Pembelajaran Konvensional Landasan Teori

11

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Konvensional

Pembelajaran konvensional menurut Setiawan 2012: 8 dalam Hidayat dan Wiyono 2015: 52, adalah pembelajaran yang hanya memusatkan pada metode pembelajaran ceramah. Disain pembelajaran bersifat linier dan dirancang dari sub-sub konsep secara terpisah menuju konsep-konsep yang lebih kompleks. Pembelajaran linier berarti bahwa satu langkah mengikuti langkah yang lain, dimana langkah kedua tidak bisa dilakukan sebelum langkah pertama dikerjakan. Bahan-bahan pembelajaran diberikan oleh guru secara bertahap, satu kalimat demi satu kalimat, satu rumus demi rumus dituliskan dan dijelaskan oleh pengajar dengan intonasi tertentu. Pembelajaran konvensional dalam proses pembelajaran jarang melibatkan pengaktifan pengetahuan awal dan jarang memotivasi peserta didik untuk mengkonstruksi proses pengetahuannya. Pembelajaran konvensional masih didasarkan atas asumsi bahwa pengetahuan dapat dipindahkan secara utuh dari pikiran guru ke pikiran peserta didik. Dalam pembelajaran konvensional, cenderung pada belajar hafalan yang menolelir respon-respon yang bersifat konvergen, menekankan informasi konsep, latihan soal dalam teks, serta penilaian masih bersifat tradisional dengan paper dan pencil test yang hanya menuntut pada satu jawaban benar. Belajar hafalan mengacu pada penghapalan fakta-fakta, 12 hubungan-hubungan, prinsip, dan konsep. Pada sisi yang lain, pertemuan antara guru dan peserta didik dilakukan secara langsung dalam suatu kelas dapat menciptakan berbagai efek sosial, moral, maupun psikologis bagi peserta belajar tersebut. Secara umum dapat dijabarkan ciri-ciri pembelajaran konvensional adalah sebagai berikut: 1 peserta didik adalah penerima informasi secara pasif, dimana peserta didik menerima pengetahuan dari guru dan pengetahuan diasumsikan sebagai badan dari informasi dan keterampilan yang dimiliki keluaran sesuai standar; 2 belajar secara individual; 3 pembelajaran sangat abstrak dan teoritis; 4 perilaku dibangun atas kebiasaan; 5 kebenaran bersifat absolut dan pengetahuan bersifat final; 6 guru adalah penentu jalannya proses pembelajaran; dan 7 perilaku baik berdasarkan motivasi ekstrinsik. Tahapan pembelajaran konvensional dapat dilihat dalam penjabaran berikut ini: a Pendahuluan: dalam tahapan ini, guru memberikan apersepsi dan motivasi pada awal pembelajaran yang berfungsi menumbuhkan semangat peserta didik untuk mengikuti pembelajaran. b Kegiatan Inti: guru menerangkan bahan ajar secara verbal kemudian memberikan contoh-contoh sesuai dengan materi yang diberikan. Kemudian meluangkan waktu untuk proses Tanya jawab anatara guru dan peserta didik. Dari kegiatan tersebut peserta didik diharapkan menguasai materi secara utuh. Langkah berikutnya yaitu memberikan konfirmasi terhadap hasil pekerjaan peserta didik, dengan memberikan jawaban. Terakhir adalah menuntun peserta 13 didik untuk menyimpulkan inti dari materi yang telah diperlajari secara bersama-sama. c Kegiatan Penutup: guru mengajukan pertanyaan kepada peserta didik untuk mengukur pengetahuan peserta didik. Kemudian menyuruh peserta didik menyusun ringkasan sesuai dengan materi yang telah diberikan pada pertemuan tersebut. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk mencari contoh yang sesuai dengan materi yang telah diberikan. Langkah terakhir yaitu memerintahkan peserta didik mendemonstrasikan ide yang telah dirancang. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan pembelajaran konvensional adalah pembelajaran yang lazim diterapkan dalam pembelajaran sehari-hari di dalam kelas, khususnya dalam pembelajaran CAD 2 Dimensi yang cenderung belajar hafalan dan jarang melibatkan peran aktif peserta didik dalam pembelajaran di kelas.

2. Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Teams-Games-Tournament

Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Peningkatan hasil belajar kimia siswa dengan mengoptimalkan gaya belajar melalui model pembelajaran TGT (Teams Games Tournament) penelitian tindakan kelas di MAN 11 Jakarta

0 27 232

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe TGT (Teams-Games Tournament) terhadap pemahaman konsep matematika siswa

1 8 185

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe Teams-Games-Tournament (TGT) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa

2 8 199

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih di MTs Islamiyah Ciputat

1 40 0

Pengaruh kombinasi model pembelajaran kooperatif tipe teams-games-tournament (tgt) dengan make a match terhadap hasil belajar biologi siswa (kuasi eksperimen pada Kelas XI IPA Madrasah Aliyah Negeri Jonggol)

0 5 199

Upaya meningkatkan hasil belajar matematika siswa kelas 3 melalui metode pembelajaran kooperatif tipe TGT : teams games tournament di MI Darul Muqinin Jakarta Barat

0 29 169

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Team Games Tournament) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi

1 3 310

Penerepan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik Kelas VIII-3 SMPN 3 Kota Tangerang Selatan 2015/2016 Dalam Pelajaran IPA

0 4 10

EFEKTIFITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA.

0 2 28