Analisis Univariat Hubungan Tipe Pola Asuh Pengganti Ibu: Keluarga Terhadap Perkembangan Psikososial Anak Usia Prasekolah Di Kelurahan Sukalarang Kabupaten Sukabumi
didapatkan pengasuh yang menerapkan tipe pola asuh otoriter berjumlah 26 pengasuh 12,3, pola asuh permisif diterapkan oleh 52 pengasuh 24,5,
pola asuh penelantar diterapkan oleh 14 pengasuh 6,6 dan pola asuh campuran diterapkan oleh 28 pengasuh 13,6. Pola asuh yang paling
banyak diterapkan oleh pengasuh adalah tipe pola asuh demokratis, sebanyak 92 responden 43,4.
Hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Utomo 2011 tentang hubungan antara pola asuh orang tua dengan perkembangan anak usia tiga
sampai enam tahun, yang dilakukan di Dusun Jatisari Desa Purwodadi Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan pada tahun 2011. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa dari 78 responden, pola asuh demokratis diterapkan oleh 74 orang tua 94,9. Hal ini semakin menegaskan bahwa
tipe pola asuh yang banyak diterapkan oleh orang tua ataupun pengasuh anak yaitu tipe pola asuh demokratis.
Keluarga dengan pola asuh demokratis dapat dijumpai pada keluarga seimbang yang ditandai oleh keharmonisan hubungan antara ayah dan ibu,
ayah dengan anak, serta ibu dengan anak. Orang tua bertanggung jawab, dan menunjukkan sikap dapat dipercaya, serta berperan sebagai koordinator dan
bersikap proaktif. Teladan dan dorongan orang tua terhadap anak mengupayakan setiap masalah dihadapi dan dipecahkan bersama Shochib,
2000. Setiap tipe pola asuh mempunyai kelebihan dan kekurangan, sehingga
tidak semua orang tua nyaman menerapkan pola asuh yang dianggap baik
oleh orang lain, karena setiap orang mempunyai cara pandang yang berbeda-beda dalam mengasuh anaknya. Menurut Dewi 2008, anak yang
diasuh secara demokratis cenderung aktif, berinisiatif, tidak takut gagal karena anak diberikan kesempatan untuk berdiskusi dalam pengambilan
keputusan di keluarga. Orang tua memberikan pengawasan dan dorongan yang positif terhadap anak dan kontrol yang kuat serta dorongan yang
posotif. Namun tidak menutup kemungkinan hal ini akan menyebabkan berkembangnya sifat menentang dan ketidak mampuan menyesuaikan diri.
Menurut Lutvita 2008 dalam Tejalaksana, 2011, pola asuh permisif adalah jenis pola mengasuh anak yang tidak peduli terhadap anak. Orang tua
memperbolehkan semua keinginan anak, seperti tidak sekolah, bandel, melakukan banyak kegiatan maksiat, pergaulan bebas negatif, materialistis,
dan sebagainya. Anak yang diasuh secara permisif mempunyai kecenderungan kurang berorientasi pada prestasi, egois, senang
memaksakan keinginannya, kemandirian yang rendah, serta kurang bertanggung jawab. Anak juga akan berperilaku agresif dan anti sosial,
karena sejak awal tidak diajarkan untuk mematuhi peraturan sosial, dan tidak pernah diberikan hukuman ketika melanggar peraturan yang telah
ditetapkan orang tua. Pada penelitian ini pola asuh permisif menjadi yang cukup besar diterapkan setelah pola asuh demokratis. Hal ini disebabkan
oleh sebagian besar pengasuh adalah nenek, nenek lebih banyak memberikan kebebasan kepada anak untuk melakukan apa yang
dikehendaki dan mendapatkan yang diinginkan.