LATAR BELAKANG DAN PERKEMBANGAN

Pusdi kl at was BPKP - 2007 6 Fungsi cont r ol l i ng berperan unt uk mendet eksi pot ensi adanya deviasi at au kel emahan yang t erj adi sebagai umpan bal ik bagi manaj emen dari suat u kegiat an yang dimul ai dari t ahap perencanaan hingga t ahap pel aksanaannya. Hal -hal yang dicakup dal am f ungsi cont r ol l i ng ini mel iput i pencipt aan st andar at au krit eria, pembandingan hasil monit oring dengan st andar, pel aksanaan perbaikan at as deviasi at au penyimpangan, pemodif ikasian dan penyesuaian met ode pengendal ian dari kaca mat a hasil pengendal ian dan perubahan kondisi, sert a pengkomunikasian revisi dan penyesuaiannya ke sel uruh proses manaj emen dengan harapan deviasi at au kel emahan yang pernah t erj adi t idak t erul ang kembal i. Ist il ah c ont r ol i ng sering dit erj emahkan dengan kat a pengendal ian dan pengawasan. Kedua ist il ah ini acapkal i penggunaannya dipert ukarkan t erut ama di l ingkungan sekt or publ ik pemerint ah. Menurut Keput usan Ment eri Pendayagunaan Aparat ur Negara dal am KepmenPan Nomor 19 Tahun 1996 ist il ah pengawasan didef inisikan sebagai sel uruh proses kegiat an penil aian t erhadap obyek pengawasan dan at au kegiat an t ert ent u dengan t uj uan unt uk memast ikan apakah pel aksanaan t ugas dan f ungsi obyek pengawasan dan at au kegiat an t ersebut t el ah sesuai dengan yang dit et apkan. Menurut buku Sist em Administ rasi Negara Republ ik Indonesia SANRI–2002 pengawasan dibagi dal am 4 empat j enis, yait u: Pengawasan Mel ekat Waskat , Pengawasan Fungsional Wasnal , Pengawasan Legisl at if Wasl eg, dan Pengawasan Masyarakat Wasmas. Pert ama, Pengawasan Mel ekat adal ah serangkaian kegiat an yang bersif at sebagai pengendal ian yang t erus menerus dil akukan ol eh at asan l angsung t erhadap bawahannya secara prevent if at au represif agar pel aksanaan t ugas bawahan berj al an secara ef ekt if dan ef isien sesuai dengan rencana kegiat an dan perat uran perundang-undangan yang berl aku Inpres No. 1 Tahun 1989. Secara singkat dapat dikat akan Waskat l ebih diarahkan pada Pusdi kl at was BPKP - 2007 7 pembent ukan suat u sist em yang mampu mengarahkan dan membimbing sel uruh aparat ur dal am pel aksanaan t ugasnya mencapai t uj uan dan sasaran organisasi yang dit et apkan, sert a mampu mencegah t erj adinya penyimpangan, kebocoran, dan pemborosan keuangan negara daerah. Kedua, Pengawasan Legisl at if adal ah pengawasan yang dil akukan ol eh Lembaga Perwakil an Rakyat baik di t ingkat pusat DPR maupun di t ingkat daerah DPRD. Bent uk pengawasan t ersebut l ebih didominasi dari sudut pengawasan pol it ik dan sal ah sat u produknya dal am bent uk perat uran perundang-undangan. Ket iga, Pengawasan Fungsional adal ah pengawasan yang dil akukan ol eh aparat yang t ugas pokoknya mel akukan pengawasan sepert i: BPK, BPKP, Inspekt orat Jenderal Depart emen, Inspekt orat Ut ama Inspekt orat Lembaga Pemerint ah Non Depart emen LPND, dan Badan Pengawas Daerah Bawasda. Aparat f ungsional t ersebut berperan sebagai ” mat a dan t el inga” pimpinan organisasi. Keempat , Pengawasan Masyarakat adal ah pengawasan yang dil akukan ol eh masyarakat t ermasuk l embaga-l embaga swadaya masyarakat dan para pemerhat i yang disuarakan mel al ui berbagai media yang t ersedia sepert i media massa, kot ak pos 5000 dan sebagainya. Pengendal ian yang menj adi f okus pada modul ini adal ah suat u pengendal ian yang mel ekat bui l t -i n dal am suat u sist em yang ada pada set iap akt ivit as at au organisasi. Pengendal ian at au cont r ol pert ama kal i muncul dal am kamus ref erensi Inggris sekit ar t ahun 1600 dan didef inisikan sebagai “ copy of a r ol l of account , a par al l el of t he same qual i t y and cont ent wi t h t he or i gi nal ” . Ol eh Samuel Johnson def inisi di Pusdi kl at was BPKP - 2007 8 at as disimpul kan sebagai “ a r egi st er or account kept by anot her of f i cer , t hat each may be exami ned by t he ot her ” . 2 Kesadaran audit or dal am rangka mengopt imal kan pel aksanaan penugasan audit - apa pun j enis audit nya, pemahaman at as sist em pengendal ian manaj emen sangat diperl ukan. Hal ini t el ah dit et apkan dal am St andar Pekerj aan Audit Aparat Pengawasan Fungsional Pemerint ah APFP yang menyat akan bahwa audit or harus mempel aj ari dan menil ai keandal an sist em pengendal ian manaj emen unt uk menent ukan l uas dan l ingkup penguj ian yang akan dil aksanakan. Seorang audit or t idakl ah mungkin harus mel akukan penguj ian ke sel uruh bidang bagian aspek dari suat u organisasi dengan wakt u, t enaga, dan biaya yang t erbat as. It ul ah sebabnya pemahaman at as sist em pengendal ian manaj emen suat u organisasi unit kerj a yang akan diaudit sangat diperl ukan. Modul pemel aj aran ini t idak dapat dipisahkan dengan modul audit ing karena pemahaman at as sist em pengendal ian manaj emen adal ah bagian yang t idak t erpisahkan dari pemel aj aran mat a dikl at audit ing. It ul ah sebabnya pesert a diharapkan mengert i dan memahami rangkaian penugasan audit yang dimul ai dari perencanaan sampai dengan pel aporan dan monit oring pel aksanaan t indak l anj ut . Ket erkait an ant ara penil aian sist em pengendal ian manaj emen dengan proses pel aksanaan audit dapat digambarkan sebagai berikut : 2 Sawyer. , L. B. , Dit t enhof er, M. A. , Sawyer ’ s Int er nal Audi t i ng, The Pr act i ce of Moder n Int er nal Audi t i ng, The Inst it ut e of Int ernal Audit ing, 4 t h ed. , 1996 hal . 80 Pusdi kl at was BPKP - 2007 9 TELAAH UJI SPM LAPORAN HASI L AUDI T AUDI T LANJUTAN Tah ap an Au d it Op er asion al SURVEI PENDA- HULUAN TAO FAO AO JI KA TI DAK TERUNGKAP TAO, TI DAK DI JUMPAI TEMUAN BERARTI ATAU TI DAK MENDUKUNG AO, AUDI T DI HENTI KAN DAN SUSUN LAPORAN TANPA TEMUAN. Mat a dikl at ini merupakan t ahapan awal bagi seorang audit or dal am pel aksanaan audit sebel um audit or mel akukan penguj ian yang l ebih rinci dan mendal am. Mel al ui pengident if ikasian kel emahan sist em pengendal ian manaj emen suat u organisasi unit kerj a yang diaudit , audit or akan dapat mengeval uasi sert a mengambil keput usan at as bagian- bagian mana saj a yang perl u diuj i l ebih mendal am. Hal ini dil akukan dengan sat u asumsi yait u penyimpangan at au kecenderungan t erj adinya suat u penyimpangan l ebih berpot ensi t erj adi pada bagian at au segmen yang nyat a-nyat a memil iki pengendal ian manaj emen yang l emah. Dengan demikian, pel aksanaan suat u penugasan audit akan dapat dicapai secara ef isien dan ef ekt if apabil a penil aian at au pemahaman at as sist em pengendal ian manaj emen dapat dil akukan.

B. PENGERTIAN SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Sebagaimana t el ah diuraikan di at as def inisi pert ama kal i t ent ang pengendal ian cont r ol adal ah “ copy of a r ol l of account , a par al l el of t he same qual i t y and cont ent wi t h t he or i gi nal ” . Ol eh Samuel Johnson Pusdi kl at was BPKP - 2007 10 def inisi di at as disimpul kan sebagai “ a r egi st er or account kept by anot her of f i cer , t hat each may be exami ned by t he ot her ” . 3 Pengert ian pengendal ian di at as adal ah pengert ian dal am art i yang sempit yang sering disebut sebagai pengecekan int ernal i nt er nal check. Maksudnya adal ah suat u kegiat an yang dil aksanakan ol eh seseorang diawasi ol eh orang l ain, sehingga t ercipt a suat u pengendal ian. George E. Bennet t 1930 mendef inisikan pengecekan int ernal sebagai: A syst em of i nt er nal check may be def i ned as t he coor di nat i on of a syst em of account s and r el at ed of f i ce pr ocedur es i n such a manner t hat t he wor k of one empl oyee i ndependent l y per f or mi ng hi s own pr escr i bed dut i es cont i nual l y checks t he wor k of anot her as t o cer t ai n el ement s i nvol vi ng t he possi bi l i t y of f r aud. 4 Def inisi di at as dapat dit erj emahkan sebagai berikut : suat u sist em pengecekan int ern dapat didef inisikan sebagai koordinasi suat u sist em akun dan prosedur t erkait sedemikian rupa sehingga seorang pegawai yang mel aksanakan t ugasnya secara independen dan t erus menerus t ercek t eruj i ol eh pekerj aan pegawai l ain t ent ang el emen t ert ent u yang mencakup kemungkinan adanya kecurangan. Perkembangan ekonomi dan bisnis semakin maj u secara signif ikan yang dipicu ol eh pengembangan il mu penget ahuan dan t eknol ogi di berbagai aspek memberikan berdampak pada semakin t ingginya risiko yang dihadapi suat u organisasi. Hal ini memicu pemahaman at as pengendal ian yang semakin l uas. Pada t ahun 1949, sebuah l aporan khusus dari Komit e Prosedur Audit Amer i can Inst i t ut e of Cer t i f i ed Publ i c Account ant AICPA dengan j udul “ Int er nal Cont r ol – El ement s of a Coor di nat ed Syst em and It s Impor t ance t o Management and Independence Account ant ” mendef inisikan Pengendal ian Int ern sebagai berikut : 3 Ibid 4 Ibid hal . 81