Latar Belakang IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA TERPADU MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCIENCE WRITING HEURISTIC (SWH) UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA SMP.
Winda Yusefni, 2015 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA TERPAD U MENGGUNAKAN PEND EKATAN SCIENCE WRITING
HEURISTIC SWH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
hasil belajar ranah kognitif. Kedua kemampuan ini harus dimiliki oleh peserta didik untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata. Kemampuan siswa
untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan nyata tidak akan efektif tanpa adanya interaksi dan komunikasi dengan lingkungan sekitar.
Hal tersebut sesuai pendapat Abidin 2013, hal. 9 bahwa pembelajaran harus mampu mengembangkan keterampilan siswa dalam hal berkomunikasi dan
berkolaborasi dalam menyelesaikan berbagai permasalahan kontekstual yang dihadapinya. Iriantara 2014, hal. 1 menambahkan bahwa komunikasi merupakan
jantung dari proses pembelajaran dan prasyarat untuk tercapainya tujuan pembelajaran yang optimal. Pernyataan tersebut mengindikasikan bahwa bila
komunikasi baik, maka proses pembelajaran akan terlaksana dengan baik sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai dan peserta didik memiliki
kesempatan untuk meningkatkan pembelajarannya. Oleh karena itu, keterampilan komunikasi perlu dikembangkan dalam diri siswa melalui proses pembelajaran.
Berdasarkan pernyataan di atas jelas bahwa pentingnya penguasaan konsep dan komunikasi tercantum dalam hakikat pembelajaran IPA. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPA menuntut peserta didik agar bertindak layaknya seperti ilmuan. Seorang ilmuan akan mengkomunikasikan konsep yang
telah diperoleh melalui penyelidikan ilmiah kepada orang lain. Diberlakukannya kurikulum 2013 memperjelas hakikat dari pembelajaran IPA dalam memfasilitasi
siswa agar memiliki penguasaan yang lebih baik terhadap konsep sains dan kemampuan berkomunikasi. Kurikulum 2013 mendorong siswa untuk mampu
dalam melakukan
observasi, bertanya,
bernalar, dan
mengkomunikasikan mempresentasikan, apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah
menerima materi pembelajaran. Pembelajaran yang ditemukan di lapangan belum sesuai dengan yang
diharapkan. Implementasi pembelajaran IPA belum memfasilitasi penguasaan konsep dan kemampuan berkomunikasi siswa. Berdasarkan hasil observasi yang
dilakukan di salah satu SMP kabupaten Padang Pariaman, Sumatera Barat ditemukan bahwa penyebab rendahnya penguasaan konsep dan kemampuan
berkomunikasi siswa dalam pembelajaran IPA, diantaranya 1 diduga pertanyaan
Winda Yusefni, 2015 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA TERPAD U MENGGUNAKAN PEND EKATAN SCIENCE WRITING
HEURISTIC SWH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
yang diajukan guru kepada siswa saat pembelajaran lebih dominan pada aspek ingatan sehingga siswa belum terbiasa menerapkan konsep yang telah mereka
pelajari ke dalam kehidupan nyata; 2 diduga semua konsep yang disajikan guru ke siswa masih dalam bentuk presentasi verbal, padahal untuk beberapa konsep
yang sifatnya abstrak diperlukan cara penyajian yang berbeda seperti menyajikan dalam bentuk simbol-simbol; 3 diduga pembelajaran yang disajikan guru ke
siswa umumnya dibebani konsep; 4 kurangnya perhatian guru terhadap aktivitas siswa dalam berkomunikasi baik komunikasi sesama anggota kelompok maupun
antar kelompok; 5 guru jarang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pendapat dan bertanya; serta 6 pembelajaran IPA masih
berpusat pada guru dan cenderung bersifat informatif. Temuan di atas didukung dengan hasil wawancara dari beberapa guru di
sekolah tersebut diketahui bahwa pada saat proses pembelajaran yang dipimpin oleh guru, semua siswa mampu memahami konsep dari materi yang diajarkan.
Sewaktu siswa diminta menggunakan konsep tersebut untuk menyelesaikan masalah terlihat bahwa mereka belum bisa melakukannya. Kondisi ini terjadi
karena siswa belum terbiasa mengkomunikasikan konsep yang dipahaminya sehingga konsep awal yang mereka peroleh sebagai konsep dasar yang akan
digunakan untuk menemukan konsep selanjutnya hilang begitu saja. Temuan lain juga terungkap bahwa siswa masih sulit memahami konsep-konsep yang abstrak.
Selain itu, hasil wawancara dari beberapa orang siswa terungkap bahwa 1 guru tidak menyediakan LKS sebagai pedoman dalam melakukan praktikum; 2 siswa
tidak pernah diminta untuk bernegosiasi antar kelompok terkait materi yang dipelajari; 3 kegiatan pembelajaran lebih banyak mencatat, serta 4
pembentukkan kelompok berdasarkan tempat duduk yang terdekat. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA
yang telah dilakukan belum sepenuhnya dapat mendorong siswa untuk menguasai konsep secara lebih mendalam. Selain itu, pelaksanaan pembelajaran IPA kurang
menyediakan ruang bagi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran. Kondisi ini mengakibatkan mereka belum sepenuhnya terlibat dalam pembelajaran
sehingga mereka kurang mendapatkan pengalaman-pengalaman belajar. Hal ini
Winda Yusefni, 2015 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA TERPAD U MENGGUNAKAN PEND EKATAN SCIENCE WRITING
HEURISTIC SWH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
sesuai dengan pendapat Arifin 2013, hal. 180 bahwa belajar hanya mungkin terjadi apabila siswa aktif mengalami sendiri dan guru sekedar pembimbing dan
pengarah. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembelajaran IPA di sekolah tersebut belum sesuai dengan teori belajar konstruktivisme yang menuntut siswa
untuk membentuk sendiri pengetahuan mereka secara aktif melalui interaksi dengan lingkunganya sehingga mengakibatkan rendahnya penguasaan konsep dan
kemampuan berkomunikasi siswa. Salah satu alternatif pembelajaran yang menyediakan wadah bagi siswa
agar terlibat aktif dari semua aspek baik kognitif, psikomotor, dan afektif adalah pembelajaran yang menggunakan pendekatan Science Writing Heuristic SWH.
Pendekatan ini dapat memfasilitasi siswa untuk meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berkomunikasi siswa dan menuntun siswa untuk menemukan
sebuah konsep hasil bentukan dari pikirannya melalui aktivitas eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Karakteristik pendekatan SWH adalah gabungan
aktivitas inkuri dan kerja kelompok interaktif dengan melibatkan strategi menulis writing to learn pada tiap langkah praktikum di laboratorium. Hasil tulisan
tersebut berupa laporan hasil penyelidikan yang dilakukan oleh peserta didik yang disajikan dalam format SWH.
Penulisan laporan membuat peserta didik terlibat secara langsung dalam pembelajaran. Kingir, Geban, Gunel 2012 dalam tulisannya menjelaskan
bahwa pendekatan SWH didasarkan pada filosofi konstruktivis karena mendorong siswa untuk menggunakan kegiatan laboratorium inkuiri terbimbing dan kerja
kelompok kolaboratif dengan tujuan agar siswa aktif bernegosiasi untuk membangun pengetahuan. Pendekatan SWH yang digunakan dalam penelitian ini
difokuskan pada kegiatan pembelajaran dalam kelas. Aktivitas negosiasi terjadi melalui metode diskusi di dalam dan antar kelompok.
Aktivitas negosiasi merupakan bagian sentral dari pendekatan SWH karena pembelajaran terjadi melalui negosiasi dari sebuah ide. Proses negosiasi
terjadi dari data eksperimen dan observasi melalui kerja kelompok dalam dan diantara kelompok. Keys, et al 1999 dalam Kingir, Geban, Gunel 2012
menyimpulkan bahwa pendekatan SWH disebut juga dengan arguments based
Winda Yusefni, 2015 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA TERPAD U MENGGUNAKAN PEND EKATAN SCIENCE WRITING
HEURISTIC SWH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
inquiry activities karena pendekatan ini memfasilitasi terjadinya peningkatan
pemahaman konseptual yang dipahami siswa melalui aktivitas inkuiri berbasis argumen. Selain itu aktivitas tersebut akan membuat siswa semakin aktif secara
intelektual, dan sosial melalui keterampilan berkomunikasi dalam pembelajaran. Aktivitas-aktivitas tersebut terangkum dalam pola pembelajaran SWH
yang terdiri dari tahap pre classroom activity, participation, negosiation I, negosiation II
, dan reflection. Setiap tahapan tersebut melibatkan aktivitas writting to learn
berupa menulis komponen-komponen yang telah dirumuskan meliputi pertanyaan awal, prosedur, hasil pengamatan, klaim, bukti, dan
kesimpulan. Tahap pre classroom activity merupakan tahapan dimana guru mengajak siswa untuk berdiskusi dalam rangka memperoleh pengetahuan awal,
pemahaman tambahan dan menyajikan sebuah wacana untuk merumuskan pertanyaan awal. Setiap kelompok mengemukakan gagasan mengenai pertanyaan
awal yang telah dirumuskan. Selanjutnya pada tahap participation, guru mengajak siswa secara berkelompok untuk terlibat dalam kegiatan percobaan guna
menjawab pertanyaan awal yang telah dirumuskan. Langkah-langkah yang akan dilakukan untuk melakukan percobaan disajikan dalam bentuk wacana. Siswa
diminta untuk memahami wacana tersebut dan merumuskan langkah-langkah yang akan dilakukan secara sistematis dilanjutkan dengan melakukan dan
mengamati percobaan yang telah dilakukan. Tahap selanjutnya adalah negosiation I dimana guru membimbing siswa
untuk berpikir tentang arti sebuah data. Hasil pemikiran tersebut dikenal dengan istilah klaim. Pada tahap ini klaim yang dirumuskan tiap-tiap kelompok
kemungkinan berbeda sehingga nantinya akan terjadi aktivitas komunikasi lisan antar
kelompok guna
mempertahankan klaimnya
masing-masing. Dalam
mempertahankan klaim tersebut, tiap-tiap kelompok menyajikan bukti-bukti yang mendukung klaim. Peranan guru pada tahap ini memimpin jalannya diskusi.
Tahapan selanjutnya adalah negosiation II dan reflection dimana guru meminta siswa untuk mengkomunikasikan kesimpulan yang mereka peroleh tentang
kegiatan yang telah dilakukan. Adanya beberapa aktivitas siswa yang terintegrasi
Winda Yusefni, 2015 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA TERPAD U MENGGUNAKAN PEND EKATAN SCIENCE WRITING
HEURISTIC SWH UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP D AN KEMAMPUAN BERKOMUNIKASI SISWA SMP
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
di setiap tahapan-tahapan pembelajaran SWH diharapkan dapat meningkatkan penguasaan konsep dan kemampuan berkomunikasi siswa.
Penerapan pendekatan SWH dalam pembelajaran IPA telah dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya. Hasil penelitian terhadap pembelajaran SWH
menunjukkkan adanya peningkatan terhadap pemahaman, partisipasi, kemampuan berpikir, kemampuan menulis, dan prestasi siswa dalam membahas wacana sains
Cavagnetto, et.al., 2010; Cronje, et.al., 2011; Nam, Choi Hand, 2010, Burke Greenboew, 2006; Erkol, Kisoglu Buyukkasap, 2010; dan Gunel, Hand
McDermott, 2009. Dalam penelitian ini, penulis menggabungkan beberapa aktivitas yang tercakup dalam pembelajaran SWH menjadi aktivitas yang padu
meliputi aktivitas inkuiri, writting to learn, dan kolaboratif untuk menunjang penguasaan konsep dan kemampuan dalam berkomunikasi terkait materi yang
dipelajari. Konsep yang dipilih dalam penelitian ini adalah proses pendengaran pada
manusia meliputi tiga subkonsep, yaitu struktur indera pendengaran dan getaran, gelombang, dan bunyi. Konsep ini dipilih karena mengandung makna keterpaduan
sesuai dengan tuntutan pembelajaran IPA Terpadu di SMP yang akan membawa siswa dalam mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Keterpaduan ini
dibuktikan adanya materi Fisika yang terkait dalam konsep pendengaran pada manusia. Umumnya siswa hanya mengetahui bahwa mereka dapat mendengar
suara karena adanya indera pendengaran. Mereka belum mengerti bagaimana bagian-bagian dalam telinga saling bekerjasama sehingga proses mendengar dapat
terjadi. Proses mendengar merupakan proses yang dekat dengan kehidupan sehari- hari siswa. Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian yang dapat melihat bagaimana pengaruh pendekatan SWH dalam pembelajaran IPA terpadu terhadap pencapaian kemampuan penguasaan konsep
dan kemampuan berkomunikasi siswa pada konsep pendengaran pada manusia.