4.5 Desain Output
Desain output sistem meliputi model diagnosa dan model terapi. Model diagnosa yang dimaksud adalah unjuk kerja sistem dalam memberikan prediksi
terhadap nilai efektivitas respon tumbuh fungi ektomikoriza, sedangkan model terapi dimaksudkan adalah kemampuan sistem dalam menyediakan saran atau
rekomendasi yang harus dilakukan.
1. Model diagnosa
Sistem dirancang untuk dapat memberikan output berupa nilai prediksi efektivitas respon tumbuh ektomikoriza. Pada sistem ini nilai efektivitas respon
tumbuh didasarkan pada nilai biomassa tanaman inang, karena biomassa dinilai paling tepat untuk menggambarkan respon tumbuh tanaman.
Interpretasi kesimpulan ANFIS dibagi menjadi tiga kelompok kategori linguistik yaitu: kurang efektif, cukup efektif, dan efektif. Rentang nilai untuk
efektivitas respon tumbuh disajikan pada Tabel 10. Tabel 10 Rentang nilai efektivitas respon tumbuh e
No Rentang nilai
Kategori linguistik 1.
e ≤ 50
Kurang efektif 2.
51 ≤ e 75
Cukup efektif 3.
e ≤ 76
Efektif
2. Model Terapi
Model terapi sistem diwujudkan dalam bentuk pemberian saran atau rekomendasi terhadap output model, yaitu berdasarkan kategori linguistik yang
dihasilkan model. Saran yang diberikan oleh model hanya bersifat umum, mengingat
banyaknya faktor yang harus dipertimbangkan untuk mendapatkan efektivitas repon tumbuh yang maksimum. Menurut pakar walaupun faktor lingkungan yang
terpilih hasil dari algoritme CART yang digunakan untuk membangun model memang merupakan faktor penentu efektivitas respon tumbuh fungi ektomikoriza,
namun faktor terpilih tersebut tidak dapat berdiri-sendiri, banyak faktor lain yang harus dipertimbangkan, seperti rendahnya kemampuan fungi ektomikoriza secara
genetika, bervariasinya tingkat ketergantungan tanaman terhadap mikoriza, jenis
inokulum yang digunakan, dan proses inokulasi yang dilakukan. Diperlukan kajian yang lebih mendalam lagi agar sistem dapat digunakan pada keadaan
sesungguhnya dilapangan. Sebagai contoh proses pemberian terapi atau saran pada sistem yang
dibangun dapat dijelaskan sebagai berikut, jika output sistem menghasilkan kategori linguistik Kurang Efektif maka sistem pakar memberikan saran untuk
menggunakan bio-stimulan pada media tumbuh. Salah satu contoh bio-stimulan adalah kompos. Kompos adalah pupuk organik yang diperoleh dari proses
biodegradasi dari bahan organik, seperti daun tanaman, jerami alang-alang, rerumputan, dedak padi, batang jagung, sulur carang-carang serta kotoran hewan.
Bila bahan-bahan organik tersebut sudah hancur dan lapuk disebut denngan pupuk organik Setyaningsih 2007. Sifat fisik kimia dan biologi tanah dapat diperbaiki
dengan pemberian kompos sehingga kesuburan tanah dapat meningkat Setyaningsih 2007.
Untuk kategori Cukup Efektif, sistem pakar memberikan saran untuk mengkondisikan agar kandungan hara fosfor pada media tumbuh dikondisikan
rendah. Kategori Cukup Efektif menunjukan telah terjadinya kolonisasi pada akar tanaman, tapi ada suatu keadaan yang mengakibatkan efektivitas hanya Cukup
Efektif, hal ini mungkin saja terjadi karena media tumbuh memiliki kandungan hara yang baik. Karena itu disarankan untuk membuat keadaan media tumbuh
memiliki kandungan hara yang rendah, terutama kandungan fosfor. Mikoriza akan efektif bekerja pada kandungan hara marginal.