Teori yang Melandasi Multimedia Pembelajaran
30 akan diminta mengulangi. Kecenderungan mengerjakan soal
akan membentuk sikap dari penggunaan multimedia. 4 Hukum Reaksi Bervariasi Multiple Responses
Hukum ini mengatakan bahwa pada individu diawali oleh proses trial and error yang menunjukkan adanya bermacam-
macam respon sebelum memperoleh respon yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Multimedia interaktif
menawarkan banyak respon kepada pengguna dalam memahami materi, hal ini berkaitan dengan pengalaman
pengetahuan yang dimiliki individu. 5 Hukum Sikap SetAttitude
Hukum ini menjelaskan bahwa perilaku belajar seseorang tidak hanya ditentukan oleh hubungan stimulus dengan respon saja,
tetapi juga ditentukan keadaan yang ada dalam diri individu baik kognitif, emosi, sosial, maupun psikomotornya.
Berdasarkan teori belajar yang dikemukkan diatas, dalam merancang multimedia interaktif diterapkan hal-hal berikut ; 1
Mahasiswa berpartisipasi secara aktif di dalam proses pembelajaran; 2 Materi pembelajaran disusun berdasarkan tujuan dari sederhana
ke hal yang lebih kompleks secara logis, sehingga mahasiswa lebih mudah mempelajari materi dan memberikan respon yang
dikehendaki; 3 Memberikan umpan balik secara langsung agar mahasiswa mengetahui hasil respon yang diberikan benar atau salah;
31 4 Pada permulaan belajar, diberikan penguatan positif seperti
animasi, suara dan gambar yang menarik; 5 Adanya stimulus dan respon menyebabkan mahasiswa memperoleh penguatan, sehingga
ada kecenderungan untuk mengulang sendiri. b. Teori Kognitif
Menurut C. Asri Budiningsih 2003: 51, teori belajar kognitif adalah perubahan, persepsi, dan pemahaman, yang tidak selalu
berbentuk tingkah laku, yang dapat di amati dan diukur. Asumsi teori ini adalah bahwa setiap orang yang telah memiliki pengetahuan
dan pengalaman yang tertata dalam bentuk struktur kognitif yang dimilikinya. Proses belajar akan berjalan dengan baik jika materi
pelajaran atau informasi baru beradaptasi dengan struktur kognitif yang telah dimiliki seseorang. Dalam kegiatan pembelajaran,
keterlibatan peserta didik secara aktif amat dipentingkan. Untuk menarik minat dan meningkatkan retensi belajar perlu mengaitkan
pengetahuan baru dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik.
Pelopor teori kognitif yang terkenal adalah Jean Piaget. Menurut Jean Piaget Mukminan, 2004: 34-35 bahwa dalam setiap berfikir
setiap individu memiliki struktur mental atau kognitif, proses belajar sesuai dengan taraf perkembangan kognitif peserta didik.
Perkembangan kognitif dibagi menjadi empat tahap, yaitu tahap sensori motorik umur 0-2 tahun, tahap operasional umur 2-7
32 tahun, tahap operasional kongkrit umur 7-11 tahun, tahap
operasional formal umur 11-15. Sehubungan dengan teori kognitif ini, maka multimedia pembelajaran hendaknya mempertimbangkan :
1 siapa yang belajar dan kemampuan atau pengetahuan apa yang hendak disukai, dan 2 bagaimana cara membelajarkan dan pada
kesulitan mana kemampuan ini hendak ditunjukkan, diformulasikan ke dalam program multimedia.
Berdasarkan pemaparan teori kognitif di atas, multimedia interaktif dikembangkan untuk memberikan pelayanan pembelajaran
secara individual, sehingga perlu memperhatikan tingkat perkembangan kognitif peserta didik. Kelompok perkembangan
peserta didik yang belum mampu belajar mandiri akan sulit untuk menggunakan multimedia interaktif. Berdasarkan pandangan Piaget,
multimedia interaktif makin baik digunakan untuk kelas yang tingkatannya lebih tinggi tahap operasional formal.
c. Teori Konstruktivistik Teori konstruktivistik pada dasarnya bukan teori pembelajaran,
tetapi teori tentang pengetahuan dan belajar. Teori konsruktivistik berpendapat bahwa pengetahuan diperoleh sebagai hasil konstruksi
kognitif seseorang atas realitas dunianya yang berlangsung terus menerus dan berkesinambungan. Teori belajar konstruktivistik
merupakan suatu proses pembentukan pengetahuan. Dalam hal ini pendidik berperan membantu agar proses pengkonstruksian belajar
33 oleh peserta didik berjalan lancar. Peranan utama dalam proses
pembelajaran adalah aktivitas peserta didik dalam menkonstruksikan pengetahuannya sendiri. Segala sesuatu seperti bahan, media,
peralatan, lingkungan dan fasilitas lainnya disediakan untuk membantu pembentukan tersebut. Peserta didik diberi kebebasan
untuk mengungkapkan pendapat dan pemikirannya tentang sesuatu yang dihadapinya C. Asri Budiningsih, 2003.
Pendapat tersebut selaras dengan pengembangan multimedia interaktif IMK, yaitu pengguna memperoleh pengalaman konkrit
melalui multimedia interaktif. Dengan penerapan multimedia interaktif, pengguna membangun pengetahuan dari hasil elaborasi
sendiri. Proses belajar terjadi pada saat terjadi ketidak seimbangan struktur pengetahuan pada diri seseorang. Dalam keadaan tidak
seimbang inilah seseorang akan berupaya untuk mencari keseimbangan melalui pengembangan dan penambahan informasi.
Multimedia interaktif dikembangkan untuk memberikan pengalaman konkrit kepada pengguna melalui pengguna teks, animasi, video,
suara dan animasi agar belajar semakin mudah dan menarik. d. Teori Sibernetik
Menurut teori sibernetik, belajar adalah pengolahan informasi, jadi belajar sangat ditentukan informasi dalam sistem informasi. Ada
tiga pemprosesan informasi yaitu: 1 Sensory Receptor SR, merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di
34 dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya, bertahan dalam
waktu sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti. 2 Working Memory WM, diasumsikan mampu
menangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki kapasitas terbatas informasi
hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa pengulangan dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari
stimulus aslinya. 3 Longterm Memory LTM, diasumsikan; a berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki individu, b
mempunyai kapasitas tidak terbatas, c sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Persoalan
lupa pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali informasi yang diperlukan.
Dari penjelasan teori sibernetik di atas, maka multimedia interaktif yang peneliti kembangkan harus memuat beberapa strategi untuk
meningkatkan kapasitas memori dan meningkatkan ingatan peserta didik akan materi disajikan. Adapun strategi tersebut yaitu dengan
pengulangan, pemilihan materi, dan menata urutan materi. Sajian yang dikembangkan dalam bentuk tekstual dan visual mampu
memberikan kesan informasi yang saling mendukung. Di sisi lain, cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap dengan adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin
35 dicapai. Efek terbesar yang diharapkan yakni peserta didik tidak
cepat lupa akan materi yang dicerna dari multimedia yang peneliti kembangkan.