Perumusan Masalah Estimasi Nilai Ekonomi Wisata dengan Menggunakan Travel Cost Method (Studi Kasus: Taman Wisata Alam Gunung Pancar, Kabupaten Bogor, Jawa Barat)

6 II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pariwisata

Menurut Undang-undang Nomor 9 Tahun 1990, wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan objek, dan daya tarik wisata, serta usahausaha yang terkait di bidang tersebut. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait di bidang tersebut. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.

2.2 Travel Cost Method

Menurut Yakin 1997, Metode biaya perjalanan digunakan untuk memperkirakan nilai penggunaan ekosistem atau lokasi yang digunakan untuk rekreasi. Perkiraan biaya atau nilai ekonomi tersebut berkaitan dengan perubahan biaya-biaya akses untuk suatu lokasi rekreasi, dihilangkannya keberadaan suat lokasi rekreasi, penambahan suatu lokasi rekreasi baru, dan perubahan mutu lingkungan pada suatu lokasi rekreasi. Asumsi dasar dari metode biaya perjalanan adalah bahwa waktu dan biaya perjalanan yang dihabiskan orang untuk mengunjungi suatu lokasi menghadirkan harga untuk mengakses suatu lokasi. Dengan begitu, kesediaan orang untuk membayar willingness to pay pada saat mengunjungi lokasi itu dapat diperkirakan berdasarkan banyaknya perjalanan dengan biaya perjalanan yang berbeda. Hal ini dapat disamakan dengan menaksir kesediaan orang untuk membayar suatu barang berdasarkan pada banyaknya permintaan dari harga yang berbeda. Yakin 1997 menambahkan biaya perjalanan adalah waktu perjalanan ditambah dengan biaya-biaya transportasi. Dalam penggunaan metode biaya 7 perjalanan, diperlukan data tentang biaya perjalanan ke lokasi, biaya perjalanan, dan pendapatan konsumen. Hal tersebut merupakan faktor penentu yang penting dari permintaan. Metode Biaya Perjalanan ini dilakukan dengan menggunakan informasi tentang jumlah uang yang dikeluarkan dan waktu yang digunakan orang untuk mencapai tempat rekreasi untuk mengestimasi besarnya nilai benefit dari upaya perubahan kualitas lingkungan dari tempat rekreasi yang dikunjungi. Data tersebut lalu dipakai untuk mengestimasi kurva permintaan hipotesis untuk lokasi tersebut. Tahap pertama, jumlah kunjungan ke lokasi rekreasi dengan biaya perjalanannya, biaya perjalanan pada lokasi alternatif, pendapatan rumah tangga, satu set preferensi, dan variabel tingkah laku. Tahap kedua, nilai lokasi rekreasi diperoleh dengan menghitung daearh dibawah kurva perjalanan atau kunjungan, diatas biaya perjalanan rata-rata. Lebih lanjut dengan mencocokkan variabel- variabel selain biaya perjalanan masing-masing pada nilai rata-ratanya. Surplus konsumen rata-rata ditentukan pada tingkat kunjungan rata-rata. Jika kualitas lingkungan dari lokasi rekreasi meningkat, ini akan mengakibatkan dalam suatu perubahan fungsi permintaan lokasi rekreasi itu pada sebelah kanan ceteris paribus. Pertama, fungsi permintaan dari beberapa lokasi rekreasi diestimasi termasuk di dalamnya biaya perjalanan dan pendapatan rumah tangga. Kedua, koefisien harga dari biaya perjalanan dari lokasi yang berbeda diregresikan terhadap variabel kualitatif yang beragam dari lokasi-lokasi tersebut Yakin 1997. Kelebihan dari TCM ini adalah hasil perhitungan benefit berdasarkan tingkah laku pasar yang akan diteliti. Kelemahan metode TCM adalah sebagai berikut. Pertama, biaya perjalanan yang dipakai haruslah valid. Sedangkan dalam kenyataannya sulit untuk mengestimasi dengan tepat karena kekurangan informasi tentang lokasi, dan berapa tingkat kesenangan yang diperoleh. Kedua, biaya perjalanan opportunity cost harus dimasukkan dalam perhitungan. Ketiga, teori ekonomi gagal untuk menjelaskan hubungan antara jumlah kunjungan dan biaya perjalanan. Hal ini bisa menjadi persoalan yang serius, karena TCM hanya berdasarkan pada kegiatan fitting garis regresi pada satu set data yang dikumpulkan. Karena TCM ini dibatasi pada nilai yang memanfaatkan lokasi tersebut, sehingga jika pelestarian lingkungan pada lokasi tersebut penting bagi