117
Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji
---- Kelembagaan ekonomi
Peraturan pengelolaan KT Teknologi pengelolaan air
Teknologi pengolahan hasil Teknologi informasi
Teknologi konstruksi bangunan Pemanfaatan lahan
Pestisida kimiawi Ketersediaan air
Ketersediaan TPS Limbah untuk Pupuk
Transfer keuntungan Besarnya pasar
Pasar hasil pertanian Harga komoditi pertanian
Konflik antar warga Partisipasi keluarga
Respon masyarakat lokal Pengaruh daerah sekitar
Teknologi pengolahan lahan Teknologi budidaya
- 0.50
1.00 1.50
2.00 2.50
3.00
- 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
1.20 1.40
1.60 1.80
2.00
Ketergantungan P
e n
g a
ru h
Gambar 18. Pengaruh dan ketergantungan antar faktor pengungkit pengelolaan pengembangan kawasan transmigrasi berkelanjutan Rasau Jaya
5.3 Permasalahan dan Kebutuhan Stakeholder dalam Pengembangan
Kawasan Transmigrasi
Permasalahan kebijakan pengembangan kawasan transmigrasi adalah: 1 kebijakan yang ditetapkan bersifat nasional sehingga kurang sesuai dengan
karakteristik spesifik wilayah transmigrasi. Hal ini karena kebijakan yang diterapkan top down dan kurang memperhatikan aspirasi di wilayah yang menjadi
sasaran pembangunan; 2 bersifat sektoral sehingga tidak terjadi keterpaduan pembangunan baik pada tahap perencanaan, maupun pelaksanaan dan evaluasi;
3 belum terjadi sinkronisasi program secara vertikal dari pemerintah hingga pemerintah daerah. Beban pembiayaan sebagian besar menjadi tanggung jawab
pemerintah sementara kontribusi pemerintah daerah sangat terbatas, sedangkan kawasan transmigrasi yang dibangun sangat banyak sehingga tidak optimal dalam
pengembangan kawasan; 4 tidak melibatkan masyarakat dan pengusaha secara substansial. Pelibatan dilakukan secara prosedural saja sehingga pada tataran
implementasi sering mengalami hambatan. Hasil wawancara dengan stakeholder diketahui bahwa dalam rangka
pengembangan kawasan transmigrasi di masa mendatang, faktor-faktor penting yang perlu diperhatikan pada perumusan kebijakan pengelolaan pengembangan
118 Kawasan Transmigrasi Rasau Jaya adalah: 1 perlunya pelibatan semua
stakeholder pemerintah, pemerintah daerah, masyarakat, dan pengusaha secara substansial dalam proses pembangunan mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
hingga evaluasi; 2 perlunya pemaduan program dilakukan secara kontinu berdasarkan perencanaan pembangunan yang disepakati bersama; dan 3
perlunya menganalisis keunggulan kawasan dan karakteristik kawasan sebagai dasar dalam pengembangan kawasan.
Penentuan faktor
kunci pengelolaan
pengembangan Kawasan
Transmigrasi Rasau Jaya juga memperhatikan kebutuhan stakeholder terhadap kondisi masa depan yang diinginkan. Dalam mengidentifikasi kebutuhan
stakeholder dimulai dengan menemukenali permasalahan pengembangan kawasan transmigrasi saat ini. Berdasarkan hasil wawancara, diketahui permasalahan
pengembangan Kawasan Transmigrasi Rasau Jaya adalah: 1. Keterbatasan lahan yang dapat dimanfaatkan
2. Terbatasnya prasarana dan sarana wilayah 3. Rendahnya penerapan teknologi
4. Rendahnya realisasi penerimaan dari pajak 5. Harga komoditi pertanian yang tidak stabil
6. Penegakan hukum belum konsisten 7. Kondisi lingkungan yang rawan banjir pada musim hujan dan kekeringan
pada musim kemarau 8. Penyerapan tenaga kerja yang rendah
9. Kondisi jalan yang tidak memadai 10. Pemasaran komoditi pertanian masih bersifat lokal
11. Ketersediaan air yang tidak stabil 12. Lembaga keuangan belum berperan optimal
13. Akses masyarakat terhadap lembaga keuangan rendah 14. Pengetahuan dan keterampilan masyarakat yang tidak sesuai kebutuhan
15. Teknologi pengolahan lahan belum dapat dimanfaatkan oleh petani 16. Konflik pemanfaatan lahan antara kawasan budidaya dan konservasi
17. Informasi produk pertanian belum merata 18. Kebijakan nasional yang bersifat top-down
19. Etos kerja masyarakat yang rendah 20. Tenaga teknis belum berperan optimal
119 Selanjutnya dilakukan identifikasi kebutuhan masing-masing stakeholder
di masa mendatang. Stakeholder dikelompokkan ke dalam empat kategori yakni pemerintah, masyarakat lokal dan transmigran, pengusaha, peneliti, dan LSM.
Hasil identifikasi kebutuhan stakeholder disajikan pada Tabel 17. Tabel 17. Kebutuhan stakeholder dalam pengelolaan pengembangan kawasan
transmigrasi berkelanjutan
Stakeholder Kebutuhan
Pemerintah 1. Pertumbuhan ekonomi wilayahkawasan
2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat 3. Peningkatan produktivitas pertanian
4. Pemanfaatan sumberdaya alam secara optimal 5. Pendapatan asli daerah
Masyarakat 1. Kemudahan administratif atau birokratif
2. Sarana dan prasarana kawasan yang memadai 3. Peningkatan pendapatan
4. Pasar yang tersedia 5. Pelayanan sosial dan ekonomi terjangkau
6. Lingkungan permukiman yang aman dan nyaman 7. Peningkatan pendapatan dan lapangan kerja
8. Lingkungan yang tertata baik 9. Kemudahan aksesibilitas
Pengusaha 1. Kemudahan administratif atau birokratif
2. Sarana dan prasarana usaha yang memadai 3. Peraturan atau regulasi yang jelas
4. Tersedianya teknologi sesuai kebutuhan 5. Keamanan investasi
6. Ketersediaan bahan baku produksi 7. Pasar yang tersedia
8. Tenaga kerja trampil 9. Struktur pajak yang sesuai
Peneliti dan LSM 1. Kelestarian lingkungan
2. Peningkatan kesejahteraan masyarakat 3. Peningkatan kualitas SDM
Berdasarkan permasalahan pengembangan Kawasan Transmigrasi Rasau Jaya dan kebutuhan stakeholder di masa mendatang maka melalui FGD dapat
diformulasikan faktor-faktor pemenuhan kebutuhan stakeholder yang harus diperhatikan dalam pengelolaan pengembangan kawasan transmigrasi secara
berkelanjutan. Terdapat 24 faktor yang diidentifikasi yaitu: 1 sarana dan
120 prasarana dasar, 2 harga komoditi pertanian, 3 pemasaran hasil pertanian, 4
ketersediaan air, 5 luas lahan yang dimanfaatkan, 6 lembaga keuangan, 7 program pendidikan dan pelatihan, 8 kesesuaian penggunaan lahan, 9 penataan
ruang wilayah, 10 teknologi pengolahan hasil, 11 kebijakan Pemda, 12 jumlah penduduk, 13 teknologi informasi, 14 tingkat kesuburan tanah, 15
perilaku petani, 16 kebijakan nasional, 17 budaya masyarakat, 18 hukum dan perundang-undangan, 19 kualitas SDM petani, 20 prasarana dan sarana jalan,
21 tenaga teknis, 22 masyarakat di sekitar kawasan, 23 modal, dan 24 prasarana dan sarana produksi. Faktor-faktor tersebut kemudian dianalisis untuk
menentukan faktor kunci pengelolaan pengembangan kawasan transmigrasi berdasarkan formulasi permasalahan dan kebutuhan stakeholder. Secara visual
hasil analisis disajikan pada Gambar 19.
Gambaran Tingkat Kepentingan Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Sistem yang Dikaji
Kebijakan Nasional Kebijakan PEMDA
Kualitas`SDM Petani Harga Komoditas Pertanian
Teknologi Pengolahan Hasil Pemasaran
Sarana dan Prasarana Produksi Modal
Sarana dan Prasarana Dasar
Sarana dan Prasarana Jalan Luas Lahan
Kesesuaian Penggunaan Lahan Ketersediaan Sumberdaya Air
Tingkat Kesuburan Tanah Perilkau Petani
Tenaga Teknis Budaya Masyarakat
Masyarakat di Sekitar Kawasan Lembaga Keuangan
Program Pendidikan dan Pelatihan Teknologi Informasi
Penataan Ruang Wilayah Jumlah Penduduk
Hukum dan Perundang-Undangan
- 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
1.20 1.40
1.60 1.80
- 0.20
0.40 0.60
0.80 1.00
1.20 1.40
1.60 1.80
2.00
Ketergantungan
Pe n
g a
ru h
Gambar 19. Pengaruh dan ketergantungan antar faktor kebutuhan stakeholder dalam pengelolaan pengembangan kawasan transmigrasi
Hasil analisis prospektif menunjukkan bahwa terdapat sebelas faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan pengembangan Kawasan Transmigrasi
Rasau Jaya di masa mendatang yaitu: 1 sarana dan prasarana dasar, 2 harga komoditi pertanian, 3 ketersediaan air, 4 pemasaran hasil pertanian, 5 luas
lahan yang dimanfaatkan, 6 teknologi pengolahan hasil, 7 lembaga keuangan,
♦ ♦
♦ ♦
Jumlah Penduduk
121 8 program pendidikan pelatihan, 9 penataan ruang wilayah, 10 kesesuaian
penggunaan lahan, dan 11 jumlah penduduk.
5.4 Faktor Kunci Keberlanjutan Pembangunan Kawasan Transmigrasi