Prestasi Belajar Prestasi Belajar 1. Pengertian Belajar

pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan siswa yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada siswa. 41 Dari pengertian diatas dapat dimengerti bahwa Prestasi adalah Suatu kegiatan seseorang atau kelompok yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja. Menurut Winkel prestasi belajar adalah “hasil suatu penilaian dibidang pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai”. 42 Nana Sudjana memberi pengertian tentang prestasi belajar sebagai kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 43 Adapun pengertian prestasi belajar dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah “Penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru”. 44 Dari pengertian hasil belajar yang sebagaimana telah diuraikan diatas, maka dapat difahami bahwa yang dimaksud dengan prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah seseorang melakukan kegiatan-kegiatan belajar yang optimal berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap yang berguna bagi perkembangan diri selanjutnya, umumnya prestasi belajar dalam sekolah berbentuk pemberian nilai angka dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauh mana siswa telah menguasai materi pelajaran yang disampaikannya, biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu. Dengan adanya prestasi belajar, siswa-siswa akan mengetahui hal-hal yang penting, yaitu siswa akan mengetahui kelemahan-kelemahannya dan juga kekuatan-kekuatannya, dengan begitu ia pun dapat memikirkan apa yang dapat harus dilakukannya untuk menghadapi kesulitan-kesulitan belajar sehingga ia 41 Saiful Bahri Djamarah, Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Surabaya : Usaha Nasional, 1994, Cet ke 1, hal 20-21. 42 Ws, Winkel, Psikologi Pengajaran Jakarta: PT Gramedia, 1989, h. 102. 43 Nana Sudjana, Penilaian Proses Hasil Belajar Mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1992, cet.-IV, h. 22. 44 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Kamus Besar Bahasa Indonesia..., hal 787. dapat memperbaikinya di waktu mendatang agar memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. 45 Dalam proses penilaian hasil belajar, pengukuran mempunyai peranan yang sangat penting, yakni untuk mendapatkan data dan informasi yang sesuai dengan tujuan penilaian yang bersangkutan. Dengan demikian, pengukuran dengan sifatnya yang lebih obyektif dapat mendukung obyektifitas suatu proses penilaian hasil belajar. Berdasarkan fungsinya sebagai alat pengukur perkembangan belajar peserta didik, tes prestasi belajar dapat digolongkan menjadi enam golongan sebagai berikut: 46 a. Tes seleksi, tes ini dilaksanakan dalam rangka menyeleksi siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon peserta didik yang tergolong baik dari sekian banyak calon yang mengikuti tes. b. Tes awal, tes ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dikuasai oleh peserta didik. c. Tes akhir, tes akhir dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran dapat dikuasai dengan baik oleh peserta didik. d. Tes diagnostik, yaitu tes yang dilaksanakan untuk melaksanakan secara tepat jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu mata pelajaran tertentu. e. Tes formatif, adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui sudah sejauh manakah peserta didik “sudah terbentuk” sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan f. Tes sumatif, adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. 45 H.C. Witherington, Teknik-Teknik Belajar dan Mengajar, Bandung: Jemmars, 1986, Ed. 3, h. 172 46 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008, h. 68-72

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Aktivitas belajar siswa tidak selamanya berlangsung wajar, kadang-kadang berjalan dengan lancar dan kadang-kadang tidak, kadang cepat menangkap apa yang dipelajari, kadang-kadang terasa sulit untuk dipahami. Dalam hal semangat pun kadang-kadang tinggi dan kadang-kadang sulit untuk bisa berkonsentrasi dalam belajar. Demikian kenyataannya yang sering kita jumpai pada setiap siswa dalam kehidupannya sehari-hari didalam aktivitas belajar-mengajar. Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individual inilah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa, sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang didalamnya terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi, tinggi rendahnya prestasi belajar siswa tergantung pada faktor-faktor tersebut. Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

a. Faktor Internal 1 Faktor Fisiologis

Secara umum kondisi fisiologis, seperti kesehatan yang prima, tidak dalam keadaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya, semuanya akan membantu dalam proses dan prestasi belajar siswa. Siswa yang kekurangan gizi, sebab mereka yang kekurangan gizi pada umumnya cenderung cepat lelah dan capek, cepat mengantuk dan akhirnya tidak mudah dalam menerima pelajaran. Disamping kondisi diatas, merupakan hal yang penting juga memperhatikan kondisi pancaindera. Dengan memahami kelbihan dan kelemahan pancaindera dalam memperoleh pengetahuan atau pengalaman akan mempermudah dalvm memilih dan menetukan jenis rangsangan atau stimulus dalam proses belajar. 47 2 Faktor Psikologis Faktor kedua dari faktor intenal adalah faktor psikologis. Setiap siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, dan tentunya hal ini 47 Yudhi Munadi, Media Pembelajaran: Sebuah Pendekatan Baru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2008, h. 24 akan berpengaruh pada proses dan hasil belajar masing-masing siswa. Beberapa faktor psikologis yang dapat diuraikan diantaranya meliputi intelegensi, perhatian, minat dan bakat, motif dan motivasi, dan kognitif dan daya nalar. Pertama, intelegensi, yaitu kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri tehadap situasi baru, kemampuan menggunakan konsep abstrak secara efektif dan kemampuan memahami pertalian-pertalian dan belajar dengan cepat. Menurut Reber, intelegensi adalah kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang cepat. 48 Sedangkan menurut Wechler, intelegensi adalah suatu kecakapan global atau rangkuman kecakapan untuk dapat bertindak secara terarah, berfikir secara baik, dan bergaul dengan lingkungan Intelegensi merupakan suatu potensi, sehingga seseorang yang memiliki intelegensi tinggi mempunyai peluang yang besar untuk memperoleh prestasi belajar yang lebih baik. Kedua, perhatian, yaitu keaktifan jiwa yang tertuju pada suatu obyek. Untuk dapat menjamin prestasi belajar yang baik, maka siswa harus dihadapkan pada obyek-obyek yang dapat menari perhatian siswa, bila tidak maka perhatian siswa tidak akan terarah pada obyek yang sedang dipelajarinya. Ketiga, minat dan bakat. Minat diartikan sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan kegiatan belajar. Menurut Muhibbin, minat adalah “kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”. 49 Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu, tidak adanya minat seorang anak terhadap suatu pelajaran akan timbul kesulitan belajar. Belajar yang tidak ada minatnya mungkin tidak sesuai dengan bakatnya, tidak sesuai dengan kebutuhanya, tidak sesuai dengan kecakapan dan akan menimbulkan problema pada diri anak. Ada tidaknya minat terhadap suatu pelajaran dapat dilihat dari cara anak mengikuti pelajaran, lengkap tidaknya catatan dan aktif tidaknya dalam proses pembelajaran. Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan ini baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata setelah melalui proses belajar dan berlatih. 48 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru…, h.133-134. 49 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru…, h.136