Pengaruh Faktor Individu Terhadap Kinerja

67

BAB 5 PEMBAHASAN

5.1. Pengaruh Faktor Individu Terhadap Kinerja

Berdasarkan analisis regresi logistik yang menganalisis pengaruh fakor individu terhadap kinerja diketahui bahwa secara statistik tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara faktor individu terhadap kinerja dokter spesialis di RSBM dengan nilai p 0,446. Hal tersebut tidak sejalan dengan pendapat yang dinyatakan oleh Gibson 1988 bahwa pengetahuan berhubungan dengan penyelesaian pekerjaan yang baik dan sebaliknya. Notoatmojo 1996 mengutarakan bahwa semakin tinggi keterampilan yang dimiliki oleh tenaga kerja, semakin efisien badan, tenaga dan pemikirannya dalam melaksanakan pekerjaan. Penelitian yang dilakukan Purba 2001 membuktikan tingkat pengetahuan petugas gizi puskesmas berhubungan dengan kinerjanya. Siahaan 2003 membuktikan bahwa faktor pengetahuan dan keterampilan mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja pengelola program gizi di Kabupaten Tapanuli Utara dan Minaria 2004 membuktikan terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dan keterampilan dengan kinerja pegawai Balai Pengaman Fasilitas Kesehatan Medan. Semua penelitian diatas intinya mengatakan bahwa faktor individu yang terdiri dari pengetahuan dan keterampilan mempunyai hubungan yang bermakna 67 Universitas Sumatera Utara 68 dengan kinerja pegawai sementara penelitian ini tidak menemukan pengaruh yang signifikan antara faktor individu dengan kinerja dokter spesialis di RSBM. Hal ini terjadi karena tingginya homogenitas dari nilai-nilai individu dokter spesialis yang dinyatakan pada jawaban kuesioner. Nilai-nilai variabel dari responden dokter spesialis yang konsisten dan hampir merata sama, cenderung membuat nilai- nilai statistik tersebut secara matematis terlihat oleh statistik hanya sebagai nilai konstanta yang tidak menimbulkan perbedaan berarti dari satu individu ke individu lainnya.Ketidak bermaknaan nilai-nilai yang mampu membedakan nilai-nilai variabel kinerja, yang sebenarnya juga rata-rata homogen diantara individu dokter spesialis, diinterpretasikan sebagai tidak berpengaruh.

5.2. Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Kinerja