudut sisi divan Sumber: Hasil pengumpulan data 5.2. Pengukuran Data Waktu 5.2.1.Penentuan Rating Factor Penilaian rating factor Rf dilaksanakan oleh peneliti di lantai pabrik PT Ivana Mery Lestari Matras terhadap operator yang sedang melaksanakan pekerjaannya. Penilaian Rf dilaksanakan untuk menentukan operator yang bekerja dengan normal, untuk kemudian diambil waktu kerjanya.

5.2.2. Pengukuran Waktu Proses Tiap Stasiun Kerja

Data waktu perakitan yang diambil adalah data waktu perakitan operator yang berkemampuan normal kemampuan kerja rata-rata atau Rf = 0. Dalam Universitas Sumatera Utara penentuan jumlah pengamatan awal terhadap pengukuran waktu perakitan yang dilaksanakan dengan metode stop watch time study, Menurut Sritomo 2006 untuk kegiatan yang berlangsung dalam siklus sekitar 2 menit atau kurang jumlah pengamatan sudah cukup sebanyak 10 kali dan 5 kali pengamatan untuk kegiatan yang berlangsung dalam siklus waktu yang lebih besar dari 2 menit. Oleh karena itu pengukuran waktu perakitan dilaksanakan dengan metode stopwatch time study dilaksanakan sebanyak 10 kali pengukuran.

5.2.3. Penetapan Allowance Kelonggaran Waktu

16 Pemberian allowance oleh peneliti untuk satu work center nilainya adalah sama. Allowance diberikan berdasarkan karakteristik pekerjaannya masing- masing. Perhitungan allowance pekerja perakitan spring bed 6 kaki di PT Ivana Mery Lestari Matras dapat dilihat pada Tabel 5.3. Tabel 5.3. Perhitungan Allowance Masing-masing Stasiun Kerja WC Faktor Allowance Total I Kebutuhan Pribadi : Laki-laki 1 Tenaga yang dikeluarkan 6 Sikap kerja : Duduk 1 Gerakan kerja : Normal 10 Kelelahan mata 1 Keadaan temperatur : Normal Keadaan atmosfer : baik Keadaan lingkungan 1 16 Sutalaksana, Z. I., A. Ruhana, dan J. H. Tjakraatmadja, Teknik Perancangan Sistem Kerja Cet.II; Bandung:Penerbit ITB, 2006, h. 167-169. Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3. Perhitungan Allowance Masing-masing Stasiun Kerja Lanjutan WC Faktor Allowance Total II Kebutuhan Pribadi : Laki-laki 1 Tenaga yang dikeluarkan 3 Sikap kerja : Duduk 1 Gerakan kerja : Normal Kelelahan mata 2 8 Keadaan temperatur : Normal Keadaan atmosfer : baik Keadaan lingkungan 1 III Kebutuhan Pribadi : Laki-laki 1 Tenaga yang dikeluarkan 6 Sikap kerja : Berdiri 1 Gerakan kerja : Normal 10 Kelelahan mata 1 Keadaan temperatur : Normal Keadaan atmosfer : baik Keadaan lingkungan 1 IV Kebutuhan Pribadi : Laki-laki 1 Tenaga yang dikeluarkan 1 Sikap kerja : Berdiri 1 10 Gerakan kerja : Normal Kelelahan mata 6 Keadaan temperatur : Normal Keadaan atmosfer : Baik Keadaan lingkungan 1 V Kebutuhan Pribadi 2 Tenaga yang dikeluarkan 2 Sikap kerja : Duduk Gerakan kerja : Normal 9 Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3. Perhitungan Allowance Masing-masing Stasiun Kerja Lanjutan WC Faktor Allowance Total Kelelahan mata 4 Keadaan temperatur : Normal Keadaan atmosfer : Baik 1 Keadaan lingkungan VI Kebutuhan Pribadi : Laki-laki 1 Tenaga yang dikeluarkan 1 Sikap kerja: Berdiri 1 Gerakan kerja : Normal Kelelahan mata 4 10 Keadaan temperatur : Normal Keadaan atmosfer : Cukup 2 Keadaan lingkungan 1 VII Kebutuhan Pribadi : Laki-laki 1 Tenaga yang dikeluarkan 1 Sikap kerja: Berdiri 1 Gerakan kerja : Normal Kelelahan mata 4 10 Keadaan temperatur : Normal Keadaan atmosfer : Cukup 2 Keadaan lingkungan 1 VIII Kebutuhan Pribadi : Laki-laki 1 Tenaga yang dikeluarkan 1 Sikap kerja : Berdiri 1 Gerakan kerja : Normal Kelelahan mata 1 7 Keadaan temperatur : Normal Universitas Sumatera Utara Tabel 5.3. Perhitungan Allowance Masing-masing Stasiun Kerja Lanjutan WC Faktor Allowance Total Keadaan atmosfer : Cukup 2 Keadaan lingkungan : bising 1 IX Kebutuhan Pribadi : Laki-laki 2 Tenaga yang dikeluarkan 4 Sikap kerja: berdiri 1 Gerakan kerja : Normal Kelelahan mata 3 10 Keadaan temperatur : Normal Keadaan atmosfer : Baik Keadaan lingkungan : bising Sumber: Hasil pengumpulan data

5.3. Pengolahan Data QFD Fase I

Dokumen yang terkait

Perbaikan Rancangan Produk Menggunakan Metode Quality Function Deployment Dan Design For Manufacturing And Assembly

10 99 227

Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Design for Manufacturing and Assembly (DFMA) di PT Ocean Centra Furnindo

6 67 255

Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment dan Axiomatic Design

11 63 139

Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment dan Axiomatic Design

0 0 18

Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment dan Axiomatic Design

0 0 8

Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment dan Axiomatic Design

0 1 12

Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment dan Axiomatic Design

0 0 2

Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment (QFD) dan Design for Manufacturing and Assembly (DFMA) di PT Ocean Centra Furnindo

0 0 34

BAB I PENDAHULUAN - Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed Pada PT Ivana Mery Lestari Matras dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment, Value Engineering dan Design For Manufacture And Assembly

0 0 8

Perbaikan Rancangan Produk Spring Bed Pada PT Ivana Mery Lestari Matras dengan Menggunakan Metode Quality Function Deployment, Value Engineering dan Design For Manufacture And Assembly

1 1 22