Faktor Pembentuk dan Ukuran Kepuasan

menginginkan layanan yang baik dan mengeluarkan biaya lebih untuk dapat menikmati layanan tersebut.

2.3.3. Faktor Pembentuk dan Ukuran Kepuasan

Zethalm dan Bitner 2000 menyatakan bahwa kepuasan nasabah dipengaruhi oleh persepsi nasabah terhadap kualitas jasa, kualitas produk, harga dan oleh faktor situasi dan personal dari nasabah. Konsep kepuasan tidak hanya sekedar penilaian kualitas pelayanan, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Sebagai mana terlihat pada Gambar 2.1 berikut ini: KUALITAS PELAYANAN KUALITAS BARANG FAKTOR SITUASI KEPUASAN NASABAH LOYALITAS NASABAH FAKTOR PRIBADI HARGA Sumber: Zethaml dan Bitner 2000 Gambar 2.1. Model Hubungan Kualitas Jasa dan Kepuasan Konsumen Perusahaan yang bergerak dibidang jasa sangat tergantung pada kualitas jasa yang diberikan. Jasa terdiri dari lima dimensi Tjiptono: 2005, yaitu: 1 Keandalan reliability: kemampuan untuk memberikan pelayanan yang telah dijanjikan secara akurat, dapat dipercaya dan dapat diandalkan atau sejauh mana penyedia jasa mampu memberikan apa yang telah dijanjikannya kepada nasabah, 2 Responsif Responsiveness: kesediaan karyawan untuk membantu nasabah serta memberikan pelayanan yang tepat sesuai kebutuhan nasabah, 3 Keyakinan assurance: mencakup Universitas Sumatera Utara pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, keramahan, kesopanan dan sifat yang dapat dipercaya yang diniliki karyawan, bebas dari bahaya, resiko atau keragu-raguan, 4 Dimensi berwujud tangible: Tampilan fisik penyedia jasa seperti gedung, tata letak peralatan, interior dan eksterior serta penampilan fisik dari karyawan penyedia jasa, 5 Empati empathy: meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi dan memahami kebutuhan nasabah . Kualitas pelayanan yang diberikan bersama-sama dengan pelayanan akan mempengaruhi persepsi nasabah terhadap pelayanan yang diterima. Semakin baik kualitas barang akan meningkatkan kepuasan nasabah terhadap pelayanan yang diterima. Sebaiknya produk yang kurang berkualitas akan merusak kepuasan nasabah. Pembeli biasanya memandang harga sebagai indikator dari kualitas suatu jasa, terutama untuk jasa yang memiliki kondisi dimana kualitasnya sulit untuk dideteksi sebelum jasa tersebut di konsumsi. Nasabah cenderung untuk menggunakan harga sebagai dasar untuk menduga kualitas barang dan berasumsi harga yang lebih tinggi mewakili kualitas yang lebih tinggi. Faktor situasi atau lingkungan dan pribadi mempengaruhi tingkat kepuasan seorang terhadap barang atau jasa yang dikonsumsinya. Faktor situasi seperti kondisi dan pengalaman akan menuntun nasabah untuk datang kepada suatu penyedia jasa perbankan, hal ini akan mempengaruhi harapan atau ekspektasi terhadap produki layanan perbankan yang akan digunakan. Efek yang sama terjadi karena faktor personel seperti emosi nasabah. Dan menurut Tjiptono 2005, bahwa tehnik untuk mengukur kepuasan nasabah dapat menggunakan pengukuran secara langsung dengan Universitas Sumatera Utara pertanyaan atau pernyataan mengenai seberapa besar mengharapkan suatu atribut tertentu dari seberapa besar yang dirasakan, responden menilai kesesuaian antara apa yang diharapkan dan apa yang didapatkan dari pelayanan perusahaan.

2.4. Teori Loyalitas Nasabah