44
tersebut berkorelasi signifikan terhadap skor total, sehingga item soal tersebut dinyatakan valid. Jadi, ada 25 butir soal valid dan 15 butir soal tidak valid.
3.5.2.2 Reliabilitas
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Reliabilitas
menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, jadi dapat diandalkan Arikunto 2010: 221.
Uji reliabilitas hanya dilakukan pada soal yang sudah dinyatakan valid. Jadi, soal yang akan diuji reliabilitasnya ada 25 butir soal. Pengujian reliabilitas
instrumen ini dilakukan dengan teknik konsistensi internal dengan menggunakan uji Cronbach’s Alpha pada program SPSS versi 17 dengan menetapkan taraf
signifikan 5. Output hasil uji reliabilitas menggunakan program SPSS versi 17 selengkapnya ada pada lampiran 22. Simpulan uji reliabilitas dengan
menggunakan metode Cronbach’s Alpha dari 25 butir soal, dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut:
Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha
N of Items .903
25
45
Dalam uji reliabilitas, digunakan batas tertentu untuk menentukan reliabel tidaknya suatu instrumen. Batasan nilai reliabilitas menurut Sekaran 1992 dalam
Priyatno 2010: 98 yaitu, reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima, dan di atas 0,8 adalah baik. Dengan melihat nilai
Alpha pada kolom Cronbach’s Alpha, kita dapat menentukan reliabel tidaknya
suatu instrumen. Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai cronbach’s alpha sebesar 0,903. Mengacu pada pendapat Sekaran, nilai 0,903 berarti di atas 0,8, sehingga
instrumen soal sudah terbukti reliabel dan termasuk kategori baik.
3.5.2.3 Indeks kesukaran soal
Indeks kesukaran soal digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran setiap butir soal. Indeks kesukaran setiap butir soal dihitung menggunakan rumus:
Keterangan: P
= indeks kesukaran B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
J
S
= jumlah seluruh siswa peserta tes Arikunto 2012: 223
Indeks kesukaran diklasifikasikan sebagai berikut: 1 soal dengan P 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar, 2 soal dengan P 0,31 sampai 0,70 adalah soal
sedang, dan 3 soal dengan P 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah Arikunto 2012: 225. Instrumen soal yang akan digunakan dalam penelitian ini harus
memenuhi persentase taraf kesukaran soal yang ditentukan, di mana soal dengan
46
kategori mudah sebanyak 25, soal dengan kategori sedang 50, dan soal dengan kategori sukar 25. Hasil penghitungan tingkat kesukaran soal
selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 23. Simpulan dari analisis tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada tabel 3.3.
Tabel 3.3. Analisis Tingkat Kesukaran
No. Soal P
Kriteria No. Soal
P Kriteria
1 0,88
Mudah 21
0,58 Sedang
2 0,73
Mudah 22
0,27 Sukar
3 0,77
Mudah 23
0,96 Mudah
4 0,88
Mudah 24
0,81 Mudah
5 0,35
Sedang 25
0,81 Mudah
6 0,73
Mudah 26
0,77 Mudah
7 0,88
Mudah 27
0,38 Sedang
8 0,62
Sedang 28
0,73 Mudah
9 0,58
Sedang 29
0,85 Mudah
10 0,65
Sedang 30
0,65 Sedang
11 0,92
Mudah 31
0,27 Sukar
12 0,42
Sedang 32
0,73 Mudah
13 0,46
Sedang 33
0,23 Sukar
14 0,73
Mudah 34
0,23 Sukar
15 0,69
Sedang 35
0,88 Mudah
16 0,5
Sedang 36
0,81 Mudah
17 0,69
Sedang 37
0,19 Sukar
18 0,81
Mudah 38
0,5 Sedang
19 0,81
Mudah 39
0,62 Sedang
20 0,77
Mudah 40
0,27 Sukar
Keterangan: warna baris hijau menandakan soal tersebut sudah valid dan reliabel.
Pada tabel hasil penghitungan taraf kesukaran soal dapat dilihat bahwa terdapat 20 soal berkategori mudah, 14 soal berkategori sedang, dan 6 soal
berkategori sukar. Perbandingan tingkat kesukaran yang digunakan dalam penlitian ini yaitu 1:2:1. Artinya, terdapat 25 soal kategori mudah, 50 soal
kategori sedang, dan 25 soal kategori sukar. Bila diartikan dalam jumlah soal,
47
maka penelitian ini terdiri dari 5 soal kategori mudah, 10 soal kategori sedang dan 5 soal kategori sukar.
3.5.2.4 Daya Pembeda Butir Soal