pengertian lingkungan kerja menurut beberapa ahli sebagai berikut:
1 Lingkungan kerja adalah suatu lingkungan dimana
karyawan tersebut bekerja dan melaksanakan tugas sehari-hari yang meliputi pelayanan perusahaan
terhadap karyawan, kondisi kerja karyawan, dan hubungan antar karyawan di dalam perusahaan yang
bersangkutan Agus Ahyari, 1994: 124-125. 2
Lingkungan kerja adalah semua faktor fisik, psikologis, sosial, dan jaringan hubungan yang berlaku dalam
organisasi dan berpengaruh terhadap karyawan Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994: 103
Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah semua faktor fisik,
psikologis, sosial, dan jaringan hubungan yang berlaku dalam organisasi dan mempengaruhi karyawan dalam
melaksanakan tugas sehari-hari di dalam perusahaan yang bersangkutan.
b. Lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja non fisik
Lingkungan kerja mencakup dua unsur yang utama, yaitu unsur lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja psikis
Nitisemito,1982 : 184-197
1 Lingkungan fisik adalah lingkungan yang berupa
kebendaan, sehingga bisa mempengaruhi secara langsung maupun tidak langsung bagi karyawan
pada saat bekerja 2
Lingkungan psikisnon fisik adalah lingkungan yang berada disekitar lingkungan kerja, yang lebih
bersifat kejiwaan
dan batin
sehingga mempengaruhi seseorang, dalam hal ini para
karyawan di perusahaan saat melakukan pekerjaan terutama yang berhubungan dengan pimpinan
perusahaansesama rekan kerja.
Dari berbagai pengertian diatas mengenai persepsi karyawan dan lingkungan kerja dapat disimpulkan
bahwa persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik adalah
pemahamanpenilaian karyawan
terhadap kondisi tempat kerja melalui penginterpretasian
terhadap penangkapan stimulus yang berupa keadaan atau kondisi fisik tempat kerja dan akan mempengaruhi
tingkah laku karyawan dalam bekerja. Sedangkan pada lingkungan kerja spikis adalah pemahamanpenilaian
karyawan terhadap kondisi tempat kerja melalui penginterpretasian terhadap penangkapan stimulus
yang berkaitan dengan lingkungan kerja, baik hubungan dengan atasan maupun sesame rekan kerja.
c. Faktor-faktor yang termasuk dalam lingkungan kerja
Faktor yang termasuk lingkungan kerja spikis atau non fisik, antara lain sebagai berikut:
1 Hubungan dengan atasan
Dalam mewujudkan tercapainya tujuan organisasi diperlukan adanya kerjasama yang baik antara
karyawan dengan atasan, dengan demikian berarti sebuah perusahaan harus mampu menciptakan suasana
sinkron dan kondusif, dimana pimpinan perusahaan mampu
bekerjasama dengan
karyawan serta
mengarahkantujuan organisasi secara efektif sehingga para karyawan merasakan bahwa tujuan tersebut adalah
tujuan mereka bersama serta memiliki kepuasan kerja yang tinggi.
2 Hubungan dengan rekan kerja
Kerja sama dengan rekan sekerja merupakan interaksi antara seseorang dengan orang lain dalm situasi kerja
atau dalam perusahaan. Kerjasama dalam perusahaan terbina dengan baik membantu kelancaran dalam
melaksanakan tugas dan menghasilkan pekerjaan yang memuaskan.
Faktor yang mencakup dalam lingkungan kerja fisik antara lain terdiri dari:
a Kebersihan
Dengan keadan lingkungan yang bersih akan dpat menimbulkan
rasa senang
sehingga dapat
mempengaruhi semangat kerja. b
Penerangan Dengan penerangan yang cukup dan tidak silau akan
membuat karyawan dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik, teliti dan kelelahan dapat dikurangi.
c Ventilasi
Manfaat dari ventilasi bagi karyawan yang bekerja di perusahaan sangat besar. Karyawan dapat merasa
nyaman dan udara di sekitar terasa segar sebab adanya pergantian udara sehingga dapat membuat pekerja
kerasan dan betah saat melakukan pekerjaan. d
Sarana dan prasarana Manfaat dari sarana dan prasarana sangat berguna
untuk menambah kinerja yang optimal bagi karyawan. Peningkatan produktivitas, serta diutamakan dapat
memberikan nilai tambah pemanfaatan produk, khususnya dalam hal pelaksanaan proses produksi bagi
perusahaan.
e Tata ruang dalam perusahaan
Tata ruang sangat mendukung aktivitas kerja bagi karyawan. Pada intinya karyawan cenderung bosan
terhadap keadaan ruangan yang kaku. Oleh karena itu, penataan ruang yang layak dan didukung dengan
desain yang bervariasi dapat menambah suasana kerasan bagi karyawan untuk berada dalam ruang
kerjanya. f
Kebisingan Kebisingan akan mengganggu konsentrasi, dengan
terganggunya konsentrasi maka pekerjaan yang dilakukan akan banyak timbul kesalahan ataupun
kerusakan. Kebisingan yang terjadi terus menerus harus dapat disikapi perusahaan agar suasana kerja
menjadi kondusif.
6. Kepuasan kerja
Kepuasan kerja secara umum dapat dikatakan bahwa sikap karyawan
terhadap bagaimana
mereka memandang
pekerjaannya. Kepuasan
karyawan dapat
memberikan beberapa manfaat, diantaranya menciptakan hubungan yang
harmonis antara perusahaan dengan pegawai. Kepuasan atau ketidakpuasan karyawan adalah respon karyawan terhadap
evaluasi tingkat kesesuaian antara harapan sebelumnya dan
kinerja pekerjaan yang dirasakan oleh karyawan. Sama halnya kepuasan dari perspektif pemasaran menurut Philip Kotler dan
Kevin Lane Keller 2007: 177 yang menyatakan bahwa kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang
muncul setelah membandingkan kinerja atau hasil suatu produk yang dipikirkan terhadap kinerja yang diharapkan.
Jadi, kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atau kesan atas kinerja dan harapan. Jika kinerja berada dibawah harapan
maka karyawan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka karyawan akan puas. Jika kinerja melebihi harapan maka
karyawan akan amat puas atau senang. a.
Pengertian kepuasan kerja Pengertian kepuasan kerja menurut Tiffin:
Kepuasan kerja berhubungan dengan sifat dari karyawan terhadap pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, kerjasama
antara pimpinan dan sesama karyawan Moh As’ad, 1978: 62
Pengertian kepuasan kerja menurut Blum Kepuasan kerja merupakan sikap umum yang merupakan
hasil dari beberapa sikap khusus terhadap faktor-faktor pekerjaan, penyesuian diri dari hubungan sosial individu di
luar kerja Moh As’ad, 1978: 62
Dari pendapat beberapa ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu sikap
yang positif yang menyangkut penyesuian diri yang sehat dari para karyawan terhadap kondisi dan situasi kerja, termasuk di
dalamnya social para karyawan.
b. Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut As’ad 2003:114 yaitu:
1 Kesempatan untuk maju, yaitu ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman dan peningkatan kemampuan
selama kerja. 2 Keamanan, sering disebut sebagai penunjang kepuasan
kerja baik bagi karyawan pria maupun wanita. 3 Gajiupah lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan dan
jarang orang mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang diperolehnya.
4 Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan situasi dan kondisi kerja yang stabil.
5 Pengawasan atau supervisi, bagi karyawan, supervisor diangap sebagai figur ayah sekaligus atasannya.Supervisi yang
buruk dapat mengakibatkan kemangkiran dan perputaran pegawai.
6 Faktor intrinsik dari pekerjaan. Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan ketrampilan tertentu. Sukar mudahnya
serta kebanggaan akan tugas akan meningkatkan atau mengurangi kepuasan konsumen.
7 Kondisi kerja, termasuk kondisi tempat, ventilasi, kantin serta tempat parkir.
8 Aspek sosial dalam pekerjaan, merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang sebagai faktor
penunjang kepuasan kerja. 9 Komunikasi, antara karyawan dengan pihak manajemen
banyak dipakai alasan untuk menyukai jabatannya. Dalam hal ini adanya kesediaan pihak atasan untuk mau mendengar,
memahami dan mengakui pendapat atau prestasi para karyawan sangat berperan dalam menimbulkan rasa puas
terhadap kerja. 10 Fasilitas lainnya, seperti rumah sakit, cuti, dana pensiun
atau perumahan merupakan standar suatu jabatan dan apabila dapat dipenuhi akan menimbulkan kepuasan kerja.
c. Gejala-gejala ketidakpuasan kerja
Tidak semua karyawan di dalam suatu perusahaan akan merasa puas dengan apa yang diberikan perusahaan kepada
mereka. Hal ini bisa dilihat dari sikap dan tingkah laku mereka selama berada di lingkungan kerja mereka.
Menurut Daud Sirait tanda-tanda karyawan mengalami ketidak puasan dalam bekerja meliputi Moh As’ad, 1978: 67.
Kelesuan yang berlebihan Banyak bercakap-cakap pada jam kerja, terutama
menyangkut pribadi masing-masing Keteledoran dan tidak hati-hati dalam bekerja
Pemakaian barang perusahaan dengan boros Labour turnover pindahnya karyawanyang tinggi
Sering terjadi pertikaian antar karyawan labour disputes, yang menyebabkan pemogokan.
d. Pengukuran Kepuasan Kerja
Ukuran kepuasan karyawan dapat dikategorikan sabagai tidak puas, cukup puas dan puas. Kepuasan konsumen dipengaruhi
oleh dua faktor, yaitu harapan konsumen akan kinerja. Untuk mengukur kepuasan kerja hampir sama dengan mengukur
kepuasan konsumen yaitu melalui pertanyaankuesioner sehingga dapat diketahui indeks kepuasan konsumen dari sebuah angka
yang menyatakan seberapa besar tingkat kepuasan konsumen Jadi, kepuasan kerja dapat diketahui melalui angka yang diperoleh
dari kuesioner untuk menentukan tingkat kepuasan kerja karyawan.
Indikator turunnya kepuasan kerja penting untuk diketahui oleh setiap perusahaan, karena dengan mengetahui indikasi kepuasan
kerja karyawan, maka akan dapat mengetahui sebab dari turunnya kepuasan kerja.
Menurut Robbins 2003: 47 kepuasan kerja dapat diukur melalui indikator-indikator dari variabel bergantung dalam
perilaku organisasi yaitu: 1
Produktivitas Merupakan ukuran kerja yang mencakup efektifitas dan
efisiensi. Suatu organisasi dapat dikatakan produktif jika organisasi itu mencapai tujuannya, dan mencapainya
dengan merubah masukan menjadi keluaran biaya rendah. 2
Kemangkiran Yaitu mengenai ketidakhadiran karyawan pada hari kerja
tanpa adanya penjelasan atau laporan. 3
Tingkat keluar masuknya karyawan Tingkat keluar masuknya karyawan ke perusahaan secara
permanen baik yang dilakukan secara sukarela ataupun tidak dari perusahaan.
B. Penelitian Terdahulu
Vinsensia Rosdri Wulandari, 2004. Analisis Pengaruh Persepsi karyawan Mengenai Lingkungan Kerja Terhadap kepuasan kerja
Karyawan. Studi kasus pada Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor-faktor
lingkungan mempunyai pengaruh terhadap kepuasaan kerja karyawan pada Rumah Sakit Panti Rapih Yogyakarta.
Kesamaan penelitian ini dengan penelitian sekarang adalah variabel persepsi karyawan pada lingkungan kerja dan kepuasan
kerja dan teknik analisisnya sedangkan perbedaannya adalah dari segi batasan masalah. Peneliti dahulu menambahkan batasan
masalah dari segi lingkungan fisik yaitu pewarnaan,dan keamanan fisik untuk lingkungan non fisik peneliti menambahkan kecocokan
seorang pekerja dengan pekerjaannya dan kerjasama dengan rekan kerja. Selain itu tempat penelitian, dimensi waktu dan jumlah
responden yang digunakan juga berbeda dengan peneliti terdahulu.
C. Kerangka Konseptual
Untuk memudahkan pemahaman akan penelitian ini penulis mengemukakan kerangka konseptual penelitian sebagai berikut:
Gambar II.I Kerangka Konseptual Dari bagan kerangka konseptual diatas peneliti ingin mengetahui apakah
persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan serta peneliti ingin mengetahui
diantara faktor persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik, faktor mana yang lebih mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.
lingkungan kerja fisik dilihat dari kebersihan penerangan kebisingan ventilasi sarana dan prasarana tata ruang. Sedangkan dari lingkungan
Persepsi Karyawan PadaLingkungan Kerja Fisik
X
1
Kebersihan Penerangan
Kebisingan Ventilasi
Sarana dan prasarana Tata ruang
Kepuasan Kerja Karyawan Y
Harapan Kinerja
Persepsi Karyawan Pada Lingkungan Kerja Non Fisik
X
2
Hubungan dengan Atasan
Hubungan dengan SesamaRekan Kerja
kerja non fisik akan dilihat dari hubungan dengan atasan dan hubungan dengan rekan kerja. Untuk kepuasan kerja dilihat dari harapan dan kinerja
karyawan.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalan penelitian, sampai terbukti melalui data yang
terkumpul Arikunto, 1991: 62 Adapun hipotesis yang dapat dirumuskan, sebagai berikut:
Hipotesis pertama : persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik dan non fisik berpengaruh secara bersama-sama atau simultan
terhadap kepuasan kerja karyawan. Hipotesis kedua : persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik
dan nonfisik berpengaruh secara parsial terhadap kepuasan kerja karyawan
24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ketiga ini penulis akan menjelaskan mengenai metode yang dipakai penulis dalam melakukan penelitian. Oleh karena itu, bab ini akan dijelaskan
mengenai jenis penelitian, subyek dan obyek penelitian,waktu dan lokasi penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, teknik
pengambilan sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengujian instrument dan teknik analisis data.
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan berupa studi kasus yaitu penelitian yang memusatkan pada suatu obyek tertentu, selama kurun waktu tertentu,
termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya dengan cukup mendalam dan menyeluruh, secara langsung pada perusahaan sehingga kesimpulan
yang diperoleh hanya untuk perusahaan tersebut.
B. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2014 sampai April 2014 2.
Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Madu Baru Yogyakarta Divisi SDM
Umum
C. Variabel Penelitian
1. Identifikasi variabel Dalam penelitian ini, variabel penelitiannya
terbagi menjadi dua yaitu variable bebas
independent variable
dan variabel terikat
dependent variable.
a. Variabel bebas
independent variable
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab adanya perubahan atau timbulnya variabel
terikat.Variabel bebas dalam penelitian ini adalah persepsi karyawan pada lingkungan kerja fisik X
1
dan non fisik X
2
. Indikator persepsi karyawan pada faktor lingkungan kerja fisik
X
1
meliputi persepsi karyawan pada kebersihan, penerangan, kebisingan, sarana dan prasarana, tata ruang dan ventilasi. Untuk
indikator persepsi karyawan pada faktor lingkungan kerja non fisik X
2
meliputi persepsi karyawan pada hubungan dengan atasan dan hubungan sesama karyawan.
b. Variabel Terikat
dependent variable
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas.Variabel terikat Y dalam
penelitian ini adalah kepuasan kerja. 2.
Pengukuran Variabel Dalam penelitian ini pengukuran variabelnya menggunakan skala
rating, yaitu skala Likert. Skala likert adalah skala yang digunakan