2. Instrument non test
Dalam  instrument  non  test  ini  digunakan  instrument  sebagai berikut:
a. Observasi
Pengamatan  atau  observasi  adalah  kegiatan  pengamatan pengambilan data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah
mencapai  sasaran.
8
Lembar  obervasi  ini  dilakukan  untuk  menilai kegiatan  yang  berlangsung  selama  proses  pembelajaran.  Lembar
observasi  ini  juga  dilakukan  untuk  menganalisa  dan  merefleksi  setiap siklus untuk memperbaiki pembelajaran pada siklus berikutnya.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru
Kisi-Kisi Aspek Yang Akan Diobservasi
Ket Nilai
Ada  Tidak 1
2 3
4 5
Tahap Ke
Satu :
Persentasi Advance
Organizer
1. Tujuan pembelajaran
2. Menyajikan contoh
3. Memancing
pengetahuan siswa
Tahap Ke
Dua :
Materi Pembelajaran
4. Membuat
urutan bahan pelajaran
5. Suasana
belajar
8
Kunandar, op.cit, h. 143
siswa 6.
Menyajikan bahan
Tahap Ke
Tiga :
Memperkuat  Struktur Kognitif Siswa
7. Mengaitkan  konsep-
konsep 8.
Umpan balik 9.
Kesimpulan atau
rangkuman
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Observasi Siswa
Kisi-Kisi Aspek Yang Akan Diobservasi
Ket Nilai
Ada  Tidak 1
2 3
4 5
Tahap Ke
Satu :
Persentasi Advance
Organizer
1. Kesiapan
belajar siswa
2. Siswa
Memberi contoh
3. Siswa
mengikuti Pretest
Tahap Ke
Dua :
Materi Pembelajaran
4. Aktif bertanya
5. Aktif berpendapat
6. Aktif mencatat
7. Aktif mendengarkan
Tahap Ke
Tiga :
Memperkuat  Struktur Kognitif Siswa
8. Aktif  mengerjakan
latihan 9.
Melakukan  umpan balik dengan guru
10. Aktif
membuat Kesimpulan
b. Wawancara
Wawancara  merupakan  kegiatan  atau  metode  pengumpulan  data yang  dilakukan  dengan  bertatapan  langsung  dengan  responden,  sama
seperti  penggunaan  daftar  pertanyaan.
9
Peneliti  melakukan  wawancara dengan  guru  dan  siswa,  wawancara  ini  dilakukan  untuk  mengetahui
secara  langsung  kondisi  serta  untuk  mengetahui  gambaran  umum mengenai  pelaksanaan  pembelajaran  dan  masalah-masalah  yang
dihadapi dikelas.
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Lembar Wawancara
Indikator Pertanyaan Jawaban Wawancara
Pelaksanaan  model  Pembelajaran  Advance Organizer digunakan dikelas
Respon model
pembelajaran Advance
Organizer
9
Daniel, IR. Moehar, op.cit, h. 143
Kekurangan dan
Kelemahan model
pembelajaran Advance Organizer Hasil  dari  penggunaan  model  pembelajaran
Advance Organizer.
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan Trusworhines Study
Sebelum  digunakan  dalam  penelitian,  soal  tes  diuji  coba  untuk mengetahui  apakah  soal  tersebut  memenuhi  persyaratan  untuk  mengukur
hasil  belajar.  Apabila  telah  memenuhi  persyaratan  tersebut  maka instrument dapat digunakan dalam penelitian. Pemeriksaan yang dilakukan
yaitu dengan melakukan analisis kuantitatif seperti tingkat kesukaran, daya
beda, validitas, dan reliabilitas.
1. Tingkat kesukaran
Tingkat  kesukaran  merupakan  salah  satu  analisis  kuantitatif  untuk mengetahui  tingkat  kesukaran  suatu  butir  soal  indeks  kesukaran
rentangannya dari 0,0 – 1,0. Semakin besar indeks menunjukkan semakin
butir soal, karena dapat  dijawab dengan benar oleh sebagian besar siswa. Untuk  mengetahui  apakah  soal  tes  yang  diberikan  tergolong  mudah,
sedang, atau sukar digunakan rumus sebagai berikut :
P =
Keterangan: P
=  Indeks kesukaran B
=  Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal JS
=Banyaknya  siswa  yang  memberikan  jawaban  pada  soal  yang dimaksudkan.
Kriteria indeks kesukaran soal sebagai berikut: 0,00
– 0,30  = sukar 0,31
– 0,70  = sedang
0,71 – 1,00  = mudah
10
Untuk  mengetahui  tingkat  kesukaran  dari  butirsoal    peneliti menggunakan program ANATES lampiran. Dari hasil dapat dilihat pada
siklus  I  terdapat  26,7  sukar,  40  sedang  dan  30  mudah  sedangkan pada siklus II terdapat 10 sukar, 43,3 sedang, dan 13,3 mudah.
2. Daya pembeda
Daya  pembeda  soal  adalah  kemampuan  sesuatu  soal  untuk membedakan  antara  siswa  yang  pandai  dengan  siswa  yang  kurang
pandai.Angka  yang  menunjukkan  besarnya  daya  pembeda  disebut  indeks diskriminasi D. Untuk mengetahui daya pembeda dari butir soal peneliti
digunakan rumus : D = B
A
- B
B
= P
A –
P
B
J
A
J
B
Keterangan: J
A
= Jumlah peserta kelompok atas J
B
= Jumlah peserta kelompok bawah B
A
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab benar B
B
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab benar P
A
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar P
B
= Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar Klasifikasi daya pembeda :
D : 0,00
– 0,20  : Jelek D
: 0,21 – 0,40  : Cukup
D : 0,41
– 0,70  : Baik D
: 0,71 – 1,00  : Baik sekali
11
10
Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2013, h.225
Untuk  mengetahui  daya  pembeda  dari  butir  soal    peneliti menggunakan  program  ANATES  lampiran.  Daya  pembeda  pada
penelitian ini memiliki daya pembeda cukup baik.Pada siklus I  terdiri dari 30 soal dengan kriteria daya pembeda “Baik Sekali” rata-ratanya sebesar
6,67,  kriteria  daya  pembeda  “Baik”  sebesar  13,3,  kriteria  daya pembeda “Cukup” sebesar 56,7, kriteria daya pembeda “ Jelek” sebesar
23,3. Sedangkan pada  siklus II terdiri  dari 20 soal dengan kriteria daya pembeda “ Baik Sekali”rata-ratanya  sebesar 15, kriteria daya pembeda
“Baik”  sebesar  35,  kriteria  daya  pembeda  “Cukup”  sebesar  40  dan kriteria daya pembeda “Jelek” sebesar 10.
3. Validitas
Tes Validitas ialah tes yang mampu mengungkapkan dengan tepat apa yang  akan  diungkapkan.  Alat  ukur  yang  validitasnya  tinggi  akan
mempunyai  kesalahan  yang  kecil  sehingga  data  yang  terkumpul merupakan  data  yang  dapat  dipercaya.Dalam  penelitian  ini  digunakan
program ANATES pilihan ganda untuk menentukan validitas soal. Secara statistik validitas dapat duji dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
12
  
 
 
 
 
 
 
 
 
 
2 2
2
Y Y
N X
NX Y
X XY
N r
xy
Keterangan : r
= Koefisien korelasi product-moment N  = Jumlah objek yang diteliti
X  = Jumlah skor butir Y  = Jumlah skor total
11
Ibid. h. 228
12
Subyantoro, Arief dan Suwarto, FX, Metode  Teknik Penelitian Sosial, Yogyakarta : C.V Andi Offset, 2006,  h. 163
Untuk  mengetahui  validitas  dari  butir  soal  peneliti  menggunakan program  ANATES  lampiran.  Pada  siklus  I  ada  30  soal  yang  digunakan
dalam penelitian ini terdapat 15 soal yang valid yaitu 1, 3, 5, 6, 9, 11, 14, 15, 17, 18, 20, 24 ,26, dan 29 sedangkan ada 15 soal yang tidak valid yaitu
2, 7, 8, 10, 12, 13, 16, 19, 21, 22, 23, 25, 27, 28, dan 30. Ada siklus II dari 20  soal  ada  10  soal  yang  valid  yaitu  2,  3,  5,  6,  7,  10,  12,  16,  18,  dan  20
sedangkan 10 soal yang tidak valid yaitu 1, 4, 8, 9, 11, 13, 14, 15, 17, dan 19.
4. Reliabilitas
Istilah  reliabilitas  sering  disebut  dengan  konsisten,  stabil  atau  dapat dipercaya. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai kepercayaan reliabilitas
yang  tinggi,  jika  tes  tersebut  dapat  memberikan  hasil  yang  tetap.  Uji reliabilitaskeandalan  dilakukan  dengan  menggunakan  teknik  belah  dua.
Untuk mencari reliabilitas keseluruhan dipakai rumus Teknik Hoyt sebagai berikut :
13
r
tt
= v
e
– v
r
v
e
= 1 – v
e
v
r
Keterangan : r
tt
= korelasi keandalan hoyt v
e
= variansi subjek v
r
= variansi ralat, variansi residu
13
Ibid, h. 164