50 dinilai dari prestasi kerja adalah kualitas kerja, kuantitas kerja, keandalan dan sikap.
Kualitas kerja terdiri dari ketepatan, ketelitian, keterampilan, kebersihan. Kuantitas kerja terdiri dari output dan penyelesaian kerja dengan ekstra. Keandalan terdiri dari
mengikuti instruksi, inisiatif, kehati-hatian, kerajinan. Sedangkan sikap terdiri dari sikap terhadap perusahaan, karyawan lain dan pekerjaan serta kerjasama.
2.6. Kerangka Konseptual
Kepemimpinan ialah kemampuan seseorang mempengaruhi perilaku orang lain untuk berpikir dan berperilaku dalam rangka perumusan dan
pencapaian tujuan organisasi di dalam situasi tertentu. Davis dan Newstrom 1992 menyatakan bahwa terdapat kontinum gaya
kepemimpinan, yang beranjak dari pemimpin yang sangat positif sampai yang sangat negatif, hamper setiap manajer menerapkan gaya itu setiap hari, tetapi
gaya yang dominan menentukan kelompok Gaya berkaitan dengan model organisasi, model autokratik cenderung menghasilkan gaya yang negatif, model
kustodial agak condong ke positif dan model supportif atau kolegial jelas positif, kepemimpinan yang positif pada umumnya menghasilkan kepuasan kerja dan
prestasi kerja yang lebih tinggi. Disiplin adalah tindakan manajemen untuk memberikan semangat kepada
pelaksanaan standar organisasi, ini adalah pelatihan yang mengarah pada upaya membenarkan dan melibatkan pengetahuan-pengetahuan sikap dan perilaku
Universitas Sumatera Utara
51 pegawai sehingga ada kemauan pada diri pegawai untuk menuju pada kerjasama
dan prestasi yang lebih baik. Motivasi adalah merupakan daya pendorong dalam diri seseorang
karyawan untuk melakukan suatu perbuatan tertentu kearah positif sesuai kebutuhan dan keinginan. Anoraga 2004 menyatakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi kerja karyawan seperti: motivasi, pendidikan, disiplin kerja, keterampilan, sikap etika kerja, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, lingkungan
dan system kerja, teknologi, sarana produksi, jaminan sosial, manajemen dan kesempatan berprestasi Prestasi kerja yang optimal selain didorong oleh motivasi
seseorang dan tingkat kemampuan yang memadai, oleh adanya kesempatan yang diberikan, dan lingkungan yang kondusif. Meskipun seorang individu bersedia dan
mampu, bisa saja ada rintangan yang jadi penghambat. Prestasi kerja karyawan merupakan salah satu faktor penentu prestasi
perusahaan. Prawirosentono, 1999 menyatakan terdapat hubungan yang erat antara prestasi perseorangan dengan prestasi perusahaan, dengan kata lain bila
prestasi karyawan baik maka kemungkinan besar prestasi perusahaan juga baik. Prestasi seorang karyawan akan baik bila dia mempunyai keahlian skill yang
tinggi, bersedia bekerja karena digaji atau diberi upah sesuai dengan perjanjian, mempunyai harapan masa depan lebih baik. Dari pendapat tersebut diatas dapat
disimpulkan bahwa jika ingin prestasi perusahaan baik, maka pemimpin perusahaan harus mampu menciptakan kondisi kinerja setiap karyawannya baik
Universitas Sumatera Utara
52 dengan cara menciptakan kondisi yang kondusif yaitu memotivasi karyawan
berprestasi agar memiliki semangat kerja yang tinggi yang dapat terlihat dari kedisiplinan pagawai yang selalu meningkat setiap hari kerja sehingga proses
pekerjaan tidak terhambat dan berjalan dengan lancar. Berdasarkan teori-teori dan pendapat para pakar yang tersebut di atas
maka dapat disusun sebuah kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
2.7. Hipotesis