Efektivitas Belajar Tinjauan Pustaka

commit to user atau kondisi dimana proses pembelajaran tersebut akan berlangsung. Dengan demikian, jelaslah bahwa yang dimaksud pembelajaran dalam hal ini adalah suatu proses atau kegiatan belajar mengajar dan berhubungan dengan model mengajar ditinjau dari aspek pelaksana pembelajaran, yaitu guru. Dalam pelaksanaan pembelajaran sendiri, dikenal banyak jenis model dan teknik pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru, tetapi tidak semua sama efektifnya dalam mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Untuk itu dibutuhkan kreativitas guru dalam memilih dan mengembangkan model atau teknik pembelajaran sesuai dengan kurikulum materi pelajaran yang diajarkan. Berdasarkan uraian di atas, maka Djamarah dan Zain 2006: 5-6 mangemukakan 4 dasar dalam belajar mengajar, yaitu: a. Mengidentifikasi serta menetapkan spesifikasi dan kualifikasi perubahan tingkah laku dan kepribadian anak didik sebagaimana yang diharapkan. b. Memilih sistem pendekatan belajar mengajar berdasarkan aspirasi dan pandangan hidup masyarakat. c. Memilih dan menetapkan prosedur, metode, dan teknik belajar mengajar yang dianggap paling tepat dan efektif sehingga dapat menjadikan pegangan oleh guru dalam menunaikan belajar dan mengajarnya. d. Menetapkan norma-norma dan batas minimal keberhasilan atau kriteria serta standar keberhasilan sehingga dapat dijadikan pedoman oleh guru dalam melakukan evaluasi hasil kegiatan belajar mengajar yang selanjutnya akan dijadikan umpan balik buat penyempurnaan sistem instruksional yang bersangkutan secara keseluruhan.

2. Efektivitas Belajar

Pengajaran merupakan hasil proses belajar mengajar, efektivitasnya tergantung dari beberapa unsur. Efektivitas suatu kegiatan tergantung dari terlaksananya tidaknya perencanaan. Karena perencanaan, maka pelaksanaan pengajaran menjadi baik dan efektif. Cara untuk mencapai hasil belajar yang efektif yaitu murid-murid dijadikan pedoman setiap kali membuat persiapan dalam mengajar. commit to user Menurut L.L Psaribu dan B. Simanjuntak,1993 Dalam Suryosubroto, 2002: 9-10, di dalam pendidikan efektivitas dapat ditinjau dari dua segi, yaitu: 1 Mengajar guru, dimana menyangkut sejauh mana kegiatan belajar mengajar yang direncana terlaksana 2 Belajar murid, yang menyangkut mana tujuan pelajaran yang diinginkan tercapai melalui kegiatan belajar mengajar. Efektivitas adalah pencapaian tujuan secara tepat atau memilih tujuan-tujuan yang tepat dari serangkaian alternatif atau pilihan cara dan menentukan pilihan dari beberapa pilihan lainnya. Efektifitas bisa juga diartikan sebagai pengukuran keberhasilan dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Menurut Tim Pembina Mata Kuliah Didaktik Metodik Kurikulum IKIP Surabaya, 1988. Dalam Suryosubroto, 2002: 10, mengemukakan bahwa: “ efisiensi dan efektivitas mengajar dalam proses interaksi belajar mengajar yang baik adalah segala daya upaya guru untuk membantu murid-murid agar bisa belajar dengan baik. Untuk mengetahui efektivitas mengajar, dengan memberikan tes sebagai hasil tes dapat dipakai untuk mengevaluasi berbagai aspek proses pengajaran. Hasil tes mengungkapkan kelemahan belajar siswa dan kelemahan pengajaran secara menyeluruh. Untuk mengukur efektivitas belajar siswa digunakan 2 penilaian yaitu afektif dan psikomotor. Dimana keduanya saling berkaitan dengan penggabungan diantaranya, apabila salah satu belum memenuhi target keberhasilan skor 75 atau prosentase 70 maka pembelajaran belum efektif. Keduanya tidak bisa dirata- rata karena jika salah satu belum efektif maka efektivitas belajar belum memenuhi target keberhasilan. Pada penelitian ini, untuk mengukur efektivitas belajar siswa melalui penilaian afektif dan psikomotor akan dijelaskan sebagai berikut: a. Efektivitas Belajar yang Meliputi Penilaian Afektif Penilaian afektif berhubungan dengan perasaan, emosi, sikap hati yang menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu, apresiasi penghargaan dan penyesuaian perasaan sosial. Tujuan pengajaran yang commit to user diarahkan pada kawasan afektif ini berorientasi pada faktor-faktor emosional, seperti perasaan, minat, sikap, kepatuhan terhadap moral, dan sebagainya. Kratwohl W.S.Winkel, 2005: 245 memberikan batasan orientasi dan penggolongan aspek afektif yang meliputi: penerimaan receiving, partisipasi responding, penilaian valuing, pengorganisasian organization, pembentukan pola hidup characterization. a Penerimaan Receiving Menurut Nana Sudjana 2006: 30 semacam kepekaan dalam menerima rangsangan stimulus dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah,situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar. b Partisipasi Responding Partisipasi atau penanggapan merupakan kegiatan yang menunjuk pada partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan tugas terstruktur, mentaati peraturan, mengikuti diskusi kelas, menyelesaikan tugas di laboratorium atau menolong orang lain. c Penilaian Valuing Menurut Nana Sudjana 2006: 30 penilaian adalah suatu sikap yang berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus. Dalam evaluasi ini termasuk didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut. d Pengorganisasian Organization Nana Sudjana 2006: 30 menjelaskan sebagai berikut: pengembangan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan satu dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem lain. e Pembentukan Pola Hidup Characterization Menurut Nana Sudjana 2006: 30 yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. commit to user Kawasan afektif yang hendak diperbaiki pada penelitian tindakan kelas ini, mencakup seluruh pendapat Kratwohl W.S.Winkel, 2005: 245 yang terdiri atas lima aspek yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, pengorganisasian, dan pembentukan pola hidup. Tiap aspek akan diperinci melalui indikator kata kerja operasionalnya masing-masing aspek pada lembar observasi proses pembelajaran di kelas dan efektivitas belajar siswa. b. Efektivitas Belajar yang Meliputi Penilaian Psikomotor Kawasan ini berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan yang melibatkan fungsi sistem syaraf dan otot dan fungsi psikis. Oleh Simpson W.S.Winkel, 2005: 245, kawasan ini diklasifikasikan menjadi tujuh hal, yaitu: a Persepsiperception b Kesiapanset Kesiapan yaitu berhubungan dengan kesediaan untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu yang dinyatakan dengan usaha untuk melaporkan kehadirannya, mempersiapkan alat, menyesuaikan diri dengan situasi, menjawab pertanyaan. c Gerakan terbimbingguided response yaitu dapat diartikan pula sebagai peniruan. d Gerakan terbiasamechanical response yaitu seseorang dapat melakukan suatu keterampilan tanpa harus melihat contoh, sekalipun ia belum dapat mengubah polanya. e Gerakan komplekscomplex response yaitu memahirkan. f Penyesuaian pola gerakanadjustment yaitu di dalamnya mencakup penyesuaian dengan kondisi setempat, dengan kata lain dinamakan taksonomi adaptasi. g Kreatifitascreativity yaiu mencakup kemampuan melahirkan atau menciptakan gerak-gerik baru sehingga dapat disebut juga taksonomi menciptakan organition. commit to user Pada penelitian ini digunakan pendapat W.S.Winkel, 2005: 245, untuk mengukur efektifitas belajar peserta didik pada ranah psikomotor, yaitu terdapat tujuh klasifikasi. Tiap aspek akan dijabarkan melalui indikator kata kerja operasionalnya masing-masing pada lembar observasi proses pembelajaran di kelas dan hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pelaksanaan pembelajaran adalah untuk meningkatkan kecakapan siswa terhadap aspek afektif dan aspek psikomotor.

3. Hasil Belajar

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN TIK KELAS VII DI SMP NEGERI 3 UNGARAN

0 10 193

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR STATIKA SISWA KELAS X TGB PROGRAM KEAHLIAN BANGUNAN SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 20092010

0 4 150

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION SEBAGAI UPAYA UNTUK PENINGKATAN HASIL BELAJAR STATIKA PADA SISWA KELAS X TEKNIK KONSTRUKSI KAYU SMK NEGERI 2 SURAKARTA

0 4 70

PENERAPAN METODE KOOPERATIF TIPE TALKING STICK SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA Penerapan Metode Kooperatif Tipe Talking Stick Sebagai Upaya Peningkatan Minat Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Ekonomi Pada Siswa Kelas XI Ilmu Pengetahuan Sosi

0 0 16

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah di SMK Puragabaya.

0 0 18

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE PAIR CHECK SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MEKANIKA TEKNIK KELAS X TGB.B SMK NEGERI 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

0 0 19

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN PENGANTAR ADMINISTRASI PERKANTORAN DI KELAS XI AKUNTANSI 2 SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 1 17

IMLEMENTASI METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MULTIMEDIA KELAS XI MULTIMEDIA SMK NEGERI 2 SEWON.

0 5 337

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD

0 0 16

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK DI KELAS I SDN 35 SUNGAI LIMAU

0 0 10