3 Tentukan luas kertas karton yang berbentuk trapesium seperti gambar di
bawah ini:
2.3 Kajian Penelitian yang Relevan
Terdapat beberapa penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut.
1 Penelitian Wulandari 2014 berjudul “Keefektifan Pembelajaran CIRC
dengan Pendekatan Open-ended Terhadap Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa Kelas-VIII Materi Kubus-Balok
.” Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada materi kubus dan balok dengan
model pembelajaran CIRC dengan pendekatan open-ended dapat mencapai ketuntasan belajar dan lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan model
direct instruction serta diperoleh hasil observasi yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh positif dari aktivitas siswa terhadap kemampuan berpikir
kreatif siswa. 2
Penelitian Arfiasih 2015 berjudul “Peningkatan Karakter dan Kemampuan Pemecahan Masalah Melalui Model Pembelajaran Auditory Intellectually
Repetition Air Pada Materi Segi Empat Kelas V II.” Hasil penelitian yang
diperoleh menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model AIR dapat
membentuk karakter tanggung jawab dan keterampilan pemecahan masalah peserta didik serta kemampuan pemecahan masalah peserta didik dapat
mencapai KKM yang ditentukan. 3
Penelitian Listiana 2008 berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan PBL Problem Based
Learning. ” Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa PBL dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
2.4 Kerangka Berpikir
Salah satu hal yang dapat digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu pembelajaran di sekolah adalah hasil belajar. Hasil belajar matematika siswa SMP
Negeri 38 Semarang pada materi segiempat masih belum optimal. Hal ini dikarenakan siswa masih belum menanamkan konsep secara matang, kurang
optimalnya kreativitas siswa dalam menerapkan strategi pemecahan masalah dan cenderung menghafal rumus-rumus yang ada. Antusiasme siswa dalam mengikuti
pembelajaran juga masih belum optimal, hal ini didukung dengan kenyataan bahwa siswa kurang memperhatikan tugas apa yang diberikan oleh guru. Siswa
masih malas mengerjakan soal cerita karena belum paham maksud dari soal cerita tersebut.
Uraian di atas merupakan masalah-masalah yang dialami siswa dalam segi akademis, sedangkan dari segi sikap siswa selama pembelajaran berlangsung,
tanggung jawab siswa belum optimal. Hal ini dapat dilihat saat guru menginstruksikan untuk mengumpulkan PR yang telah disepakati sebelumnya
untuk dikumpulkan. Banyak siswa yang tidak mengumpulkan PR dengan berbagai
macam alasan, yang menunjukkan bahwa rasa tanggung jawab siswa terhadap tugas sekolah masih belum optimal.
Untuk meminimalisir masalah-masalah yang terjadi seperti di atas, diperlukan suatu inovasi pembelajaran yang dapat membuat siswa mampu meraih
hasil belajar yang tinggi dan memiliki karakter yang kuat. Agar siswa tidak hanya menghafal rumus-rumus, maka sesuai teori konstruktivisme, siswa dibimbing
untuk mengkonstruk sendiri pengetahuannya sehingga konsep-konsep dapat tertanam dengan matang. Kegiatan mengkonstruk pengetahuan siswa tersebut
dibantu dengan media berupa lembar kerja siswa yang menuntun siswa untuk memperoleh rumus. Selain itu, dilakukan kegiatan kelompok untuk membentuk
sikap sosial siswa seperti teori Vigotsky yang mengedepankan aspek sosial. Melalui kegiatan kelompok, siswa dapat berdiskusi untuk memecahkan masalah
yang diberikan. Oleh karena itu, pembelajaran yang berlangsung menuntut siswa untuk aktif berdiskusi sehingga siswa tidak hanya mendengarkan ceramah dari
guru yang dapat menyebabkan kebosanan. Berdasarkan uraian di atas, model pembelajaran PBL dapat dijadikan
alternatif pembelajaran yang dapat menjadikan siswa aktif berdiskusi. Tahapan PBL ketiga yaitu membimbing penyelidikan individu maupun kelompok
mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan diskusi menyelesaikan masalah dan mengkonstruk konsep-konsep matematika sehingga siswa tidak memiliki
kecenderungan menghafal rumus. Pada tahapan kelima PBL yaitu menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dapat mendorong siswa untuk
meningkatkan antusiasme dan tanggung jawab untuk berperan aktif mengevaluasi
kegiatan diskusi. Kelebihan PBL diantaranya adalah siswa lebih memahami konsep yang diajarkan karena ia yang menemukan sendiri konsep tersebut. Selain
itu, penyajian masalah nyata juga dapat meningkatkan antusiasme dan ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran karena materi yang
dipelajarinya dihubungkan langsung dengan kehidupan nyata. Pada setiap langkah PBL menuntut adanya keaktifan siswa sehingga dapat menumbuhkembangkan
kreativitas dan tanggung jawab siswa dalam kegiatan pembelajaran. Pada pembelajaran tersebut diterapkan pula suatu pendekatan yaitu open-
ended dan saintifik. Pada pendekatan open-ended, cirinya adalah penyajian masalah yang memiliki strategi pemecahan masalah lebih dari satu maupun
jawaban benar yang lebih dari satu. Melalui pendekatan open-ended dimana pembelajarannya menggunakan masalah yang memiliki lebih dari satu jawaban,
hal ini dapat memacu siswa untuk meningkatkan kreativitasnya dalam mengggunakan berbagai macam strategi pemecahan masalah sehingga hasil
belajar siswa dapat meningkat. Selain itu, dengan pendekatan saintifik pada kegiatan mengumpulkan informasi akan memacu tanggung jawab siswa dalam
mengumpulkan berbagai informasi guna menyelesaikan permasalahan. Peningkatan hasil belajar dan tanggung jawab siswa pada materi segiempat
dapat dicapai melalui model pembelajaran yang mengarahkan siswa untuk mengkonstruk pengetahuan sendiri dengan berbagai macam strategi pemecahan
masalah dalam kegiatan diskusi kelompok, yaitu model pembelajaran PBL dengan pendekatan open-ended. Berdasarkan keunggulan model pembelajaran PBL
dengan pendekatan open-ended, jika terdapat dua kelompok sampel yang diberi
perlakuan berbeda misalnya kelompok pertama diterapkan model PBL dengan pendekatan open-ended dan kelompok kedua diterapkan pendekatan pembelajaran
yang biasa digunakan oleh guru yaitu pembelajaran CTL maka rata-rata hasil belajar siswa yang diterapkan model PBL dengan pendekatan open-ended lebih
dari siswa dengan pembelajaran CTL dan terdapat peningkatan rata-rata hasil belajar dan tanggung jawab siswa yang diterapkan model PBL dengan pendekatan
open-ended. Berdasarkan kerangka berpikir tersebut, peneliti akan meneliti tentang penerapan PBL dengan pendekatan open-ended.
2.5 Hipotesis