Kerja memiliki peran terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan?
” 1.3.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kesempatan promosi, pelatihan, dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada
PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat, Medan.
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Bagi PT. Perkebunan Nusantara IV Kantor Pusat Medan Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan pertimbangan
perusahaan dalam pengambilan keputusan dan untuk pengembangan dibidang sumber daya manusia dan komitmen perusahaan yang lebih baik
lagi, untuk mencapai tujuan perusahaan dengan memperhatikan perkembangan nasib karyawan melalui pemberian kesempatan promosi,
pelatihan dan memperhatikan keadaan lingkungan kerja, dan serta meningkatkan kepuasan kerja karyawan pada PT. Perkebunan Nusantara IV
Kantor Pusat, Medan. 2.
Bagi Peneliti Seterusnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber refrensi dan wacana untuk
mengembangkan ilmu manajemen sumber daya manusia yang lebih baik dan lebih luas lagi khususnya bagaimana peran kesempatan promosi,
pelatihan, dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan refrensi untuk penelitian lebih lanjut tentang manajemen sumber daya manusia khususnya pengaruh
kesempatan promosi, pelatihan dan lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Promosi
2.1.1 Pengertian Promosi
Sondang Siagian 2013:169 mengemukakan “Promosi adalah apabila
seorang pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih besar
”. Kesempatan promosi sangat didambakan oleh setiap pegawai, karena dipandang sebagai penghargaan atas keberhasilan seseorang
menunjukkan prestasi kerja yang tinggi dalam menunaikan kewajibannya dalam pekerjaan atau jabatan yang sedang dipangkunya. Mendapatkan kesempatan
promosi juga sekaligus pengakuan atas kemampuan dan potensi pegawai untuk mendapatkan posisi yang lebih tinggi dalam organisasi.
Pengertian lain tentang promosi adalah perpindahan yang memperbesar authority dan responsibility karyawan ke jabatan yang lebih tinggi di dalam suatu
organisasi sehingga kewajiban, hak, status, dan penghasilan semakin besar Hasibuan, 2011:108. Dengan memberikan kesempatan promosi berarti ada
kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan serta kecakapan karyawan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi. Dengan demikian, promosi akan
memberikan status sosial, wewenang authority, tanggung jawab responsibility, serta penghasilan outcomes yang semakin besar bagi karyawan.
Menurut Bangun 2012:212, promosi pekerjaan adalah perpindahan pekerjaan dari suatu pekerjaan ke pekerjaan yang lebih tinggi, atau dikenal dengan
Universitas Sumatera Utara
istilah kenaikan pekerjaan. Seorang tenaga kerja yang dipromosikan berarti mengerjakan pekerjaan yang menuntut tanggung jawab yang lebih besar, oleh
karena itu perlu disesuaikan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki seorang karyawan sesuai dengan tingatan pekerjaan yang akan ditempati.
Sedangkan Sunyoto 2102:124 memandang kesempatan promosi tidak hanya dapat diberikan kepada mereka yang menduduki jabatan manajerial, tetapi
juga bagi yang menduduki jabatan non-manajerial. Karena promosi dianggap sebagai pengakuan dan penghargaan atas keberhasilan seorang karyawan
mengerjakan tanggung jawabnya pada jabatan yang sedang dipangkunya.
2.1.2 Asas-Asas Promosi
Asas promosi harus dituangkan dalam program promosi secara jelas sehingga karyawan mengetahui dan perusahaan mempunyai pegangan untuk
mempromosikan karyawan. Asas-asas promosi ialah Hasibuan, 2011:108: a. Kepercayaan
Promosi hendaknya berasaskan pada kepercayaan mengenai kejujuran, kemampuan,
dan kecakapan
karyawan bersangkutan
dalam menjalankan tugas-tugasnya dengan baik pada jabatan tersebut.
b. Keadilan Promosi
berasaskan keadilan
terhadap penilaian
kejujuran, kemampuan, dan kecakapan semua karyawan. Penilain yang dilakukan
harus jujur dan objektif, tidak mengandung unsur like and dislike.
Universitas Sumatera Utara
c. Formasi Promosi harus berasaskan kepada formasi yang ada, karena pemberian
promosi karyawan hanya mungkin dilakukan jika ada formasi jabatan yang kosong. Untuk itu pada asas ini harus ada uraian pekerjaan job
description yang jelas.
2.1.3 Dasar-Dasar Promosi
Program pemberian kesempatan promosi hendaknya memberikan informasi yang jelas, apa saja yang dijadikan dasar pertimbangan untuk
mempromosikan karyawan. Hal ini penting agar karyawan dapat mengetahui dam memperjuangkan posisinya di perusahaan. Pedoman yang dijadikan dasar untuk
mempromosikan karyawan adalah Hasibuan, 2011:109: a. Pengalaman
Pengalaman senioritas yaitu promosi yang didasari pada lamanya pengalaman kerja karyawan. Ini berarti orang yang lebih lama bekerja
dalam perusahaan mendapat prioritas lebih dalam mendapatkan promosi.
Kelebihan dari dasar pengalaman senioritas ini adalah adanya pengakuan dan penghargaan bahwa pengalaman adalah guru yang
berharga. Dengan pengalaman, karyawan akan dapat mengembangkan kemampuannya sehingga karyawan tetap betah bekerja pada
perusahaan dengan harapan suatu waktu ia akan mendapatkan kesempatan promosi.
Universitas Sumatera Utara
Kekurangannya adalah karyawan yang kemampuannya sangat terbatas, tetapi karena sudah lama bekerja tetap dipromosikan. Itu berarti
perusahaan akan dipimpin oleh seseorang yang berkemampuan rendah, dan dengan demikian perkemabangan atau kemajuan perusahaan
diragukan. b. Kecakapan
Kecakapan ability yaitu sesorang akan dipromosikan berdasarkan penilaian kecakapan. Dalam hal ini, kecakapan atau keahlian karyawan
yang menjadi pertimbangan untuk mendapatkan prioritas pertama untuk dipromosikan.
Kecakapan ini diperlukan dalam pelaksanaan prosedur kerja yang praktis, teknik-teknik khusus, dan disiplin ilmu pengetahuan. Selain itu
juga dalam meyatukan dan menyelaraskan bermacam-macam elemen yang terlibat dalam penyusunan kebijaksanaan dan di dalam situasi
manajemen. Dan kecakapan ini juga diperlukan dalam memberikan motivasi secara langsung.
c. Kombinasi Pengalaman dan Kecakapan Kombinasi pengalaman dan kecapakan yaitu promosi yang
berdasarkan pada lamanya pengalaman dan kecakapan karyawan. Hal ini dapat dilihat pada lamanya dinas, ijazah pendidikan formal yang
dimiliki, dan hasil ujian kenaikan golongan. Cara ini adalah yang paling tepat untuk dijadikan dasar penilaian
pemberian kesempatan promosi. Karena yang berhak mendapatkan
Universitas Sumatera Utara
promosi adalah tidak hanya paling berpengalaman tetapi juga yang terpintar. Kelemahannya adalah karyawan yang kurang mampu akan
frustasi dan mengundurkan diri, selain itu adanya biaya lebih karena ujian kenaikan golongan.
2.1.4 Tujuan Promosi
Tujuan promosi menurut Hasibuan 2011:113 adalah: 1. Untuk memberikan pengakuan, jabatan, dan imbalan jasa yang
semakin besar kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi. 2. Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggan pribadi, status sosial
yang semakin tinggi, dan penghasilan yang semakin besar. 3. Untuk merangsang agar karyawan lebih bergairah bekerja, berdisiplin
tinggi, dan memperbesar produktivitas kerjanya. 4. Untuk menjamin stabilitas kepegawaian dengan direalisasinya promosi
kepada karyawan dengan dasar dan pada waktu yang tepat serta penilaian yang jujur.
5. Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai multiplier effect dalam perusahaan karena timbulnya lowongan
berantai. 6. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan
kreativitas dan inovasinya yang lebih baik demi keuntungan optimal perusahaan.
7. Untuk menambahmemperluas pengetahuan serta pengalaman kerja para karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya.
8. Untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya berhenti. Agar jabatan itu tidak kosong maka dipromosikan kepada karyawan lainnya.
9. Karyawan yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat, semangat, kesenangan, dan ketenangannya dalam bekerja semakin meningkat
sehingga produktivitas kerjanya juga meningkat. 10. Untuk mempermudah penarikan pelamar sebab dengan adanya
kesempatan promosi merupakan daya pendorong serta perangsang bagi pelamar-pelamar untuk memasukkan lamarannya.
11. Promosi akan memperbaiki status karyawan dari karyawan sementara menjadi karyawan tetap setelah lulus dalam masa percobannya.
2.1.5 Jenis-Jenis Promosi
Jenis promosi menurut Hasibuan 2011:113 ada empat yaitu promosi sementara, promosi tetap, promosi kecil, dan promosi kering.
Universitas Sumatera Utara
a. Promosi Sementara Temporary Promotion Promosi ini diberikan kepada seorang karyawan untuk sementara karena
adanya jabatan kosong yang harus segera diisi. b. Promosi Tetap Permanent Promotion
Sifat promosi ini adalah tetap. Promosi ini diberikan kepada karyawan yang telah memenuhi syarat untuk dipromosikan.
c. Promosi Kecil Small Scale Promotion Menaikkan jabatan karyawan dari jabatan yang tidak sulit dipindahkan
ke jabatan yang sulit yang meminta keterampilan tertentu, tetapi tidak disertai dengan peningkatan wewenang, tanggung jawab, dan gaji.
d. Promosi Kering Dry Promotion Kenaikan jabatan yang diberikan kepada seorang karyawan ke jabatan
yang lebih tinggi disertai dengan peningkatan pangkat, wewenang, dan tanggung jawab tetapi tidak disertai dengan kenaikan gaji atau upah.
2.2 Pelatihan
2.2.1 Pengertian Pelatihan
Pelatiahan adalah proses untuk mempertahankan atau memperbaiki keterampilan karyawan untuk menghasilkan pekerjaan yang efektif Bangun,
2012:201. Pelatihan harus diberikan kepada setiap karyawan dalam perusahaan. Manajemen bersama-sama dengan karyawan mengidentifikasikasi tujuan dan
sasaran strategis dalam mecapai tujuan perusahaan. Para manajer perusahaan harus menyadari betapa pentingnya pelatihan untuk meningkatkan kepuasan kerja.
Universitas Sumatera Utara
Sunyoto 2012:137 memandang pelatihan tenaga kerja bagi suatu organisasi merupakan aktivitas yang cukup penting untuk dilakukan, dimana hal
ini akan meningkatkan produktivitas kerja dan prestasi kerja bagi tenaga kerja itu sendiri dan organisasi dimana tenaga kerja tersebut bekerja. Secara ideal pelatihan
harus didesain untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi, yang pada waktu yang bersamaan juga mewujudkan tujuan-tujuan dari para pekerja secara perorangan.
Pengertian lain mengenai pelatihan menurut Gary Dessler 2006:280 bahwa pelatihan merupakan proses mengajar keterampilan yang dibutuhkan
karyawan untuk melakukan pekerjaannya.
2.2.2 Tujuan dan Manfaat Pelatihan
Pelatihan tenaga kerja yang diselenggarakan oleh suatu organiasi atau perusahaan mempunyai agenda tertentu, yaitu mengenai tujuan dan manfaat dari
pelatihan untuk tenaga kerja itu sendiri. 1. Adapun tujuan pelatihan menurut Sunyoto 2012:140:
a. Memperbaiki kinerja Karyawan-karyawan yang bekerja secara tidak memuaskan karena
kekurangan keterampilan merupakan sasaran utamapelatihan. Pelatihan dibutuhkan untuk mengisi kekurangan kinerja sesungguhnya dan
kinerja terprediksi karyawan. b. Mengurangi waktu belajar
Sistem seleksi karyawan tidaklan sempurna, meskipun hasil tes, wawancara, dan data lainnya menunjukkan probabilitas yang tinggi
akan kesuksesan pekerjaan oleh pelamar terkadang terdapat saat
Universitas Sumatera Utara
dimana predeksi tersebut terbukti tidak valid. Pelatihan sering diperlukan untuk mengisi gap antara kinerja karyawan yang
diprediksikan dengan kinerja aktualnya. c. Memutakhirkan keahlian para karyawan
Melalui pelatihan memastikan bahwa karyawan dapat secara efektif menggunakan teknologi-teknologi baru. Manajer dan karyawan di
semua bidang harus secara konstan mengetahui kemajuan-kemajuan teknologi.
d. Memecahkan permasalahan operasional Persoalan organisasional menyerang dari berbagai penjuru. Pelatihan
adalah salah satu cara terpenting guna memecahkan banyak dilemma yang harus dihadapi oleh para manajer. Pelatihan dalam berbagai
bidang yang diberikan oleh perusahaan membantu karyawan dalam memecahkan masalah organisasional dan melaksanakan pekerjaan
secara efektif. e. Promosi karyawan
Pelatihan adalah unsur kunci dalam sistem pengembangan karier. Salah satu cara untuk menarik, menahan, dan memotivasi karyawan
adalah melalui program pengembangan karier yang sistematik. f. Orientasi karyawan terhadap organisasi
Selama bekerja, karyawan pasti mempunyai kesan mereka terhadap organisasi dan tim manajemen. Kesan ini dapat meliputi dari kesan
yang menyenangkan sampai yang tidak mengenakkan dan dapat
Universitas Sumatera Utara
memperngaruhi kepuasan kerja dan produktivitas keseluruhan karyawan. Karena alas an inilah beberapa pelaksana orientasi
melakukan upaya bersama supaya secara benar, agar ada orientasi karyawan terhadap organisasi dan pekerjaan.
g. Memenuhi kebutuhan pertumbuhan pribadi Pelatihan dan pengembangan dapat memainkan peran ganda dengan
menyediakan aktivitas yang membuahkan efektivitas organisasional yang lebih besar dan meningkatkan pertumbuhan pribadi bagi semua
karyawan. 2. Manfaat pelatihan:
a. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas b. Mengurangi waktu belajar yang diperlukan karyawan agar mencapai
standar kinerja yang dapat diterima c. Menciptakan
sikap loyalitas
dan kerja
sama yang
lebih menguntungkan
d. Memenuhi kebutuhan-kebutuhan perencanaan sumber daya manusia e. Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja
f. Membantu karyawan dalam peningkatan dan pengembangan pribadi mereka
2.2.3 Proses Pelatihan
Penerapan pelatihan yang efektif dapat dilakukan melalui proses pelatihan secara sistematis. Gambar 2.1 menunjukkan empat langkah dalam proses
pelatihan.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Bangun 2012:203, data diolah
a. Kebutuhan Pelatihan Dalam analisis kebutuhan pelatihan, ada tiga sumber yang menjadi
pertimbangan yang penting untuk diperhatikan yaitu analisis organisasional, analisis pekerjaan, dan analisis individual.
Analisis Organisasional. Analisis ini merupakan proses untuk mendiagnosis
kebutuhan-kebutuhan pelatihan, dengan melakukan invetarisasi pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan karyawan pada masa sekarang untuk disesuaikan
dengan masa yang akan datang.
Analisis Pekerjaan. Cara ini dilakukan dengan membandingkan pengetahuan,
keterampilan, dan kemampuan karyawan dengan persyaratan pekerjaan. Dengan membuat uraian pekerjaan akan dapat ditentukan persyaratan yang harus dimiliki
para karyawan untuk dapat mengerjakan suatu pekerjaan tertentu.
Kebutuhan Pelatihan:
Analisis organisasional Analisis pekerjaan
Analisis individual
Perancangan Pelatihan:
Kesiapan peserta Kemampuan pelatih
Materi pelatihan
Pelaksanaan Pelatihan
Penilaian Pelatihan
Universitas Sumatera Utara
Analisis Individual. Analisis ini mengidentifikasi kinerja individu dalam
organisasi, memberikan pelatihan bagian individu yang memiliki kinerja yang rendah.
b. Perancangan Pelatihan Setelah kebutuhan pelatihan ditentukan berdasarkan analisis yang
dilakukan, maka langkah selanjutnya adalah perancangan pelatihan. Dalam merancang pelatihan terdapat tiga faktor penting yang perlu diperhatikan, antara
lain, kesiapan peserta pelatihan, kemampuan pelatih, dan materi pelatihan.
Kesiapan Peserta Pelatihan. Kegiatan pelatihan dapat berhasil jika para peserta
latihan siap dalam mengikutinya. Para peserta pelatihan yang siap berarti mereka mempunyai keterampilan-keterampilan dasar yang diperlukan, ada motivasi, dan
ada efektivitas diri. Para peserta pelatihan harus mempunyai keinginan yang tinggi untuk dapat berhasil dalam melaksanakan pekerjaannya.
Kemampuan Pelatih. Kemampuan pelatih sangat besar pengaruhnya dalam
mencapai mencapai keberhasilan pelatihan. Seorang pelatih dituntut untuk dapat menguasai materi pelatihan semaksimal mungkin agar peserta latihan dapat
memperoleh pengetahuan dari materi yang disampaikan. Pelatih harus dibekali dengan pengetahuan yang sesuai dengan materi pelatihan.
Materi Pelatihan. Materi pelatihan yang disampaikan harus sesuai dengan
persyaratan pekerjaan. Perusahaan membuat materi pelatihan yang dapat disampaikan oleh pelatih dan mudah untuk dipahami para peserta latihan. Untuk
mempermudah dipahami, materi dapat dibuat berdasarkan kebutuhannya, misalnya materi yang sudah ada, dan pengalaman pelatihan. Selain itu, materi
Universitas Sumatera Utara
pelatihan juga dapat dibuat berdasarkan dengan latar belakang pendidikan peserta pelatihan, agar mudah diterima.
c. Pelaksanaan Pelatihan Dalam melaksanakan pelatihan, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian
atas metode-metode yang digunakan. Dalam prakteknya terdapat berbagai pendekatan yang dapat digunakan untuk memilih metode yang tepat sebagai
instrument pelatihan. Berbagai faktor perlu diperhatikan agar hasil pelatihan efektif, antara lain sifat pelatihan, identifikasi peserta latihan, kemampuan
pelatihan, lokasi geografis, biaya, waktu, dan lamanya pelatihan. d. Penilaian Pelatihan
Penilaian pelatihan dilakukan untuk melihat hasil yang dicapai dengan membandingkan setelah dilakukan pelatihan dengan tujuan-tujuan yang
diharapkan oleh perusahaan. Penilaian penting dilakukan karena mengingat pelatihan membutuhkan waktu dan biaya yang besar, maka perlu dilakukan
pertimbangan dari manfaat dengan pengorbanan saat pelaksanaan pelatihan.
2.3 Lingkungan Kerja
2.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja merupakan komponen yang sangat penting di dalam karyawan
melakukan aktivitas
bekerja Sunyoto,
2013:43. Dengan
memperhatikan lingkungan kerja yang baik atau menciptakan kondisi kerja yang mampu memberikan motivasi untuk bekerja, maka akan membawa pengaruh
terhadap kegairahan atau semangat karyawan bekerja serta kepuasan kerja karyawan.
Universitas Sumatera Utara
Lingkungan kerja menurut Sedarmayanti 2001:1 adalah “keseluruhan
alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan sekitarnya dimana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan
maupun sebagai kelompok ”.
Pengertian lain menurut Nitisemito 2000:183, lingkungan kerja adalah “segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya
dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan ”. Lingkungan kerja merupakan
segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja, bukan berasal dari internal karyawan. Tetapi lingkungan kerja mampu mempengaruhi karyawan dalam kinerjanya.
Lingkungan yang kotor, suhu udara yang terlalu lembab dan panas, ruang kerja yang kotor dan tidak tertata dengan rapi, serta tidak adanya keamanan di sekitar
tempat kerja, mempengaruhi kenyamanan karyawan dalam bekerja dan akan mempengaruhi konsentrasinya dalam bekerja.
2.3.2 Jenis-Jenis Lingkungan Kerja
Sedarmayanti 2001:21 mengemukakan bahwa secara garis besar lingkungan kerja terbagi 2 dua yaitu:
1. Lingkungan Kerja Fisik Lingkungan kerja fisik adalah
“semua keadaan berbentuk fisik yang terdapat disekitar tempat kerja yang dapat mempengaruhi karyawan baik secara
langsung maupun tidak langsung ”. Lingkungan kerja fisik dapat dibagi ke
dalam 2 dua kategori, yaitu: 1 Lingkungan yang langsung berhubungan dengan karyawan, seperti
pusat kerja, kursi, meja dan sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
2 Lingkungan perantara atau lingkungan umum dapat juga disebut lingkungan kerja yang mempengaruhi kondisi manusia, misalnya;
temperatur, kelembaban, sirkulasi udara, pencahayaan, kebisingan, getaran mekanis, bau tidak sedap, warna dan lain-lain.
2. Lingkungan Kerja Non Fisik Sedarmayanti 2001:31 mengemukakan bahwa lingkungan kerja non fisik
adalah “semua keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja,
baik hubungan dengan atasan atau hubungan dengan sesama rekan kerja, ataupun hubungan dengan bawahan
”. Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang tidak bisa diabaikan.
2.3.3 Faktor-Faktor Lingkungan Kerja
Setiap perusahaan tentunya mempunyai cara akan suatu faktor yang mendukung demi keberhasilan dan kemajuan perusahaan. Menurut Sunyoto
2013:45 ada beberapa faktor yang berkaitan dengan lingkungan fisik organisasi, sebagai berikut:
a. Hubungan Karyawan Dalam hubungan karyawan terdapat dua hubungan yaitu hubungan
sebagai individu dan hubungan sebagai kelompok. Hubungan yang harmonis antara karyawan dengan karyawan dan karyawan dengan
atasan akan menjadi motivasi tersendiri bagi karyawan. Sedangkan dalam hubungan sebagai kelompok ada beberapa yang
mendapatkan perhatian agar keberadaan ini menjadi lebih produktif, yaitu:
Universitas Sumatera Utara
- Kepemimpinan yang baik Gaya kepemimpinan seseorang akan sangat berpengaruh pada baik
atau tidaknya dalam pengembangan sumber daya manusia untuk waktu yang akan datang. Selain itu seorang pemimpin juga harus
benar-benar mengerti lingkungan disekitarnya agar mampu membaca situasi di dalam perusahaannya dan karyawannya.
- Distribusi informasi yang baik Distribusi dan pendistribusian informasi yang baik akan dapat
memperlancar arus informasi yang diperlukan oleh organisasi atau perusahaan.
- Kondisi kerja yang baik Kondisi kerja yang baik adalah kondisi yang dapat mendukung
dalam penyelesaian pekerjaan oleh karyawan. Segenap fasilitas yang diperlukan dalam mengerjakan pekerjaan bagi karyawan
merupakan suatu hal yang harus dipenuhi oleh perusahaan. - Sistem pengupahan yang jelas
Seluruh karyawan mengerti dan jelas berapa upah yang akan diterima. Para karyawan dapat menghitung sendiri jumlah upah
yang akan diterima dengan mudah. b. Tingkat kebisingan lingkungan kerja
Lingkungan kerja yang tidak tenang atau bising akan dapat menimbulkan
pengaruh yang
kurang baik
yaitu adanya
ketidaktenangan dalam bekerja. Bagi para karyawan tentu saja
Universitas Sumatera Utara
ketenangan lingkungan kerja sangat membantu dalam penyelesaian pekerjaan dan ini dapat meningkatkan produktivitas kerja.
c. Peraturan kerja Peraturan kerja yang baik dan jelas dapat memberikan pengaruh yang
baik terhadap kepuasan dan kinerja para karyawan untuk pengembangan karier di perusahaan tersebut. Dengan perangkat
peraturan tersebut karyawan akan dituntut untuk menjalankan aktifitasnya guna mencapai tujuan perusahaan maupun tujuan individu
dengan pasti. d. Penerangan
Penerangan bukanlah terbatas pada penerangan listrik, tetapi termasuk juga penerangan matahari. Hal ini sering kali karyawan memerlukan
penerangan yang cukup, apalagi jika pekerjaan yang dilakukan menuntut ketelitian.
Penerangan yang baik akan mendapatkan keuntungan sebagai berikut Assauri 1980:54:
- Menaikkan produksi dan menekan biaya kerja - Memperbesar ketepatan sehingga akan memperbaiki kualitas dari
barang yang dihasilkan - Meningkatkan pemeliharaan gedung dan kebersihan pabrik secara
umum - Mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi
- Memudahkan pengamatan atau pengawasan - Memperbaiki moral para pekerja
- Lebih mudah untuk melihat, sehingga memudahkan untuk
melanjutkan kegiatan produksi oleh para pekerja - Penggunaan ruang yang lebih baik
- Mengurangi perputaran tenaga kerja - Mengurangi terjadinya kerusakan dari barang-barang yang
dikerjakan dan mengurangi hasil yang perlu dikerjakan kembali
Universitas Sumatera Utara
e. Sirkulasi Udara Sirkulasi atau pertukaran udara yang cukup maka pertama yang harus
dilakukan adalah pengadaan ventilasi. Ventilasi harus cukup lebar terutama pada ruangan-ruangan yang dianggap cukup panas.
Menurut Ahyari 1994:78, cara untuk mengatur suhu udara sebagai berikut:
- Ventilasi yang cukup Ruang dengan ventilasi yang baik akan dapat menjamin
pertukaran udara, sehingga akan mengurangi rasa panas yang dirasakan oleh para karyawan dalam bekerja, karena udara di
dalam ruangan akan menjadi terasa sejuk dan tidak lembap serta kotor. Keadaan seperti ini akan membantu memelihara
kesehatan pekerja.
- Pemasangan kipas angina tau AC Sirkulasi udara dapat dibantu dengan pemasangan kipas angin
yang proporsional dengan luas ruang kerja. Di samping itu ruang kerja menjadi nyaman dan sejuk dapat juga dipasang AC,
sehingga membuat para karyawan akan menjadi betah dalam menjalankan pekerjaannya.
- Pemasangan Humidifier Dengan alat pengukur kelembapan suhu udara, maka akan
dapat diketahui tingkat kelembapan udara di ruang kerja dan ini dapat sebagai usaha preventif, agar para karyawan bekerja lebih
dengan tenang.
f. Keamanan Lingkungan kerja dengan rasa aman akan menimbulkan ketenangan
dan kenyamanan, dimana hal ini akan dapat memberikan dorongan semangat untuk bekerja.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Kepuasan Kerja 2.4.1 Pengertian Kepuasan Kerja
Terdapat bermacam-macam pengertian kepuasan kerja menurut Sutrisno 2013:74. Pertama, pengertian yang memandang kepuasan kerja sebagai suatu
reaksi emosional yang merupakan akibat dari dorongan, keinginan, tuntutan, dan harapan-harapan karyawan terhadap pekerjaan yang dihubungkan dengan realitas-
realitas yang dirasakan karyawan, sehingga menimbulkan suatu bentuk reaksi emosional yang berwujud perasaan senang, perasaan puas ataupun perasaan tidak
puas. Kedua, bahwa kepuasan kerja adalah suatu sikap karyawan terhadap pekerjaan yang berhubungan dengan situasi kerja, kerja sama antar karyawan,
imbalan yang diterima dalam kerja, dan hal-hal yang menyangkut faktor fisik dan psikologis.
Pengertian lain menurut Hasibuan 2011:202 kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap puas ini
dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan, dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar
pekerjaan. Keith Davis 1985:96 mengemukakan bahwa job satisfaction is the
favorableness or unfavorableness with employees view their work, atau kepuasan kerja adalah menyokong atau tidak menyokong yang dialami pegawai dalam
bekerja. Menurut Handoko Sutrisno, 2013:75, kepuasan kerja adalah keadaan
emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi para karyawan
Universitas Sumatera Utara
memandang pekerjaan mereka. Hal tersebut terlihat dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerja.
2.4.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Sutrisno 2013:80 mengemukakan faktor-faktor yang memberikan kepuasan adalah:
1. Faktor Sosial Faktor sosial merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial
antarkaryawan maupun karyawan dengan atasan. 2. Faktor Fisik
Faktor fisik merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik karyawan, yaitu meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu dan waktu istirahat,
keadaan lingkungan kerja, kondisi kesehatan karyawan, dan umur. 3. Faktor Finansial
Faktor finansial merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan, yaitu meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial,
tunjangan, fasilitas, pelatihan dan promosi. Selain itu, ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut
Hasibuan 2011:203 yaitu: 1. Balas jasa yang adil dan layak
2. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian 3. Berat-ringannya pekerjaan
4. Suasana dan lingkungan kerja 5. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan
6. Sikap pemimpin dalam kepemimpinannya 7. Sifat pekerjaan monoton atau tidak
Universitas Sumatera Utara
2.4.3 Teori-Teori tentang Kepuasan Kerja
Mangkunegara 2011:120 dalam bukunya mengemukakan kembali teori- teori tentang kepuasan kerja yaitu:
1. Teori Keseimbangan Menurut teori ini, puas atau tidak puasnya seorang karyawan
merupakan hasil dari membandingkan antara input-outcome dirinya dengan perbandingan input-outcome pegawai lain. Jadi jika
perbandingan dirasakan seimbang maka karyawan tersebut akan merasa puas.
2. Teori Perbedaan Teori ini mengemukakan bahwa kepuasan kerja karyawan bergantung
pada perbedaan antara apa yang didapat dan apa yang diharapkan oleh karyawan. Apabila yang didapat karyawan ternyata lebih besar
daripada apa yang diharapkan maka karyawan tersebut menjadi puas. Sebaliknya apabila yang didapat lebih rendah daripada yang
diharapkan akan menyebabkan karyawan tidak puas. 3. Teori Pemenuhan Kebutuhan
Menurut teori ini, kepuasan kerja karyawan bergantung pada terpenuhi atau tidaknya kebutuhan karyawan. Karyawan akan merasa puas jika
karyawan tersebut mendapatkan apa yang dibutuhkannya. 4. Teori Pandangan Kelompok
Kepuasan kerja karyawan bukanlah bergantung pada pemenuhan kebutuhan saja, tetapi menurut teori ini kepuasan kerja juga sangat
Universitas Sumatera Utara
bergantung pada pandangan dan pendapat kelompok yang oleh para karyawan dianggap sebagai kelompok acuan. Jadi, karyawan akan
merasa puas apabila hasil kerjanya sesuai dengan minat dan kebutuhan yang diharapkan oleh kelompok acuan.
5. Teori Dua Faktor dari Herzberg Menurut teori dua faktor yang dikembangkan Herzberg ini, dua faktor
yang dapat menyebabkan timbulnya rasa puas atau tidak puas yaitu faktor pemeliharaan dan faktor pemotivasian.
2.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Fribali 2014 dengan judul penelitian “Pengaruh pelatihan, promosi jabatan, serta pemberian insentif terhadap kinerja karyawan PT. Bank SUMUT
Kantor Cabang Utama Medan”, variabel yang digunakan ialah pelatihan, promosi jabatan, dan kinerja dengan hasil penelitian pelatihan, promosi jabatan, dan
pemberian insentif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank SUMUT Kantor Cabang Utama Medan.
Tarigan 2011 pada penelitiannya denga n judul “Analisis pengaruh
kompensasi dan promosi jabatan terhadap kepuasan kerja pegawai pada PT. Asuransi Jiwasraya Regional Office
Medan” dengan variabel kompensasi, promosi jabatan, dan kepuasan kerja memperoleh hasil kompensasi dan promosi
jabatan berpengaruh sangat signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan PT. Asuransi Jiwasraya Regional Office RO Medan.
Anbri 2014 pada penelitiannya dengan judul “Pengaruh gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank
Universitas Sumatera Utara
Central Asia, Tbk KCP Pulo Brayan Medan ” dengan variabel penelitian gaya
kepemimpinan, lingkungan kerja, dan kinerja memperoleh hasil penelitian Gaya kepemimpinan dan lingkungan kerja berpengaruh secara serempak terhadap
kinerja PT. Bank Central Asia, Tbk KCP Pulo Brayan Medan.
Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Judul Penelitian
Variabel Penelitian Metode
Penelitian Hasil Penelitian
Fribali, Budi
Arief 2014
Pengaruh Pelatihan,
Promosi Jabatan, serta Pemberian
Insentif terhadap
Kinerja Karyawan
pada PT.
Bank SUMUT Kantor Cabang Utama Medan.
Pelatihan, Promosi Jabatan,
Insentif, dan Kinerja.
Analisis regresi
linear berganda
Pelatihan, promosi jabatan, dan
pemberian insentif
berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja
karyawan pada PT. Bank SUMUT Kantor Cabang
Utama Medan.
Tarigan, Epta
Riana 2011 Anlisis
Pengaruh Kompensasi
dan Promosi
Jabatan terhadap
Kepuasan Kerja
Pegawai PT.
Asuransi Jiwasraya
Regional Office RO Medan
Kompensasi, Promosi
Jabatan, dan
Kepuasan Kerja
Analisis Regresi
Linear Berganda.
Kompensasi dan promosi jabatan berpengaruh sangat
signifikan terhadap
kepuasan kerja pegawai PT. Asuransi
Jiwasraya Regional
Office RO
Medan. Anbri, Alvi
2010 Pengaruh Gaya
Kepemimpinan dan Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
Bank Central Asia, Tbk KCP Pulo Brayan
Medan Gaya
kepemimpinan, Lingkungan kerja,
dan Kinerja Analisis
Statistik dan
Analisis Regresi
Linear Berganda
Gaya kepemimpinan dan lingkungan
kerja berpengaruh
secara serempak terhadap kinerja
PT. Bank Central Asia, Tbk KCP Pulo Brayan Medan.
Sumber: Fribali 2014, Tarigan 2011, Anbri 2010.
2.6 Kerangka Konseptual