Uji Asumsi klasik Metode Analis Data

52 d. Autokorelasi Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana kesalahan pengganggu dari periode tertentu µ berkorelasi dengan kesalahan pengganggu dari periode sebelumnya µ. Pada kondisi ini, kesalahan pengganggu tidak bebas tetapi satu sama lain saling berpengaruh. Bila kesalahan pengganggu periode t dengan t-1 berkorelasi, maka terjadi kasus korelasi serial sederhana tingkat pertama first order autocorrelation. Dengan adanya penyakit autokorelasi dalam suatu model persamaan ekonometrik akan mengakibatkan uji statistik menjadi tidak tepat dan interval kepercayaan menjadi bisabiased convidence intervals. Untuk menguji ada tidaknya penyakit autokorelasi dalam model persamaan penelitian ini, digunakan LM-test. Kriteria pengujian ada tidaknya autokorelasi dengan LM test adalah sebagai berikut : 1. Uji hipotesis Ho : tidak ada autokolerasi Ha : ada autokolerasi 2. Pada output Eviews5.0 adalah sebagai berikut: Bila Prob ObsR-square 0,05, maka terdapat autokorelasi tolak Ho, terima Ha Bila Prob ObsR- square 0,05 maka tidak terdapat autokorelasi. tolak Ho, terima Ha 53

3. Pengujian statistik

Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara individu dan bersama-sama mempengaruhi signifikan terhadap variabel dependen.Uji statistic meliputi Uji F, Uji t, dan koefesien determinasi. a. Uji signifikansi Simultan uji-F Dilakukan untuk menguji pengaruh semua variabel bebas terhadap variabel tidak bebas secara bersamaan. Pengujian ini bertujuan mendeteksi apakah semua variabel independen secara serentak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen Apabila nilai F-statistic lebih besar dari F-table, maka variabel- variabel bebas secara signifikan, sebaliknya apabila F-statistic lebih kecil dari F-tabel, maka variabel-variabel bebas secara bersama-sama tidak mempengaruhi variabel tidak bebas secara statistic. Kuncoro, 2003:219 b. Uji Parsial uji-t Bertujuan untuk menetapkan signifikansi pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen. Apabila nilai dari t- statistik lebih dari t-tabel, maka variabel bebas berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tidak bebas, sebaliknya apabila nilai t- statistik lebih kecil dari t-tabel, maka variabel bebas tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel tidak bebas. c Koefisien Determinasi R 2 Koefesien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel depennya. Nilai koefesien 54 determinasi adalah antara nol dan satu nilai R 2 yang kecil berati kemampuan variabel-variabel indenpenden dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas dan nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel depennya Kuncoro, 2003:220.

E. Operasional Variabel

1. Variabel Dependen : Produk Domestik Regional Bruto Y

Variabel dependen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Produk Domestik Regional Bruto Y. Variabel ini di ukur berdasarkan PDRB atas harga konstan Kota Depok di BPS Badan Pusat Statistik.

2. Variabel Independen

a. Pendapatan Asli Daerah X1

Variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendapatan Asli Daerah X1. Variabel ini diukur berdasarkan Laporan Realisasi Anggaran Pendatan dan Belanja Daerah Kota Depok tahunan di BPS Badan Pusat Statistik. Dengan menggunakan satuan dalam rupiah. Pendapatan asli daerah adalah pendapatan yang berasal dari dalam daerah yang bersangkutan yang merupakan hasil pajak, hasil retribusi daerah, hasil laba perusahan milik daerah dan juga pendapatan lainnya yang sah.

b. Dana Perimbangan X2

Variable independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dana Perimbangan X2. Variabel ini diukur berdasarkan Laporan Realisasi 55 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Depok tahunan di BPS Badan Pusat Statistik. Dengan menggunakan satuan dalam rupiah. Dana perimbangan merupakan pendapatan daerah yang berasal dari APBN untuk mendukung pelaksanaan kewenangan pemerintahan daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi kepada daerah, terutama peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin membaik Wijaya ,HAW.2005:33

c. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja X3

Variabel independen yang di gunakan dalam penelitian ini adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja X3.Variabel ini di ukur berdasarkan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Depok tahunan di BPS Badan Pusat Statistik. Dengan menggunakan persen . Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja adalah merupakan ukuran tingkat partisipasi penduduk dalam angkatan kerja yang dapat memberikan gambaran yang jelas sampai berapa jauh sebenarnya penduduk yang termasuk usia kerja 15 tahun ke atas benar-benar aktif di dalam bekerja dan tidak aktif bekerja.Penelitian ini menggunakan data dari jumlah angkatan kerja yang bekerja di bagi dengan jumlah penduduk usia kerja dalam kelompok yang sama dalam kuartalan di nyatakan dalam satuan persen. TABEL 3.1 Operasional Variabel No Variabel Simbol Sumber Data Data 1 Produk Domestik Y BPS Kuartalan 56 Regional Bruto PDRB 2 Pendapatan Asli Daerah PAD X1 BPS Kuartalan 3 Dana Perimbangan DP X2 BPS Kuartalan 4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja TPAK X3 BPS Kuartalan 57

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Kota Depok bermula dari sebuah kecamatan yang berada dilingkungan kewedana pembantu bupati wilayah Parung kabupaten Bogor, kemudian pada tahun 1976 perumahan mulai dibangun baik oleh Perum Perumnas maupun pengembang yang kemudian diikuti dengan dibangunnya kampus Universitas Indonesia UI serta meningkatnya perdagangan dan jasa yang semakin pesat sehingga diperlukan kecepatan pelayanan. Pada tahun 1981 pemerintah membentuk Kota Administratif Depok berdasarkan perarturan pemerintah Nomor 43 tahun 1981 yang peresmiannya pada tanggal 18 maret 1982 oleh menteri dalam Negeri H.Amir machmud yang terdiri dari 3tiga Kecamatan dan 17 tujuh belas desa yaitu www.depok.go.id 1. Kecamatan Pancoran Mas, terdiri dari 6 enam desa yaitu Desa Depok, Desa Depok Jaya, Desa pancoran Mas, Desa Mampang, Desa Rangkapan jaya , Desa Rangkapan Jaya Baru. 2. Kecamatan Beiji, terdiri dari 5lima desa yaitu: Desa keiji,Desa kemiri muka, Desa Pondok Cina , Desa Tanah Baru, Desa Kukusan. 3. Kecamatan Sukmajaya terdiri dari 6 enam Desa yaitu : Desa Mekarjaya, Desa sukma Jaya, Desa Sukmaju, Desa Cisalak, Desa Kalibaru, Desa Kalimulya.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Kemandirian Fiskal terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Era Disentralisasi Fiskal Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Utara Periode 2008-2012

6 112 101

Analisis Pengaruh Transfer Dana Perimbangan, Pendapatan Asli Daerah, dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Terhadap Belanja Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

3 50 114

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB KABUPATEN SLEMAN TAHUN 1994– 2009.

0 3 14

PENDAHULUAN ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB KABUPATEN SLEMAN TAHUN 1994– 2009.

0 2 11

STUDI KEPUSTAKAAN ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB KABUPATEN SLEMAN TAHUN 1994– 2009.

1 30 18

KESIMPULAN DAN SARAN ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH, DANA PERIMBANGAN DAN TENAGA KERJA TERHADAP PDRB KABUPATEN SLEMAN TAHUN 1994– 2009.

0 2 5

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP BELANJA DAERAH SERTA Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Belanja Daerah Serta Analisis Flypaper Effect (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi

0 2 17

PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP BELANJA DAERAH SERTA Pengaruh Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Perimbangan Terhadap Belanja Daerah Serta Analisis Flypaper Effect (Studi Kasus Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota di Provinsi

0 1 15

ANALISIS PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN DI KABUPATEN WONOGIRI.

0 4 9

ANALISIS PENGARUH PENDAPATAN ASLI DAERAH DAN DANA PERIMBANGAN TERHADAP BELANJA DAERAH KABUPATEN/KOTA DI SUMATERA BARAT PERIODE 2008-2010.

0 0 6