Universitas Sumatera Utara
36 perhatian, manajemen kecemasanketidakpastian. Menurut Gudykunst, penting
bagi seorang kritikus memahami teori-teori sebelum mengkritiknya. 2 dalam mengkritik teori bagaimanapun harus mengevaluasi teori itu tidak menggunakan
asumsi lain. 3 beberapa kritik Yoshitake tentang teori AUM didasarkan pada penalaran keliru dan salah membuat penilaian.
Bagi Gudykunst tidak ada yang salah sebuah teori dikritisi, namun menurutnya adalah hal keliru ketika kemudian kritikus mencoba untuk
meruntuhkan teori. Sebagian besar kritik Yoshitake menurut Gudykunst tidak beralasan, tetapi menanggapi kritik telah membuatnya sadar bahwa elaborasi dan
klarifikasi diperlukan di beberapa variabel teori AUM.
2.5.2. Kelemahan Teori AUM
Melalui kritik yang diajukan, maka Yip 2010 menyebutkan beberapa kelemahan dari teori AUM ini terdapat di beberapa bagian yaitu:
1. Sifat hubungan dalam komunikasi antarbudaya kurang menjadi perhatian teori ini. Teori ini kurang memperhatikan bahwa dalam hubungan yang sudah
dibangun untuk jangka panjang, beberapa kesalahan dalam berkomunikasi dapat ditoleransi.
2. Tujuan dalam komunikasi antarbudaya untuk setiap budaya tidak sama dengan menggunakan efektivitas sebagai tolak ukurnya. Efektivitas komunikasi pada
budaya tingkat tinggi tidak sama dengan budaya tingkat rendah. Hal ini yang menyebabkan teori ini perlu diperhatikan penggunaannya dalam menilai satu
kelompok budaya.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
37 3. Kurangnya perhatian terhadap reaksi penerima pesan menjadikan teori ini
kurang tepat untuk digunakan dalam menjelaskan proses interaksi antarbudaya. Efektivitas komunikasi yang menjadi perhatian dalam teori ini
sebetulnya kurang menitikberatkan pada konteks antarbudaya.
Selain pengelolaan kecemasan dan ketidakpastian dalam berinteraksi, identitas budaya juga menjadi perhatian saat orang yang berbeda budaya bertemu.
Identitas merupakan produk dari keanggotaan seseorang dalam suatu kelompok, yang berkembang melalui proses sosialisasi atau interaksi dalam keluarga sebagai
kelompok terkecil dan juga dipengaruhi budaya lain dan perkembangan pribadi Samovar, et. al., 2010: 194.
Teori identitas budaya dikembangkan untuk membangun pengetahuan mengenai proses komunikasi yang dilakukan seorang individu untuk membentuk
dan menegosiasikan identitas budaya kelompok dan hubungan dalam konteks tertentu. Teori ini dikembangkan oleh Mary Jane Collier dan koleganya yang
menyatakan bahwa pesan yang disampaikan seseorang ketika berinteraksi mungkin berisi beberapa jenis identitas budaya seperti sukubangsa, ras, etnik,
kelas sosial, dan beberapa hal lainnya Littlejohn and Foss, 2010: 260. Teori ini melihat pembentukan identitas adalah bagian reaksi terhadap
anggapan masa lalu dan pengakuan bagian yang berkelanjutan dan dinamis dari klaim identitas, sehingga identitas budaya baik yang diakui maupun yang
dianggap identitas asal itu penting. Identitas seseorang dibentuk dalam interaksi komunikatif dengan orang lain.
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
38 Dalam pertemuan antarbudaya, harapan berbeda tentang identitas serta
gaya komunikasi yang ditampilkan dapat memunculkan rasa gelisah, salah paham bahkan konflik ketika berinteraksi. Imahori dan Cupach melihat identitas budaya
sebagai elemen utama dalam komunikasi antarbudaya. Sedangkan Collier menyebutkan jika ingin menghindari masalah yang berpotensi muncul saat
interaksi antarbudaya, seseorang sebaiknya mengembangkan kompetensi antarbudaya Samovar, et. al., 2010: 200.
2.6. Bahasa dalam Interaksi Komunikasi Antarbudaya