Disimpulkan bahwa variabel independen tidak terjadi multikolinearitas.

Gambar 3.2 Uji Heterokedastisitas Dilihat dari gambar di atas, sama halnya dengan prinsip normalitas uji heterokedastisitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik. Maka berdasarkan pada gamabar di atas, pada scatterplotnya dapat dilihat titik-titiknya menyebar di derah positif dan negatif serta tidak membentuk pola, sehingga dapat disimpulkan data tersebut tidak ada masalah heterokedastisitas Homokedastisitas. d Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 sebelumnya. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Dengan ketentuan sebagai berikut: a Angka D-W diantara -2 sampai +2, maka tidak ada autokorelasi b Angka D-W di bawah -2 maka terjadi autokorelasi positif c Angka D-W di atas +2 maka terjadi autokorelasi negatif. Tabel 3.7 Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .471 a .222 .164 2.876 2.246 a. Predictors: Constant, Pengembangan, Pelatihan b. Dependent Variable: Etos kerja Cara menghitung manual dengan asumsi tingkat kesalahan 5, variabel bebas K=2 dengan total df + 2 = 30 + 2 = 32, nilai durbin lower dl sebesar 1,50 dan durbin upper du sebesar 1,36 data dl dan du bisa dilihat pada tabel statistik Durbin-Watson, dengan α = 5. Maka dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Tabel 3.8 Manual Perhitungan Durbin-Watson Korelasi + Tidak ada Korelasi Daerah Keraguan Daerah Keraguan Korelasi - Dl=1,36 Du=1,49 4-du=2,51 4-dl=2,64 4 Berdasarkan print out pada model summary dapat dilihat nilai Durbin Watson sebesar 2,246 artinya ada korelasi satu dengan yang sama lain karena terletak di antara 0 dan durbin lower dl. Maka data ini berpengaruh pada hasil pelatihan dan pengembangan terhadap peningkatan Etos kerja.

H. Teknik Penulisan skripsi

Adapun teknik penulisan skripsi ini berpedoman pada buku Buku Pedoman Penulisan Skripsi: Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah Fakultas Syariah dan Hukum. 62 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Riset

1. Sejarah Bank Syariah Bukopin

PT Bank Syariah Bukopin dahulu bernama PT. Bank Persyarikatan Indonesia BPI, didirikan berdasarkan Akta No. 102 tertanggal 29 Juli 1990 dengan nama PT. Bank Swansarindo Internasional yang dibuat dihadapan Dr. Widjojo Wilami, SH., Notaris di Samarinda. Dalam perkembangannya, PT Bank Persyarikatan Indonesia BPI yang merupakan bank umum tersebut kemudian diakuisisi oleh PT Bank Bukopin Tbk untuk dikembangkan menjadi sebuah bank syariah yang kini menjadi PT Bank Syariah Bukopin BSB. Dalam praktiknya, PT Bank Syariah Bukopin mulai beroperasi dengan melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip Syariah setelah memperoleh izin operasi Syariah dari Bank Indonesia BI pada 27 Oktober 2008. Selanjutnya, pada 11 Desember 2008, PT Bank Syariah Bukopin diresmikan oleh M. Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009. Komitmen penuh dari PT Bank Bukopin Tbk sebagai pemegang saham mayoritas diwujudkan dengan menambah setoran modal dalam rangka untuk menjadikan PT Bank Syariah Bukopin sebagai bank syariah dengan pelayanan terbaik. Pada semester kedua 2009, tepatnya, 10 Juli 2009, melalui Surat Persetujuan Bank Indonesia BI, PT Bank Bukopin Tbk telah mengalih kan Hak dan Kewajiban Unit Usaha Syariah-nya ke dalam badan usaha PT Bank Syariah Bukopin. Dalam bisnisnya, PT Bank Syariah Bukopin memposisikan sebagai bank yang fokus pada pembiayaan usaha, mikro, kecil, dan menengah UMKM dengan segmentasi usaha pendidikan, kesehatan, konstruksi, dan perdagangan. Selain hal tersebut, PT Bank Syariah Bukopin juga melakukan. Penghimpunan dana dari masyarakat individu-individu dan perusahaan-perusahaan yang ada di Tanah Air. PT Bank Syariah Bukopin telah memiliki Kantor Pusat, 7 Kantor Cabang KC, 4 Kantor Cabang Pembantu KCP, dan 29 Kantor Layanan Syariah KLS yang tersebar di seluruh wilayah Tanah Air. Dengan dukungan infrastruktur dan sumber daya insani SDI yang profesional dan dapat diandalkan, PT Bank Syariah Bukopin selalu siap melayani kebutuhan Anda di mana pun berada. 2. Visi dan misi perusahaan Setiap bank dapat dipastikan memiliki visi dan misi untuk menjalankan aktivitas usahanya. Adapun visi dari Bank Syariah Bukopin adalah Menjadi Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik. Bank Syariah Bukopin memiliki misi yang ingin dicapai dalam menjalankan aktivitas usahanya. Misi tersebut antara lain sebagai berikut a Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah b Membentuk sumber daya insani yang profesional dan amanah