VELVA Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Pati terhadap Karakteristik Tepung Nanas (Ananas Comocus (L) Merr) dan Pengaruh CMC Terhadap Karakteristik Velva Berbahan Dasar Tepung Nanas

4 berbentuk poligonal dan bulat. Diameter granula maizena berkisar 5-25 mikron Furia, 1968. Komposisi amilosa dan amilopektin tepung maizena adalah 24 dan 76. Keduanya merupakan polimer dengan bobot molekul yang tinggi, yang terbentuk dari unit D-glukosa. Amilopektin merupakan percabangan dari molekul yang terdiri atas 4000 atau lebih unit glukosa. Amilosa secara esensial merupakan rantai yang lurus terdiri atas 1000 unit glukosa. Sementara itu, suhu gelatinisasi tepung maizena berkisar antara 62-72 C. Maizena mempunyai harga yang relatif murah dan praktis untuk digunakan sebagai pengisi dan penstabil. Jenis protein yang terkandung dalam jagung antara lain albumin, globulin, prolamin, gluten, dan skleroprotein. Gluten pada maizena jumlahnya hanya sedikit menggantikan gluten dari terigu Inglet, 1974.

2.3.3. Sagu

Tumbuhan sagu termasuk ke dalam tumbuhan monokotil, famili Palmae, genus Metroxylon dari ordo Spadiciflorae Haryanto dan Pangloli, 1992. Pati sagu memiliki kandungan amilosa sebanyak 27 dan amilopektin yang memiliki rantai cabang dengan ikatan α- 1,4-D-glukosa dan amilopektin yang memiliki rantai cabang dengan ikatan α-1,6-D-glikosa. Kandungan amilopektin dalam tepung sagu berguna untuk mempertinggi mutu penampilan produk, tidak mudah menggumpal, dan memiliki daya perekat yang tinggi Tjokroadikoesoemo dan Soebijanto, 1986. Kandungan amilopektin dalam tepung sagu dapat mempengaruhi sifat kelarutan dan derajat gelatinisasi, semakin banyak kandungan amilopektin maka pati makin bersifat kering dan kurang lengket, sedangkan kandungan amilopektin yang semakin sedikit akan menyebabkan pati bersifat tidak kering dan lengket serta cenderung menyerap air lebih banyak Wirakartakusumah et al., 1986. Menurut Apandi 1984, amilosa dan amilopektin berbeda pada berbagai jenis tanaman, baik dalam proporsinya maupun dalam ukuran besarnya. Pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi yang tidak larut disebut amilopektin Winarno, 1997. Pati sagu mengandung 27 amilosa dan 73 amilopektin. Perbandingan amilosa dan amilopektin akan mempengaruhi sifat kelarutan dan derajat gelatinisasi pati Flach,1983. Pati sagu juga memiliki suhu gelatinisasi yang cukup tinggi yaitu sekitar 69 C Cecil et al., 1982. Cecil et al. 1982 menyebutkan bahwa granula pati sagu berbentuk oval dengan ukuran yang cukup besar, yaitu 20- 60 μm. Lebih lanjut, Griffin 1977 menambahkan, kisaran ukuran granula pati sagu adalah 5- 80 μm dengan ukuran rata-rata sekitar 30 μm. Ukuran granula pati sagu lebih besar daripada ukuran granula pati tanaman pati yang lainnya, misalnya ukuran granula pati singkong.

2.4. VELVA

Velva merupakan salah satu frozen dessert yang terbuat dari puree buah dengan tekstur mirip dengan es krim. Velva dikenal juga dengan nama sorbet. Produk ini terbuat dari campuran puree bubur buah, gula sukrosa dan bahan penstabil yang dibekukan sehingga diperoleh tekstur yang halus dan menyerupai es krim Sommer,1947. Menurut Frandsen dan Arbuckle 1961, produk sejenis es krim yang terbuat dari puree buah, gula, stabilizer, dengan atau tanpa penambahan asam, pewarna, flavor, atau air, dan dibekukan hingga konsistensinya menyerupai es krim diklasifikasikan ke dalam golongan fruit ices. Biasanya produk fruit ices terdiri atas 28 - 30 gula , 20-25 overrun, dan tidak ditambahkan produk susu. Klasifikasi beberapa produk frozen dessert menurut Kilara 2007 dapat dilihat pada Tabel 2. Kelebihan velva buah dibandingkan es krim adalah kadar lemaknya yang sangat rendah karena tidak menggunakan lemak susu sehingga cocok bila dikonsumsi oleh kelompok vegetarian maupun 5 orang-orang yang sedang diet rendah lemak. Keunggulan lain velva buah adalah kandungan vitamin A dan vitamin C yang tinggi karena berasal dari buah-buahan segar. Untuk menghasilkan produk velva yang memiliki tekstur halus diperlukan bahan penstabil adonan dengan jenis dan konsentrasi yang sesuai dengan karakter buah. Fungsi utama bahan penstabil adalah untuk mengikat air dalam campuran sehingga pembentukan kristal-kristal es yang besar dapat dihindari, dan juga untuk mempertahankan bodi dan tekstur produk selama penyimpanan Herschdoerfer,1972. Menurut Sommer 1947, tekstur dari produk-produk pencuci mulut beku banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: 1 kadar gula, 2 jenis dan jumlah bahan penstabil, serta 3 metode pembekuan yang digunakan. Tabel 2. Klasifikasi beberapa produk frozen dessert Jenis Klasifikasi Ice cream Produk frozen dessert yang terbuat dari susu, dan susu skim dengan kadar lemak 8-12, stabilizer, emulsifier, dan gula Sherbet Produk beku campuran yang terbuat dari lemak susu 1-2, padatan susu tanpa lemak 2-5, pengasam 0.35 dan gula Mellorine Produk frozen dessert yang terbuat dari lemak nabati santan tanpa tambahan susu Fruit ice Sari buah beku yang ditambah gula dan penstabil tanpa mengandung lemak Ice milk Produk beku campuran susu, gula, dan bahan tambahan lain yang umum digunakan pada es krim. Mengandung kadar lemak 2-6 Proses pembekuan bertujuan untuk memperbaiki palatabilitas dan meningkatkan umur simpan bahan pangan Burrows, 1996. Ukuran kristal yang terbentuk mempengaruhi tekstur produk. Penggunaan polisakarida pada produk makanan beku dapat mengurangi pertumbuhan kristal es yang berukuran besar serta membantu pemerangkapan udara di dalam adonan sehingga menghasilkan tekstur produk yang lembut. Ukuran rongga udara bervariasi, berkisar 5 sampai 300 mikrometer Blanshard dan Franks,1989. Proses pembuatan velva buah umumnya dimulai dengan pelarutan sejumlah gula kedalam puree buah. Asam sitrat dicampur dengan air sampai larut. Bahan penstabil dicampur dengan air sampai larut dan kemudian dipanaskan sampai larut sempurna. Selama penambahan larutan bahan penstabil ke dalam puree, campuran harus terus diaduk untuk mencegah terjadinya massa yang berserabut. Larutan asam ditambahkan dan diaduk. Kemudian campuran ini dibekukan dalam alat pembeku es krim dengan pengadukan yang cukup untuk menghasilkan overrun yang tinggi. 6 III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. BAHAN DAN ALAT