36
strata outlet yang belanja rutin 100-200 pcs kartubulan Kelas B. Kemudian dari strata  yang  ada,  ditentukan  jumlah  sampel  per  strata  secara  proporsional,  yaitu
jumlah sampel tiap strata dihitung dengan formula sebagai berikut: Jlh. populasi per strata
Total populasi Jlh. sampel per strata
= x Jumlah sampel
Kelas A: 350  420
=  0,833  83,3 Kelas B:
70  420 =  0,167  16,7
sehingga, jumlah sampel per strata adalah: Kelas A:
0,833  x  108 =  90 pembulatan
Kelas B: 0,167  x  108
=  18 pembulatan Selanjutnya,  penentuan  jumlah  sampel  di  setiap  area  CV.  Dunia  juga
dilakukan  secara  proporsional.  Data  jumlah  dan  distiribusi  sampel  di  setiap  area eksklusif CV. Dunia tersaji pada Tabel 3.2. berikut ini.
Tabel 3.2. Data jumlah dan distribusi sampel
Mdn_ Timur
Mdn_ Tembung
Mdn_ Perjuangan
Mdn_ Deli
A 350
90 19
31 20
20 B
70 18
4 6
4 4
Total 420
108 23
37 24
24
Klasifikasi Retail
Outlet Lama
sebagai retailer
≥ 6 bulan Jumlah
sampel Lokasi
Terakhir,  mitra  retail  outlet  yang  akan  menjadi  sampel  ditentukan  secara  acak dengan cara diundi.
3.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik  pengumpulan  data  yang  dilakukan  pada  penelitian  ini  adalah teknik  survey  melalui  kuesioner,  yaitu  teknik  pengumpulan  data  yang  dilakukan
dengan  cara  memberi  seperangkat  pertanyaan  atau  pernyataan  tertulis  kepada
Universita Sumatera Utara
37
responden  untuk  dijawab.  Kuesioner  ini  diberikan  kepada  responden  secara langsung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan angket tertutup atau
berstruktur  dan  angket  terbuka,  untuk  mendapatkan  data  tentang  dimensi  dari konstruk  yang  dikembangkan  dalam  penelitian  ini.  Pernyataan-pernyataan  dalam
kuesioner  ini  dibuat  dengan  menggunakan  skala  1-10  untuk  mendapatkan  data yang  bersifat  interval  dan  diberi  skor  atau  nilai.  Penggunaan  skala  1-10  skala
genap  untuk  menghindari  jawaban  responden  yang  cenderung  memilih  jawaban di  tengah, sehingga akan menghasilkan respon  yang mengumpul  di  tengah grey
area. Berikut kategori pengukuran  yang akan dipakai untuk kategori pernyataan dengan jawaban sangat tidak setuju  sangat setuju:
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Sangat tidak setuju Sangat setuju
Keterangan: Skala 1
– 5  : Cenderung Tidak Setuju Skala 6
– 10   : Cenderung Setuju Makin ke 1 makin tidak setuju, Makin ke 10 makin setuju.
3.5. Jenis dan Sumber Data
Jenis  data  yang  akan  diolah  dalam  penelitian  ini,  berdasarkan  cara memperolehnya  adalah  merupakan  data  primer,  yaitu  data  penelitian  yang
diperoleh  secara  langsung  dari  sumber  data,  dikumpulkan  secara  khusus  dan berhubungan langsung dengan masalah yang diteliti. Data primer dalam penelitian
ini  diperoleh  melalui  pembagian  kuesioner  yang  diberikan  kepada  responden, yang  dalam  hal  ini  adalah  para  retail  outlet  yang  menjadi  pelanggan  dari
CV. Dunia Medan.
Universita Sumatera Utara
38
3.6. Identifikasi dan Operasionalisasi Variabel Penelitian
3.6.1. Identifikasi variabel penelitian a.  Indikator variabel komunikasi
Beberapa indikator  yang digunakan untuk  mengukur variabel  komunikasi seperti pada Gambar 3.1. berikut ini, mengacu pada penelitian Mohr et al. 1996,
Bowo  2003  dan  Indarjo  2002,  yaitu  frekuensi  komunikasi,  komunikasi  tanpa tekanan dan komunikasi dua arah.
Gambar 3.1. Indikator dari variabel komunikasi
b.  Indikator variabel kepuasan atas kebijakan pelayanan Beberapa  indikator  yang  digunakan  untuk  mengukur  variabel  kepuasan
atas kebijakan pelayanan pada Gambar 3.2. berikut  ini, mengacu pada penelitian Schellhase et al. 2000, Sunaryo 2002, Indarjo 2002 dan Bowo 2003, yaitu
kepuasan  atas  kebijakan  pembayaran,  kebijakan  retur,  kebijakan  pengiriman barang dan margin keuntungan yang ditawarkan.
Gambar 3.2. Indikator dari variabel kepuasan atas kebijakan pelayanan
Universita Sumatera Utara
39
c.  Indikator variabel keahlian tenaga penjualan Indikator untuk mengukur variabel keahlian tenaga penjualan seperti pada
Gambar  3.3.  berikut  ini,  mengacu  pada  penelitian  Liu  dan  Leach  2001,  Doney dan  Cannon  1997  dan  Cempakasari  dan  Yoestini  2003,  yaitu  kemampuan
menyediakan informasi, memiliki pengetahuan produk yang luas dan kemampuan menyelesaikan masalah.
Gambar 3.3. Indikator dari variabel keahlian tenaga penjualan
d.  Indikator variabel kepercayaan kepada penyalur Indikator  untuk  mengukur  variabel  kepercayaan  kepada  penyalur
perusahaan  penyalur  seperti  pada  Gambar  3.4.  berikut  ini,  mengacu  pada penelitian  Morgan  dan  Hunt  1994,  Ganesan  1994,  Indarjo  2002  dan  Bowo
2003,  yaitu  keandalan  perusahaan,  kredibilitas  dan  kepedulian  terhadap pelanggan retail outlet.
Gambar 3.4. Indikator dari variabel kepercayaan kepada penyalur
Universita Sumatera Utara
40
e.   Indikator variabel komitmen retail outlet Indikator  untuk  mengukur  variabel  komitmen  dari  retail  outlet  kepada
penyalur seperti  pada Gambar 3.5. berikut ini, mengacu pada penelitian Morgan dan  Hunt  1994,  Indarjo  2002  dan  Garbarino  dan  Johnson  1999,  yaitu
konsistensi  retail  outlet  kepada  penyalur,  kesediaan  membuat  perjanjian kerjasama,  kesetiaan  retail  outlet  kepada  penyalur,  usaha  memelihara  hubungan
dan focus pada tujuan jangka panjang.
Gambar 3.5. Indikator dari variabel komitmen retail outlet
3.6.2. Operasionalisasi variabel penelitian
Pada  Tabel  3.3  berikut  ini,  akan  dijabarkaan  definisi  dari  variabel  dan indikatornya. Selanjutnya dalam operasionalisasi akan dipaparkan juga skala ukur
atas indikator yang dikembangkan dalam penelitian ini.
Universita Sumatera Utara
41
Tabel 3.3. Operasionalisasi variabel penelitian: definisi, indikator dan skala ukur
Variabel Definisi Variabel
Indikator Variabel
Definisi Indikator Variabel
Skala Ukur
Frekuensi Komunikasi X1
Merupakan jumlah kontak yang mendukung
kelancaran bisnis yang terjadi antara perusahaan
penyalur dan retail outlet yang menjadi mitra dalam
integrasi skala interval
10 point  sangat tidak setuju –
sangat setuju
Komunikasi Tanpa Tekanan
X2
Tidak adanya paksaan ataupun tekanan yang
dijalankan oleh penyalur terhadap retail outlet
sehubungan dengan penentuan bentuk kebijakan
yang dijalankan skala interval
10 point  sangat tidak setuju –
sangat setuju
Komunikasi Dua Arah X3
Merupakan komunikasi yang terjalin bersifat dialog
dan bukan bersifat monolog, informasi
mengalir dari kedua belah pihak
skala interval 10 point  sangat
tidak setuju – sangat setuju
Kebijakan Pembayaran X4
Menunjukan kesesuaian antara kebijakan
pembayaran yang diukur dari fleksibilitas bentuk dan
cara serta jangka waktu pembayaran yang
ditetapkan oleh penyalur dan kondisi serta keinginan
dari retail outlet skala interval
10 point  sangat tidak setuju –
sangat setuju
Kebijakan Retur X5
Menunjukan kesesuaian antara kebijakan retur
barang yang ditetapkan penyalur yang berkaitan
dengan pengembalian dan penggantian barang baik
yang rusak, atau telah melewati masa pakai
expired  dan harapan mitra retail outlet
skala interval 10 point  sangat
tidak setuju – sangat setuju
Merupakan sarana formal  maupun
informal  yang digunakan dalam
berbagi informasi yang bermanfaat dan
tepat waktu antara perusahaan penyalur
dan retail outlet
Komunikasi
Kepuasan atas Kebijakan
Pelayanan Merupakan
ungkapan perasaan yang bernada positif
dari penilaian semua aspek pelayanan
penyalur dalam menjalin hubungan
transaksi dengan retail outlet
Universita Sumatera Utara
42
Tabel 3.3. Lanjutan
Variabel Definisi Variabel
Indikator Variabel
Definisi Indikator Variabel
Skala Ukur
Kebijakan Pengiriman
Barang X6
Menunjukan kesesuaian antara kebijakan
pengiriman barang yang diukur dari pola pengiriman
barang yang menyangkut lamanya barang tiba di toko
mitra dan permintaan dari retail outlet
skala interval 10 point  sangat
tidak setuju – sangat setuju
Margin Keuntungan yang
Ditawarkan X7
Menunjukkan kesesuaian antara nilai margin
keuntungan yang ditawarkan penyalur dan
harapan margin keuntungan dari retail
outlet skala interval
10 point  sangat tidak setuju –
sangat setuju
Kemampuan Menyediakan
Informasi X8
Kemampuan yang dimiliki tenaga penjual dalam
memberikan informasi pada retail outlet , menyangkut
produk dan kebijakan, serta kemampuan dalam
menanggapi pertanyaan pembeli, dengan demikian
outlet akan mendapatkan informasi yang baik dan
lengkap skala interval
10 point  sangat tidak setuju –
sangat setuju
Memiliki Pengetahuan
Produk yang
Luas X9
Penguasaan yang baik atas produk yang dipasarkan
dari tenaga penjualan skala interval
10 point  sangat tidak setuju –
sangat setuju
Kemampuan Menyelesaikan
Masalah X10 Kemampuan tenaga
penjualan dalam memberikan solusi
sehubungan dengan masalah yang dialami oleh
retail outlet skala interval
10 point  sangat tidak setuju –
sangat setuju
Keandalan Perusahaan X11
Gambaran positip terhadap kemampuan perusahaan
penyalur dalam hal penyediaan layanan dan
produk yang dibutuhkan oleh mitra retail outlet
skala interval 10 point  sangat
tidak setuju – sangat setuju
Keahlian Tenaga
Penjualan
Merupakan kemampuan tenaga
penjualan dari perusahaan penyalur
dalam melakukan aktifitas penjualan
terhadap retail outlet
Kepercayaan kepada
Penyalur
Mengambarkan kepercayaan retail
outlet  pada penyalur diukur dari
sejauhmana kepercayaan yang
dimiliki dan dibangun serta
ditunjukkan dari setiap aktivitas
pemasaran perusahaan penyalur
berdasarkan persepsi nilai
kepercayaan yang timbul dari retail
outlet
Universita Sumatera Utara
43
Tabel 3.3. Lanjutan
Variabel Definisi Variabel
Indikator Variabel
Definisi Indikator Variabel
Skala Ukur
Kredibilitas X12
Menunjukan kredibilitas perusahaan penyalur dapat
diyakini yang diukur dari tingkat reputasi yang
tertanam pada diri penyalur dan dinilai oleh retail
outlet  berdasarkan pengalaman dan informasi
pihak lain skala interval
10 point  sangat tidak setuju –
sangat setuju
Kepedulian terhadap
Pelanggan X13
Wujud tindakan yang ditampakkan oleh
perusahaan penyalur sebagai wujud bantuan dan
perhatian terhadap mitra outlet nya
skala interval 10 point  sangat
tidak setuju – sangat setuju
Konsistensi retail
outlet  kepada Penyalur X14
Menunjukan konsistensi dari retail outlet  yang
diukur dari konsistensinya atas komitmen nyata
mereka untuk terus- menerus mendukung
program penyalur seperti promosi, sehingga produk
penyalur  akan menjadi lebih sukses
skala interval 10 point  sangat
tidak setuju – sangat setuju
Kesediaan Membuat
Perjanjian Kerjasama X15
Menunjukan kesediaan retail outlet  memenuhi
komitmen yang diukur melalui kesediaan dalam
membuat perjanjian kerja sama dimana secara sadar
dan sukarela retail outlet menjalin kerjasama secara
legal dengan penyalur khususnya menyangkut
kebijakan saluran skala interval
10 point  sangat tidak setuju –
sangat setuju
Kesetiaan retail
outlet  kepada Penyalur X16
Menunjukan kesetiaan yang diukur atas sejauhmana
sikap retail outlet  untuk tidak pindah ke penyalur
yang lain skala interval
10 point  sangat tidak setuju –
sangat setuju
Komitmen retail outlet
Mengambarkan niat dan keyakinan dari
retail outlet  untuk tetap menjalin
hubungan, yang ditunjukkan dari
setiap aktivitas pemasarannya
berdasarkan persepsi nilai yang
timbul dari retail outlet  sendiri
Universita Sumatera Utara
44
Tabel 3.3. Lanjutan
Variabel Definisi Variabel
Indikator Variabel
Definisi Indikator Variabel
Skala Ukur
Usaha Memelihara
Hubungan X17
Menunjukan usaha untuk memelihara hubungan
yang diukur dari derajat orientasi penyalur dan
retail outlet  ketika penyalur dan retail outlet
lebih mengedepankan penerapan strategi
penjualan untuk meningkatkan jumlah
pelanggan lebih lagi dibandingkan dengan
periode waktu sebelumnya skala interval
10 point sangat tidak
setuju – sangat setuju
Fokus pada Tujuan Jangka
Panjang X18
Menunjukan kesamaan arah berpikir antara retail
outlet  dengan perusahaan penyalur untuk dapat
terbinanya hubungan jangka panjang
skala interval 10 point
sangat tidak setuju – sangat
setuju
3.7. Teknik Analisis Data
Metode  analisis  yang  dipilih  untuk  menganalisis  data  pada  penelitian  ini
adalah  Structural  Equation  Modeling  SEM.  Pengujian  hipotesis  1  hingga
hipotesis  7  menggunakan  alat  analisis  data  SEM  dari  paket  statistik  AMOS  18. Dalam  sebuah  model  persamaan  struktur,  AMOS  sering  digunakan  dalam
penelitian-penelitian  pemasaran  dan  manajemen  stratejik  Ferdinand,  2005. Model  kausal  AMOS  menunjukan  pengukuran  masalah  yang  struktural,  dan
digunakan untuk menganalisis dan menguji hipotesis. Menurut Ferdinand 2005, AMOS mempunyai keistimewaan dalam:
1.  Memperkirakan  koefisien  yang  tidak  diketahui  dari  persamaan  linear struktural.
Universita Sumatera Utara
45
2.  Mengakomodasi model yang meliputi latent variabel. 3.  Mengakomodasi  kesalahan  pengukuran  pada  variabel  dependen  dan
independen. 4.  Mengakomodasi  peringatan  yang  timbal  balik,  simultan  dan  saling
ketergantungan. Penelitian ini akan menggunakan dua macam teknik analisis, yaitu:
1.  Confirmatory  Factor  Analysis  pada  SEM,  yang  digunakan  untuk mengkonfirmasikan  faktor-faktor  yang  paling  dominan  dalam  satu  kelompok
variabel. 2.  Regression Weight pada SEM, yang digunakan untuk meneliti seberapa besar
hubungan antar variabel. Terdapat  7  tujuh  langkah  yang  harus  dilakukan  untuk  membuat
permodelan yang lengkap bila menggunakan Structural Equation Modeling Hair et al. 1998, dalam  Ghozali 2007, yaitu:
Langkah 1. Pengembangan Model Berdasarkan Teori Dalam  langkah  pengembangan  model  teoritis,  hal  yang  harus  dilakukan
adalah  melakukan  serangkaian  eksploitasi  ilmiah  melalui  telaah  pustaka  guna mendapatkan  justifikasi  atas  model  teoritis  yang  akan  dikembangkan.  SEM
digunakan  bukan  untuk  menghasilkan  sebuah  model,  tetapi  digunakan  untuk mengkonfirmasi model teoritis tersebut melalui data empirik.
Langkah 2. Pengembangan diagram alur path diagram Dalam langkah kedua ini, model teoritis  yang telah dibangun pada tahap
pertama akan digambarkan dalam sebuah path diagram, yang akan mempermudah
Universita Sumatera Utara
46
untuk  melihat  hubungan-hubungan  kausalitas  yang  ingin  diuji.  Dalam  path diagram,  hubungan  antar  konstruk  akan  dinyatakan  melalui  anak  panah.  Anak
panah yang lurus menunjukan sebuah hubungan kausal yang langsung antara satu konstruk  dengan  konstruk  lainnya.  Sedangkan  garis-garis  lengkung  antara
konstruk  dengan  anak  panah  pada  setiap  ujungnya,  menunjukan  korelasi  antara konstruk-konstruk  yang  dibangun  dalam  path  diagram  yang  dapat  dibedakan
dalam dua kelompok, yaitu sebagai berikut: 1.  Exogenous  constructs  yang  dikenal  juga  sebagai  source  variables  atau
independent  variables  yang  tidak  diprediksi  oleh  variabel  yang  lain  dalam model. Konstruk eksogen ditunjukkan dengan adanya anak panah yang berasal
dari variabel tersebut menuju ke variabel endogen. 2.  Endogenous  constructs  yang  merupakan  faktor-faktor  yang  diprediksi  oleh
satu  atau  beberapa  konstruk.  Konstruk  endogen  dapat  memprediksi  satu  atau beberapa  konstruk  endogen  lainnya,  tetapi  konstruk  eksogen  hanya  dapat
berhubungan kausal dengan konstruk endogen. Konstruk eksogen ditunjukkan dengan adanya anak panah menuju konstruk tersebut.
Diagram alur penelitian ini tersaji pada Gambar 3.6 berikut ini.
Universita Sumatera Utara
47
Gambar 3.6. Diagram Alur Penelitian path diagram, dikembangkan oleh
Penulis, 2012
Langkah 3. Konversi path diagram kedalam persamaan Persamaan  yang  diperoleh  dari  path  diagram  yang  dikonversikan  terdiri
dari dua persamaan, yaitu: 1.  Structural  equation  persamaan  struktural  yang  dirumuskan  untuk
menyatakan  hubungan  kausalitas  antara  berbagai  konstruk.  Persamaan struktural untuk penelitian ini seperti pada Tabel 3.4. berikut ini.
V
endogen
= V
eksogen
+ V
endogen
+ Error
Tabel 3.4. Model persamaan struktural
Kepercayaan kepada Penyalur  = β
1
Komunikasi  +  β
2
Kepuasan atas Kebijakan Pelayanan  + β
3
Keahlian Tenaga Penjualan  +  z
1
Komitmen retail outlet   = β
1
Komunikasi  +  β
2
Kepuasan atas Kebijakan Pelayanan  + β
3
Keahlian Tenaga Penjualan  + β
4
Kepercayaan kepada Penyalur  +  z
2
Model Persamaan Struktural
Sumber: Dikembangkan oleh Penulis, 2012
Universita Sumatera Utara
48
2.  Persamaan spesifikasi model pengukuran measurement model, dimana harus ditentukan  variabel  yang  mengukur  konstruk  dan  menentukan  serangkaian
matriks  yang  menunjukan  korelasi  yang  dihipotesiskan  antar  konstruk  atau variabel.  Komponen-komponen  ukuran  untuk  mengidentifikasi  latent
variables  dan  komponen-komponen  struktural  untuk  mengevaluasi  hipotesis hubungan  kausal  dan  menunjukan  sebuah  pengujian  seluruh  hipotesis  dari
model  Ferdinand,  2005.  Model  pengukuran  penelitian  ini  seperti  pada Tabel 3.5. berikut ini.
Tabel 3.5. Model pengukuran Measurement Model
Konsep Eksogen Konsep Endogen
X1  = λ
1
Komunikasi  +  e
1
X11  = λ
11
Kepercayaan Kepada Penyalur  +  e
11
X2  = λ
2
Komunikasi  +  e
2
X12  = λ
12
Kepercayaan Kepada Penyalur  +  e
12
X3  = λ
3
Komunikasi  +  e
3
X13  = λ
13
Kepercayaan Kepada Penyalur  +  e
13
X4  = λ
4
Kepuasan atas Kebijakan Pelayanan  +  e
4
X14  = λ
14
Komitmen  +  e
14
X5  = λ
5
Kepuasan atas Kebijakan Pelayanan  +  e
5
X15  = λ
15
Komitmen  +  e
15
X6  = λ
6
Kepuasan atas Kebijakan Pelayanan  +  e
6
X16  = λ
16
Komitmen  +  e
16
X7  = λ
7
Kepuasan atas Kebijakan Pelayanan  +  e
7
X17  = λ
17
Komitmen  +  e
17
X8  = λ
8
Kehalian Tenaga Penjualan  +  e
8
X18  = λ
18
Komitmen  +  e
18
X9  = λ
9
Kehalian Tenaga Penjualan  +  e
9
X10  = λ
10
Kehalian Tenaga Penjualan  +  e
10
Model Pengukuran Measurement Model
Sumber: Dikembangkan oleh Penulis, 2012 Langkah 4. Memilih matriks input dan estimasi model
SEM  menggunakan  input  data  yang  hanya  menggunakan  matriks  varian kovarian atau matrik korelasi untuk keseluruhan estimasi yang dilakukan. Matriks
kovarian digunakan karena memiliki keunggulan dalam menyajikan perbandingan yang  valid  antara  populasi  atau  antar  sampel  yang  berbeda  yang  tidak  dapat
disajikan  oleh  korelasi.  Disarankan  agar  menggunakan  matriks  variankovarian pada  saat  pengujian  teori  untuk  memvalidasi  hubungan-hubungan  kausalitas,
sebab  lebih  memenuhi  asumsi-asumsi  metodologi  dimana  standard  error  yang
Universita Sumatera Utara
49
dilaporkan  akan  menunjukkan  angka  yang  lebih  akurat  dibanding  menggunakan matriks korelasi Hair et al. 2006, dalam Waluyo 2011.
Ukuran  sampel  mempunyai  peranan  yang  penting  dalam  mengestimasi hasil-hasil  SEM.  Ukuran  sampel  menghasilkan  dasar  dalam  mengestimasi
kesalahan  sampling.  Ukuran  sampel  yang  direkomendasikan  adalah  antara  100- 200  dengan  metode  estimasi  yang  digunakan  adalah  Maximum  Likelihood  ML
Ghozali, 2007. Estimasi akan dilakukan secara bertahap Ghozali, 2007, yaitu:
1.  Measurement  Model  Confirmatory  Factor  Analysis,  untuk  menguji unidimensionalitas dari konstruk eksogen dan endogen:
a.  Uji kesesuaian model Goodness of Fit Test b.  Uji signifikansi P   0,05, dan
c.  Uji  validitas  konstruk  dengan  ukuran  convergent  validity  pada  nilai standardized  reg.  weights  faktor  loading
≥  0,5.  Uji  validitas  ini  akan memberikan  kepercayaan  bahwa  ukuran  indikator  yang  diambil  dari
sampel menggambarkan skor sesungguhnya dari populasi Ghozali, 2007. 2.  Structural  Equation  Model  SEM,  untuk  mengetahui  pengaruh  antara
konstruk eksogen dengan konstruk endogen: a.  Uji kesesuaian model Goodness of Fit test.
b.  Uji kausalitas - Regression Weight Waluyo, 2011. Setelah  model  pengukuran  dan  model  struktural  telah  terspesifikasi  dan
input  matrik  telah  dipilih,  langkah  selanjutnya  adalah  menggunakan  program komputer untuk mengestimasi. Penelitian ini akan menggunakan program AMOS
ver. 18 untuk mengestimasi model.
Universita Sumatera Utara
50
Langkah 5. Kemungkinan munculnya masalah identifikasi Problem  identifikasi  pada  prinsipnya  adalah  problem  mengenai
ketidakmampuan  dari  model  yang  dikembangkan  untuk  menghasilkan  suatu estimasi  yang  unik.  Problem  kondisi  dimana  model  yang  sedang  dikembangkan
dalam  penelitian  tidak  mampu  menghasilkan  estimasi  yang  unik.  Problem identifikasi dapat muncul melalui gejala-gejala Waluyo, 2011:
1.  Standard error untuk satu atau beberapa koefisien adalah sangat besar, 2.  Program  tidak  mampu  menghasilkan  matrik  informasi  yang  seharusnya
disajikan, 3.  Muncul angka-angka yang aneh seperti adanya varian error yang negatif,
4.  Munculnya korelasi yang sangat tinggi antar koefisien estimasi yang didapat. Langkah 6. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit
Pada  tahap  ini  dilakukan  pengujian  terhadap  kesesuaian  model  struktural dan  telaah  terhadap  berbagai  kriteria  goodness  of  fit  atau  indeks  kesesuaian.
Berikut ini disajikan beberapa indeks kesesuaian dan cut off value untuk menguji apakah sebuah model dapat diterima atau ditolak, yaitu:
1.  Evaluasi data Untuk itu tindakan pertama yang dilakukan adalah mengevaluasi apakah data
yang digunakan dapat memenuhi asumsi-asumsi SEM, yaitu: a.  Ukuran  Sampel,  dimana  ukuran  sampel  yang  harus  dipenuhi  adalah
minimum berjumlah 100 sampel, kemudian digunakan 3-5 observasi untuk setiap estimated parameter.
b.  Normalitas  dan  Linearitas,  dimana  normalitas  diuji  dengan  mengamati critical  ratio  c.r.  Asumsi  normalitas  univariate  data  diamati  melalui  c.r
Universita Sumatera Utara
51
skewness kemencengan dan multivariate data diamati melalui c.r kurtosis keruncingan  hasil  pengujian  assesment  of  normality  dari  Program
AMOS.  Data  diasumsikan  normal  bila  c.r  berada  pada  ring  -1,96 c.r
1,96,  atau  bila  dilonggarkan  menjadi  -2,58 c.r    2,58  pada  tingkat
signifikansi 1  Waluyo, 2011. Sedangkan uji linearitas dapat dilakukan dengan menggunakan program  SPSS dengan mengamati  scatterplots  dari
data yaitu dengan memilih pasangan data serta dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linearitas.
c.  Outliers,  merupakan  kondisi  observasi  dari  suatu  data  yang  memiliki karakteristik  unik  yang  terlihat  sangat  berbeda  jauh  dari  observasi-
observasi  lainnya  dan  muncul  dalam  bentuk  nilai  ekstrim,  baik  untuk sebuah  variabel  tunggal  univariate  outliers  ataupun  variabel-variabel
kombinasi multivariate outliers Hair et al. 1998, dalam Ghozali 2007: i.  Evaluasi atas univariate outliers, dengan menggunakan Program SPSS
-3   z-score   3 = tidak tedapat univariate outliers. ii.  Evaluasi  atas  multivariate  outliers,  diamati  pada  output  dari  Program
AMOS  pada  angka-angka  Jarak  Mahalonobis  Jarak  Mahalonobis Chi-Squares df; 0,001 = tidak terdapat multivariate outliers.
d.  Multicollinearity  dan  Singularity,  adanya  multikolinearitas  dapat  dilihat dari determinan matriks kovarian yang sangat kecil. Program AMOS telah
menyediakan  fasilitas  warning  apabila  terdapat  indikasi  multikolinearitas dan  singularitas  Waluyo,  2011.  Penanganannya  adalah  dengan  melihat
kembali  data  yang  digunakan  apakah  terdapat  kombinasi  linear  dari variabel yang dianalisis.
Universita Sumatera Utara
52
2.  Uji Reliability dan Variance Extracted Reliabilitas  adalah  ukuran  konsistensi  dari  indikator  dalam  mengindikasikan
sebuah  konstruk.  Pada  dasarnya  uji  reliabilitas  reliability  menunjukan sejauhmana  suatu  alat  ukur  yang  dapat  memberikan  hasil  yang  relatif  sama
apabila dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama. Ada dua cara yang dapat digunakan yaitu dengan melihat construct reliability dan variance
extracted,  dan  kedua  hal  ini  memiliki  Cut  Off  Value  yaitu  masing-masing minimal 0,70 dan 0,50. Hasil perhitungan dari pengujian construct reliability
dan variance extracted diuraikan sebagai berikut: a.  Construct Reliability, didapatkan dari rumus Hair et al. 1995:
Construct - Reliability   = ∑ std. loading
2
+   ∑ ԑj ∑ std. loading
2
Keterangan:
i.
Standard Loading  diperoleh dari  standardized loading untuk tiap-tiap indikator yang didapat dari hasil perhitungan komputer.
ii.
εj  adalah  measurement  error  setiap  indikator  =  1  –  standardized loading
2
.
iii.
Tingkat reliabilitas yang dapat diterima adalah ≥ 0,7.
b.  Variance  Extracted,  pengukuran  ini  menunjukan  jumlah  varians  dari indikator-indikator
yang diekstraksi
oleh konstruk
laten yang
dikembangkan.  Konstruk  laten  yang  diwakili  oleh  indikator-indikator tersebut  dikatakan  baik  bila  nilai  variance  extracted  yang  dapat  diterima
adalah ≥  0,50.  Variance  extracted  ini  didapatkan  dari  rumus  Hair  et  al.
1995, yaitu:
Universita Sumatera Utara
53
Variance Extracted   = ∑  std. loading
2
∑  std. loading
2
+   ∑ ԑj
Keterangan :
i.
Standard Loading  diperoleh dari  standardized loading  untuk tiap-tiap indikator yang didapat dari hasil perhitungan komputer.
ii.
εj  adalah  measurement  error  setiap  indikator  =  1  –  standardized loading
2
.
iii.
Nilai variance extracted yang dapat diterima adalah ≥ 0,5.
3.  Indeks  kesesuaian  dan  Cut-Off  Value,  digunakan  untuk  menguji  apakah sebuah  model  dapat  diterima  atau  ditolak  Ferdinand,  2005.  Berikut  adalah
beberapa indeks yang dapat dimanfaatkan: a.
χ
2
Chi-Square Statistic Alat uji paling mendasar untuk mengukur overall fit adalah likehood ratio
Chi-Square  statistic.  Semakin  kecil  nilai χ
2
maka  model  akan  semakin baik  karena  dalam  uji  beda  chi-square,
χ
2
=  0,  berarti  benar-benar  tidak ada perbedaan, Ho diterima dan diterima berdasarkan probabilitas dengan
cut-off value sebesar p  0,05 atau p  0,10. b.  The Root Mean Square Error of Approximation RMSEA
RMSEA  adalah  sebuah  indeks yang  dapat
digunakan  untuk mengkompensasi  chi-square  statistic  dalam  sampel  yang  besar.  Nilai
RMSEA yang lebih kecil atau sama dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat  diterimanya  model  yang  menunjukkan  sebuah  close  fit  dari  model
itu berdasarkan degrees of freedom.
Universita Sumatera Utara
54
c.  Goodness of Fit Index GFI GFI  adalah  sebuah  ukuran  non-statistikal  yang  mempunyai  rentang  nilai
antara 0 poor fit sampai dengan 1,0 perfect fit. Nilai yang tinggi dalam indeks  ini  menunjukan  sebuah  better  fit.  Indeks  kesesuaian  ini  akan
menghitung  proporsi  tertimbang  dari  varians  dalam  matriks  kovarians sampel  yang  dijelaskan  oleh  matriks  kovarians  populasi  yang
terestimasikan. d.  Adjusted Goodness-of-Fit Index AGFI
AGFI  adalah  analog  dari  R
2
dalam  regresi  berganda.  Fit  index  ini  dapat disesuaikan  terhadap  degress  of  freedom  yang  tersedia  untuk  menguji
diterima  tidaknya  model.  Tingkat  penerimaan  yang  direkomendasikan adalah bila AGFI mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari 0,90.
e.  The Minimum Sample Discrepancy Function CMINDegree of Freedom CMINDF tidak lain adalah chi-square statistic,
χ
2
dibagi DF-nya sehingga disebut
χ
2
relatif.  Nilai χ
2
relatif  kurang  dari  2,0  atau  bahkan  kadang kurang dari 3,0 adalah indikasi dari acceptable fit antara model dan data.
f.  Tucker Lewis Indeks TLI TLI  adalah  sebuah  alternatif  incremental  fit  index  yang  membandingkan
sebuah  model  yang  diuji  terhadap  sebuah  baseline  model.  Nilai  yang direkomendasikan  sebagai  acuan  untuk  diterimanya  sebuah  model  adalah
penerimaan ≥ 0,95 dan nilai yang sangat mendekati 1 menunjukan a very
good fit.
Universita Sumatera Utara
55
g.  Comparative Fit Index CFI Keunggulan  dari  CFI  adalah  bahwa  indeks  ini  besarannya  tidak
dipengaruhi  oleh  ukuran  sampel  karena  itu  sangat  baik  untuk  mengukur tingkat penerimaan sebuah model. Besaran indeks ini adalah pada rentang
nilai sebesar 0-1, dimana semakin mendekati 1 mengindikasikan tingkat fit yang paling tinggi  a  very good fit. Nilai  yang  direkomendasikan  adalah
CFI ≥ 0,95.
Tabel  3.6.  berikut  ini  adalah  merupakan  rangkuman  dari  indeks  yang  akan digunakan untuk menguji kelayakan model pada penelitian ini.
Tabel 3.6. Indeks kesesuaian dan Cut-Off Value
Goodness of Fit Index Cut-off Value
χ2 Chi-Square diharapakan kecil
Significant probability 0,05
GFI 0,90
AGFI 0,90
CMINDF 2,0
TLI 0,95
CFI 0,95
RMSEA 0,08
Langkah 7. Interpretasi dan Modifikasi Model Model  yang  dikembangkan  akan  diinterpretasikan  dan  model  yang  tidak
memenuhi syarat pengujian akan dilakukan modifikasi. Perlunya modifikasi dapat dilihat  dari  jumlah  residual  yang  dihasilkan  model  tersebut.  Modifikasi  perlu
dipertimbangkan  bila  jumlah  residual  lebih  besar  dari  5  dari  semua  residual kovarians  yang  dihasilkan  model.  Bila  nilai  residual  yang  dihasilkan  lebih  besar
Universita Sumatera Utara
56
dari  2,58  maka  cara  untuk  memodifikasi  adalah  dengan  menambah  sebuah  alur baru terhadap model yang diestimasi tersebut Ferdinand, 2002.
Kekuatan  prediksi  dari  model  untuk  dapat  diterima  langsung  atau  perlu dimodifikasi  diamati  dari  besarnya  residual  yang  dihasilkan  Waluyo,  2011.
Hasil  output  Program  AMOS  pada  Standardized  Residual  Covariance  akan memberi  panduan  apakah  model  perlu  dimodifikasi  lagi  atau  tidak.  Apabila
terdapat nilai residual diluar ring -2,58 residual   2,58 dan probabilitas P bila
0,05  maka  model  yang  diestimasi  perlu  dilakukan  modifikasi  lebih  lanjut dengan berpedoman pada indeks modifikasi modification indices.
Indeks modifikasi memberikan gambaran mengenai mengecilnya nilai chi- square  bila  sebuah  koefisien  diestimasi.  Hal  yang  perlu  diperhatikan  dalam
mengikuti pedoman indeks modifikasi  adalah bahwa dalam memperbaiki tingkat kesesuaian  model,  hanya  dapat  dilakukan  bila  mempunyai  dukungan  dan
justifikasi yang cukup terhadap perubahan tersebut.
Universita Sumatera Utara
57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 4.1.1 Gambaran umum CV. Dunia
CV.  Dunia  merupakan  perusahaan  yang  bergerak  pada  bisnis  distribusi. Saat  ini  menjalin  kerjasama  dengan  PT.  Indosat,  Tbk  sebagai  salah  satu
distributor  untuk  produk  selulernya,  yaitu  produk  Kartu  Perdana  Mentari  dan IM3 dan Pulsa Isi Ulang fisik dan elektronike-voucher.
CV.  Dunia  pada  awalnya  dipercaya  oleh  PT.  Indosat,  Tbk  untuk mengelola  area  distribusipenjualan  di  Propinsi  Sumatera  Selatan  dan  Riau
Daratan.  Kemudian  sejak  tahun  2010,  CV.  Dunia  mendapat  tambahan  area distribusi,  yaitu  Propinsi  Sumatera  Utara.  Perluasan  dan  penambahan  area
distribusi  ini  merupakan  cerminan  dari  kinerja  perusahaan  CV.  Dunia  yang positif.
Area  distribusi  CV.  Dunia  di  Propinsi  Sumatera  Utara  adalah  eksklusif pada area Kota Medan inner Medan-2, Kota Binjai dan area Padang Sidimpuan
Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara dan Pulau Nias. Pada area- area  eksklusif  tersebut,  selain  bertanggung  jawab  terhadap  distribusi  produk
seluler Indosat dan distribusi semua informasi yang melekat pada produk tersebut, CV.  Dunia  juga  bertanggung  jawab  terhadap  kegiatan  promosi  dan  menjalankan
program-program  pendukungnya.  Material  promosi  yang  dipasang  berupa  poster dan  spanduk.  Program-program  pendukungnya  berupa  penyediaan  dan
pemasangan papan nama toko, dan pengecatan toko.
Universita Sumatera Utara