II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Ikan Hias Air Tawar
Ikan hias adalah ikan yang umumnya mempunyai bentuk, warna dan karakter khas, sehingga mampu menciptakan suasana aquarium yang mendukung
tata ruang serta mampu memberikan suasana tentran dan damai. Ikan hias dapat dikatakan menjadi komoditi perdagangan karena aspek keindahan bukan
kandungan nutrisi atau lainnya Badan Pengembangan Ekspor Nasional, 2000. Secara garis besar, definisi ikan hias dibagi ke dalam empat macam dilihat
dari jenisnya, yaitu: 1. Ikan hias yang berasal dari air tawar dengan istilah perdagangannya Freshwater
Ornamental Fish. 2. Ikan hias yang berasal dari laut yang dikenal sebagai Marine Ornamental Fish.
3. Tanaman hias air tawar yang dikenal sebagai Freshwater Ornamental Plant atau Aquatic Plant.
4. Kerang-kerangan atau biota laut yang dikenal sebagai Invertebrata. Keberadaan ikan hias air tawar di Indonesia tidak semuanya asli dari
Indonesia, sebagian besar adalah ikan yang diimpor kemudian dikembangkan dan hasilnya banyak yang sudah diekspor untuk memenuhi selera para penggemar
ikan hias di luar negeri. Beberapa ikan hias air tawar yang popular dan banyak diperdagangkan di Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 1.
2.2. Pedagang Eceran
Salah satu lembaga pemasaran dimana konsumen dapat memperoleh ikan hias dan sarana pendukung pemeliharaan lainnya adalah melalui pengecer.
Banyaknya produk yang dijual dalam toko ikan hias saat ini, menjadikan toko ikan hias masuk ke dalam pedagang eceran karena menyediakan berbagai produk
dan terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung ke konsumen akhir. Pengecer yang ada saat sangat beragam, mulai dari pengecer yang berdagang di
toko, pedagang asongan sampai hypermarket. 2.2.1. Definisi Pedagang Pengecer
Peritel atau pengecer adalah pengusaha yang menjual barang atau jasa secara eceran kepada masyrakat
Ma’aruf 2006. Menurut Kotler 2005, usaha
eceran retailing meliputi semua kegiatan yang terlibat dalam penjualan barang atau jasa secara langsung ke konsumen akhir. Pedagang eceran sebagai salah satu
perantara pemasaran, dapat dijadikan sarana bagi konsumen untuk memenuhi kebutuhannya. Pelaku perdagangan eceran seperti produsen, grosir atau pengecer
dapat melakukan penjualan melalui berbagai media seperti melalui orang, surat, telepon atau mesin penjual. Kegiatan tersebut dapat pula dilakukan di berbagai
tempat seperti toko, pinggir jalan atau di rumah konsumen. Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia No. 23MPPI1998,
pedagang pengecer retailer adalah perorangan atau badan usaha yang kegiatan pokoknya melakukan penjualan secara langsung kepada konsumen akhir dalam
partai kecil.
2.2.2. Jenis-jenis Pengecer
Lembaga pengecer yang ada saat ini sangat beragam dan berbagai bentuk baru bermunculan. Menurut Kotler 2005, jenis-jenis pengecer adalah :
a. Toko Khusus Speciality Store
Toko Khusus menjual lini produk yang sempit dengan ragam yang lebih banyak dalam lini tersebut. Contohnya adalah toko pakaian, toko alat-alat
olahraga, toko furniture, toko bunga, dan toko buku. Toko seperti ini dapat diklasifikasikan lagi menurut tingkat kekhususan lini produknya, menjadi toko
lini tunggal, toko lini terbatas, dan toko sangat khusus. Di masa depan, toko sangat khusus akan berkembang paling cepat untuk memanfaatkan peluang
yang semakin besar dalam melakukan segmentasi pasar, penetapan pasar, sasaran, dan spesialisai produk.
b. Toko Serba Ada Departement Store
Toko serba ada menjual berbagai lini produk, biasanya pakaian, perlengkapan rumah, dan barang kebutuhan rumah tangga. Setiap lini beroperasi sebagai
suatu departemen tersendiri yang dikelola oleh pembeli atau pedagang khusus. c.
Toko Swalayan Supermarket Pasar swalayan relatif besar dalam operasinya, berbiaya rendah, marjin
rendah, volume tinggi. Swalayan dirancang untuk melayani semua kebutuhan konsumen seperti makanan, dan produk perawatan rumah.
d. Toko Kelontongan Convinience Store
Toko kelontongan relatif lebih kecil dan terletak di daerah pemukiman, memiliki jam buka yang lebih panjang selama tujuh hari dalam seminggu, dan
menjual lini produk convinience yang terbatas dan tingkat perputaran tinggi. e.
Toko Diskon Discount Store Toko diskon menjual barang-barang standar dengan harga lebih murah karena
mengambil marjin yang lebih rendah dan menjual dengan volume yang tinggi. Toko diskon yang sebenarnya secara reguler menjual barang dagangannya
pada harga yang lebih rendah, semuanya menjual merek nasional, bukan barang bermutu rendah.
f. Pengecer Potongan Harga Off-Price Retailers
Pengecer potongan harga membeli pada harga yang lebih rendah daripada harga grosir dan menetapkan harga pada konsumen lebih rendah daripada
harga eceran. Mereka cenderung menjual koleksi barang dagangan berkualitas lebih tinggi yang berubah-ubah dan tidak stabil, sering merupakan barang sisa,
berlebih, dan tidak reguler, yang diperoleh dengan harga lebih rendah dari produsen atau pengecer lain. Ada tiga jenis utama pengecer potongan harga :
toko pabrik factory outlets, pengecer potongan harga independen independent off-price, dan klub gudangparkir warehousewholesale club.
g. Toko Super Superstores
Toko super rata-rata memiliki ruang jual 32.000 kaki persegi dan bertujuan memenuhi semua kebutuhan konsumen untuk produk makanan yang dibeli
rutin maupun bahan makanan dan pelayanan lainnya. Variabel dari toko super adalah toko kombinasi combination stores dan pasar hyper hypermarket
h. Ruang Pamer Katalog Catalog Showroom
Ruang pamer katalog menjual banyak pilihan produk bermerk, perputaran cepat, dengan harga diskon. Pelanggan memesan barang dari katalog di ruang
pamer, lalu mengambil barang tersebut dari suatu area pengambilan barang
toko. 2.3.
Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu tentang perilaku dan kepuasan konsumen ikan hias air tawar di tingkat pengecer masih jarang dilakukan. Namun penelitian tentang
perilaku dan kepuasan konsumen dengan topik selain ikan hias sudah banyak dilakukan. Pada kajian penelitian terdahulu, peneliti mengambil beberapa
penelitian yang terkait dengan topik penelitian. Hal tersebut bertujuan untuk melihat perbandingan antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini sehingga
dapat menunjukkan adanya persamaan, keunggulan dan kekurangan. Adapun
yang menjadi rujukan dalam penelitian dapat dikelompokan sebagai berikut : 2.3.1 Penelitian Terdahulu Mengenai Perilaku Konsumen Ikan Hias
Siregar 2004 dan Anwar 2007 melakukan penelitian dengan tema perilaku konsumen. Pada penelitian Siregar 2004 mengkaji tentang perilaku
konsumen ikan hias air tawar di Kota Bogor, Sedangkan Anwar 2007 mengkaji tentang preferensi konsumen ikan hias air tawar di Bogor. Siregar 2004
mengunakan analisis Multiatribut model Fishbein dan Analisis Regresi, sedangkan Anwar 2007 mengunakan analisis deskriptif, Model Sikap
Multiatribut Fishbein, Uji The Mann-Whitney Test dan Uji Chi Square. Hasil pada penelitian Siregar 2004 menunjukkan Lou han adalah jenis yang paling banyak
dibeli dan atribut yang paling diinginkan oleh konsumen adalah keindahan warna. Sedangkan hasil pada penelitian Anwar 2007 menunjukkan tingkat kepentingan
dan tingkat pelaksanaan tertinggi yang menjadi preferensi antara responden yang membeli dan tidak membeli terhadap atribut ikan hias adalah sama pada atribut
keindahan warna dan tidak ada perbedaan sikap terhadap atribut ikan hias antara responden yang membeli dan tidak membeli.
Manfaat yang diperoleh dari penelitian Siregar 2004 dan Anwar 2007 pada penelitian kali ini ialah memperoleh gambaran mengenai atribut yang
diperhatikan konsumen di Kota Bogor dalam membeli ikan hias dan atribut toko ikan hias secara umum di Kota Bogor yang menjadi pertimbangan konsumen
untuk pemilihan toko.
2.3.2 Penelitian Mengenai Kepuasan Konsumen
Muchsin 2007 melakukan penelitian mengenai analisis kepuasan pengunjung toko ikan hias air laut Tropical Aquarium di Bogor dengan
menggunakan analisis deskriptif, Importance Performance Analysis IPA dan Customer Satisfaction Index CSI. Hasil menunjukkan dua atribut pada kuadran
I prioritas utama yaitu atribut variasi dan jenis ikan yang tersedia dan pengetahuan pramuniaga terhadap produk. Pada kuadran II pertahankan prestasi
terdapat atribut display produk, kenyamanan ruangan, kebersihan dan kerapian ruangan, kemudahan cara pembayaran, kesehatan ikan, harga yang ditawarkan,
respon pramuniaga dalam melayani konsumen, sikap pramuniaga dan tanggapan terhadap keluhan. Atribut yang berada pada kuadran III prioritas rendah antara
lain atribut tata ruang dan dekorasi, penyediaan air laut, area parkir, pelayanan konsultasi, penyediaan sarana dan prasarana penunjang aquarium, pelayanan
penataan koral dan pemeliharaan aquarium, serta penampilan dan seragam pramuniaga. Pada Kuadran IV berlebihan terdapat atribut penerangan toko dan
akses transportasi. Hasil perhitungan CSI menunjukkan nilai sebesar 39,2 persen yang menunjukan bahwa tingkat konsumen secara keseluruhan adalah kurang
puas terhadap kinerja dari atribut yang ada. Manfaat yang diperoleh dari penelitian Muchsin 2007 untuk penelitian
kali ini ialah memperoleh gambaran mengenai atribut ikan hias dan atribut toko yang diperhatikan konsumen di dalam membeli ikan hias. Selain itu memperoleh
pemahaman alat analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, IPA dan CSI untuk penelitian kali ini.
2.3.3. Penelitian Mengenai Pedagang Eceran Toko Salim 2006 dan Cornel 2007 melakukan penelitian dengan tema
perilaku dan respon konsumen pedagang eceran toko. Pada penelitian Salim 2006 mengkaji tentang analisis respon konsumen terhadap kualitas pelayanan
toko buah Fress-e Depok, Sedangkan Cornel 2007 mengkaji tentang analisis perilaku konsumen dan toko buah Jakarta Fruit Market. Salim 2006 mengunakan
analisis analisis deskriptif, Importance Performance Analysis dan Customer Satisfaction Index, sedangkan Cornel 2007 mengunakan analisis deskriptif,
Importance Performance Analysis dan analisis bauran pemasaran. Hasil pada penelitian Salim 2006 menunjukkan terdapat dua atribut pada kuadran I
prioritas utama yaitu atribut harga yang ditawarkan dan tanggapan terhadap keluhan. Pada kuadran II pertahankan prestasi terdapat atribut kemudahan
parkir, kemudahan menuju toko, kualitas buah, selalu tersedianya mutu buah yang baik, keragaman buah yang tersedia, kebersihan buah, sikap dan keramahan
pramuniaga, pengetahuan pramuniaga atas produk yang dijual, pengemasan buah, kecepatan transaksi, kebersihan toko dan kesejukan ruangan. Atribut yang berada
pada kuadran III prioritas rendah antara lain atribut potongan harga, iklan dan promosi, fasilitas pesan antar buah, penggunaan musik, fasilitas pembayaran
credit card, layout dan dekorasi toko, pemilihan warna ruangan, penukaran atau pengembalian produk yang rusak. Pada Kuadran IV berlebihan terdapat atribut
penampilan pramuniaga, pembungkusan parcel, display produk, tata letak produk, aroma ruangan dan pencahayaan toko. Berdasarkan Customer Satisfaction Index
menunjukkan nilai sebesar 75,1 persen yang menunjukan bahwa tingkat konsumen secara keseluruhan adalah memuaskan konsumennya.
Sedangkan hasil pada penelitian Cornel 2007 menunjukkan pada kuadran I prioritas utama yaitu atribut tempat parkir, keramahan dan kesopanan
pramuniaga, temperatur ruangan toko dan iklanpromosi. Pada kuadran II pertahankan prestasi terdapat atribut lokasi, kecepatan transaksi, display produk,
kebersihan toko, variasi jenis buah, kualitas buah baik, ketersediaan buah dengan mutu baik, harga, potongan harga dan pelayanan setelah transaksi. Atribut yang
berada pada kuadran III prioritas rendah antara lain atribut pesan antar, lay out dan dekorasi toko, musiksuara, dan aroma ruangan toko. Pada Kuadran IV
berlebihan terdapat atribut pembayaran menggunakan CreditDebit Card, dan fasilitas pembungkusan parsel.
Manfaat yang diperoleh dari penelitian Salim 2006 dan Cornel 2007 untuk penelitian kali ini ialah memperoleh gambaran atribut toko yang menjadi
pertimbangan konsumen untuk pemilihan toko. Serta memperoleh pemahaman alat analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, IPA dan CSI untuk
penelitian kali ini.
III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
3.1.1. Definisi Konsumen
Konsumen didefinisikan oleh Kotler 2005 sebagai individu atau kelompok yang berusaha untuk memenuhi atau mendapatkan barang atau jasa
untuk kehidupan pribadi atau kelompoknya. Menurut Sumarwan 2003 konsumen terdiri dari dua bagian yaitu konsumen individu dan konsumen
organisasi. Konsumen individu membeli barang dan jasa untuk digunakan sendiri. Konsumen organisasi meliputi organisasi bisnis, yayasan, lembaga sosial, kantor
pemerintahan dan lembaga lainnya sekolah, perguruan tinggi, rumah sakit. Organisasi-organisasi harus membeli peralatan dan jasa-jasa lainnya untuk
menjalankan seluruh kegiatan organisasinya. Berdasarkan undang-undang nomor 8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen, konsumen didefinisikan sebagai
setiap orang pemakai barang atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak
untuk diperdagangkan. Berdasarkan beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian konsumen ialah suatu bentuk
memanfaatkan atau mengunakan barang atau jasa, baik untuk diri sendiri ataupun kelompoknya.
3.1.2. Karakteristik Konsumen
Karakteristik konsumen meliputi pengetahuan dan pengalaman konsumen, kepribadian konsumen
dan karakteristik demografi konsumen. Konsumen yang memiliki pengetahuan dan pengalaman yang banyak mengenai produk mungkin
tidak termotivasi untuk mencari informasi karena ia sudah cukup dengan pengetahuan untuk mengambil keputusan. Konsumen yang memiliki kepribadian
yang senang mencari informasi meluangkan waktu untuk mencari informasi yang banyak.
Beberapa karakteristik demografi yang sangat penting untuk memahami konsumen adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, pendapatan, status
pernikahan dan lokasi geografi. Pendidikan dan pekerjaan adalah dua karakteristik demografi konsumen
yang saling berhubungan. Pendidikan akan menentukan jenis pekerjaan yang
dilakukan oleh seorang konsumen. Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi pendapatan yang diterimanya. Pendapatan dan pendidikan akan mempengaruhi
proses keputusan dan pola konsumsi seseorang. Tingkat pendidikan seseorang juga akan mempengaruhi nilai-nilai yang dianutnya, cara berfikir, cara pandang
bahkan persepsinya terhadap suatu masalah.
3.1.3. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen pada dasarnya memiliki arti penting terutama dalam kaitannya dengan bidang pemasaran, pendidikan, dan perlindungan konsumen.
Menurut Engel et al. 1994 perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan
produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini. Perilaku konsumen dipengaruhi dan dibentuk oleh pengaruh
lingkungan, perbedaan individu dan psikologis. Secara sederhana, hubungan ketiga faktor tersebut dengan proses keputusan konsumen dan implikasinya pada
strategi pemasaran dapat dijelaskan pada Gambar 1.
Gambar 1. Model Perilaku Keputusan Konsumen dan Faktor-Faktor yang
Mempengaruhinya
Sumber : Engel et al. 1994
Pengaruh Lingkungan
Budaya Kelas Sosial
Pengaruh Pribadi Keluarga
Situasi
Perbedaan Individu
Sumberdaya Konsumen Motivasi dan Keterlibatan
Pengetahuan Sikap, Kepribadian, Gaya
Hidup, Demografi
Proses Keputusan
1. Pengenalan Kebutuhan 2. Pencarian Informasi
3. Evaluasi Alternatif 4. Pembelian
5. Hasil
Proses Psikologi
Pengolahan Informasi Pembelajaran
Perubahan Sikap dan Perilaku
Strategi Pemasaran
Produk Harga
Tempat Promosi
3.1.3.1. Pengaruh Lingkungan
Pengaruh lingkungan memiliki peranan yang cukup besar terhadap perilaku konsumen. Informasi yang lengkap mengenai faktor-faktor lingkungan
yang mempengaruhi perilaku konsumen memberikan masukan yang sangat berarti terhadap strategi pemasaran sebuah perusahaan. Faktor-faktor lingkungan ini
terdiri atas: 1. Budaya
Budaya adalah kumpulan nilai, persepsi, preferensi, serta perilaku keluarga dan lembaga-lembaga penting lainnya. Menurut Engel et al. 1994 budaya
mengacu pada nilai, gagasan, artefak, dan simbol-simbol lain yang bermakna yang membantu individu untuk berkomunikasi, melakukan penafsiran dan
evaluasi sebagai anggota masyarakat. Pengaruh utama dari budaya adalah pengaruhnya terhadap struktur konsumsi dan pengambilan keputusan.
2. Kelas Sosial Kelas sosial mengacu pada pengelompokan orang yang sama dalam perilaku
mereka berdasarkan posisi ekonomi mereka di dalam pasar Engel et al. 1994. Mereka dibedakan atas perbedaan status sosial-ekonomi yang berurut dari yang
terendah hingga tertinggi. Kelas sosial yang berbeda cenderung memunculkan perilaku konsumen yang berbeda. Perbedaan kelas sosial sering dijadikan
sebagai variabel utama dalam menjelaskan perbedaan konsumen dalam studi mengenai prilaku konsumen.
3. Pengaruh Pribadi Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda yang akan
mempengaruhi perilaku pembelian. Pengaruh pribadi berkaitan dengan cara-cara dimana adanya tekanan yang dirasakan untuk menyesuaikan diri
dengan kepercayaan, sikap, norma, harapan dan perilaku konsumen yang diberikan oleh orang lain untuk digunakan sebagai kelompok acuan. Menurut
Amir 2005 Kelompok acuan adalah orang-orang di sekeliling kita, baik secara langsung maupun tidak langsung, mempengaruhi sikap dan perilaku
kita. Kelompok acuan terdiri dari kelompok primer dan kelompok sekunder. Kelompok primer merupakan agresi sosial yang cukup kecil seperti keluarga,
tetangga, dan teman dimana pribadi konsumen terus menerus berinteraksi dan
sifatnya cenderung non formal. Sedangkan Kelompok sekunder yaitu kelompok yang sifatnya lebih formal dan tidak ada kegiatan interaksi rutin
sehingga tidak membentuk ide dan perilaku yang termasuk kelompok ini seperti asosiasi professional atau organisasi komunikasi.
4. Keluarga Menurut Engel et al. 1994, keluarga adalah kelompok yang terdiri dari dua
atau lebih orang yang berhubungan melalui darah, perkawinan, atau adopsi dan tinggal bersama. Keluarga menjadi daya tarik bagi para pemasar karena
keluarga memiliki pengaruh yang besar kepada konsumen, anggota keluarga akan saling mempengaruhi dalam pengambilan keputusan pembelian suatu
produk dan jasa.
5. Situasi
Perilaku individu akan berubah apabila situasi berubah, yang terkadang perubahannya tidak dapat diramalkan. Sehingga situasi memberikan pengaruh
yang cukup kuat dalam perilaku konsumen. Engel et al. 1994 menyatakan situasi yang mempengaruhi konsumen dapat dibagi menjadi tiga jenis utama,
yaitu situasi konsumsi, situasi pembelian, dan situasi komunikasi. Situasi konsumsi adalah situasi dimana pemasar harus dapat menentukan dalam situasi
seperti apa produk atau jasa itu dapat dikonsumsi. Situasi pembelian mengacu kepada latar dimana konsumen memperoleh suatu produk atau jasa. Situasi
komunikasi didefinisikan sebagai latar dimana konsumen dihadapkan kepada
komunikasi pribadi atau non-pribadi. 3.1.3.2. Perbedaan Individu
Perbedaan individu merupakan faktor internal yang menggerakan dan mempengaruhi perilaku individu. Ada lima determinan yang membedakan
individu konsumen yaitu : 1. Sumber Daya Konsumen
Setiap konsumen membawa tiga sumberdaya ke dalam setiap situasi pengambilan keputusan, yaitu sumber daya ekonomi meliputi pendidikan dan
kekayaan, sumberdaya temporal meliputi waktu, dan sumber daya kognitif kapasitas mental. Ketiga sumber daya ini dibawa dalam setiap situasi
pengambilan keputusan.
2. Motivasi dan Keterlibatan Kebutuhan dapat diartikan sebagai perbedaan antara keadaan ideal dan keadaan
sebenarnya yang dapat mengaktifkan perilaku. Munculnya kebutuhan, akan menimbulkan suatu motivasi dalam diri seseorang untuk memenuhi kebutuhan
dan keinginannya yang bertujuan memperoleh kepuasan. 3. Pengetahuan
Pengetahuan adalah faktor penentu utama perilaku konsumen. Apa yang dibeli, dimana mereka membeli dan kapan mereka membeli bergantung pada
pengetahuan yang relevan dengan keputusan. Pengetahuan didefinisikan sebagai kumpulan informasi dalam ingatan konsumen yang dibagi atas:
pengetahuan produk, pembelian dan pemakaian. 4. Sikap
Sikap didefinisikan sebagai suatu evaluasi menyeluruh yang memungkinkan orang berespon dengan cara menguntungkan atau tidak menguntungkan, secara
konsisten dengan objek atau alternatif yang diberikan. Sikap konsumen terhadap produk sangat ditentukan oleh sikap konsumen terhadap berbagai
atribut dari produk tersebut. Sikap sangat penting dalam membentuk pangsa pasar atau pasar target.
5. Kepribadian, Gaya Hidup dan Demografi Kepribadian diartikan sebagai karakteristik psikologis yang berbeda pada
lingkungannya, kepribadian biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan. Konsumen cenderung akan memilih produk yang sesuai dengan
kepribadian mereka. sedangkan gaya hidup Engel et al. 1994 adalah pola yang digunakan untuk hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup
mengg ambarkan ”keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Para pemasar mencari hubungan antara produk mereka dan kelompok gaya hidup. Sedangkan faktor demografi berperan dalam
menentukan gaya hidup dan segmentasi konsumen.
3.1.3.3. Proses Psikologis
Engel et al. 1995 menyatakan terdapat tiga hal yang menjadi bagian dari proses psikologi yang berpengaruh terhadap perilaku konsumen, yaitu
pemprosesan informasi, pembelajaran, serta perubahan sikap dan perilaku.
1. Pemrosesan Informasi Menurut Engel et al 1995 pemrosesan informasi adalah suatu proses
yang mengacu pada bagaimana stimulus diterima, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan dan kemudian diambil kembali. Pemrosesan informasi dapat dirinci
menjadi lima tahap dasar, didasarkan pada model proses informasi yang dikembangkan oleh William McGuire dalam Engel et al 1994. Tahapan ini
terdiri atas tahap pemaparan, perhatian, pemahaman, penerimaan dan retensi. 2. Pembelajaran
Menurut Engel et al. 1994 pembelajaran merupakan proses dimana pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan atau
perilaku. Pembelajaran merupakan proses memahami bagaimana konsumen belajar. Hubungan antara pembelajaran dengan pemasaran sangat positif,
penguasaan mengenai pengetahuan produk membantu pemasar dalam mempengaruhi konsumen untuk memakai produknya.
3. Perubahan Sikap Perilaku Mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen adalah salah satu dari tugas
paling mendasar dan menantang yang harus dihadapi oleh pemasar. Perubahan sikap dan perilaku juga dapat mempengaruhi keputusan pembelian.
Keberhasilan dalam mempengaruhi sikap dan perilaku konsumen merupakan salah satu keterampilan berharga yang dimiliki pemasar.
3.1.3.4. Proses Keputusan Pembelian
Keputusan konsumen yang dilaksanakan dalam bentuk tindakan membeli tidak muncul begitu saja, tetapi melalui suatu tahapan tertentu. Berdasarkan
Engel et al. 1995 terdapat lima tahapan proses pengambilan keputusan pembelian yang dilakukan oleh konsumen, yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian
informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan hasil. 1. Pengenalan Kebutuhan
Proses pembelian suatu produk oleh konsumen dimulai ketika suatu kebutuhan mulai dirasakan dan dikenali. Pengenalan kebutuhan pada
hakikatnya bergantung pada berapa banyak ketidaksesuaian yang ada diantara keadaan aktual dan keadaan yang diinginkan. Ketika ketidaksesuaian ini
melebihi tingkat atau ambang tertentu, kebutuhan pun dikenali. Namun
seandainya ketidaksesuaian ini berada dibawah tingkat ambang, maka
pengenalan kebutuhan pun tidak terjadi Engel et al. 1995.
Pada kondisi seperti ini produsen dan pemasar produk tersebut harus mampu mendeteksi kapan konsumen mengenali suatu kebutuhan, sekaligus
menawarkan solusi yang realistis dan dapat dijalankan untuk kebutuhan konsumen tersebut.
2. Pencarian Informasi Engel et al. 1995 menyatakan bahwa pencarian informasi adalah sebagai
aktivasi termotivasi dari pengetahuan yang tersimpan di dalam ingatan atau pemerolehan informasi dari lingkungan. Pencarian yang dilakukan dapat
bersifat internal yang melibatkan pemerolehan kembali pengetahuan dari ingatan dan pencarian dapat bersifat eksternal yang terdiri atas pengumpulan
informasi yang memadai dari luar. Jika pencarian internal tidak memadai, maka dibutuhkan pencarian eksternal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pencarian informasi meliputi : 1.
Determinasi Situasi Cara dimana kekuatan situasi mempengaruhi pengambilan keputusan
konsumen. Tekanan waktu merupakan sumber pengaruh situasi. Situasi mendesak mengakibatkan konsumen hanya mempunyai sedikit waktu untuk
melakukan pencarian yang ektensif dan teliti. 2.
Determinasi Produk Diantaranya adalah ciri produk, tingkat diferensiasi produk, harga produk
serta stabilitas kategori produk. 3.
Determinasi Eceran Jarak diantaranya pesaing eceran dapat menentukan banyaknya toko yang
menjadi tempat belanjanya konsumen selama pengambilan keputusan. Pencarian lebih mungkin terjadi ketika konsumen melihat perbedaan yang
penting diantara pengecer. 4.
Determinasi Konsumen Karakteristik konsumen yang dilihat adalah pengetahuan, keterlibatan,
kepercayaan, dan sikap serta karakteristik demografi.
Menurut Kotler 2008 sumber informasi konsumen digolongkan ke dalam 4 kelompok yaitu :
1. Sumber Pribadi
: Keluarga, teman, tetangga, dan kenalan 2.
Sumber Komersial : Iklan, tenaga kerja, dan pedagang perantara 3.
Sumber Umum : Media massa, dan organisasi penilaian konsumen
4. Sumber Pengalaman : Penanganan, pemeriksaan, dan penggunaan produk
3. Evaluasi Alternatif Evaluasi alternatif didefinisikan Engel et al. 1995 sebagai proses dimana
suatu alternatif pilihan dievaluasi dan dipilih untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Ada empat komponen dasar proses evaluasi alternatif, yaitu :
menentukan kriteria yang akan digunakan untuk menilai alternatif-alternatif, memutuskan
alternatif pilihan,
menilai kinerja
alternatif yang
dipertimbangkan, dan menerapkan kaidah keputusan untuk membuat pilihan akhir.
4. Pembelian Pembelian merupakan kegiatan yang dilakukan konsumen untuk memperoleh
alternatif yang dipilih atau penggantinya bila diperlukan. Engel et al. 1995 menyatakan bahwa pada tahap ini harus mengambil tiga keputusan yaitu: 1
kapan membeli; 2 dimana membeli tempat pembelian dilakukan; 3 bagaimana membayar.
5. Hasil Setelah pembelian terjadi, konsumen akan mengevaluasi hasil pembelian yang
telah dilakukannya. Hasil dari evaluasi dapat berupa kepuasan atau ketidakpuasan. Jika merasa puas, maka keyakinan dan sikap yang terbentuk
akan berpengaruh positif terhadap pembelian selanjutnya. Kepuasan berfungsi mengkukuhkan
loyalitas pembeli,
sementara ketidakpuasan
dapat menyebabkan keluhan, komunikasi lisan yang negatif, dan upaya untuk
menuntut ganti rugi melalui hal yang sangat penting dalam strategi pemasaran.
3.1.4. Kepuasan Konsumen
Kepuasan konsumen adalah sesuatu yang abstrak tetapi dapat dirasakan dan dapat diukur. Mengukur kepuasan konsumen adalah merupakan hal yang
sangat penting dilakukan oleh suatu usaha bisnis, termasuk bisnis ikan hias air tawar.
Banyak pendapat para pakar pemasaran mengenai konsep kepusan, diantaranya ialah :
a. Rangkuti 2006 kepuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap
ketidaksesuaian antara tingkat kepentingan sebelumnya dan kinerja aktual yang dirasakannya setelah pemakaian.
b. Kotler 2005, kepuasan pelanggan adalah perasaan senang atau kecewa
seseorang sebagai hasil dari perbandingan antara prestasi atau produk yang dirasakan dan diharapkan. Memberikan kepuasan konsumen merupakan salah
satu strategi untuk mempertahankan kelangsungan usaha dari suatu perusahaan c.
Engel et al. 1995 menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan evaluasi pascakonsumsi bahwa suatu alternatif yang dipilih setidaknya
memenuhi atau melebihi harapan. Sedangkan ketidakpuasan adalah hasil dari harapan yang diteguhkan secara negatif.
d. Menurut Oliver 1997 dalam Umar 2005 kepuasan pelanggan didefinisikan
sebagai evaluasi purnabeli, dimana persepsi terhadap kinerja alternatif produkjasa yang dipilih memenuhi atau melebihi harapan sebelum pembelian.
Apabila persepsi terhadap kinerja tidak dapat memenuhi harapan, maka yang terjadi adalah ketidakpuasan.
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pengertian kepuasan mencakup perbedaan antara tingkat kepentingan
yang diharapkan dengan kinerja atau hasil yang dirasakan. Tingkat kualitas pelayanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang
perusahaan tetapi harus dipandang dari sudut pandang penilaian konsumen. Oleh karena itu dalam merumuskan strategi dan program pelayanan, perusahaan harus
berorientasi pada kepentingan konsumen dengan memperhatikan komponen kualitas pelayanan.
Menurut Christopher Lovelock dalam Rangkuti 2006 menemukan bahwa konsumen mempunyai kriteria yang pada dasarnya identik dengan beberapa jenis
jasa yang memberikan kepuasan kepada para pelanggan yaitu :
1. Reliability kehandalan yaitu kemampuan untuk memberikan pelayanan
secara akurat sesuai dengan yang dijanjikan dengan tepat dan kemampuan untuk dipercaya. Pada penelitian ini, atribut yang masuk jenis reliability ialah
kemudahan akses menuju toko, variasi dan jenis ikan yang tersedia, keindahan warna, bentuk ikan, keunikan ikan, kesehatan ikan, kelangkaan ikan, citra
yang dibawa oleh jenis ikan hias, kemudahan cara perawatan, sarana penambah keindahan, perlengkapan dan peralatan pemeliharaan, harga yang
ditawarkan, dan potongan harga. 2.
Responsiveness daya tanggap yaitu kemampuan para karyawan untuk membantu dan menyediakan jasa dengan cepat sesuai yang diinginkan oleh
konsumen. Pada penelitian ini, atribut yang masuk jenis Responsiveness ialah pengemasan ikan dan produk lain, kecepatan transaksi, konsultasi
pemeliharaan, pelayanan
jasa pembuatan
dan dekorasi
aquarium aquascaping, serta tanggapan atau respon keluhan konsumen.
3. Assurance jaminan yaitu pengetahuan dan kemampuan karyawan untuk
melayani dengan rasa percaya diri. Pada penelitian ini, atribut yang masuk jenis Assurance ialah pengetahuan pelayan tentang produk yang dijual,
penanganan hama dan penyakit ikan, serta penukaranpengembalian produk. 4.
Emphaty kepedulian yaitu kemampuan karyawan memberikan perhatian secara individual kepada konsumen dan mengerti kebutuhan konsumen. Pada
penelitian ini, atribut yang masuk jenis Emphaty ialah sikap pelayan. 5.
Tangible berwujud yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, karyawan dan media komunikasi. Pada penelitian ini, atribut yang masuk jenis tangible ialah
sarana parkir memadai, penampilan pelayan, kemudahan pembayaran, tata letak dan dekorasi toko, display produk, kebersihan toko, penerangan toko,
temperatur ruangan toko, jenis iklan dan cara promosi. Pengukuran terhadap kepuasan konsumen telah menjadi hal yang sangat
penting bagi setiap perusahaan. Hal ini dikarenakan langkah tersebut dapat memberikan umpan balik feedback dan masukan bagi keperluan pengembangan
dan implementasi strategi peningkatan kepuasan konsumen. Pada prinsipnya kepuasan konsumen itu dapat diukur dengan berbagai macam metode dan teknik.
Menurut Kotler 1996 dalam Tjiptono 2008 mengidentifikasi empat metode untuk mengukur kepuasan pelanggan, yait sebagai berikut:
1. Sistem Keluhan dan Saran
Organisasi yang berpusat pada pelanggan Customer-centerded memberikan kesempatan yang luas kepada pelanggannya untuk menyampaikan saran dan
keluhan, misalnya dengan menyediakan kotak saran, kartu komentar, customer hot lines, dan lain-lain. Informasi-informasi ini dapat memberikan ide-ide dan
masukan kepada perusahaan dan memungkinkannya untuk bereaksi dengan tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul. Metode ini
lebih berfokus pada identifikasi masalah dan pengumpulan saran. 2.
Ghost Shopping Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan pelanggan
adalah dengan mempekerjakan beberapa orang ghost shopper untuk berperan atau bersikap sebagai pembeli potensial terhadap produk perusahaan
dan pesaing. Kemudian mereka melaporkan temuan-temuannya mengenai kekuatan, dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan
pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk tersebut. Selain itu para ghost shopper juga dapat mengamati cara penanganan setiap keluhan, baik
oleh perusahaan yang bersangkutan maupun pesaingnya. 3.
Lost Customer Anaysis Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang telah berhenti
membeli atau yang telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi. Bukan hanya exit interview saja yang perlu diperhatikan, tetapi
pemantauan customer loss rate juga penting, dimana peningkatan customer loss rate menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan pelanggnya.
4. Survei Kepuasan Pelanggan
Umumnya peneliti mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan penelitian survei, baik dengan survei melalui pos, telepon, maupun wawancara pribadi.
Melalui survei perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik feedback secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda positif
bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.
Metode survei kepuasan pelanggan dapat menggunakan pengukuran dengan berbagai cara sebagai berikut :
a. Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan dan
jawaban yang diberikan menggunakan sklala likert, misalnya seperti berikut : sangat tidak puas, tidak puas, netral, puas, dan sangat puas
directly reporterd satisfaction. b.
Responden diberi pertanyaan mengenai seberapa besar mereka mengharapkan suatu atribut tertentu dan seberapa besar yang mereka
rasakan derived dissatisfaction. c.
Responden diminta untuk menuliskan masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan dengan penawaran dari perusahaan dan juga diminta
untuk menuliskan perbaikan-perbaikan yang mereka sarankan problem analysis.
d. Responden dapat diminta untuk merangking berbagai elemen dari
penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen dan seberapa baik
kinerja perusahaan
dalam masing-masing
elemen importanceperformance rating. Teknik ini dikenal pula dengan istilah
Importance Performace Analysis Martilla dan James 1977, diacu dalam Tjiptono 2008.
Pada Penelitian ini menggunakan metode survei kepuasan dengan cara wawancara secara langsung dengan responden dan menggunakan kuisioner.
Untuk mengetahui kepuasan konsumen, teknik yang digunakan adalah Importance Performance Analysis yaitu dengan memberikan penilaian terhadap kinerja atribut
yang ditawarkan oleh Toko Terang Aquarium dan dibandingkan dengan harapankepentingan terhadap atribut yang ditawarkan.
Mengukur kepuasan pelanggan sangat bermanfaat bagi perusahaan dalam rangka mengevaluasi posisi perusahaan saat ini dibandingkan dengan pesaing dan
pengguna akhir, serta menemukan bagian mana yang membutuhkan peningkatan. Freddy 2003 dalam Muchsin 2007 menyatakan bahwa beberapa manfaat yang
dapat diperoleh jika perusahaan dapat menciptakan kepuasan konsumen :
1. Membangun Custumer Relationship
Custumer Relationship akan muncul pada saat konsumen berhubungan dengan perusahaan pada periode tertentu. Custumer Relationship memerlukan
kejujuran, komitmen, komunikasi, dan saling pengertian. 2.
Menciptakan Custumer Retention Custumer Retention berarti mempertahankan konsumen yang sudah ada.
Mempertahankan konsumen jauh lebih murah daripada mencari konsumen baru. Custumer Retention dapat tercapai melalui kualitas pelayanan yang
melebihi harapan konsumen. 3.
Menghasilkan Custumer Referrals Custumer Referrals berarti kesediaan konsumen untuk memberitahukan
kepuasan mereka kepada orang lain. Custumer Referrals dapat terjadi promosi gratis dari mulut ke mulut, karena konsumen yang puas akan senang hati
merekomendasikan produk kepada orang lain. 4.
Memperoleh Custumer Recovery Custumer Recovery adalah usaha untuk mengembalikan kesetiaan konsumen.
Perbaikan kesalahan dengan segera dan cepat dapat mengembalikan kesetiaan
konsumen kepada perusahaan. 3.1.5. Atribut Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke suatu pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan, produk yang dipasarkan meliputi barang
dan fisik, jasa, tempat, organisasi dan gagasan Kotler 2005. karakteristik produk yang berfungsi sebagai atribut evaluatif selama pengambilan keputusan disebut
sebagai atribut produk. Penilaian terhadap atribut produk dapat menggambarkan mencerminkan perilaku konsumen dalam membelanjakan dan mengkonsumsi
suatu produk. Menurut Simamora 2002 dalam
Cornel 2007
, atribut didefinisikan sebagai karakteristik atau ciri-ciri yang dimiliki suatu produk yang akan
membentuk ciri-ciri, fungsi serta manfaat. Ada beberapa cara yang dipakai untuk mengetahui atribut produk yaitu :
1. Metode Jugement yaitu peneliti menentukan atribut produk, akurasi atribut
tergantung dari kredibilitas peneliti dan karena kredibilitas bersifat subjektif maka akurasi juga subjektif.
2. Metode Focus Grup yaitu peneliti mengumpulkan beberapa responden yang
dianggap memahami produk yang kemudian secara bersama-sama membahas secara mendalam tentang atribut produk.
3. Metode Brain Stroming yaitu menampung semua ide yang masuk.
Kelemahannya adalah atribut yang masuk terlalu banyak sehingga memungkinkan masuknya ide-ide aneh dan tidak masuk akal.
Adapun cara mengetahui atribut pada Toko Terang Aquarium dalam penelitian ini, lebih mengarah pada Metode Focus Grup dan Metode Jugement,
dimana peneliti melakukan pengamatan dan penilaian langsung di lokasi, wawancara dengan beberapa hobiis pecinta ikan, studi literatur sebelumnya, dan
berpedoman pada buku perilaku konsumen karangan Engel et al. 1994, buku pengukuran tingkat kepuasan pelangan karangan Supranto 2001, dan buku
mesauring customer satisfaction karangan Rangkuti 2006. 3.2. Kerangka Pemikiran Operasional
Produksi ikan hias di Kabupaten Bogor mengalami perkembangan yang positif ditandai adanya peningkatan jumlah produksi ikan hias air tawar setiap
tahunnya.
Pertumbuhan produksi ikan hias yaitu berkisar antara 3,8 – 23 persen
per tahunnya
sejak tahun 2005 hingga 2009
. Dengan banyaknya ikan hias yang bisa di jumpai di Bogor ini, hal itu merupakan suatu peluang untuk berusaha di
bidang perdagangan ikan hias, karena ketersediaan ikan hias sebagai produk utama cukup terjamin kualitas, kuantitas dan kontinuitasnya.
Potensi lain yang cukup penting ialah minat masyarakat yang tinggi terhadap ikan hias Bogor. Hal ini ditandai dengan banyaknya penjualan ikan hias
yang dapat dijumpai masyarakat di Bogor, mulai dari yang skala besar hingga skala kecil bila dilihat dari luas lokasi, banyaknya jenis ikan dan perlengkapan,
kualitas produk yang dijual dan tata ruang yang teratur. Kesemua tempat-tempat tersebut selalu ramai ketika akhir pekan dan hari libur.
Dalam pembelian konsumen menginginkan produk yang sesuai dengan keinginannya. Keinginan konsumen tersebut menuntut para pelaku ikan hias air
tawar untuk menjual produknya sesuai dengan selera konsumen. Dalam merencanakan pemasaran terlebih dahulu memperhatikan penerapan strategi
pemasaran terutama terhadap minat konsumen, tingkat harga, tingkat permintaan, dan penawaran serta tingkat persaingan.
Salah satu lembaga pemasaran dimana konsumen dapat memperoleh ikan hias dan sarana pendukung pemeliharaan lainnya adalah melalui pengecer.
Pengecer yang ada saat sangat beragam, mulai dari pengecer yang berdagang di toko, pedagang asongan sampai hypermarket.
Toko Terang Aquarium merupakan salah satu pelaku usaha eceran modern yang khusus menjual ikan hias dan sarana pemeliharaan. Dalam memenuhi
keinginan konsumennya perusahaan harus mengetahui terlebih dahulu tentang konsumenya agar dapat bersaing dan meningkatkan keuntungan perusahaan,
namun selama ini pihak Toko Terang Aquarium belum mengetahui bagaimana keadaan konsumen sesungguhnya yang meliputi karakteristik, perilaku dan
kepuasan konsumen. Banyak hal yang belum diketahui secara jelas, atribut apa saja yang menyebabkan konsumen membeli di suatu tempat penjualan ikan hias,
dan memilih ikan hias air tawar serta sarana penunjang pemeliharaan apa yang diperlukan konsumen. Sehingga pemilik merasa kesulitan dalam mengambil
kebijakan yang tepat dalam upaya mengembangkan usaha, mempertahankan pelanggan dan menarik konsumen baru. Serta kesulitan untuk menilai apakah
kebijakan yang dijalani selama ini sudah cukup efektif atau tidak. Disamping itu juga sering terjadi fluktuasi omset, dimana pada periode tertentu omsetnya bisa
sangat rendah, namun pada periode yang lain bisa sangat tinggi. Karakteristik dan perilaku konsumen dianalisis dengan menggunakan
analisis deskriptif, dengan membuat tabulasi sederhana yaitu dengan mengelompokkan jawaban yang sama lalu dipersentasikan. Selanjutnya,
melakukan identifikasi atribut-atribut yang dimiliki Toko Terang Aquarium untuk mengetahui seberapa besar kinerja toko tersebut dan tingkat kepentingan dari
atribut tersebut. Atribut yang akan diteliti terdiri dari 31 atribut yang terbagi dalam 10
variabel yaitu : lokasi kemudahan akses menuju lokasi, sarana parkir memadai, personel penjualan sikap, penampilan, pengetahuan, pelayanan yang diberikan
pengemasan produk, kecepatan transaksi, konsultasi pemeliharaan, penanganan hama dan penyakit ikan, pelayanan jasa pembuatan dan dekorasi aquarium,
kemudahan pembayaran, atribut toko layout toko, display produk, atmosfer toko kebersihan, penerangan, temperatur ruangan, atribut produk ikan hias
variasi dan jenis ikan yang tersedia, keindahan warna, bentuk ikan, keunikan ikan, kesehatan ikan, kelangkaan ikan, citra yang dibawa oleh jenis ikan hias,
kemudahan cara perawatan, atribut produk sarana penunjang pemeliharaan sarana penambah keindahan, perlengkapan pemeliharaan, harga produk harga
yang ditawarkan, potongan harga, iklan dan promosi, pelayanan setelah transaksi tanggapan atau respon keluhan konsumen, dan penukaranpengembalian produk.
Penentuan atribut tersebut tidak melalui uji validitas dan reliabilitas karena penentuan atribut tersebut berdasarkan hasil penelitian di lapangan yaitu dari hasil
wawancara dengan konsumen hobiis ikan dan pihak Toko Terang Aquarium, sehingga atribut yang dihasilkan merupakan gambaran umum yang terdapat di
Toko Terang Aquarium. Analisis yang digunakan untuk menjawab tingkat kinerja dan kepentingan konsumen tersebut adalah Importance Performance Analysis,
sedangkan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen menggunakan metode Costumer Satisfaction Index.
Dari alat analisis tersebut diatas didapat penilaian konsumen terhadap masing-masing atribut dari Toko Terang Aquarium secara keseluruhan. Prioritas
kepentingan atribut-atribut toko yang ideal menurut konsumen dibandingkan dengan penilaian kinerjapelaksanaan terhadap masing-masing atribut. Dari hasil
analisis tersebut dapat dijadikan informasi bagi Toko Terang Aquarium dan konsumen. Secara sistematis alur kerangka pemikiran konseptual dapat dilihat
pada Gambar 2.
Gambar 2. Bagan Alur Kerangka Pemikiran Operasional
T
oko Ikan Hias Air Tawar Terang Aquarium
Atribut produk dan Toko Ikan Hias Air Tawar
Terang Aquarium
Importance Performance Analysis IPA
Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen
Informasi dan rekomendasi bagi Toko Ikan Hias Air Tawar Terang Aquarium Karakteristik dan perilaku
konsumen Tingkat kinerja dan
kepentingan
Customer Satisfaction Index CSI
Karakteristik konsumen Toko Ikan Hias Air Tawar
Terang Aquarium Belum diketahuinya karakteristik, perilaku dan kepuasan konsumen Toko
Terang Aquarium sesunguhnya sehingga kesulitan mengambil kebijakan untuk pengembangan usaha, mempertahankan pelanggan dan menarik konsumen baru
Banyaknya ikan hias di Bogor merupakan suatu peluangan usaha di sektor perdagangan ikan hias, karena ketersediaan ikan hias sebagai produk utama
cukup terjamin kualiats, kuantitas dan kontinuitasnya. Minat masyarakat yang tinggi terhadap ikan hias Bogor.
Banyak penjual ikan hias di Bogor, menyebabkan persaingan yang ketat untuk memperebutkan pasar yang sama.
Inti dari kegiatan pemasaran adalah mengetahui keinginan konsumen serta berusaha memuaskan keinginan tersebut, bila ingin bertahan dalam
persaingan ataupun mengunguli para pesaing.
Perilaku konsumen Toko Ikan Hias Air Tawar
Terang Aquarium Kepuasan konsumen Toko
Ikan Hias Air Tawar Terang Aquarium
Analisis Deskriptif
IV METODE PENELITIAN
4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Toko Ikan Hias Air Tawar Terang Aquarium yang berlokasi di Jalan Mantarena No. 2 Kecamatan Bogor Tengah. Pemilihan
lokasi penelitian dilakukan secara purposive sengaja dengan pertimbangan bahwa tempat tersebut merupakan toko ikan hias yang tidak hanya menjual ikan
hias secara eceran namun menjual berbagai peralatan dan perlengkapan pemeliharaan ikan dan telah menjadi salah satu toko ikan hias terlengkap di
Bogor. Alasan lain karena sejak berdiri pada tahun 2003, usaha tersebut hingga saat ini kurang bahkan tidak mengetahui karakteristik konsumen yang datang ke
tempat tersebut, sehingga pemilik merasa kesulitan dalam mengambil kebijakan untuk pengembangan usahanya, mempertahankan pelanggan dan menarik
konsumen baru. Pelaksanaan penelitian dan pengumpulan data di lapangan
dimulai pada bulan Januari 2011 sampai Februari 2011. 4.2. Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumber perolehan data, maka jenis data yang digunakan dalam penulisan penelitian adalah data primer dan data sekunder. Data primer
merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber atau objek penelitian. melalui pengamatan langsung, untuk mengetahui kondisi usaha dan wawancara
langsung dengan pihak pemilik, manajemen, karyawan, dan konsumen Toko Ikan Hias Air Tawar Terang Aquarium. Wawancara dilakukan dengan menggunakan
panduan kuisoner. Kuisoner diberikan kepada konsumen berisikan pertanyaan tertutup dan pertanyaan semi terbuka. Pertanyaan tertutup berupa pertanyaan
alternatif yang jawabannya sudah tersedia. Pertanyaan semi terbuka adalah pertanyaan yang selain memberikan pilihan juga menyediakan tempat untuk
menjawab secara bebas apabila jawaban responden ada di luar alternatif pilihan yang tersedia.
Data sekunder adalah jenis data yang sudah diterbitkan berupa konsep mengenai perilaku dan kepuasan konsumen dalam pengambilan keputusan
pembelian barang dan jasa serta literatur tentang perilaku konsumen, mengenai pasar ikan hias, tingkat pembelian ikan hias. Data sekunder diperoleh dari
Perpustakaan LSI, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Fakultas Pertanian, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Internet, dan Badan Pusat Statistik BPS.
Data yang di peroleh di perpustakan berupa buku, skripsi, disertasi, artikel, jurnal dan publikasi lain yang relevan dengan topik penelitian. Data yang diperoleh dari
internet berupa jurnal dan artikel. Sedangkan data yang diperoleh dari BPS seperti
data perkembangan produksi ikan di Kabupaten Bogor. 4.3. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini teknik penarikan sampel yang dipilih ialah teknik sampel tanpa peluang Non Probabilty Sampling, dimana tidak semua populasi
memiliki kesempatan yang sama untuk menjadi sampel. Teknik non-probability sampling yang digunakan adalah convenience sampling atau cara dipermudah,
yaitu dengan cara memilih konsumen yang dirasa paling mudah memberikan informasi yang dibutuhkan. Dengan metode pengambilan sampel ini, responden
dapat langsung dipilih dilokasi penelitian pada saat penelitian dilakukan. Dalam hal ini akan lebih dulu dilakukan perumusan kriteria-kriteria yang digunakan
sebagai acuan penarikan sampel. Kriteria konsumen yang dipilih menjadi responden adalah sebagai berikut :
1. Umur responden di atas 15 tahun yang dinilai dapat memberikan jawaban
secara objektif. 2.
Bersedia diwawancarai dengan panduan kuisioner yang telah disediakan. 3.
Dalam satu rombongan atau keluarga hanya diambil satu orang yang menjadi responden agar tidak saling mempengaruhi dalam menjawab kuisioner.
4. Pernah melakukan kunjungan dan pembelian minimal sekali.
Jumlah responden dalam penelitian ini adalah 75 orang. Pengambilan sampel sebanyak 75 orang ini didasarkan pada kemampuan peneliti dan kondisi di
lapangan. Jumlah ini didasarkan pada penentuan jumlah sampel mengacu pada Umar 2005 yang menyatakan bahwa jumlah minimal sampel yang diambil
untuk penelitian deskriptif minimal sebanyak 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distribusi skor nilai akan lebih mendekati kurva normal. Selain itu
juga jumlah pengunjung Toko Ikan Hias Air Tawar Terang Aquarium tidak diketahui secara pasti karena pemilik tidak mendata setiap pengujung yang
datang.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara : 1.
Melakukan observasi atau pengamatan. Observasi dilakukan untuk melihat dan mengamati objek secara langsung terhadap hal-hal yang berhubungan
dengan penelitian. 2.
Melakukan wawancara untuk memperoleh keterangan yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, agar data yang digunakan merupakan kondisi yang
sebenarnya. Wawancara langsung dengan pihak pemilik, manajemen, karyawan dan konsumen Toko Ikan Hias Air Tawar Terang Aquarium untuk
mengetahui permasalahan serta kendala yang dihadapi, serta karakteristik perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian produk dan jasa.
3. Memberikan lembar penilaian berupa kuisioner kepada responden yaitu
konsumen Toko Ikan Hias Air Tawar Terang Aquarium untuk mengetahui karakteristik serta perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan
pembelian barang dan jasa, Serta membaca dan melakukan pencatatan semua data yang dibutuhkan penelitian.
4.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data