Manfaat Ektomikoriza pada Tanaman Inang

5. Kapasitas Tukar Kation

Salah satu sifat kimia tanah yang terkait erat dengan ketersediaan hara bagi tanaman dan menjadi indikator kesuburan tanah adalah Kapasitas Tukar Kation KTK atau Cation Exchangable Cappacity CEC. KTK merupakan jumlah total kation yang dapat dipertukarkan cation exchangable pada permukaan koloid yang bermuatan negatif. Satuan hasil pengukuran KTK adalah milliequivalen kation dalam 100 gram tanah atau me kation per 100 g tanah. KTK yang rendah memungkinkan terjadinya percepatan pencucian hara, sehingga hara yang ada dapat hilang tercuci sebelum bisa dimanfaatkan Hakim et al. 1986 dalam Setyaningsih 2007. 3 METODE

3.1 Kerangka Pemikiran

Penelitian difokuskan pada prediksi efektivitas respon tumbuh fungi ektomikoriza. Efektivitas berarti kemampuan mikoriza dalam menghasilkan pengaruh atau menunjukan kinerja tertentu, misalnya peningkatan penyerapan unsur fosfor ataupun peningkatan respon tumbuh inang. Efektivitas mikoriza dipengaruhi oleh faktor lingkungan yang meliputi faktor abiotik dan biotik. Faktor abiotik meliputi konsentrasi hara, pH tanah, intensitas cahaya, kadar air tanah, suhu, pengolahan tanah, jenis media tanam, dan penggunaan pupuk atau pestisida. Faktor biotik meliputi interaksi antar mikroba, spesies fungi, tanaman inang, tipe perakaran tanaman inang, dan kompetisi antar fungi Simanungkalit 2006; Novriani dan Madjid 2009. Selain itu, setiap spesies fungi memiliki karakteristik tumbuh tersendiri serta tingkat efektivitas dan interaksi fisiologi yang berbeda terhadap tumbuhan inangnya. Sebagai akibatnya, semua faktor lingkungan yang memengaruhi fisiologi tanaman inang juga akan memengaruhi fungi. Karena proses pembentukan mikoriza melibatkan banyak faktor lingkungan, adanya perbedaan respon yang spesifik untuk setiap species fungi terhadap faktor lingkungan dan adanya faktor kecocokan tanaman inang, maka prediksi efektivitas memerlukan pengalaman dan keahlian tertentu. Hal ini menjadi suatu permasalahan yang rumit bagi masyarakat umum, seperti mahasiswa, petani atau pengusaha hutan tanamanan industri. Oleh karena itu perlu dibangun suatu model sistem pakar yang dapat membantu memprediksi efektivitas mikoriza khususnya dari golongan ektomikoriza secara cepat, tepat, dan mudah. Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah efektivitas respon tumbuh ektomikoriza. Keberadaan suatu sistem pakar yang dapat memprediksi efektivitas respon tumbuh mikoriza terutama dari golongan ektomikoriza, akan dapat membantu ahli biologi, ahli lingkungan hidup, ahli kehutanan, ahli pertanian, petani, dan pihak komersial seperti perusahaan hutan tanaman industri dalam melaksanakan suatu perencanaan budidaya mikoriza yang lebih baik. Sistem pakar diharapkan dapat juga memberikan saran untuk mengatasi berbagai faktor penghambat yang ada, seperti layaknya pakar yang juga dapat memberikan saran tentang efektivitas respon tumbuh fungi ektomikoriza. Pada Gambar 8 ditunjukkan kerangka pemikiran sistem pakar yang dirancang. Terdapat tujuh tahap penelitian yang dilakukan. Tahap pertama adalah pemilihan kelompok mikoriza dan jenis tanaman inang yang akan digunakan. Tahap kedua adalah penentuan faktor lingkungan yang memengaruhi efektivitas respon tumbuh dan penentuan variabel yang akan dijadikan sebagai ukuran efektivitas respon tumbuh. Tahap ketiga adalah rancang bangun sistem pakar dan mekanisme inferensi dengan Fuzzy Inference System FIS. Tahap keempat adalah pelatihan dan pengujian sistem, lalu dilanjutkan dengan tahap kelima yaitu penentuan nilai prediksi efektivitas respon tumbuh. Tahap terakhir adalah tahap pemberian saran dan rekomendasi kepada pengguna sistem. Gambar 8 Diagram kerangka pemikiran sistem pakar. Penentuan species fungi ektomikoriza dan jenis tanaman inang Penentuan faktor yang memengaruhi efektivitas respon tumbuh dan penentuan variabel yang akan dijadikan sebagai ukuran efektivitas respon tumbuh fungi ektomikoriza Rancang bangun sistem pakar pakar Pelatihan dan pengujian Penentuan nilai prediksi efektivitas Saran dan rekomendasi